Kebohongan Demi Kebohongan

Seorang laki-laki berusia tiga puluh tahun dengan wajah yang tampan dan penuh wibawa, terlihat sedang duduk di belakang meja sambil mempelajari beberapa dokumen penting sebelum ditanda-tangani olehnya. Di sinilah ia berada, di suatu gedung delapan lantai yang mewah, milik sebuah perusahaan mebel yang diberi nama PT. Serat Kayoe. Mahendra Yudhistira adalah Presiden Direktur di perusahaan itu. Sebuah perusahaan mebel modern yang sedang berkembang di kota Jakarta.

Perusahaan itu adalah anak cabang dari perusahaan mebel milik Adrian, almarhum ayah Rendra, yang berada di Jepara. Semenjak ayah Rendra meninggal, perusahaan mebel di Jepara jatuh ke tangan Rani. Meski demikian, Rani memutuskan untuk mengawasi di belakang layar dan mempercayakan operasional perusahaan itu kepada Evan, sahabat Adrian yang telah mendampingi almarhum suaminya, membesarkan perusahaan itu selama belasan tahun. Rani hanya datang dalam periode tertentu untuk mengecek kondisi lapangan dan menerima laporan.

Rendra merintis perusahaan mebel miliknya sejak lima tahun lalu dengan bantuan modal dari sang ibu. Selama itu juga, ia telah mengembangkan usahanya hingga berhasil melakukan kerja sama dengan beberapa distributor di luar negeri.

Berbeda dengan perusahaan mebel ayahnya yang mengusung tema tradisional-konvensional, mebel milik Rendra lebih mengusung tema modern-minimalis. Furnitur-furnitur yang diproduksi Rendra memang banyak diminati oleh kaum muda masa kini. Itu sebabnya perusahaan Rendra bisa berkembang dengan cepat.

“Maaf, tuan Rendra! Saya baru saja mendapat kabar bahwa nona Sari ada di sini. Apakah anda bersedia menemuinya?” Arifin, sekretaris Rendra yang sedang mendampingi Rendra mengecek dokumen memberi tahu laki-laki itu.

“Biarkan saja dia masuk!” Rendra mengijinkan Sari menemuinya.

Beberapa saat kemudian, Rani telah sampai di depan ruang kantor Rendra. Tanpa mengetuk pintu, Sari masuk ke dalam ruangan Rendra. Arifin pun langsung meninggalkan mereka berdua.

“Sayang! Kenapa kamu tidak mengabariku sejak kemarin? Banyak hal yang harus kita bicarakan,” tutur Sari dengan manja sambil bergelayutan di lengan Rendra.

“Sari, hentikan! Ini di kantor, jangan seperti ini!” Rendra tidak menyukai sikap Sari.

“Memangnya kenapa? Oh, aku tahu. Jangan-jangan kamu tergoda dengan perempuan nakal itu, sehingga yakin meninggalkanku dan tidak peduli lagi padaku!” Sari sedang menjalankan skenarionya.

“Aku tidak tergoda dengan perempuan itu. Aku hanya tidak ingin citraku hancur di mata para karyawan. Mereka semua tahu bahwa aku menikahi Nara, bukan kamu Sari,” ucap Rendra sambil berusaha melepaskan tangan Sari dari lengannya.

Semua karyawan Rendra diundang hanya pada saat acara resepsi. Mereka telah melihat Nara yang asli bukan Nara yang berpura-pura menjadi Sari.

“Tetapi sekarang tidak ada siapa-siapa di sini. Kenapa kamu harus sedingin ini padaku, sayang?” Sari merajuk.

“Sudah aku katakan bahwa kita sedang di kantor! Lagi pula aku belum bisa mempercayai ceritamu seratus persen," kata Rendra meragukan Sari.

“Aku sudah mengatakan semuanya padamu. Aku mengatakan yang sebenarnya, Rendra. Kamu pikir aku rela menyerahkanmu pada perempuan nakal itu?” Sari berbicara dengan lirih, matanya berkaca-kaca.

