"Ini hanya tebakan saja, belum pasti benar. kami harus memastikan apakah mereka memang perampok atau hanya rencana. oleh sebab itu. kami butuh kesaksian korban," kata Detektif itu.
"Adikku akan segera tiba, kita akan menunggunya. dia pasti hancur dan tidak tahu bagaimana dia harus menghadapi masalah ini. dan bagaimana pula dengan Cecillia," ujar Luna yang khawatir.
Setelah beberapa jam kemudian.
Ryan tiba di depan rumah sakit, calon suami Cecillia langsung keluar dari mobilnya dan langsung berlari menuju ke kamar calon istrinya. dan di saat yang sama Luna masih sedang menemani Cecillia yang masih belum sadar.
Klek...
Suara buka pintu kamar Cecillia
"Kakak," suara panggilan Ryan yang baru melangkah masuk.
Luna yang mendengar panggilan itu langsung berdiri dan menatap sedih ke arah adiknya.
Ryan berdiri diam di sana karena melihat calon istrinya sedang berbaring dengan wajahnya yang bengkak, dan tidak sadarkan diri. rasa sakit hati pria itu sehingga mengepal kepalan tangannya.
Ia melangkah dengan perlahan menghampiri tunangannya.
"Apa kata dokter?" tanya Ryan yang melihat gadis itu dengan berlinang air mata.
"Tidak baik! seperti yang kamu lihat, dokter juga pesan harus mengawasi Cecillia kalau dia sadar, karena dikhawatirkan dia tidak bisa menerima kenyataan ini dan akan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya," jawab Luna.
"Terus?"
"Dia juga mengalami pendarahan dalam, rahimnya robek dan sudah dijahit. untuk pemulihannya butuh waktu cukup lama," lanjut Luna.
"Apakah sudah dapat pelakunya?" tanya Ryan yang mengelus kepala gadis itu.
"Tidak dapat, dia pergi begitu saja. dan tidak meninggalkan jejak," jawab Luna.
"Kenapa tidak periksa spermanya?"
"Saat aku tiba Cecillia berada di dalam bathub, dengan air yang penuh. kata dokter tidak ada lagi yang bisa dijadikan bukti."
"Dia sudah pingsan di saat itu, tidak mungkin dia masih bisa berendam ke dalam bathub.pasti pelaku itu yang memasukan dia ke dalam air untuk menghilangkan bukti," ujar Ryan sambil menahan emosi.
"Detektif butuh keterangan darimu."
Setelah beberapa menit kemudian Ryan bertemu dengan detektif yang datang menemuinya.
"Tuan Andres, kami adalah detektif yang menangani kasus perampokan ini, saya adalah detektif Woll.
"Detektif Woll, apa yang bisa bantu?" tanya Ryan dengan wajah lesu.
"Tuan Andres, maaf atas kejadian ini, kami turut simpati," ucap Detektif.
"Apa padangan pihak kepolisian mengenai kasus ini?" tanya Ryan.
"Ini adalah foto-foto lokasi kejadian, semua barang berserakan. tolong memberitahu kami apakah ada barang yang tidak ada di dalam foto ini? kamu memotret semua tempat."
"Kotak perhiasan merah isinya adalah kalung dan anting-anting yang aku berikan untuk istriku," kata Ryan yang melihat foto kotak perhiasan yang kosong.
"Berarti dua perhiasan hilang dibawa lari si pelaku," ujar Detektif Woll.
"Apakah tidak ada petunjuk sama sekali? aku yakin dia sengaja ingin menghilangkan bukti agar tidak ada yang tahu siapa dia," tanya Ryan.
"Tuan Andres, kami akan segera menangkap pelakunya, silakan ikut kami ke kantor polisi untuk mengambil keterangan!"
"Baiklah!" jawab Ryan.
Setelah satu jam kemudian
"Mengenai suara yang ku dengar sangat asing, mungkin saja aku memang tidak mengenalnya," kata Ryan.
