12. Back to Inggris

Cuaca di Inggris pagi ini cukup dingin. Austin memakaikan sebuah jacket sedikit tebal ditubuh blandina.

Nampak blandina masih agak kesusahan berjalan karena luka diperutnya belum sembuh.

Austin dengan gesitnya menggendong blandina dalam dekapan nya. Bau Citrus menampar sejenak hidung Blandin yang sangat dekat jaraknya di dada bidang kekasihnya.

" Apakah aku berat ?? " Tanya blandina malu-malu

" Siapa bilang kamu berat.., berat tubuhmu bagaikan sebuah kursi yang ada di meja makan " seloroh Austin asal sembari tersenyum kearahnya

" iiiisshhh...,nggak lucu tau " protes blandina sambil memukul dada bidang Austin.

Kali ini Austin tidak membawa blandina ke apartemen nya, dia langsung menuju mansion milik keluarga Stewards.

" Kita mau kemana, Austin..?? Ini kan bukan jalan menuju apartemen kamu ?? Tanya blandina bingung.

" Kita tidak akan ke apartemen , tapi ke mansion " jawab Austin sembari mengusap tengkuknya.

" Mansion??? Tanya blandina diangguki Austin pelan

" Ibuku ingin sekali bertemu denganmu, blandina avelia " timpalnya masih dengan tangan sebelah memeluk pinggang blandina.

Blandina menelan salivanya kasar.

" Ada apa ??? Tanya Austin saat menyadari kecanggungan diwajah cantiknya.

" Apa nyonya Alice akan menerimaku ??" Tanya blandina

" Ibuku tipekal wanita yang jarang bicara. Tapi tenang saja dia sangat menyukaimu dari dulu " ucap Austin meyakinkan.

Blandina menarik napas panjang

" Sudahlah, ini juga dia yang memintanya " lanjut Austin

" Benarkah ??" Tanya blandina kaget

" Tentu saja..., Dia ingin sekali bertemu dengan calon mantunya " ucap Austin sambil menggodanya.

Terlihat suasana hati blandina membaik setelah perkataan Austin barusan.

Hampir setengah jam perjalan ke mansion keluarga Stewards, dan itu cukup membuat perut blandina sedikit tidak nyaman. Untungnya, sebelum berangkat pagi tadi, dokter Edward telah menyuntikkan obat penghilang nyeri agar blandina bisa duduk nyaman selama di perjalanan.

Saat tiba di kediaman Stewards, blandina cukup tercengang melihat bangunan kokoh Nan megah.

Mansion Stewards merupakan sebuah bangunan dengan arsitektur bergaya eropa modern. Bangunan berwarna ungu-putih sukses membuat mata blandina tidak berkedip sama sekali.

Mobil mewah milik Austin mendekat kearah gerbang utama yang memiliki simbol S diatas gerbang.

Terlihat seluruh penghuni mansion telah berdirih didepan pintu yang besar.

Nampak Nyonya Alice dan kakek Russel Stewards tak sabar menunggu putri dari Edelweis Swan keluar dari mobil mewah mereka.

Terlihat Austin lebih dulu keluar dari mobilnya setelah Anthony membukakan pintu mobil miliknya.

Austin segera mengangkat blandina dan menggendongnya ala bridal.

Wajah blandina merah merona bukan karena udaranya yang dingin tapi karena perlakuan Austin didepan keluarga besar Stewards.

Austin tertawa kecil melihat wajah blandina yang lebih merona saat dia menggendong nya.

" Relax, darl !! Ucapnya setengah berbisik.

Blandina malah terlihat gugup saat telah berada di depan seluruh penghuni mansion tersebut.

" Wellcome home, sweety " ucap sang kakek menyapa lembut Blandina

" Bagaimana keadaanmu Ave ? " Tanya nyonya Alice

" Saya baik, nyonya-...

" Nyonya ?? Potong ibunya sambil menyipitkan matanya.