“Aku ingin mempercayaimu tetapi ceritamu terlalu aneh,” jawab Rendra dengan lembut.

“Aku tidak percaya, kamu sudah benar-benar berubah Rendra. Kamu benar-benar sudah tidak mencintaiku lagi. Kamu bahkan lebih percaya mulut wanita itu kan? Apa yang sudah dia katakan padamu?” Sari meneteskan air matanya, untuk mengambil simpati Rendra.

Laki-laki itu masih mencintai mantan tunangannya. Ia bahkan langsung merasa bersalah, saat mantan tunangannya itu meneteskan air mata karena ucapannya.

“Maafkan aku. Aku tidak bermaksud meragukanmu! Suasana hatiku benar-benar buruk karena menikahi perempuan penipu itu,” jawab Rendra sambil memijit keningnya.

“Kenapa kamu tidak melawan keinginan mamamu? Aku tahu mamamu yang memaksamu untuk menerima penipu itu. Sejak awal, mamamu memang tidak menyukaiku,” kata Sari dengan wajah sedih.

“Aku tidak bisa menolak apapun yang diminta oleh mama. Mamaku banyak menderita selama ini. Aku tidak ingin menjadi salah satu penyebab bertambahnya penderitaannya,” ucap Rendra.

“Tapi keputusan mamamu itu mengorbankan aku, mengorbankan cinta kita,” balas Sari sambil menghapus air matanya.

“Aku akan mencoba mencari jalan lain. Aku masih harus berpikir lagi,” jawab Rendra dengan tatapan kosong.

“Sayang, katakan sejujurnya! Apa semalam kamu menyentuhnya?” Sari bertanya dengan curiga sambil terus berpura-pura menangis.

“Kenapa kamu bertanya seperti itu, tentu saja aku tidak akan pernah menyentuhnya. Aku tidak memiliki perasaan apapun padanya. Aku bahkan membencinya,” ucap Rendra dengan geram.

“Aku sungguh takut kamu menyentuhnya semalam. Aku sampai tidak bisa tidur memikirkan itu." Sari memegang tangan Rendra.

"Rendra, penipu itu bukan perempuan baik-baik. Aku sering melihatnya keluar-masuk hotel dengan berbagai macam laki-laki. Kamu tidak boleh menyentuhnya apalagi sampai mencintainya. Kamu tidak boleh tergoda,” tutur Sari berbohong. Ia berusaha membuat Rendra semakin membenci Nara dengan kebohongannya.

“Benarkah? Kenapa mama begitu mudah terpengaruh olehnya? Seharusnya mama mencari tahu latar belakangnya terlebih dulu,” sesal Rendra.

“Sayang, berjanjilah bahwa kamu akan memutuskan hubunganmu dengannya dan menikahiku! Kamu mau kan melakukannya?” Sari menyandarkan kepalanya ke bahu Rendra.

“Aku juga ingin bersamamu. Aku masih memikirkan caranya. Berikan aku sedikit waktu, ok?” Rendra memeluk Sari.

“Aku akan menunggumu,” balas Sari seraya menyunggingkan senyum kemenangan dalam dekapan Rendra.

----------------

Setelah membaringkan tubuhnya sejenak pada sebuah sofa yang berada di ruang tamu apartemen Rendra, Nara segera membersihkan diri dan bergegas pergi ke rumahnya untuk melihat kondisi neneknya. Gadis itu seperti tidak peduli bahwa dirinya benar-benar belum beristirahat dengan baik sejak semalam. Ia bahkan belum tidur.

Nara sangat merindukan neneknya. Gadis itu menitipkan neneknya kepada tetangganya sekaligus sahabat karibnya yang bernama Liana untuk sementara waktu. Liana belum mengetahui tentang kabar pernikahan dan status baru sahabatnya. Nara belum siap menceritakannya kepada siapa pun dan sepertinya gadis itu memang tidak berniat untuk bercerita.

