Butuh Waktu Dan Ruang

"Berapa lagi yang kau inginkan? kenapa kau ingin meminta lebih...Ha?" tanya Luna dengan kesal.

"Nona besar, kalau ingin berhasil kau harus bisa mengeluarkan banyak uang. kalau kau tidak sudi maka kau tidak akan berhasil mendapatkan apa yang kau inginkan," jawab pria itu.

"Kau melakukannya cukup tidak teliti, sehingga aku harus turun tangan sendiri," kata Luna dengan kesal.

"Mana mungkin tidak teliti? aku juga bukan pertama kali melakukan hal ini."

"Sesuatu yang seharusnya dihilangkan malah dibiarkan, kalau aku tidak turun tangan, maka pasti telah terungkap," ujar Luna.

"Nona besar...tapi aku telah melakukan apa yang kau inginkan."

"Lakukan sesuatu untukku! aku tidak ingin gagal untuk kali ini, untuk saat ini keluargaku tertimpa masalah. dan aku tidak bisa terlalu menunjukkan wajahku di tempat ini."

"Apa yang harus ku lakukan?" tanya Luna.

Luna berbisik di telinga pria itu, tidak tahu apa yang ingin dia perintahkan dan tidak tahu apa yang dia rencanakan.

Setelah memberikan sebuah amplop kepada pria yang dia upah, Luna pun segera mengenakan kaca mata hitam dan meninggalkan tempat itu.

Di sisi lain Leo sedang membuat panggilan dengan seseorang. adik tiri Ryan sedang berada di kamarnya dan berbicara dengan suara yang pelan.

"Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku, berapapun bayarannya asal kau berhasil maka aku akan membayarmu!" ujar Leo dengan suara kecil.

"Baiklah, aku akan melakukannya, jangan khawatir! ini hanya soal waktu," jawab seorang pria yang di seberang sana.

"Lebih cepat, lebih bagus, aku tidak ingin masalah ini berlarut begitu lama," jawab Leo yang kemudian memutuskan panggilannya.

Rumah sakit tempat Cecilia dirawat.

Ryan menemui dokter yang merawat calon istrinya.

"Dokter, bagaimana dengan kondisi istriku? apakah dia baik-baik saja?" tanya Ryan yang duduk di ruangan dokter itu.

"Tuan, kondisi pasien telah mulai membaik, jangan khawatir! hanya saja...luka jahitnya masih belum kering. maaf kalau saya lancang. pelaku itu melakukannya dengan sangat kasar. sehingga pendarahan yang pasien alami butuh waktu untuk sembuh. walau telah dijahit akan tetapi harus dirawat baik-baik. dan seminggu kemudian bawa istri Anda untuk melakukan pemeriksaan. karena rahimnya mengalami luka dalam maka harus sering diperhatikan!"

"Terima kasih, Dokter! dan bagaimana dengan kondisi mentalnya?"

"Belakangan ini apakah dia ada menunjukan emosi lain?"

"Tidak ada! istriku seperti biasa saja, aku hanya tidak ingin dia memendamkan perasaannya. aku khawatir kalau dia bersikap seperti biasa di depanku akan tetapi memendamkan perasaan sedih dan tidak ingin aku mengetahuinya," jawab Ryan.

"Pasien butuh waktu, rawatlah dia dengan baik, agar hal yang tidak menyenangkan tidak terjadi lagi. gunakan waktu Anda untuk menemaninya dan untuk saat ini jangan tinggalkan dia sendirian!"

"Aku mengerti!" jawab Ryan yang kemudian bangkit dari tempat duduknya.

"Tuan, seorang gadis yang baru mengalami tragedi ini, dia pasti akan trauma dalam jangka waktu yang lama. saat ini Anda adalah satu-satunya yang bisa membantu pasien keluar dari masa lalu. dan tentu saja dalam hal ini juga butuh kesabaran Anda," ujar Dokter itu.

"Cecillia adalah calon istriku, sampai kapanpun aku akan menjaganya dengan baik. dan aku akan berusaha untuk membuatnya keluar dari masa trauma," kata Ryan.

"Baiklah, istri Anda sudah bisa pulang! tapi, minggu depan jangan lupa bawa dia ke sini untuk periksa!"

"Iya, sampai jumpa minggu depan," jawab Ryan.

Di sisi lain Cecillia yang keluar dari kamarnya, ia berjalan dan melihat sekitaran sana.

"Di mana Ryan? kenapa masih belum melihatnya?" gumam Cecillia.

Ryan yang baru keluar dari ruangan dokter itu dia ingin menuju ke kamar VIP tempat Cecillia dirawat, dan di saat yang sama seorang wanita datang menghampirinya.

"Ryan, aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini," sapa wanita itu yang tak lain adalah mantan kekasih Ryan, Gigi.