" Come on, mom... Tidak perlu memasang wajah begitu. Kau membuat wanitaku ketakutan!!" Cerocos Austin sembari masuk ke dalam rumah megah tersebut.

" Austin, jangan begitu. Tidak sopan !!! Umpat blandina masih dalam gendongannya.

" Tanganku mulai pegal berdirih disitu terus " ucapnya sambil menaruh blandina pelan di kursi yang telah disediakan oleh Anthony.

" Thanks Anthony " ucapnya sambil menunggu kedua orang penting dikeluarga Stewards masuk.

" Katanya berat badanku seperti kursi, kok sekarang malah ngedumpel nggak jelas begitu " ucapnya bermonolog sendiri.

Austin tertawa gemas melihat wajah blandina.

Orang yang ditunggu-tunggu pun masuk.

Blandina menatap was-was wajah cantik yang hampir tertutup usianya namun masih terlihat fresh dan memukau.

" Maafkan saya karena lancang masuk lebih dulu, nyonya " ucap blandina sopan.

" Panggil mommy, Ave " timpal nyonya Alice blak-blakan.

Blandina hanya mengangguk pelan mendengar ucapan nyonya Alice.

Austin duduk disamping blandina dan memegang lembut tangan mungil milik kekasihnya.

" Bagaimana kabar ayah kamu, Ave ??" Tanya kakek Russel lembut

" Daddy...dia baik kok kek " jawab blandina ramah.

" Syukurlah....!!!

" Kami terut berduka cita atas meninggalnya mommi kamu, Ave " ucap kakek Russel tulus.

Kali ini wajah blandina terlihat lebih menerima kenyataan yang ada.

" Bagaimana luka di perutmu " tanya nyonya Alice kali terlihat lebih keibuan.

" Sudah cukup membaik,nyo-...maksud aku mommi "

Nyonya Alice bernafas lega saat mendengar blandina memanggilnya mommi,seperti yang dia inginkan.

Berbeda dengan Austin yang terlihat mulai kesal melihat dua orang paruh baya yang terlalu banyak memberikan pertanyaan.

" Kita akan melanjutkan obrolan kita besok, saat Ave sudah merasa lebih baik " timpal Austin sambil menggendong blandina ala bridal kembali.

" Eh..Austin .,tapi aku tidak apa-apa kok !! " Potong blandina merasa tak enak hati.

" Istirahat lah nak " ujar sang kakek yang menyadari tingkat keposesifan cucunya.

Blandina menatap nyonya Alice sebentar.

Nampak senyum manis muncul di wajah wanita cantik tersebut.

Austin geleng-geleng kepala melihat tingkah ibunya yang membuatnya tidak habis pikir dengan wanita tersebut.

Diapun segera menuju ruangan yang ada lift nya dan langsung kamar yang telah disediakan oleh ibunya untuk blandina.

" Austin, terimah kasih untuk segalanya" terlihat mata blandina yang mulai berkaca-kaca.

Austin mendekat dan mengusap wajah blandina pelan.

" Itu sudah menjadi tanggungjawab ku,darl !! Aku sudah berjanji untuk menjagamu, maka aku akan menepati nya " timpal Austin

" Istirahat lah sejenak, aku akan kembali satu jam lagi. Mommi akan naik kemari untuk menjagamu " sambungnya.

Blandina benar-benar bersyukur untuk segala hal yang telah diberikan Austin.

" Yah sudah, istirahat lah. Jangan bergerak dulu. Kalo butuh apa-apa ada mommi " ucapnya sambil mencium mesra wanitanya.

Diapun bergegas keluar dari kamar blandina.

Blandina menatap punggung Austin yang menghilang dibalik pintu berwarna keemasan.

" Mom, ternya ave nggak salah memilih teman hidup " gumannya bahagia

Rasa hangat yang terasa di dalam hatinya membuat dirinya tertidur dengan sejuta perasaan yang indah.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!