“Li! Bagaimana keadaan nenek?” tanya Nara yang baru saja tiba dan melihat Liana duduk di teras rumahnya.

“Nenek Lila baik-baik saja. Tidak rewel juga,” ucap Liana sambil tersenyum kepada Nara.

“Terima kasih sudah mau membantu menjaga nenekku,” kata Nara.

“Aku senang melakukannya. Nenek Lila juga adalah nenekku. Jangan merasa sungkan!” Liana menepuk pundak sahabatnya.

“Li, sepertinya aku masih memerlukan bantuanmu menjaga nenek satu minggu ini, sampai aku mendapatkan perawat untuk menjaganya. Apakah kamu keberatan?” pinta Nara.

“Memangnya kamu punya uang untuk menyewa perawat?” Liana meragukan Nara.

“Ada seorang wanita yang berbaik hati mau membantu membiayai segala keperluan pengobatan nenek sementara ini, sampai aku sanggup membiayai nenek secara mandiri. Dia memintaku untuk tinggal dan bekerja di rumahnya,” kata Nara memberi penjelasan yang bukan sebenarnya.

“Aku ikut senang, Ra! Aku senang kamu sudah mendapatkan pekerjaan. Sepertinya majikanmu orang yang baik juga. Jangan khawatir! Selama kamu belum menemukan perawat untuk nenek Lila, aku akan menjaganya. Kamu bisa mengandalkanku,” jawab Liana.

“Sekali lagi, terima kasih banyak, Li. Aku akan menemui nenek Lila sebentar, tetapi sebelum itu aku akan mengepak barang-barangku terlebih dulu. Aku tidak bisa lama-lama di sini, majikanku sedang menunggu,” ucap Nara sambil berjalan menuju kamarnya.

-------------

“Nek, ini aku Nara! Bagaimana kabar nenek?” Nara menyapa neneknya yang berbaring lemah di ranjangnya.

“Kamu sudah pulang sayang? Nenek baik-baik saja.” Nenek Lila menggenggam tangan cucunya.

"Syukurlah! Nenek sepertinya tambah segar. Liana merawat nenek dengan baik," puji Nara.

"Apa yang Liana lakukan dengan barang-barangmu? Apakah Kamu akan pergi, Nara? Mau kemana lagi nak?" Nenek Lila melihat Liana berjalan melewati kamarnya sambil mengangkat beberapa tas milik Nara. untuk dibawa ke depan.

"Sekarang, Nara sudah mendapat pekerjaan, karena itu mulai hari ini Nara akan tinggal di rumah majikan Nara,” ucap Nara terpaksa berbohong.

“Benarkah? Terima kasih Tuhan. Nenek senang mendengarnya,” ucap Nenek Lila dengan penuh syukur.

“sementara ini Liana yang akan menjaga nenek sampai Nara mendapatkan perawat. Nara akan melihat nenek seminggu sekali. Nenek tidak keberatan kan?” Nara berharap neneknya mau menerima keputusannya.

“Nenek tidak apa-apa. Jangan mengkhawatirkan nenek! Bekerjalah dengan sungguh-sungguh!” Nenek Lila meyakinkan cucunya.

“Nek, maafkan Nara ya. Nara terpaksa meninggalkan nenek.” Gadis itu meneteskan air matanya.

“Jangan menangis sayang! Nenek sudah pernah mengajarkan padamu bahwa manusia akan selalu diperhadapkan dengan dua pilihan dalam hidupnya setelah ia memutuskan sesuatu. Tertawa bahagia atau menangis sedih. Ketika kamu sudah memutuskan untuk pergi, maka kamu harus memilih untuk pergi dengan bahagia atau pergi dengan bersedih. Nenek berharap cucu nenek tidak akan menyia-nyiakan hidupnya untuk meratapi apa yang sudah dia putuskan. Kamu harus berjanji pada nenek, apapun yang terjadi dan apapun yang akan kamu lakukan dalam hidupmu nantinya, kamu akan memilih untuk berbahagia saat menjalaninya,” tutur nenek Lila penuh kebijaksanaan.

