Untouchable Boyfriend

Untouchable Boyfriend

Bab 1. Umpatan Si Cupu

"Hhoaaammm... ternyata sudah pagi saja." Padahal baru beberapa jam yang lalu seorang gadis manis terlelap dalam tidurnya. Setelah belajar begitu banyak buku pelajaran untuk persiapan lomba.

"sudah bangun sayang?" tanya mama Anne.

wanita muda berparas cantik itu menyiapkan sarapan ke atas meja makan.

Di sana sudah ada Papa, dan Veli kakak perempuan Vania.

"Van, sudah sampai mana persiapan lombanya? Papa Agung, memberikan dua lembar uang pecahan lima puluh ribuan.

"beres pa, katanya sih lawannya kali ini dari sekolah yang sudah jadi langganan menang lomba. Tapi Vania yakin menang sih."

Papa memberikan dua jempolnya untuk gadis bungsunya.

"semangat ya Van, kami akan selalu mendukungmu!"

"Nanti pas mau lomba, gue mau make over lo sedikit dek, biar keliatan cakep dilihat banyak orang." Veli serius dengan ucapannya, dia merasa sedih melihat adiknya selalu menjadi bahan olok-olokan di sekolah.

"Nggak usah kak! Biar begini saja, cantiknya natural, hehe.."

tiba -tiba Vania ingat sesuatu, jika semalam ada cowok yang datang menitipkan sesuatu kepadanya. "buka saja besok!" katanya.

"mah, semalam ada yang datang memberiku hadiah, mama simpan hadiahnya dimana?"

"Hadiah? Tanya mama heran.

Lalu Mama Anne menoleh ke arah suami dan juga Veli, siapa tahu mereka yang menerimanya.

"Semalam memangnya siapa yang datang?"

Mereka saling melempar pertanyaan.

...

Vania berangkat ke sekolah dengan naik ojek online. Semalam hujan turun dengan lebat, membuat sebagian jalanan tergenang air.

Saat gerbang sekolah sudah mulai terlihat, dari arah berlawanan sebuah motor sport datang melintas dengan kecepatan tidak wajar untuk jalanan berair.

Sraaaassshhh....

"Woy, hati-hati kalau bawa motor!!!" teriak abang driver kepada pemotor yang barusan lewat.

"yaaahh... Kan basah! Vania memindai tampilannya.

"Maaf ya neng, Abang sudah hati-hati tadi."

Meski bukan kesalahan abang-abang itu, tetap saja mood Vania memburuk.

"bukan salah abang kok, ini bang! Terima kasih."

Vania terus berjalan dengan menundukkan pandangan.

cowok-cowok di lapangan basket menyoraki Vania dengan panggilan si Cupu, bidadari turun dari ojek.

mendengar hal yang sudah biasa ia dengar tiap pagi tak menyurutkan langkahnya ke sekolah. Tapi kotornya seragam dan sepatunya membuatnya harus membersihkan dirinya di kamar mandi.

"Woyy.. Si cupu, tumben Lo telat!! Udah lo jelek, jangan tambahin kelakuan lo juga ngga disiplin begitu dong!!" ejek salah satu teman sekelas Vania.

"iya nih, gara-gara lo, pelajaran hari ini ditunda." sambung yang lain.

Vania hanya diam mendapati ocehan teman-temannya. Males berdebat dengan orang sok menang sendiri. Hingga akhirnya Guru mata pelajarannya datang mengampiri.

"Vania.. Kamu terlambat masuk kelas 10 menit. ada apa?" bu guru menanyai Vania.

"Saya tadi ke kamar mandi dulu bu, membersihkan diri, seragam saya kotor kena air kubangan." jelas gadis itu.

"Lo sih, kebiasaan kecil lo bawa-bawa pake main air kubangan segala. Alasan aja Lo!"

"sudah-sudah sekarang, kamu kembali ke bangkumu, tapi nanti sebagai hukuman kamu harus membersihkan ruang kelas pada jam istirahat."

Setelah memberikan hukuman, bu guru lanjut menerangkan pelajaran.

Vania hanya menggerutu, dengan kejadian buruk tadi pagi. 'awas aja, aku sumpahin lo mules sepanjang hari ini.' umpat Vania dalam hati.

Ckiiittt...

"Turun dek! Udah sampai."

Bocah laki-laki berseragam SMP itu turun. Dan masuk ke gerbang.

"Hati-hati bang!" ucap bocah itu kepada abangnya.

Cowok tampan itu mendapat banyak perhatian dari para siswi perempuan di sekolah adiknya.

"oh itu abangnya Gavin, wah aku mau sekolah disana ah, biar bisa ketemu dia.."

Saat motor sport dengan knalpot halus itu mulai meninggalkan sekolah adiknya, tiba-tiba saja perutnya merasakan mules luar biasa.

"Aduuhh...kenapa bisa pas kondisi begini sih, mules ngga lihat situasi." Cowok itu melajukan motornya dengan kecepatan penuh supaya bisa sampai toilet sekolah tepat waktu.

...

"Bro! tumben lo buru-buru! Ada apa?" sapa Boy, teman sekelas pria itu.

Brukk!!

"Gue titip tas gue bawa ke kelas ya Boy! Darurat nih!"

Boy yang menangkap Tas sekolah Ardian dengan tangkas, mengiyakan. Karena melihat temannya masuk ke dalam toilet secepat kilat.

Brooott!!!

"aaahhh...leganya.."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!