" Maafkan aku karena tidak menghiraukan kehadiran mu waktu masih di Indonesia " ucap blandina membuka suara
" Its okay,Ave !! Tapi kamu memang harus mempertanggungjawabkan!!" Sergahnya dengan sorot mata tajamnya
Blandina mengerutkan keningnya bingung.
" Tidak perlu memasang wajah begitu, Blandina Avelia" sambil mendorong dahinya pelan.
Wajahnya benar-benar membuat seorang Austin tidak bisa mengalihkan pandangnya ketempat lain.
Blandina memoncongkan bibirnya saat mendapatkan respon dorongan di keningnya dari Austin.
" Ceritakanlah "!!! Ucapnya sembari memegang tangan blandina.
" Aku sempat down saat kehilangan sosok momi " ucapnya terdengar berat saat menyebutkan ibunya.
Austin serius mendengar cerita dari sang pemilik wajah teduh.
" Beruntung aku mempunyai Daddy dan Sarah yang selalu setia menemaniku" ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Austin menggeleng kepalanya pelan.
Sambil mendekap tangan blandina seakan-akan sedang memberikan kekuatan kepadanya.
" Aku sempat ketergantungan dengan barang berdosa itu " ucapnya dengan pandangan memilukan
" Narkoba ?" Tanya Austin cepat. Dia cukup terkejut tapi berusaha semaksimal mungkin untuk terlihat biasa saja didepan wanitanya.
" Bisa-bisanya stiff melewatkan informasi sebesar ini " Rintihnya dengan rahang yang mengeras.
Austin masih setia mendengarkan cerita blandina, yah walaupun hampir semua cerita yang diceritakan olehnya sudah didengar austin. walaupun ada satu informasi yang sempat dilewatkan nya.
" Sudah lebih baik ??" Tanya Austin sembari merapikan anak rambut blandina.
Blandina mengangguk. Hatinya mulai menghangat setelah menceritakan beban yang selalu menyesakan hatinya.
" Dengarkan aku baik-baik,kamu adalah milikku, dari dulu hingga sekarang kamu hanya milikku.
Jangan pernah melakukan hal yang menyulitkan hidupmu. Ucap Austin sembari menatapnya penuh cinta.
" Apapun yang terjadi, bergantunglah kepadaku, jangan sekali-kali menghindar atau berpikiran untuk pergi, karena aku pasti akan menemukanmu" ucapnya terdengar penuh penekanan.
Mendengar ucapan Austin barusan, membuat hatinya semakin menghangat.
Hari ini menjadi hari yang bahagia, setelah bertahun-tahun berpisah dan menyimpan banyak kenangan, Austin dan Blandina bisa bertemu kembali.
Flash back
Edinburgh, 11 tahun yang lalu
Di rerumputan yang hijau dengan panorama yang indah, nampaklah ke empat bocah sedang duduk beralaskan kain bermotif bunga, sedang menikmati kue buatan nyonya Edelweis Robertson. Yupp, dia adalah ibu dari si pemilik rambut cokelat dengan potongan wajah khas Indonesia-belanda.wajahnya lebih kental ibunya. Dia adalah Blandina avelia Robertson.
" Ave, cepat ikut momi mengambilkan beberapa cake yang sudah masak. Lihat Luke masih terlihat kelaparan" timpal nyonya edelweis diikuti tawa kecilnya
Yang di panggil pun segera berlari kecil menuju ibunya.
Tinggallah Luke , Austin dan Jasmine yang masih setia duduk sambil mengunyah cake buatan nyonya Edelweis.
" Mom, bolehkah aku menyukai Austin ??"
Sontak nyonya Edelweis hampir menjatuhkan nampan yang berisi beberapa cake saat mendengar ucapan frontal dari putrinya. Dia tertawa renyah mendengar ucapan putri kecilnya.
Dia sangat merasa gemas mendengar ucapan polos putrinya.
Dia segera menaruh nampan di meja, dan berjongkok menatap putri kecilnya.
" Memangnya apa yang kamu sukai dari anak itu ??" Tanya nyonya Edelweis memancing
" Dia tampan,mom " ucapnya polos
Nyonya edelweis tertawa gemas mendengar ucapan putrinya.
" Suatu saat nanti, Ave boleh kan menikah dengannya ??" Serunya sambil mengunyah kue ditangannya tanpa merasa beban dengan ucapannya.
Nyonya edelweis mencubit pipinya yang agak chubby karena gemas dengan ucapan putrinya.
