“Ma, aku sudah…….” Nara menghentikan ucapannya saat melihat seseorang sedang duduk di sofa. Orang itu juga terkejut, saat melihat gadis yang ada di hadapannya.
Matanya menbulat saat melihat gadis itu keluar dengan rambut yang terurai dan masih setengah basah. Wajah gadis itu terlihat sangat segar sehingga menambah semarak pada parasnya yang elok. Sementara itu, tubuhnya mengeluarkan aroma vanilla nan lembut. Aroma yang mengusik indera penciuman laki-laki itu.
Gadis yang berdiri dengan ekspresi antara terkejut dan takut itu, seketika merampas seluruh kesadaran yang dimiliki oleh laki-laki itu dan membawanya dalam lamunan-lamunan sesaat. Ia mengagumi gadis itu pada pandangan pertama. Beberapa detik dilewati dalam keheningan, karena dua anak manusia di dalam ruangan itu tengah beradu dengan pikirannya masing-masing. Suara lembut nan merdu yang lolos dari bibir mungil gadis di hadapannya, yang akhirnya menekan kembali alam sadar laki-laki itu.
“Maaf,” Nara memundurkan tubuhnya.
“Siapa kamu? Bagaimana bisa berada di ruangan ini? Ini kamar ibuku,” ucap Rendra tidak mengenali sosok gadis yang ada di hadapannya.
“Maaf, tuan. S-saya…….” Belum selesai Nara berbicara, tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka.
“Nara, sudah selesai mandinya, nak?” Rani menyapa Nara yang berdiri membelakanginya, sementara itu Rendra terkejut saat mendengar nama Nara disebutkan.
Rendra tidak menyangka bahwa wanita yang telah resmi menjadi istrinya itu begitu rupawan. Riasan tadi pagi benar-benar berhasil menyembunyikan paras cantik gadis itu.
Rendra terlihat berpikir keras sekarang. Pikiran laki-laki itu berusaha menegasikan kenyataan yang ada di hadapannya. Ia seakan tidak mau menerima bahwa wajah yang lembut itu mempunyai keberanian untuk menipu dan merusak kebahagiaannya.
Rasa kagum pada pandangan pertama yang sempat singgah di dalam hati Rendra, seketika berubah menjadi rasa benci dan jijik. Perasaan itu menggerogoti jiwanya begitu dalam.
“Sudah ma,” ucap nara seraya membalikkan tubuhnya, menatap Rani.
“Apa pantas wanita sepertimu memanggil ibuku dengan sebutan mama?” Rendra berucap dengan nada tidak suka.
“Mama yang meminta Nara. Ingat Rendra! Sekarang, Nara adalah istrimu dan dia juga anak menantuku,” jawab Rani dengan nada tegas.
“Dia memang perempuan yang tidak punya malu,” ucap Rendra sambil menunjukkan ekspresi jijik kepada gadis itu.
“Rendra, kita sudah membicarakan semuanya tadi. Mama yakin kamu tidak akan melupakan apa yang sudah kita sepakati. Mama harap kamu bisa menjaga sikapmu, terutama selama acara resepsi itu berlangsung. Seluruh keluarga besar papamu akan hadir,” ucap Rani mengingatkan buah hatinya.
“Mama tidak perlu khawatir, sandiwara ini akan berhasil, sebab lawan mainku begitu berbakat,” sindir Rendra, sambil melangkah ke arah pintu.
“Kamu mau kemana nak?” Rani menyentuh pundak anak laki-laki semata wayangnya.
“Aku rasa kita sudah cukup berbicara, aku mau mengambil udara segar di luar,” balas Rendra sembari melanjutkan langkahnya.
“Jangan lupa satu jam sebelum acara resepsi, petugas catatan sipil akan hadir! Mama tidak ingin kamu terlambat,” ucap Rani.
laki-laki muda itu tidak menjawab dan tidak menoleh lagi ke belakang. Ia terus berjalan hingga sosoknya tidak terlihat lagi oleh ibu dan istrinya karena terhalang pintu kamar hotel yang tertutup pasca kepergiaannya. Suasana hati laki-laki itu begitu buruk saat ini. Ia tidak percaya bahwa ia sempat mengagumi wanita itu. Wanita yang telah ia tetapkan sebagai musuhnya, perusak hidupnya.
---------------
“Nona, saya sudah selesai. Anda boleh bercermin,” ucap Sasya seorang perias professional yang disewa Rani.
Gadis itu berjalan ke sisi yang lain. Kemudian, ia menatap dirinya dicermin. Ia sendiri tidak mengenali sosok gadis yang berdiri dalam pantulan cermin di hadapannya. Tangannya menyentuh wajahnya. Matanya mulai berkaca-kaca. Hatinya begitu terharu. Ia tidak menyangka itik buruk rupa telah berubah menjadi angsa putih.
“Kamu cantik sayang,” ucap Rani memecah lamunan Nara.
“Sasya yang membuatnya,” jawab Nara sambil tersenyum simpul.
