Sepanjang malam, Viona tidak bisa tidur karena terus memikirkan esok pagi. Hatinya gelisah dengan pikiran berkecamuk penuh takut. Takut jika ayahnya sungguh-sungguh tega menjadikan dirinya penebus utang, takut jika dirinya di berikan kepada pria tua yang meminjamkan uang kepada ayahnya, takut jika suatu hari nanti mendapatkan perlakuan tidak baik seperti yang sering kali dirinya dapatkan.
"Ya Tuhan, hanya kepadamu aku meminta pertolongan. Tolong beri aku jalan agar aku bisa keluar dari masalah ini." Dalam diamnya menatap langit malam di bawah gemerlap bintang kecil, Viona berdoa kepada Tuhan sang pemilik alam.
Tiada tempat mengadu selain kepada Rabb-NYA, tiada tempat mengeluh selain kepada-NYA, tiada tempat meminta tolong selain kepada TUHAN-NYA. Viona hanya bisa berpegangan teguh kepada Tuhan dan berdoa semoga bisa mendapatkan sebuah jalan terbaik untuk bisa keluar dari masalah yang ia hadapi.
*****
Tempat yang berbeda.
Pluk ....
Sebuah kartu remi terlempar ke atas meja dan di susul oleh peserta lainnya.
"Hanya itu yang kalian punya?" tanya Ronald tersenyum sinis memperhatikan kartu-kartu milik rekan sepermainannya.
"Memangnya punya kau berapa? Terlihat sekali wajahmu meremehkan kartu milik kita," tanya salah satu rekan main judi nya.
"Jelas lah, kalian semua kalah oleh ku." Dan Ronald pun menyimpan kasar kartunya.
Pluk.
"Lihatlah, kartu milikku yang menang. Jadi ini uang milikku, hahahaha." Ronald begitu girang bisa mengalahkan empat orang yang ada di sana. Dia mengambil uang sebesar lima puluh juta yang ada di atas meja. Lebih tepatnya menggeser ke arah dia.
"Sialan, gue kalah lagi." Salah satu dari mereka ada yang mengumpat kesal karena dari awal main selalu kalah dan kalah.
"Kocok lagi kartunya! Gue pasang sepuluh juta, bagaimana? Ada yang tertarik?" tanya rekannya yang berkepala plontos. Lalu, pria itu melemparkan uangnya ke tengah meja.
"Baiklah, kita mainkan lagi." Ketiga orang yang ada di sana kembali memasang uang sebagai hadiah kemenangan. Orang yang menang akan mendapatkan semua uang itu, dan yang kalah gigit jari.
"Ok, siapa takut. Saya pasang 10 juta sesuai yang kalian minta." Ronald pun menyimpan uang satu gepok ke tengah-tengah. "Giliran gue yang kocok kartu." Dan pria itu mengumpulkan kartunya kemudian mengocoknya. Lalu, Ronald membagikan satu persatu kartu remi nya sampai berjumlah lima lembar secara adil. Sisanya Ronald simpan di dekat yang.
Pluk ... pluk ....
Permainan pun terus berlanjut sengit sampai Ronald kembali menang.
"Ini milik saya. Hari ini hari keberuntunganku memenangkan semua pertandingan remi ini." Ronald terlihat senang bisa mendapatkan uang ratusan juta dalam satu malam. Pria itu begitu kegirangan karena Tuhan berpihak padanya.
"Ck, sialan. Kau pakai apa, Ronald? Bisa-bisanya semua permainan kau yang menang. Uang kita habis dipakai main malam ini."
"Tidak pakai apapun selain kecerdasan. Ini keberuntunganku, Romi. Malam ini saya akan berpesta dengan wanita-wanita yang ada di sini, hahahaha." Tawa bahagia terdengar oleh rekan-rekannya.
"Hmmm, bolehlah kita ikutan menyewa para wanita cantik dan sexy?" tanya salah satunya tersenyum memelas. Ronald meliriknya, "Terserah kau saja. Ambil satu wanita untuk memuaskan mu sampai puas!"
"Siap." Orang yang meminta pada Ronald mencari wanita bayaran yang akan menemani malamnya. Begitu pun dengan Ronald yang juga mencari wanita malam untuk bersenang-senang menghamburkan uang yang ia miliki saat ini.
