Menerima Kebencian Sebagai Hukuman

“Ardi!” Rendra dan Mark menyapa laki-laki yang baru saja tiba itu, sementara Nara membelalakkan matanya.

“Kalian sudah dari tadi di sini?” Ardi bertanya kepada kedua sahabatnya.

“Aku yang pertama. Rendra dan istrinya baru saja tiba,” jawab Mark.

Saat Mark menyebutkan kata istri, Ardi baru menyadari bahwa ada seorang perempuan yang duduk di antara mereka. Secara spontan Ardi mengarahkan pandangannya kepada perempuan itu.

“Nara!” Ardi terkejut dengan kehadiran Nara. Beberapa kali Ardi menatap Rendra dan Nara dengan ekspresi tidak percaya.

“K-kamu mengenalnya?” Mark terkejut karena Ardi mengenal istri sahabatnya, sementara Rendra hanya tersenyum kecut.

“Nara, kamu menikah dengan Rendra? Bukankah seharusnya Rendra menikah dengan Sari?” Ardi merasa bingung. Ia tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Laki-laki itu memang tidak hadir di acara pernikahan Rendra karena saat itu ia masih berada di luar negeri untuk mengurus bisnisnya.

“Tunggu Ardi! Kau belum menjelaskan kepada kami. Bagaimana kau bisa mengenal istri Rendra?” Mark mendesak Ardi memberikan penjelasan.

“Nara bekerja untukku,” jawab Ardi sambil menatap Nara.

“Kau pernah memakainya?” Rendra menyela dengan sinis. Nara menatap Rendra dengan kecewa.

”A-apa maksudmu?” Ardi tidak mengerti arah perkataan Rendra.

“Memakainya? Tidur dengannya?” Rendra tersenyum kepada Ardi.

“Kenapa kau berkata seperti itu pada istrimu? Aku benar-benar tidak mengerti,” Ardi mengalihkan pandangannya kepada Nara. Ia ingin membaca ekspresi Nara. Gadis itu hanya menunduk dan membisu.

“Tidak perlu ditutupi, aku sungguh tidak peduli,” jawab Rendra sambil menertawakan Nara.

“Kau salah paham. Nara bekerja di………” Ardi menghentikan ucapannya saat mendengar suara Nara.

“Saya menipu tuan Rendra. Saya berpura-pura menjadi Sari dengan bantuan seorang perias professional. Saya menyabotase pernikahan suci itu karena saya terlalu miskin untuk membiayai pengobatan nenek saya,” ucap Nara dengan mata berkaca-kaca namun tetap berusaha untuk tenang, menahan emosinya.

“Kau mengakuinya? ” Rendra bertepuk tangan.

“Anda puas tuan? Apa lagi yang ingin anda dengar?” Nara menantang Rendra.

Ia menatap suaminya dengan tajam.

Ardi dan Mark terpaku mendengar ucapan Nara. Mereka justru merasa curiga dengan pengakuan Nara itu.

“Oh, ya. Saya memang bekerja dengan kak Ardi. Anda jangan khawatir tuan Rendra, sebagai istrimu saya tidak akan mempermalukanmu di hadapan temanmu. Saya akan berusaha untuk membuat kak Ardi puas dengan hasil kerja saya,” imbuh Nara dengan suara bergetar karena menahan emosi yang semakin bergemuruh di dadanya.

Rendra tidak menjawab lagi. Laki-laki itu masih tersenyum mendengar perkataan istrinya.

“Kak Ardi, mari kita pergi dari tempat ini! Bukankah masih banyak yang harus kita kerjakan?” Nara menatap Ardi penuh harap agar laki-laki itu mau menurutinya.

Ardi menyadari bahwa gadis itu pasti ingin menjelaskan sesuatu. Ia segera beranjak dari tempatnya. Ardi meninggalkan kedua sahabatnya dan pergi bersama Nara, sementara Rendra nampak tidak peduli melihat tingkah keduanya.

“Kau tidak marah istrimu pergi dengan Ardi?” Mark bingung dengan sikap Rendra.

“Aku kan sudah bilang aku tidak peduli. Bagaimana, sekarang kau percaya padaku kan? Wanita itu seorang penipu dan penggoda laki-laki!” Rendra menyesap minuman keras yang baru saja diantar pelayan di atas meja mereka.

---------------

“Kenapa kamu melakukannya?” Ardi melanjutkan percakapan mereka di dalam mobil.

“Melakukan apa? Menipu tuan Rendra? Atau mengatakan bahwa saya bekerja pada anda?” Nara menatap Ardi dengan sendu.

“Semua yang kamu katakan itu, tidak benar kan?” Ardi melirik Nara.

“Semua itu benar. Saya memang menipunya, karena itu ia begitu membenci saya,” ucap Nara sambil meneteskan air mata.

“Kenapa melakukannya?” Ardi mengulang kembali pertanyaannya.

“Saya adalah gadis miskin yang tidak sanggup kehilangan harta satu-satunya dalam hidup saya. Harta itu adalah seorang nenek tua yang tetap mau memungut saya, bahkan saat orang tua yang melahirkan saya tidak menghendaki saya,” ucap Nara dengan air mata yang berlinang membasahi pipinya.

“Nenek menderita leukemia. Keluarga Sari membantu pengobatan nenek selama ini. Sari mengancam akan menghentikan semua pengobatan nenek dan meminta saya mengembalikan semua biaya yang telah dikeluarkan, jika saya tidak mau menggantikan posisinya.” Suara Nara semakin melemah.

“Untuk apa Sari melakukan itu? Setahuku, mereka saling mencintai,” ucap Ardi yang belum sepenuhnya paham dengan penjelasan Nara.

“Sari ingin bersama laki-laki lain. Ia bahkan sudah merencanakan untuk menikah dengan laki-laki itu. Sayangnya sekarang laki-laki itu mengalami kebangkrutan. Sari membatalkan rencananya dan berniat kembali kepada tuan Rendra,” jawab Nara dengan penuh emosi, saat menyebutkan nama Sari.

“Kenapa kamu tidak mengatakan yang sebenarnya kepada Rendra? Bukankah dengan seolah membenarkan ucapannya, kamu justru akan membuatnya semakin membencimu?” Ardi menggelengkan kepala. Ia merasa aneh dengan sikap Nara.

“Tuan Rendra tidak pernah memberikan saya kesempatan. Dia sangat percaya pada Sari. Saya tidak tahu harus menggunakan cara apa lagi supaya dia mau mendengarkan saya dan percaya pada saya. Akhirnya saya memilih untuk berhenti menjelaskan apapun. Saya sengaja membenarkan ucapannya, menerima semua tuduhan yang diberikan kepada saya, supaya ia menyadari bahwa saya sebenarnya sedang menghukum diri saya sendiri dengan menerima semua kebenciannya. Saya berharap, suatu saat nanti dia akan curiga karena saya tidak pernah membantahnya. Saya berharap dia akan bertanya seperti anda bertanya kepada saya hari ini,” jawab Nara sambil menghapus air matanya.

“Jika ia sangat membencimu, kenapa ia tidak membatalkan pernikahan kalian?” Ardi merasa aneh dengan sikap Rendra yang tetap bertahan.

“Mama Rani meminta kami berdua untuk bertahan,” jawab Nara singkat.

Mereka berbincang cukup lama, hingga Ardi memarkirkan mobilnya di sebuah rumah makan. Ardi berniat untuk mengajak Nara makan malam supaya gadis itu bisa sedikit lebih tenang dan mendapatkan kekuatannya lagi, setelah lelah menangis.

“Ayo, kita makan dulu!” Ardi keluar dari mobilnya diikuti oleh Nara.

Mereka memesan beberapa makanan yang ada di rumah makan itu. Beberapa menit kemudian, pesanan mereka sudah diantar. Nara dan Ardi segera melahap makanan itu.

Nara tidak bisa berpura-pura lagi. Gadis itu sangat kelaparan. Ia belum makan sejak pagi. Kehadiran Sari di apartemen dan keharusannya melayani pria asing yang kebingungan mencari buku telah membuatnya menahan lapar seharian.

“Kau kelihatan sangat lapar? Mau pesan apa lagi?” Ardi menawarkan Nara untuk menambah porsi makanannya.