" Apa yang dipikirkan anak ini mengenai pernikahan " gumannya dalam hati sambil menggelengkan kepala pelan
Ibunya memeluk Ave dan mengusap punggungnya lembut.
" Siapapun pria yang menikah denganmu nanti, momi harap dia akan menjagamu dengan baik " ucap nyonya Edelweis lembut
" Tentu saja mom, Ave yakin Austin akan menjagaku dengan baik " ucapnya ringan
" Ayo kita antarkan cake ini untuk pangeran tampanmu dan kedua sahabatmu " sembari menggandeng tangan mungil putrinya.
Nyonya edelweis dan Ave bergabung dengan ketiga bocah yang masih sibuk mengunyah kue buatan nyonya Robertson yang enak.
" Nyonya Edel, kue buatan anda enak sekali.bolehkah aku mengambil beberapa buah untuk ayahku ??" Tanya Luke dengan sorot mata berbinar.
" Tentu saja, kalian berdua juga boleh membawa beberapa kue untuk ayah dan ibu kalian " ucap nyonya Edelweis ramah sembari tersenyum kearah Jasmine dan Austin.
Berbeda dengan Ave yang masih setia menatap wajah tampan dengan manik warna hijau terang milik Austin Stewards.
" Ini kue untukmu, Austin " sambil menyodorkan sebuah cake strawberry kepada Austin.
Austin menerimanya dan memakan kue yang diberikan ave.
Ave tersenyum puas saat Austin dengan senang memakan habis kue pemberiannya.
Suasana di villa milik Robertson sangat menyenangkan.
Itu adalah liburan terakhir keluarga Robertson bersama dengan keluarga Graham, Stewards dan Brooklyn.
Besoknya, Ave dan keluarganya akan berangkat ke Indonesia. Tempat kelahiran sang ayah untuk melanjutkan bisnis hotelnya di sana.
Ave menangis sambil memeluk ketiga sahabatnya.
Wajah Austin terlihat dingin saat, Ave memeluknya dan mengucapkan kata perpisahan. Raut kesedihan nampak jelas terpancar dari ketiga sahabatnya namun apa daya Ave dan keluarganya harus ke Indonesia.
Kakek Robertson sudah sangat tua, dia sudah tidak sanggup mengelola perusahaannya.untuk itu Anderson Robertson harus ke Indonesia menjalankan bisnis sang ayah.
Perusahaan di Edinburgh akan ditangani oleh adiknya, Thomas Anderson.
" Nyonya Edel, bolehkah saya berbicara dengan Ave sebentar ??" Tanya Austin penuh harap
" Tentu saja boleh, kami akan ke bandara lima belas menit lagi sayang " ucap nyonya Edelweis, sembari mempersilahkan dua bocah tersebut menuju kolam renang.
Austin dan Blandina bergegas ke kolam renang.
" Ada apa Austin ?" Tanya blandina penasaran
" Apakah kamu akan melupakanku ???" Tanya Austin tiba-tiba
" Tentu saja tidak, kamu Luke dan Jasmine kan sahabat dekat aku" jawab blandina sambil tersenyum manis
Austin tertawa kecil kearahnya.
" Jangan lupa rindukan aku" sambungnya sambil menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna putih.
" Itu untukmu, sesampainya di Indonesia kamu boleh membukanya"
Blandina segera mengambil kotak tersebut dan memeluknya erat.
" Aku akan selalu merindukanmu Austin" ucapnya terharu dengan sikap manisnya
Blandina berlari kedalam rumahnya saat mendengar panggilan dari ibunya.
Dari jauh dia melambaikan tangannya kearah Austin , Jasmine dan Luke.
Kendaraan yang dinaiki blandina dan kedua orangtuanya menghilang dibelokan ujung .
Austin Jasmine dan Luke berharap suatu saat mereka dapat bertemu kembali.
Berbeda dengan Austin yang dengan penuh keyakinan akan bertemu dengan blandina
Flash on
Apartemen Luke Graham
Pukul 07.00 pagi
Terdengar sebuah ketukan di pintu apartemen nya.
Blandina segera keluar dari kamarnya dan bergegas ke depan. Saat sebelumnya, dia menatap sebuah pintu kamar yang masih tertutup.
" Apa dia belum bangun ??" Gumannya pelan sembari melangkahkan kakinya kedepan.
Ceklekk...
Pintu apartemen terbuka
" Morning...!!!" Sapa seseorang yang ternyata Luke Graham.
" Morning too " sapa blandina sembari mengajaknya masuk.
" Jangan bilang Austin menginap tadi malam disini" sergap Luke cepat saat melihat ada sepasang sepatu mahal di depan pintu masuk apartemennya.
