Penyesalan Ryan

"Bagaimana kalau kita minum bersama!"ajak wanita itu dengan senyum.

"Gigi, aku sudah banyak minum dari tadi," jawab Ryan.

"Kelihatannya kau ada masalah, apakah bisa memberitahuku?" tanya Gigi yang duduk di samping mantan kekasihnya itu.

"Hanya masalah perusahaan saja, sudah biasa!" jawab Ryan yang menghabiskan minumannya.

"Aku sudah membaca beritamu, dia sangat cantik. kelihatannya dia adalah bidadarimu."

"Apa rencanamu setelah tamat pelajaranmu?"

"Aku hanya ingin membantu perusahaan papaku, mungkin saja ke depannya kita akan sering bertemu. perasaan ini sangat bahagia," jawab Gigi dengan senyum.

"Apakah dia tahu tentangku?" tanya Gigi.

"Sudah tahu!" jawab Ryan yang tanpa menoleh ke arah gadis itu.

"Aku berharap dia tidak cemburu jika suatu saat kita bekerja sama!"

"Cecillia adalah gadis yang sangat pengertian, dia tidak akan salah paham dengan masa lalu. dia sangat dewasa," jawab Ryan sambil melihat cincin tunangan yang melingkar jari manisnya.

"Kelihatannya dia sangat spesial bagimu, kamu sangat memujinya," ucap Gigi yang merasa cemburu.

"Bukan memuji tapi kenyataan, Cecillia adalah seorang gadis yang sangat istimewa, dia memiliki mata yang indah, senyuman yang manis, dan sangat lembut dan perhatian. dia bukan gadis yang mudah merajuk ataupun yang bisa bicara dengan nada tinggi. dia baik pada siapapun. sifatnya membuatku tidak sabar ingin menikahinya dan hidup bersamanya," ungkap Ryan dengan tersenyum mengingat calon istrinya.

"Semua yang kamu katakan adalah kelebihannya, seakan dia tidak memiliki kekurangan," kata Gigi.

"Di mataku sampai kapanpun dia adalah gadis yang paling sempurna," jawab Ryan yang bangkit dari tempat duduknya.

"Kita baru bertemu kembali setelah berpisah bertahun-tahun, kenapa kamu ingin cepat pergi?" tanya Gigi yang ikut berdiri.

"Gigi, sekarang sudah tidak sama dengan dulu, kita sudah pisah jalan," ujar Ryan.

"Apakah kamu tidak memiliki sedikitpun perasaan terhadapku? kita bersama selama tiga tahun dan apakah begitu mudahnya kamu melupakan kenangan kita?"

"Kenangan tidak bisa dihapus tapi tidak seharusnya diingatkan, masih ada seseorang yang sangat membutuhkanku. dialah yang harus ku ingat. masa lalu tidak bisa kembali lagi!"

"Kamu masih marah padaku, karena aku pergi begitu saja?"

"Marah...aku sangat marah, kau pergi begitu saja tanpa memberitahuku, aku yang saat itu ingin menikahimu dan menganggapmu sebagai ratuku. aku putus asa dan sedih karena harus berpisah sehingga aku tidak ada semangat hidup. aku membencimu dan juga mencintaimu," jawab Ryan.

"Tidak lama kemudian aku bertemu dengan Cecillia, dia menarik perhatianku, hidupku menjadi berwarna. dan aku kembali bersemangat. mata indahnya telah membuatku jatuh cinta untuk kedua kali. dan aku bersumpah pada diriku sendiri tidak akan meninggalkan dia walau apapun yang terjadi di masa depan," lanjut Ryan.

"Gigi, aku pernah mencintaimu, tapi tiga tahun yang lalu aku telah jatuh cinta padanya, setiap bersamanya aku sangat bahagia. aku sangat merindukan dia. apakah kamu tahu, saat ini aku sangat merindukan dia. aku takut kehilangan gadis yang telah mewarnai hidupku. andaikan aku kehilangan dia aku tidak tahu bagaimana aku harus meneruskan hidup ini," ujar Ryan yang mengeluarkan air mata.

"Apakah dia begitu penting bagimu?" tanya Gigi.

"Dia adalah segalanya bagiku!" jawab Ryan yang melangkah pergi meninggalkan club malam.

"Biarkan saja dia pergi, Ryan dan Cecillia adalah sepasang kekasih yang tidak bisa dipisahkan," ujar teman Ryan sambil menuang minuman.

"Kamu mengenalnya?" tanya Gigi.