“Bolehkah aku membungkus beberapa makanan lagi?” Nara bertanya malu-malu.

Ardi menganggukkan kepalanya. Ia memanggil pelayan rumah makan itu dan menyuruh Nara memesan apa saja yang ia sukai.

Laki-laki itu menatap Nara dengan intens. Sepertinya ada banyak pertanyaan yang masih ingin ia katakan.

“Apakah kamu tinggal satu atap dengan Rendra?” Ardi bertanya dengan ragu-ragu. Ia telah menghabiskan makanannya dan berniat melanjutkan perbincangan mereka.

“Iya,” balas Nara singkat sambil terus melahap makanannya yang belum juga habis dari tadi.

“Ehm, apakah kalian melakukan itu? Maksudku kalian tidur bersama?” Ardi sedikit takut melanjutkan pertanyaannya.

“Kami tidur di kamar yang berbeda,” jawab Nara tanpa ekspresi.

Ardi memutuskan menghentikan pembicaraan itu. Entah mengapa, ia merasa cukup lega saat mendengar ucapan Nara yang terakhir. Nara kembali melanjutkan makan malamnya hingga semua makanan yang terhidang, tandas tidak tersisa. Ardi yang telah selesai lebih dulu, memilih asyik menikmati wajah cantik gadis yang duduk di hadapannya.

----------------------

Saat ini Ardi dan Nara telah berada di depan lobby apartemen Rendra. Nara segera keluar dari mobil itu. Ia mengucapkan terima kasih kepada Ardi dan segera masuk ke dalam. Ardi masih memperhatikan Nara hingga sosok gadis itu benar-benar menghilang.

“Aku harap, aku masih punya kesempatan untuk memilikimu Nara.” Ardi mengucapkan kalimat itu saat sosok Nara benar-benar tidak terlihat lagi oleh matanya.

-----------------

Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan jejakmu! Terima kasih untuk teman-teman yang selalu mendukung saya sampai sejauh ini...

Terpopuler

Comments

Rinisa

Rinisa

Ternyata nara bukan cucu kandung nenek lila, tp di temukan...

2023-06-01

0

nita123

nita123

suka dan terus penasaran dengan ceritanya. saya penggemar barumu kak.