" Iya,,,dia tidur dikamar tamu,luke. Tenang aja, aku gak bakalan aneh-aneh di rumah kamu kok " sambut blandina cepat, karena tahu arah maksud pertanyaan Luke barusan.
" Jangan ngomongin orang yang jelas-jelas bisa mendengar obrolan kalian " ucap suara yang gak asing lagi ditelinga mereka berdua.
Austin tiba-tiba keluar dengan memasang wajah masam.
" Ouh ,,, sorry bro !! Bukan begitu, aku pikir kamu tidak mendengarnya" ucap Luke setengah meledek.
Dari wajahnya, kelihatan banget kalo Austin sudah selesai bersih-bersih.
Pagi-pagi sekali, saat blandina masih asyik tidur dikamarnya, Austin malah menyuruh Thomas mengantarkan baju gantinya supaya dari apartemen Luke dia bisa langsung berangkat ke perusahaannya.
Blandina sama sekali tidak keheranan melihat penampilan Austin. Sudah pasti
Austin telah menyuruh asistennya untuk mengantarkan baju gantinya, entah tadi malam atau saat dirinya masih terlelap dalam mimpinya.
" Mau aku siapin sarapannya ?" Tawar blandina, saat menyadari penampilan Austin yang hendak ke kantor.
Austin tersenyum saat mendengar ucapan blandina barusan. Udah kayak istri yang mau nyiapin keperluan suami ketika hendak ke kantor.
" Lain kali aja, aku udah pesan makanan kok buat kita berdua " timpal Austin sembari tersenyum kearahnya.
Tak berapa lama, pesanan makanan yang dipesan Austin datang juga.
Blandina mengajak kedua pria tampan itu ke meja makan.
Mereka makan tanpa bersuara. Sesekali, Austin melihat kearah jam tangan mahalnya.
Tiba-tiba terdengar sebuah ketukan di pintu apartemen.
Blandina hendak berdirih untuk membukanya, namun Austin menahannya cepat.
" Tidak perlu Ave, Itu Thomas. Dia menjemputku kesini !!" Ucapnya sembari menghabiskan makanannya.
" Aku akan menjemputmu nanti siang, dan Luke thanks untuk tumpangannya tadi malam. Blandina akan tinggal bersamaku selama dia di Inggris" ucapnya sembari mengelus puncak kepala blandina.
Luke hanya tersenyum simpul kearah sahabatnya.
" Tentu saja, dia lebih aman bersamamu. Kalo terus-terusan bersamaku paparazi diluar sana pasti akan membuat berita tentang aku dan Blandina berpacaran " ucapnya tanpa berdosa.
Ada rasa kesal saat mendengar ucapan Luke, namun segera ditepisnya.
" Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi Luke, walaupun hanya sebatas gosip belaka !!" Ucapnya sarkas sembari pamit kepada blandina yang hanya diam saja mendengar kedua pria dihadapannya saling perang dingin.
" Jaga mata, jaga hati, jaga telinga. Jangan dengarkan gombalan gak jelas dari Luke" ucapnya sembari meninggalkan Luke dan Blandina di meja makan.
Setelah kepergian Austin, Luke tertawa terpingkal-pingkal mengingat wajah Austin tadi.
" Kok ketawa siy ??" Tanya blandina bingung melihat tingkah Luke.
" Wajah si manusia kutub tadi benar-benar biking lucu...ahhahaha !"" Timpal Luke sembari tertawa kembali
Blandina tak menggubris ucapan temannya malah menghabiskan makanannya.
" Oh iya,Luke ....,gimana kabar Jasmine ??" Apa dia baik-baik saja ? " Tanya blandina di sela-sela makannya
" Dia baik- baik saja Ave !! Dia malah sekarang sibuk sekali mengurus bisnisnya " jawab Luke.
" Apa dia tahu kedatangan aku disini?" Tanya blandina hati-hati.
Luke mengangguk pelan.
" Apa dia masih menyukai Austin ??" Tanya blandina hati-hati
Luke berhenti dari aktivitas mengunyah makanannya. Dia menarik napas panjang dan menatap blandina.
" Dia masih mengharapkan cintanya dibalas oleh manusia kutub itu" Luke tersadar dari ucapanya
Eeits...- aku tidak bermaksud untuk...- ucap Luke terbata-bata
" Tidak apa-apa Luke,aku bisa mengerti kok " potong blandina diikuti senyumnya
" Aku tidak akan menyalahkan Austin maupun Jasmine" lanjutnya sembari mengajak Luke menghabiskan makanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments