Di Titik Nadir
Dua orang perempuan muda nampak terlihat cantik dan seksi dengan balutan gaun pengantin tanpa lengan. Jika orang melihat mereka, pasti banyak yang berpikir bahwa keduanya menyelenggarakan upacara pernikahan di hari yang sama, secara bersama-sama.
Namun, itu bukanlah kenyataan yang sebenarnya. Kenyataannya adalah bahwa salah satu di antara perempuan-perempuan itu, sedang menyusun skenario untuk mengelabuhi mempelai pria. Mempelai wanita yang sesungguhnya memaksa temannya untuk menggantikan posisinya.
"Suzan, buat Nara semirip mungkin dengan aku!" Sari berkata kepada Suzan, seorang perias profesional.
"Kau benar-benar gila Sari! Kau tidak takut jika ini terbongkar?" Suzan mempertanyakan keputusan Sari.
"Tentu akan terbongkar, tetapi saat itu terjadi aku sudah menghilang dari kota ini," balas Sari sambil menyunggingkan senyuman dingin di bibirnya.
"Sari, aku mohon pikirkan lagi baik-baik. Kamu tidak seharusnya melukai Rendra. Bukankah kalian saling mencintai?" Nara mencoba menyadarkan temannya.
"Aku tidak sedang meminta pendapatmu Nara, jika kamu masih ingin nenekmu hidup, maka lakukan apa yang aku mau!" Sari bersikukuh pada pendiriannya.
"Sebenarnya, apa yang kurang dari Rendra? Aku tidak bisa menyelami jalan pikiranmu Sari," ucap Suzan sambil mengoleskan Eye-shadow di kelopak mata Nara.
"Tidak ada, aku hanya menemukan laki-laki yang lebih kaya dari dia," kata Sari dengan santai, hingga membuat Suzan menggelengkan kepalanya.
Nareswari Meera Paradina atau biasa dipanggil Nara dipaksa menikahi Mahendra Yudhistira atau Rendra oleh teman kecilnya, yang kebetulan memiliki nama depan yang sama dengannya, yaitu Nareswari atau biasa dipanggil Sari.
Nara terpaksa menuruti kemauan Sari karena sebuah hutang Budi. Nenek Nara, satu-satunya keluarga Nara yang masih tersisa, menderita leukimia selama 2 tahun. Selama itu juga, seluruh pengobatan nenek Nara dibantu oleh keluarga Sari. Ayah dan ibu Sari memang terkenal sebagai orang yang dermawan di kalangan warga gereja.
Sebenarnya kedua orang tua Sari tidak pernah menuntut Nara membalas budi, namun Sari yang licik memanfaatkan keadaan itu sehingga Nara menjadi tidak berdaya. Sari mengancam akan memberhentikan pengobatan nenek Nara dan meminta gadis itu mengembalikan seluruh biaya yang telah dikeluarkan, jika Nara tidak mau menuruti keinginannya.
Sari dan Rendra sudah bertunangan selama tiga tahun. Namun, selama enam bulan terakhir, hubungan mereka merenggang. Rendra terlalu sibuk dengan bisnisnya dan sering mengabaikan kekasihnya.
Sari yang kesepian, mendapat perhatian dari Aditya Wardhana atau yang biasa disapa Adit, hingga membuatnya lupa diri dan mengkhianati kekasihnya. Mereka berdua pertama kali bertemu dan berkenalan, saat menghadiri acara ulang tahun teman Adit, yang kebetulan adalah sepupu dari Sari.
Adit adalah anak seorang konglomerat nomor satu di kota mereka. Berbeda dengan Rendra yang suka bekerja keras, Adit adalah anak manja yang hanya suka berfoya-foya tanpa mau bekerja. Gaya hidup Adit rupanya sama dengan gaya hidup Sari, oleh karena itu Sari merasa lebih cocok dengan Adit dan ingin menikahi laki-laki idamannya itu.
Pernikahan Sari dan Rendra tidak mungkin dibatalkan begitu saja. Oleh karena itu, Sari membuat skenario ini agar ia bisa bersama dengan pria yang diinginkannya. Nara yang tak berdaya terpaksa menjadi pion yang akan memuluskan rencana Sari.
---------------
"Mahendra Yudhistira apakah anda bersedia menerima dan menyambut Nareswari sebagai istrimu yang sah dan satu-satunya, mencintainya sepanjang hayat, dalam suka dan duka, kaya maupun miskin, sakit ataupun sehat, hingga maut memisahkan kalian berdua?" Romo Markus bertanya kepada Rendra.
"Ya, saya bersedia dengan segenap hati, jiwa, dan raga saya," ucap Rendra dengan lugas.
"Nareswari, apakah anda bersedia menerima dan menyambut Mahendra Yudhistira sebagai suamimu yang sah dan satu-satunya, mencintainya sepanjang hayat, dalam suka dan duka, kaya maupun miskin, sakit ataupun sehat, hingga maut memisahkan kalian berdua?" Pertanyaan yang sama dilemparkan Romo Markus kepada Nara.