“Kamu tidak memahami ucapan mama. Kecantikanmu muncul karena auramu bukan karena tangan manusia,” tutur Rani sambil memasangkan beberapa perhiasan di tubuh Nara.
“Aku tidak pantas mendapat kebaikan mama. Tolong jangan terlalu baik padaku!” Nara meminta Rani bersikap biasa saja padanya.
“Dengarkan mama! Mama tahu apa yang akan kamu hadapi nanti begitu sulit, tetapi kamu tidak boleh merendahkan dirimu, Nara. Kamu layak mendapat semua kebaikan. Kamu layak menjadi istri Rendra dan menjadi menantuku, mengerti?” Rani menatap tajam mata Nara. Wanita itu sungguh-sungguh dengan perkataannya.
Nara menganggukkan kepala. Rani memeluk gadis itu sesaat, sebelum memintanya mengganti kimono dengan gaun pengantin yang sudah disiapkan oleh Rani.
“Sempurna!” Rani membayangkan anak laki-lakinya akan terkejut saat melihat betapa cantik istrinya.
--------------------
Nareswari Meera Paradina memasuki sebuah ruangan berukuran 5m x 5m. Sebuah ruangan yang didominasi kain putih dengan beberapa pita berwarna emas sebagai aksennya. Rangkaian bunga mawar putih diterangi cahaya lampu berwarna kuning keemasan, membuat gadis itu tak henti-hentinya berdecak kagum.
“Nara, kamu baik-baik saja nak?” Rani menyadarkan Nara.
“Iya, ma.” Nara tersenyum.
Nara, Rani, petugas pencatatan sipil, dan para saksi sudah berada di dalam ruangan itu. Namun, hingga kini, Rendra belum juga menampakkan diri. Rani yang panik mencoba menghubungi ponsel Rendra, sayangnya ponsel itu tidak aktif.
Pikiran buruk menghampiri benak wanita berusia setengah abad lebih itu. Ia sampai-sampai harus menghubungi asistennya untuk membantu mencari keberadaan putranya. Wanita itu bersumpah di dalam hati, jika Rendra tidak hadir, maka ia tidak akan pernah memaafkan putra semata wayangnya itu.
“Maaf, menunggu lama.” Rendra tiba-tiba muncul.
Laki-laki itu tidak memperhatikan sekelilingnya. Ia berjalan dengan sangat cepat dan langsung duduk di tempat yang telah disediakan baginya. Sementara itu, Nara lebih suka menundukkan wajahnya. Ia takut menatap wajah laki-laki itu.
“Apakah semua sudah lengkap?” ucap petugas catatan sipil.
“Sudah,” ucap beberapa orang yang hadir di ruangan itu.
“Baiklah! Kita bisa memulainya,” kata petugas itu kemudian ia pun menjalankan tugasnya.
Akta pernikahan itu telah ditanda tangani oleh kedua mempelai, para saksi, dan petugas catatan sipil. Dengan demikian, Rendra dan Nara telah resmi menjadi sepasang suami istri di hadapan Tuhan dan ikatan mereka telah disahkan oleh Negara.
Rani menghembuskan napasnya dengan penuh kelegaan. Wanita itu menatap putra-putrinya. Ia sekarang berharap bahwa keputusan impulsif yang dibuatnya untuk memaksa Rendra mempertahankan pernikahan itu adalah keputusan yang akan berbuah manis pada akhirnya, bagi sepasang suami-istri, yang duduk di hadapannya.
------------
Kedua mempelai telah bersiap untuk memasuki sebuah gedung resepsi yang megah. Siapapun yang memandang keduanya akan merasa takjub. Mereka seperti pasangan yang diceritakan dalam negeri dongeng.
Mempelai pria bak ksatria yang gagah dengan ketampanan yang begitu memikat, sementara itu mempelai wanita nampak anggun dalam balutan gaun pengantin sederhana, namun berhasil menunjukkan kemolekan tubuhnya.
Wajah gadis itu nampak begitu memesona dalam polesan make up. Kecantikannya menjadi daya tarik tersediri bagi siapapun yang melihat. Sayangnya, laki-laki itu tidak menyadari apa yang dilihat oleh orang di sekitarnya. Mata mereka berdua enggan untuk saling bertatapan.
“Mainkan peranmu dengan baik, wanita penipu! Lakukan untuk wanita tua yang cantik di sana. Ia bahkan tidak membencimu, setelah semua yang kau lakukan padanya, pada keluarganya,” ucap Rendra dengan dingin tanpa menatap istrinya.
--------------
Halo-halo, selamat membaca! Jangan lupa Feedback-nya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Rinisa
Marathon...🤗
2023-06-01
0
Nene Juan
semoga Nara kuat ya, dan suami sadar bahwa Nara adalah wanita terbaik buat dia.
2021-05-26
1
Rien Harsono
baru baca karena baru tau ada penulis yg bagus,,,,cuma sayang yg nge-like cuma sedikit,,,apa karena masih banyak yg belum tau yaa,,,,,yuk yg udah baca novel2nya,,,bantuin promosi buat author,,,,
2021-03-30
2