2022-12-24

0

ein

ein

ardi jangan gampang jatuh cinta

2022-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 Antara Kejujuran Dan Kehidupan
2 Skenario Baru
3 Firasat Seorang Ibu
4 Pandangan Pertama
5 Topeng Kebahagiaan
6 Mengubah Air Mata Menjadi Debu
7 Kebohongan Demi Kebohongan
8 Bermula Dari Sepotong Roti
9 Memilih Tidak Terluka
10 Ajakan Yang Mencurigakan
11 Tidak Menyangka
12 Menerima Kebencian Sebagai Hukuman
13 Pertemuan Yang Tidak Diharapkan
14 Serba Salah
15 Menghapus Senyuman
16 Terancam
17 Meregang Nyawa
18 Belum Sadar
19 Kosong
20 Perang Batin
21 Sebuah Kesempatan Bagi Pernikahan Kita
22 Menyusun Rencana
23 Beradu Permainan
24 Manusia Super Untukmu
25 Sebuah Pengakuan
26 Wakil Direktur Baru
27 Mengenali Istri
28 Asisten Pribadi Presiden Direktur
29 Mengalah
30 Apakah Aku Penting Untukmu?
31 Pembawa Sial?
32 Kamomil
33 Maafkan Aku
34 Pasangan Dansa Menjadi Pasangan Hidup
35 Manusia Super Tetaplah Manusia
36 Kehancuran
37 Menyerahkan Semuanya
38 Memenuhi Janji
39 Jika Hari Esok Tidak Pernah Ada
40 Peluk Aku Lebih Dari Sekadar Teman
41 Kalah
42 Kehilangan
43 Ada Apa Denganku?
44 Berhutang Seluruh Hidup
45 Segeralah Bercerai!
46 Sesuatu Di Dalam Hati
47 Iblis Wanita
48 Sebuah Kabar Tentang Pernikahan
49 Tidak Sabar
50 Setimpal
51 Sudah Saatnya
52 Perasaan Itu Kembali
53 Apa Yang Salah?
54 Balasan Atau Karma?
55 Pembuktian
56 Memilikimu Sekali Lagi
57 Berjanjilah!
58 Tidak Dikenal?
59 Menunggu
60 Terbakar Cemburu
61 Aku Tidak Membutuhkanmu!
62 Mencuri Milikku
63 Jalan Yang Tidak Mudah
64 Kejutan Yang Tidak Diharapkan
65 Aku Harus Melupakanmu
66 Tetangga Baru
67 Cover Dan Visual Cast
68 Menghindar
69 Kesalahan Yang Manis
70 Sampai Maut Memisahkan Kita
71 Tidak Sabar
72 Menjual Perasaan?
73 Panggilan Sayang
74 Tidak Terlalu Baik
75 Mengutarakan Yang Terpendam
76 Membaca Tanda
77 Hati Yang Patah
78 Jatuh Cinta Yang Salah
79 Di Titik Nadir - Akhir (Cerita Pertama)
80 Ucapan Terima Kasih Dan Pengumuman
81 C2: Bertemu Kembali
82 C2: Apa Kamu Masih Mencintaiku?
83 C2: Hampa
84 C2: Bermain Peran
85 C2: Skenario Menghindari Perjodohan
86 C2: Siksaan Kecil
87 C2: Apa Sebenarnya Isi Hatimu?
88 C2: Kecewa
89 C2: Mengalihkan Amarah
90 C2: Milikku!
91 C2: Menunjukkan Kuasa
92 C2: Pertaruhan
93 C2: Belajar Menjadi Istri Idaman
94 C2: Tidak Bisa Mencintaimu
95 C2: Kejutan Yang Sesungguhnya
96 C2: Liar
97 C2: Perempuan Penggoda
98 C2: Tidak Biasa
99 C2: Dua Garis
100 C2: Yang Awal Dan Yang Akhir
101 C2: Tidak Apa-apa
102 C2: Kehidupan Baru
103 C2: Tersadarkan
104 C2: Poros Baru
105 C2: Mata-mata
106 C2: Menata Hidup
107 C2 : Menangkapmu
108 C2: Tidak Pernah Melupakanmu
109 C2: Membuka Segel
110 C2: Posisi Tetap
111 C2: Tamu Tak Diundang
112 C2: Satu Kali
113 C2: Memeriksakan Diri
114 C2: Vonis
115 C2: Keputusan
116 C2: Jangan Sampai Menyesal!
117 C2: Menunda
118 C2: Video
119 C2: Foto
120 C2: Apakah Ini Waktunya?
121 C2: Tetap Sama Hingga Akhir
122 C2: Ambil Milikku!
123 C2: Perempuan Pertama
124 C2: Perempuan Yang Ku Percaya
125 C2: Perempuan Kepunyaanku
126 C2: Perempuan Yang Ku Tinggalkan
127 C2: Perempuan Yang Mencintaiku
128 C2: Perempuan Yang Ku Cintai
129 Di Titik Nadir - Akhir (Cerita Ke Dua)
130 Bonus Episode - Pasukan Berani Mati
131 Bonus Episode - Merayakan Cinta
132 Ucapan terima Kasih Dan Pengumuman
133 Pengumuman Spin Off Di Titik Nadir