Gadis itu tidak segera menjawab. Nara merasa berdosa sekarang. Meskipun ini adalah skenario Sari, Nara tahu bahwa ia juga bersalah. Ia andil dalam permainan Sari. Gadis itu telah mempermainkan sebuah ikatan suci yang disebut pernikahan.
Hati kecil Nara sesungguhnya tidak ingin melanjutkan kebohongan ini. Namun, ia sungguh tidak berdaya. Ada nyawa yang harus ia selamatkan. Gadis itu harus memilih antara kejujuran atau kehidupan.
Rasa cinta yang besar kepada neneknya yang akhirnya meyakinkan gadis itu. Rasa cinta itu membuatnya mampu melakukan apa saja, termasuk mengorbankan dirinya demi keselamatan neneknya.
"Nareswari, apakah anda bersedia menerima dan menyambut Mahendra Yudhistira sebagai suamimu yang sah dan satu-satunya, mencintainya sepanjang hayat, dalam suka dan duka, kaya maupun miskin, sakit ataupun sehat, hingga maut memisahkan kalian berdua? Apa jawabmu di hadapan Tuhan dan sesama?" Romo Markus mengulang kembali pertanyaannya.
Rendra seketika mengerutkan dahinya. Ia tidak mengerti mengapa kekasihnya tidak segera menjawab. Laki-laki itu tidak mengetahui bahwa perempuan yang berdiri di hadapannya, masih berusaha mengumpulkan keberaniannya.
"Ya, saya bersedia dengan segenap hati, jiwa, dan raga saya," ucap Nara dengan suara yang bergetar.
Seketika itu juga, air mata yang dari tadi tertahan mengalir membasahi pipi gadis itu. Nara telah menjawab dan itu berarti ia tidak bisa mundur sekarang.
Rendra merasa lega saat mendengar jawaban keluar dari bibir istrinya. Laki-laki itu masih belum menyadari semua. Suara Nara yang bergetar telah mengecoh pendengarannya.
Setelah mengucap janji, Romo Markus meminta mereka berdua saling memasangkan cincin pernikahan. Cincin emas bertabur berlian kini telah tersemat di jari manis kedua mempelai.
Saat ini, tiba saatnya sesi pembukaan cadar mempelai wanita oleh mempelai pria. Tubuh Nara seketika menegang. Gadis itu begitu ketakutan. Meskipun Suzan berhasil membuat wajah Nara semirip mungkin dengan Sari, namun tidak ada yang bisa memastikan bahwa ia tidak akan dikenali.
Rendra berusaha perlahan-lahan menyibakkan cadar yang melekat di kepala dan rambut kekasihnya itu. Kini, kain yang dari tadi menutupi wajah cantik perempuan itu pun telah tersingkap. Rendra tersenyum penuh syukur.
Saat cadar itu tidak lagi menutupi wajah Nara, gadis itu secara spontan menundukkan wajahnya. Ia tidak mau memperlihatkan kepalsuan itu. Beberapa kali Rendra membisikkan kepada istrinya agar gadis itu mau mengangkat wajahnya, namun suara Rendra tidak pernah dihiraukan.
"Mahendra Yudhistira sekarang ciumlah istrimu," Romo Markus mempersilakan mempelai pria mencium mempelai wanita.
Rendra meletakkan tangannya di dagu istrinya. Ia mencoba menahan agar gadis itu tidak terus menundukkan kepala. Laki-laki itu pun kemudian mencium kening istrinya dengan sepenuh hati.
Hingga detik sesi cium Kudus dilaksanakan, Rendra masih belum menyadari bahwa Nareswari yang berdiri di hadapannya adalah orang yang berbeda. Entah mengapa laki-laki itu justru merasa nyaman ketika mencium kening perempuan yang ada di hadapannya. Ia merasa bahwa ia begitu mencintai gadis itu.
Ibadah pemberkatan nikah hampir selesai. Romo Markus juga sudah memberikan berkat kepada seluruh jemaat yang hadir di gereja. Tiba-tiba seorang wanita, mengenakan gaun pengantin, berlari-lari sambil berteriak dari arah pintu masuk gereja hendak menuju ke altar.
"Hentikan!!!" Sari tiba-tiba muncul dan membuat semua orang yang ada di ruangan itu terkejut.
----------
Halo, readers! Selamat datang di novel kedua saya. Bagi yang penasaran dengan novel pertama saya, silakan klik profil saya ya. Jangan lupa tinggalkan jejakmu! Rate, vote, comment, and like are needed. Thank you and please, enjoy!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Rinisa
Next ke Karya kedua....🤗
2023-06-01
0
Becky D'lafonte
aku baca maraton cerita2 otor soalnya keren2 swmua
2023-03-29
1
lili
aku mampir kakak
2023-02-24
1