"Tuan Andres, apakah Anda bisa tolong menceritakan apa yang terjadi?"
"Malam itu aku hubungi istri saya untuk memberitahunya bahwa aku sudah tiba dan tinggal di sebuah hotel," jawab Ryan.
"Akan tetapi tidak ada yang menjawab panggilanku, setelah beberapa saat kemudian tidak tahu siapa yang menekan tombol jawab panggilan. dan aku mendengar suara istriku yang kesakitan dan menangis. aku sangat sakit hati dan ingin segera pulang menyelamatkan dia. tapi aku tidak bisa karena aku di luar negeri," jawab Ryan.
"Setelah setengah kemudian aku juga mendengar istriku melawannya, dan kemudian dia melakukan tindakan kekerasan terhadap istriku. setelah itu aku tidak mendengar suara istriku lagi," lanjut Ryan.
"Ini handphoneku dan akun merekam suara pria itu, aku berharap dengan bukti ini bisa membantu," ucap Ryan.
"Kami akan membandingkan semua jenis suara dari tersangka incaran pihak kepolisian. mudah-mudahan saja bisa membantu kami mengetahui pelakunya," kata Detektif Woll.
Setelah satu jam kemudian.
"Terima kasih atas kerja samanya," ucap Detektif Woll.
"Detektif Woll, saya hanya berharap pelakunya segera ditangkap. kalau butuh bantuan saya, tolong hubungi saya," ujar Ryan.
"Baiklah, kami akan menghubungi Anda kalau kami butuh bantuan," jawab Detektif Woll.
Tidak lama kemudian Ryan pergi meninggalkan kantor polisi. Detektif Woll dan rekannya melihat pria itu berjalan dengan tidak semangat dan wajah yang lesu.
"Detektif, apakah Anda mencurigai dia?" tanya rekannya yang bernama Philip.
"Tidak! aku hanya ingin memastikan saja, ini bukan kasus biasa. kita tidak bisa pasti apakah ini benar-benar perampokan atau memang sudah direncanakan dari awal," jawab Detektif Woll.
"Selama mengambil keterangan, dia selalu menyebut" istri saya" dan kelihatan bahwa dia sangat mencintai gadis itu," ujar rekan lainnya yang bernama Muphy.
"Tidak semua pria bisa menerima bahwa calon istrinya diperk*sa, dan kebanyakan dari mereka memilih pergi meninggalkan calon istrinya begitu saja," ujar Philip.
"Apakah menurutmu Ryan Andres akan meninggalkan gadis itu? gadis itu sudah cukup malang," tanya Muphy.
"Selama kita menangani kasus permerkos*an, ada sembilan puluh sembilan persen prianya memilih pergi. oleh sebab itu aku tidak yakin apakah Ryan Andres masih berminat menikahi gadis malang itu.apa lagi dia adalah pria kaya dan kalau sampai berita ini tersebar maka nama baik keluarganya akan tercemar," jawab Philip.
"Apapun yang terjadi kita harus segera mengetahui siapa pelakunya," ujar Detektif Woll.
Ryan yang baru selesai diinterogasi langsung menuju ke rumah sakit. selama mengendarai mobil ia masih terbayang dengan suara Cecillia yang mengerang kesakitan dan juga menangis.
"Aku adalah pria yang gagal melindungi istri sendiri, andaikan aku membawanya bersamaku, maka ini tidak akan terjadi," batin Ryan.
Ryan menuju ke arah lain dan melajukan mobilnya, tidak tahu ke mana tujuannya. ia mengeluarkan air mata dan mengenggam setirnya dengan erat. wajah pria itu terlihat sedang menahan emosi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Lydia
Lanjur Author.... terima kasih 😀
2023-01-31
0
susi
🤔🤔🤔🤔
2023-01-31
0
enny24
knpa pkiran ku tertuju ke leo ya,
2023-01-31
0