"Gigi, kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya Ryan.

"Salahku juga, karena aku menyetir dalam keadaan mabuk sehingga menabrak pohon hias di tepi jalan," jawab Gigi yang menyentuh bagian dahinya yang ditempel perban.

"Apakah lukamu parah?"

"Lumayan parah, dokter ingin aku tinggal di sini dan aku menolak, aku tidak suka aroma obat," jawab Gigi.

"Kamu tidak pernah berubah sama sekali, tidak suka mendengarkan masukan dari dokter," kata Ryan.

Ryan dan Gigi yang sedang berbicara telah dilihat oleh Cecillia yang berdiri di pojokan sana.

"Bukankah dia adalah mantan kekasih Ryan? sejak kapan dia kembali?" batin Cecillia.

"Kamu masih ingat dengan kebiasaanku, sungguh tidak ku sangka. setelah berpisah tiga tahun kau masih ingat," ujar Gigi yang menyadari Cecillia yang berdiri di pojokan sana sedang memandang mereka.

"Mana mungkin aku lupa dengan sifatmu, kau selalu tidak ingin kalah dan hanya ingin menang saja," jawab Ryan.

"Ryan, andaikan di saat itu aku tidak pergi, mungkin sekarang kita telah menikah, aku sangat menyesal. pria sebaikmu mana ada wanita yang tidak suka," kata Gigi dengan sengaja.

"Ini sudah masa lalu, jangan diungkit lagi!" kata Ryan.

"Ryan, kepalaku sakit sekali, apakah kamu bisa memapahku ke mobil. aku akan menyetir sendiri pulang ke rumah," pinta Gigi dengan sengaja.

"Kamu harus rawat di rumah sakit, aku akan membawamu menjumpai dokter!" ujar Ryan yang memapah mantan kekasihnya itu. pria itu tidak menyadari bahwa Cecillia sedang melihat mereka berdua.

"Dokter telah memberiku obat, aku akan minum obat setelah sampai ke rumah, tolong bawa aku ke mobil saja dan aku akan pulang sendiri!" pinta Gigi yang pura-pura kesakitan.

Ryan dengan tanpa curiga ia memapah mantannya itu sambil berjalan menuju Lift. sementara Cecillia hanya bisa menahan cemburu dan tidak nyaman dengan kedekatan pria yang dia cintai dengan mantannya itu.

"Apakah ini tandanya cinta mereka bersemi kembali setelah berpisah selama tiga tahun? Ryan, apakah janjimu itu hanya sekadar karena simpati padaku atau memang dari hatimu?" batin Cecillia.

Cecillia mengeluarkan air mata karena hatinya terasa perih. baru saja dirinya mengalami kejadian buruk dan kini cobaan baru yang datang melanda dirinya.

"Apakah Ryan masih memiliki perasaan pada mantannya? semua orang pasti sangat sulit melupakan cinta pertamanya. apakah Ryan juga sama," gumam Cecillia..

Setelah beberapa menit kemudian Ryan kembali ke kamar calon istrinya.

Klek

"Cecillia, kata dokter hari ini kamu sudah bisa pu--" ucap Ryan yang terhenti karena tidak melihat gadis itu di dalam kamar.

"Cecillia, apa kamu di kamar mandi?" tanya Ryan yang menghampiri kamar mandi yang ada di dalam sana. saat Ryan membuka pintu ia tidak melihat Cecillia ada di sana.

Saat Ryan ingin melangkah ke arah pintu, ia melihat terdapat sepucuk surat yang ada samping meja ranjang itu. lalu ia mengambil surat tersebut dan membacanya.

"Ryan, jangan mencariku! kita hanya butuh waktu dan ruang, untuk sementara ini kita jangan bertemu. pastikan apa yang kita ingin dan apa yang kita tidak inginkan. aku hanya ingin kamu tahu bahwa...aku tidak butuh simpatimu. aku bisa menjalani hidupku dengan baik. jangan merasa bersalah terhadapku. karena kamu tidak bersalah. Ryan, satu pilihan menentukan kebahagianmu. jangan terburu-buru membuat keputusan. mungkin saja di hatimu belum tentu ada ruang untukku. jangan cemas! aku tidak akan melakukan hal bodoh. dan jangan mencariku!"

"Cecillia, kenapa kamu melakukan ini?" ucap Ryan.

Terpopuler

Comments

Alena Kimmy Kimberly

Alena Kimmy Kimberly

pusing palak 🫡🫡🫡 Luna yang jahat apa leo

2023-02-23

0

🍒🍓~♡SugarBerry♡~🍓🍒

🍒🍓~♡SugarBerry♡~🍓🍒

mencurigakan.

2023-02-22

0

Lydia

Lydia

Lanjut Author.... terima kasih 😁

2023-02-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!