"Aku sudi merawatnya setiap saat, dia adalah wanita yang paling ku cintai," jawab Ryan.
"Hargailah perasaannya! jangan membiarkan dia bernasib sama denganku. kakak tidak berani lagi mengenal pria manapun," ujar Luna.
"Selama ini...kakak pasti sangat menderita," ucap Ryan.
"Bekas luka masih ada, terkadang juga akan bermimpi buruk, kondisiku dan Cecillia tidak sama. saat kejadian adalah kesalahanku yang minum hingga mabuk dan terjadilah sesuatu yang tidak seharusnya. setelah itu aku menyesal. aku kehilangan semuanya. kesucianku, tunanganku, kepercayaan pada diri sendiri dan juga orang lain," ungkap Luna.
"Sedangkan Cecillia adalah korban, dia tidak pantas menerima semua ini, dia tidak bersalah. jangan membiarkan mimpi buruk ini menghantuinya," ujar Luna.
"Kakak, aku sangat tahu kondisimu saat itu, oleh sebab itu aku tidak ingin Cecillia begitu juga. aku ingin menjaganya dengan baik. Kakak, untuk saat ini aku akan cuti kerja. aku hanya ingin fokus menjaga calon istriku. aku ingin dia kembali seperti dulu. dan melihatku setiap saat," kata Ryan.
"Jangan khawatir soal perusahaan, Leo juga akan pulang tidak lama lagi. kamu tenang saja menemani Cecillia. di saat ini dia sangat butuh dukungan kita!" jawab Luna.
"Kakak, terima kasih karena pengertiannya!"
"Kenapa berkata demikian?"
"Kakak telah membantuku menyembunyikan masalah dari orang luar, dan aku tahu niat kakak adalah ingin menjaga nama baik Cecillia."
"Selama ini kakak telah menganggapnya sebagai adik ipar sendiri, dia sudah bagian dari keluarga kita," kata Luna.
"Baiklah, kakak boleh pulang dan istirahat, aku akan berjaga di sini," ucap Ryan yang bangkit dari tempat duduknya.
"Kamu sudah kewalahan, bagimana kalau kamu pulang dan istirahat dulu, biar kakak yang jaga di sini!"
"Aku tidak ingin meninggalkan dia walau hanya sedetik," jawab Ryan dengan senyum dan melangkah menuju ke kamar calon istrinya.
"Mudah-mudahan cepat berlalu," gumam Luna.
Ryan memasuki kamar tempat Cecillia dirawat, pria itu menghampiri gadis itu yang berbaring di sana. ia menatap sedih pada calon istrinya itu.
"Cecillia, bukalah matamu dan lihat aku sekarang, aku di sini sedang menunggumu sadar!" ucap Ryan.
Di malam itu Ryan duduk di samping ranjang di sepanjang malam. ia bisa memahami apa yang dirasakan oleh calon istrinya itu. walau kewalahan dan belum istirahat akan tetapi ia tidak ingin memejamkan matanya.
Jam dinding menunjukan pukul 03.00.
Cecillia membuka matanya dan melihat pria yang dia cintai telah tertidur di sofa, wajah lesu pria itu terlihat dengan begitu jelas. Cecillia mengeluarkan air matanya saat melihat calon suaminya yang tidur di sana.
Gadis itu bangkit dengan perlahan dan turun dari ranjangnya. ia berdiri dengan berlinang air mata. rasa sedih, malu, dan sakit membuatnya hanya bisa nangis dalam diam.
"Ryan, maafkan aku. aku bukan yang dulu lagi. aku merasa sangat jijik pada diriku sendiri. aku juga tidak layak lagi menjadi istrimu," batin Cecillia.
Gadis itu meninggalkan kamarnya dan menuju ke anak tangga. ia menaiki anak tangga dengan perlahan dan wajah sedih dan terluka. hancur sudah dirinya akibat kejadian yang dia alami.
"Aku tidak sanggup untuk meneruskan hidupku, lebih baik aku mati dari pada harus menanggung malu seumur hidup," batin Cecillia.
Setelah beberapa menit kemudian Cecillia tiba di atas gedung rumah sakit. sementara Ryan terbangun dan bangkit berubah posisi duduk di sofa. ia berkeringat dingin dan menarik nafas panjang.
"Apa yang aku mimpikan? kenapa mimpi ini seperti nyata," gumam Ryan.
Saat ia memandang ke arah ranjang ia langsung berdiri dan berlari keluar dari kamar itu, ia sangat cemas karena tidak melihat calon istrinya di sana.
"Cecillia...Cecillia...," teriakan Ryan yang melihat sekitaran posisi tempat dia berdiri. kemudian ia pun menaiki tangga yang di sana.