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Antara Kejujuran Dan Kehidupan
2
Skenario Baru
3
Firasat Seorang Ibu
4
Pandangan Pertama
5
Topeng Kebahagiaan
6
Mengubah Air Mata Menjadi Debu
7
Kebohongan Demi Kebohongan
8
Bermula Dari Sepotong Roti
9
Memilih Tidak Terluka
10
Ajakan Yang Mencurigakan
11
Tidak Menyangka
12
Menerima Kebencian Sebagai Hukuman
13
Pertemuan Yang Tidak Diharapkan
14
Serba Salah
15
Menghapus Senyuman
16
Terancam
17
Meregang Nyawa
18
Belum Sadar
19
Kosong
20
Perang Batin
21
Sebuah Kesempatan Bagi Pernikahan Kita
22
Menyusun Rencana
23
Beradu Permainan
24
Manusia Super Untukmu
25
Sebuah Pengakuan
26
Wakil Direktur Baru
27
Mengenali Istri
28
Asisten Pribadi Presiden Direktur
29
Mengalah
30
Apakah Aku Penting Untukmu?
31
Pembawa Sial?
32
Kamomil
33
Maafkan Aku
34
Pasangan Dansa Menjadi Pasangan Hidup
35
Manusia Super Tetaplah Manusia
36
Kehancuran
37
Menyerahkan Semuanya
38
Memenuhi Janji
39
Jika Hari Esok Tidak Pernah Ada
40
Peluk Aku Lebih Dari Sekadar Teman
41
Kalah
42
Kehilangan
43
Ada Apa Denganku?
44
Berhutang Seluruh Hidup
45
Segeralah Bercerai!
46
Sesuatu Di Dalam Hati
47
Iblis Wanita
48
Sebuah Kabar Tentang Pernikahan
49
Tidak Sabar
50
Setimpal
51
Sudah Saatnya
52
Perasaan Itu Kembali
53
Apa Yang Salah?
54
Balasan Atau Karma?
55
Pembuktian
56
Memilikimu Sekali Lagi
57
Berjanjilah!
58
Tidak Dikenal?
59
Menunggu
60
Terbakar Cemburu
61
Aku Tidak Membutuhkanmu!
62
Mencuri Milikku
63
Jalan Yang Tidak Mudah
64
Kejutan Yang Tidak Diharapkan
65
Aku Harus Melupakanmu
66
Tetangga Baru
67
Cover Dan Visual Cast
68
Menghindar
69
Kesalahan Yang Manis
70
Sampai Maut Memisahkan Kita
71
Tidak Sabar
72
Menjual Perasaan?
73
Panggilan Sayang
74
Tidak Terlalu Baik
75
Mengutarakan Yang Terpendam
76
Membaca Tanda
77
Hati Yang Patah
78
Jatuh Cinta Yang Salah
79
Di Titik Nadir - Akhir (Cerita Pertama)
80
Ucapan Terima Kasih Dan Pengumuman
81
C2: Bertemu Kembali
82
C2: Apa Kamu Masih Mencintaiku?
83
C2: Hampa
84
C2: Bermain Peran
85
C2: Skenario Menghindari Perjodohan
86
C2: Siksaan Kecil
87
C2: Apa Sebenarnya Isi Hatimu?
88
C2: Kecewa
89
C2: Mengalihkan Amarah
90
C2: Milikku!
91
C2: Menunjukkan Kuasa
92
C2: Pertaruhan
93
C2: Belajar Menjadi Istri Idaman
94
C2: Tidak Bisa Mencintaimu
95
C2: Kejutan Yang Sesungguhnya
96
C2: Liar
97
C2: Perempuan Penggoda
98
C2: Tidak Biasa
99
C2: Dua Garis
100
C2: Yang Awal Dan Yang Akhir
101
C2: Tidak Apa-apa
102
C2: Kehidupan Baru
103
C2: Tersadarkan
104
C2: Poros Baru
105
C2: Mata-mata
106
C2: Menata Hidup
107
C2 : Menangkapmu
108
C2: Tidak Pernah Melupakanmu
109
C2: Membuka Segel
110
C2: Posisi Tetap
111
C2: Tamu Tak Diundang
112
C2: Satu Kali
113
C2: Memeriksakan Diri
114
C2: Vonis
115
C2: Keputusan
116
C2: Jangan Sampai Menyesal!
117
C2: Menunda
118
C2: Video
119
C2: Foto
120
C2: Apakah Ini Waktunya?
121
C2: Tetap Sama Hingga Akhir
122
C2: Ambil Milikku!
123
C2: Perempuan Pertama
124
C2: Perempuan Yang Ku Percaya
125
C2: Perempuan Kepunyaanku
126
C2: Perempuan Yang Ku Tinggalkan
127
C2: Perempuan Yang Mencintaiku
128
C2: Perempuan Yang Ku Cintai
129
Di Titik Nadir - Akhir (Cerita Ke Dua)
130
Bonus Episode - Pasukan Berani Mati
131
Bonus Episode - Merayakan Cinta
132
Ucapan terima Kasih Dan Pengumuman
133
Pengumuman Spin Off Di Titik Nadir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!