“Nara janji nek, apapun yang terjadi Nara akan berbahagia,” ucap Nara sambil menghapus air matanya dan tersenyum lembut, meski hatinya masih bertanya apakah ia bisa berbahagia dengan kondisi pernikahannya saat ini.

Nenek Lila mendekap cucunya dalam sebuah perasaan hangat. Perasaan yang memang dibutuhkan oleh Nara. Gadis itu butuh kekuatan untuk menghadapi hari-hari sulit yang telah menunggunya.

Sejak awal Ia sudah memutuskan untuk menyelesaikan masalahnya seorang diri, menaikkan semua beban dipunggungnya, dan tidak ingin memberi tahu siapa pun.

Sebuah pelukan tulus cukup untuk memberinya kekuatan, keberanian, dan kebahagiaan dalam menjalani keputusannya.

--------------

Happy reading! Jangan lupa support saya!

Terpopuler

Comments

Rinisa

Rinisa

Nara yg kuat & hebat...👍🏻

2023-06-01

0

Jesi Jasinah

Jesi Jasinah

lanjut terus

2022-11-29

0

Diah

Diah

bagus2

2021-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Antara Kejujuran Dan Kehidupan
2 Skenario Baru
3 Firasat Seorang Ibu
4 Pandangan Pertama
5 Topeng Kebahagiaan
6 Mengubah Air Mata Menjadi Debu
7 Kebohongan Demi Kebohongan
8 Bermula Dari Sepotong Roti
9 Memilih Tidak Terluka
10 Ajakan Yang Mencurigakan
11 Tidak Menyangka
12 Menerima Kebencian Sebagai Hukuman
13 Pertemuan Yang Tidak Diharapkan
14 Serba Salah
15 Menghapus Senyuman
16 Terancam
17 Meregang Nyawa
18 Belum Sadar
19 Kosong
20 Perang Batin
21 Sebuah Kesempatan Bagi Pernikahan Kita
22 Menyusun Rencana
23 Beradu Permainan
24 Manusia Super Untukmu
25 Sebuah Pengakuan
26 Wakil Direktur Baru
27 Mengenali Istri
28 Asisten Pribadi Presiden Direktur
29 Mengalah
30 Apakah Aku Penting Untukmu?
31 Pembawa Sial?
32 Kamomil
33 Maafkan Aku
34 Pasangan Dansa Menjadi Pasangan Hidup
35 Manusia Super Tetaplah Manusia
36 Kehancuran
37 Menyerahkan Semuanya
38 Memenuhi Janji
39 Jika Hari Esok Tidak Pernah Ada
40 Peluk Aku Lebih Dari Sekadar Teman
41 Kalah
42 Kehilangan
43 Ada Apa Denganku?
44 Berhutang Seluruh Hidup
45 Segeralah Bercerai!
46 Sesuatu Di Dalam Hati
47 Iblis Wanita
48 Sebuah Kabar Tentang Pernikahan
49 Tidak Sabar
50 Setimpal
51 Sudah Saatnya
52 Perasaan Itu Kembali
53 Apa Yang Salah?
54 Balasan Atau Karma?
55 Pembuktian
56 Memilikimu Sekali Lagi
57 Berjanjilah!
58 Tidak Dikenal?
59 Menunggu
60 Terbakar Cemburu
61 Aku Tidak Membutuhkanmu!
62 Mencuri Milikku
63 Jalan Yang Tidak Mudah
64 Kejutan Yang Tidak Diharapkan
65 Aku Harus Melupakanmu
66 Tetangga Baru
67 Cover Dan Visual Cast
68 Menghindar
69 Kesalahan Yang Manis
70 Sampai Maut Memisahkan Kita
71 Tidak Sabar
72 Menjual Perasaan?
73 Panggilan Sayang
74 Tidak Terlalu Baik
75 Mengutarakan Yang Terpendam
76 Membaca Tanda
77 Hati Yang Patah
78 Jatuh Cinta Yang Salah
79 Di Titik Nadir - Akhir (Cerita Pertama)
80 Ucapan Terima Kasih Dan Pengumuman
81 C2: Bertemu Kembali
82 C2: Apa Kamu Masih Mencintaiku?
83 C2: Hampa
84 C2: Bermain Peran
85 C2: Skenario Menghindari Perjodohan
86 C2: Siksaan Kecil
87 C2: Apa Sebenarnya Isi Hatimu?
88 C2: Kecewa
89 C2: Mengalihkan Amarah
90 C2: Milikku!
91 C2: Menunjukkan Kuasa
92 C2: Pertaruhan
93 C2: Belajar Menjadi Istri Idaman
94 C2: Tidak Bisa Mencintaimu
95 C2: Kejutan Yang Sesungguhnya
96 C2: Liar
97 C2: Perempuan Penggoda
98 C2: Tidak Biasa
99 C2: Dua Garis
100 C2: Yang Awal Dan Yang Akhir
101 C2: Tidak Apa-apa
102 C2: Kehidupan Baru
103 C2: Tersadarkan
104 C2: Poros Baru
105 C2: Mata-mata
106 C2: Menata Hidup
107 C2 : Menangkapmu
108 C2: Tidak Pernah Melupakanmu
109 C2: Membuka Segel
110 C2: Posisi Tetap
111 C2: Tamu Tak Diundang
112 C2: Satu Kali
113 C2: Memeriksakan Diri
114 C2: Vonis
115 C2: Keputusan
116 C2: Jangan Sampai Menyesal!
117 C2: Menunda
118 C2: Video
119 C2: Foto
120 C2: Apakah Ini Waktunya?
121 C2: Tetap Sama Hingga Akhir
122 C2: Ambil Milikku!
123 C2: Perempuan Pertama
124 C2: Perempuan Yang Ku Percaya
125 C2: Perempuan Kepunyaanku
126 C2: Perempuan Yang Ku Tinggalkan
127 C2: Perempuan Yang Mencintaiku
128 C2: Perempuan Yang Ku Cintai
129 Di Titik Nadir - Akhir (Cerita Ke Dua)
130 Bonus Episode - Pasukan Berani Mati
131 Bonus Episode - Merayakan Cinta
132 Ucapan terima Kasih Dan Pengumuman
133 Pengumuman Spin Off Di Titik Nadir
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Antara Kejujuran Dan Kehidupan
2
Skenario Baru
3
Firasat Seorang Ibu
4
Pandangan Pertama
5
Topeng Kebahagiaan
6
Mengubah Air Mata Menjadi Debu
7
Kebohongan Demi Kebohongan
8
Bermula Dari Sepotong Roti
9
Memilih Tidak Terluka
10
Ajakan Yang Mencurigakan
11
Tidak Menyangka
12
Menerima Kebencian Sebagai Hukuman
13
Pertemuan Yang Tidak Diharapkan
14
Serba Salah
15
Menghapus Senyuman
16
Terancam
17
Meregang Nyawa
18
Belum Sadar
19
Kosong
20
Perang Batin
21
Sebuah Kesempatan Bagi Pernikahan Kita
22
Menyusun Rencana
23
Beradu Permainan
24
Manusia Super Untukmu
25
Sebuah Pengakuan
26
Wakil Direktur Baru
27
Mengenali Istri
28
Asisten Pribadi Presiden Direktur
29
Mengalah
30
Apakah Aku Penting Untukmu?
31
Pembawa Sial?
32
Kamomil
33
Maafkan Aku
34
Pasangan Dansa Menjadi Pasangan Hidup