"Cecillia...Cecillia...Cecillia...Cecillia...."
Cecillia yang berdiri di pinggiran ketinggian gedung itu sambil melihat ke bawah. ia bertekad ingin mengakhir hidupnya di saat itu juga.
"Impianku sudah hancur, aku tidak ingin hidup dengan mimpi buruk itu. hanya mati baru bisa mengakhiri semuanya," ucap Cecillia.
"Ryan, aku mencintaimu tapi aku tidak bisa lagi bersamamu dan aku juga yakin suatu saat dirimu pasti akan jijik denganku. aku sangat memahami bahwa dirimu sangat suka kebersihan," gumam Cecillia.
"Cecillia...," teriak Ryan yang mendatangi calon istrinya. raut wajah pria itu sangat cemas saat melihat Cecillia yang berdiri di pinggir ketinggian itu.
"Cecillia, di sana sangat bahaya, datanglah ke sini!" bujuk Ryan.
"Ryan, biarkan aku memilih jalan hidupku sendiri," kata Cecillia yang sedang menangis.
"Tidak bisa! hidupmu aku yang tentukan, dari dulu hingga saat ini aku yang tentukan. hidupmu ada di tanganku dan kau harus mendengar perintahku. ayo cepat ke sini. di sana sangat bahaya. kamu tidak bisa lama-lama berdiri sana!"
"Ryan, aku tidak sanggup lagi menghadapi semua yang telah terjadi, aku sangat takut setiap mengingatnya. aku merasa kotor...sangat kotor," tangisan Cecillia.
"Cecillia, dirimu adalah wanita yang ingin ku nikahi. kita akan menikah setelah kamu sembuh. jangan lupa ini adalah janji kita. kau tidak boleh mengingkarinya!"
"Tidak! Ryan, jangan merasa kasihan padaku, aku tidak akan memaksamu untuk menikahiku. kau boleh pergi dan putus hubungan denganku. aku tidak sanggup untuk berhadapan denganmu dan aku juga merasa jijik dengan diriku sendiri."
"Cecillia, selama ini aku sudah menganggapmu sebagai istriku, hingga saat ini aku masih tetap mencintaimu. jangan melakukan perkara bodoh. marilah...kita mulai dari awal. aku akan membantumu melupakan masa lalu," bujuk Ryan yang berusaha menenangkan calon istrinya.
Cecillia menangis dan tersenyum melihat pria yang dia cintai itu. kesedihan yang di alami oleh dirinya tidak mungkin bisa sembuh dalam waktu yang lama.
"Ryan, lupakan saja aku! dirimu pantas mendapatkan yang lebih baik, yang sepadan denganmu. aku telah kehilangan kesucianku dan sudah tidak layak menjadi istrimu. kamu adalah pria yang sempurna. sedangkan aku bukan yang dulu lagi. biarkan aku pergi dan carilah kebahagiaanmu!"
"Jangan berkata seperti itu! Cecillia, apakah hubungan kita berakhir dengan begitu saja? tidak...aku tidak ingin kita berpisah hanya karena kejadian ini. kita akan menghadapi sama-sama. ini adalah janji kita sebelumnya. apapun yang terjadi di masa depan kita akan melalui bersama walau sesulit apapun jalan yang kita tempuh. kita tetap harus bergandengan tangan untuk maju selangkah demi selangkah. aku yakin kita pasti bisa. percayalah padaku!"
"Maaf, aku akan mengingkar janji kita, aku bukan wanita yang baik, aku bahkan tidak bisa menerima kondisiku yang sekarang. Ryan, jaga dirimu baik-baik dan berbahagialah," ucap Cecillia yang kemudian terjun ke dari tingkat 7.
"Cecillia...," teriakan Ryan yang berlari dan berusaha ingin menarik tangan gadis itu akan tetapi tidak berhasil.
"Cecillia...," teriakan Ryan yang melihat calon istrinya jatuh ke bawah dan menghantam sesuatu.
Brugh...
Bunyi hentakan tubuh gadis itu yang terjatuh di aspal.
"Aaarrghh...," teriakan Ryan yang histeris. pria itu masih berada di atas gedung yang melihat calon istrinya tergeletak di bawah sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Maisyaroh
penasarn kelnjutnnya Thor...tp aku yakin orang yng merenggut kesucian Cicilia bukanlah orng jauh melainkn orng trdekat Rian ,ntah kenapa aku merasa Leo adlh dalang d balik kejadian itu lnjt...
2023-02-09
0
ir
lanjut
2023-02-08
0
🍒🍓~♡SugarBerry♡~🍓🍒
next
2023-02-05
1