"Ryan sangat mencintai gadis itu, dan mengenalkan kepada semua temannya, Cecillia bukan hanya cantik dia juga sangat lembut. Ryan sangat melindunginya dengan baik dan hati-hati. kami semua bisa melihat betapa bahagianya Ryan saat bersama Cecillia."

"Aku mengira Ryan akan menungguku pulang, tapi ternyata dia langsung melupakanku saat wanita itu muncul," batin Gigi.

Rumah sakit.

Luna berjalan ke sana sini dengan cemas, ia mencoba menghubungi adiknya berulang kali akan tetapi tetap gagal.

Tidak lama kemudian Ryan kembali ke rumah sakit.

"Kakak, kenapa ada di sini?" tanya Ryan.

"Ryan, kenapa seharian kakak tidak bisa menghubungimu?" tanya Luna yang cemas dan menghampiri adiknya.

"Handphoneku kehabisan baterei, bagaimana dengan Cecillia?" tanya Ryan.

"Masih belum sadar, dokter tadi datang periksa kondisinya masih belum baikkan," jawab Luna yang khawatir.

"Mari kita duduk di sini!" ujar Luna yang duduk di kursi bersama Ryan.

"Apakah kamu pergi minum?" tanya Luna.

"Iya, untuk melepaskan tekanan," jawab Ryan.

"Apakah tekananmu sudah hilang?"

"Tidak!" jawab Ryan dengan wajah lesu.

"Apakah kamu menyesal?"

"Kenapa harus menyesal?"

"Ryan, kamu sudah tahu, kan kondisi Cecillia, kakak juga tahu apa yang dibutuhkan pria di saat memilih seorang wanita. mereka berharap pasangan mereka adalah gadis yang masih perawan. kondisi inilah yang menentukan apakah gadis itu bisa bahagia atau tidak," jelas Luna.

"Kenapa kakak berpikir demikian?"

"Bukankah begitu? apakah pandanganmu terhadap Cecillia yang sekarang? dia bukan gadis yang masih perawan, dan kalau kau menikahi dia. maka apakah kau sudah menerima dia apa adanya?"

"Kakak, aku mencintainya, aku menghabiskan beberapa gelas minuman, selama aku minum aku sangat putus asa. aku putus asa dan sedih karena aku gagal melindungi wanita yang ku cintai. aku sangat sakit hati setiap mengingat kembali suara tangisannya. betapa sakit dan hancurnya dia di saat dia mengalami hal itu. aku sangat tidak berguna dan sangat menyesal," ujar Ryan.

"Ryan, apakah kamu masih mencintainya seperti dulu?"

"Kakak, aku tetap mencintainya walau apapun yang terjadi, aku akan selalu berada di sisinya," jawab Ryan.

"Ryan, ketika kau sudah membuat keputusan maka jangan lupa dengan apa yang ucapkan sekarang. kakak hanya tidak ingin ke depannya kamu menyesal dan mengungkit masalah ini!"

"Tidak akan! Cecillia sangat penting bagiku, aku masih menikahinya, dan yang paling ku khawatirkan adalah bagaimana dengan kondisinya setelah dia sadar. dia pasti tidak bisa menerimanya. ini akan menjadi mimpi buruk baginya," ujar Ryan.

"Kakak bangga padamu, apakah kamu tahu, saat kamu pergi dan belum kembali kakak takut dirimu akan memilih pergi meninggalkan dia. kalau sampai terjadi maka hidupnya akan semakin hancur. kakak tidak ingin dia seperti kakak yang memilih mengakhiri hidup sendiri," kata Luna.

"Apakah saat itu kakak sangat sakit?"

"Kecewa, sedih, sakit hati, perasaan hancur sehingga sulit untuk bernafas, inilah yang ku rasakan saat itu.oleh sebab itu masa depan Cecillia ada di tanganmu. kejadian ini adalah luka yang dalam dan trauma bagi seorang gadis. dan mungkin saja dia akan terbayang kejadian itu atau bermimpi buruk setiap malam," ungkap Luna.

"Ryan, kejadian yang menakutkan ini hanya kamu yang bisa membantunya untuk bangkit, ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama. asal kamu bersabar dan memberi dia kasih sayang dan membuat dia percaya pada diri sendiri. maka dia akan sembuh," ujar Luna.

"Apakah kamu sudi merawat Cecillia apapun yang terjadi saat dia sadar nanti?"

Terpopuler

Comments

Alena Kimmy Kimberly

Alena Kimmy Kimberly

👏👏👍👍👍👍

2023-02-03

0

lenong

lenong

semoga omongan kamu sekarang gak berubah nanti nya Ryan, aku pegang kata2 kamu👍👍

2023-02-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!