35
Manusia Super Tetaplah Manusia
36
Kehancuran
37
Menyerahkan Semuanya
38
Memenuhi Janji
39
Jika Hari Esok Tidak Pernah Ada
40
Peluk Aku Lebih Dari Sekadar Teman
41
Kalah
42
Kehilangan
43
Ada Apa Denganku?
44
Berhutang Seluruh Hidup
45
Segeralah Bercerai!
46
Sesuatu Di Dalam Hati
47
Iblis Wanita
48
Sebuah Kabar Tentang Pernikahan
49
Tidak Sabar
50
Setimpal
51
Sudah Saatnya
52
Perasaan Itu Kembali
53
Apa Yang Salah?
54
Balasan Atau Karma?
55
Pembuktian
56
Memilikimu Sekali Lagi
57
Berjanjilah!
58
Tidak Dikenal?
59
Menunggu
60
Terbakar Cemburu
61
Aku Tidak Membutuhkanmu!
62
Mencuri Milikku
63
Jalan Yang Tidak Mudah
64
Kejutan Yang Tidak Diharapkan
65
Aku Harus Melupakanmu
66
Tetangga Baru
67
Cover Dan Visual Cast
68
Menghindar
69
Kesalahan Yang Manis
70
Sampai Maut Memisahkan Kita
71
Tidak Sabar
72
Menjual Perasaan?
73
Panggilan Sayang
74
Tidak Terlalu Baik
75
Mengutarakan Yang Terpendam
76
Membaca Tanda
77
Hati Yang Patah
78
Jatuh Cinta Yang Salah
79
Di Titik Nadir - Akhir (Cerita Pertama)
80
Ucapan Terima Kasih Dan Pengumuman
81
C2: Bertemu Kembali
82
C2: Apa Kamu Masih Mencintaiku?
83
C2: Hampa
84
C2: Bermain Peran
85
C2: Skenario Menghindari Perjodohan
86
C2: Siksaan Kecil
87
C2: Apa Sebenarnya Isi Hatimu?
88
C2: Kecewa
89
C2: Mengalihkan Amarah
90
C2: Milikku!
91
C2: Menunjukkan Kuasa
92
C2: Pertaruhan
93
C2: Belajar Menjadi Istri Idaman
94
C2: Tidak Bisa Mencintaimu
95
C2: Kejutan Yang Sesungguhnya
96
C2: Liar
97
C2: Perempuan Penggoda
98
C2: Tidak Biasa
99
C2: Dua Garis
100
C2: Yang Awal Dan Yang Akhir
101
C2: Tidak Apa-apa
102
C2: Kehidupan Baru
103
C2: Tersadarkan
104
C2: Poros Baru
105
C2: Mata-mata
106
C2: Menata Hidup
107
C2 : Menangkapmu
108
C2: Tidak Pernah Melupakanmu
109
C2: Membuka Segel
110
C2: Posisi Tetap
111
C2: Tamu Tak Diundang
112
C2: Satu Kali
113
C2: Memeriksakan Diri
114
C2: Vonis
115
C2: Keputusan
116
C2: Jangan Sampai Menyesal!
117
C2: Menunda
118
C2: Video
119
C2: Foto
120
C2: Apakah Ini Waktunya?
121
C2: Tetap Sama Hingga Akhir
122
C2: Ambil Milikku!
123
C2: Perempuan Pertama
124
C2: Perempuan Yang Ku Percaya
125
C2: Perempuan Kepunyaanku
126
C2: Perempuan Yang Ku Tinggalkan
127
C2: Perempuan Yang Mencintaiku
128
C2: Perempuan Yang Ku Cintai
129
Di Titik Nadir - Akhir (Cerita Ke Dua)
130
Bonus Episode - Pasukan Berani Mati
131
Bonus Episode - Merayakan Cinta
132
Ucapan terima Kasih Dan Pengumuman
133
Pengumuman Spin Off Di Titik Nadir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!