"Om, mau saya layani?" datanglah salah satu wanita mendekati Ronald dan duduk di pangkuan pria itu. Tangan nakalnya mengusap apa saja yang ingin di usap.
"Tentu sayang, puaskan ku sampai begitu puas!" ucap Ronald meremas buah dada wanita malam yang ada di pangkuannya. Meskipun dirinya sudah berumur 45 tahun, wajahnya masih terlihat muda meskipun bentuk tubuhnya gemuk dengan perut buncitnya. Kekuatan dalam berhubungan pun masih cukup kuat hingga beberapa kali keluar.
"Ssstttt ah. Ini nikmat sekali rasanya," gumam Ronald menikmati elusan di bagian inti miliknya.
Club malam, tempat para orang nongkrong sekaligus berpesta dengan berbagai macam pesta menurut mereka. Banyak pula orang-orang yang menggunakan jasa kupu-kupu malam hanya untuk melampiaskan hasrat terlarang mereka. Berjudi, mabuk, disko, dan bermain wanita adalah hal yang sering kali terjadi di club malam. Seperti apa yang dilakukan Ronald, pria itu menikmati kegiatannya tanpa memikirkan anak istrinya di rumah. Kesenangan dunianya membuat ia lupa diri dan seringkali melakukan tindakan diluar dugaan.
Di saat menikmati pangutan dengan wanita itu dan bagian miliknya di remas, seseorang mengganggu kegiatannya.
"Tuan Ronald Harrison. Rupanya kau sedang berpesta." Orang itu duduk di samping Ronald dan menyalakan satu batang rokok.
Ronald yang tengah merem melek menikmati sentuhan nakalnya menoleh.
"Tuan Louis!" dirinya cukup terkejut bisa bertemu dengan orang yang ingin dihindari.
"Rupanya kau tidak lupa," balas Louis menyindirnya. "Saya hendak menagih janjimu, Ronald."
"Ja-janji?" pria itu seakan melupakan janji yang telah di sepakati oleh keduanya. Saking asyiknya menikmati sentuhan haram, membuat Ronald lupa kenyataan.
"Iya, janji akan menyerahkan salah satu anakmu kepada saya. Saya ingin hari ini juga kau menyerahkan dia!" ucap Louis begitu tegas seraya menghisap rokok yang ia selipkan diantara jari telunjuk dan jari tengah.
"Ba-baiklah. Saya akan membawanya tapi ..."
"Kau tenang saja, uangnya sudah saya siapkan sesuai yang kau inginkan. Saya ingin malam ini juga anakmu berada di tangan saya! Kau bersedia?" tanya Louis menatap tajam mata Ronald.
Pria itu mengangguk ketakutan.
*****
Kediaman Ronald
Sesuai janjinya kepada Louis, Ronald akan menyerahkan Viona ke tangan pria tua itu. Langkahnya begitu tergesa menghampiri kamar Viona.
Dug ... dug ... dug ....
"Viona buka pintunya! Viona ... cepetan buka!" tengah malam begini, Ronald membuat kegaduhan. Pria itu terus menggedor pintu kamar anaknya berharap segera di buka.
Natalie yang kebetulan kamarnya berada di sebelah kamar Viona, terganggu oleh kebisingan yang tercipta.
"Ada apa sih malam-malam begini berisik banget? Ganggu orang tidur saja." Dia turun dari ranjang seraya melihat jam yang terpasang di dinding kamar. "Rupanya sudah pukul dua belas malam." Lalu, Natalie beranjak keluar kamar.
Ceklek.
"Berisik ayah! Ini malam dan kau mengganggu waktu tidurku." Tegur Natalie seraya menguap ngantuk. Ronald hanya menoleh dan tidak menjawab. Fokusnya kembali ke pintu kamar Viona.
"Viona buka!!" sentak Ronald.
Dan barulah pintu itu terbuka memperlihatkan Viona yang sedang menguap juga.
"Ada apa, Ayah?" mata gadis itu masih terpejam menetralkan rasa ngantuk yang menyerangnya. Tidak enak badan yang ia rasa dan pengaruh obat yang di minumnya, membuat Viona seringkali tidur. Namun, ia terganggu oleh suara ayahnya.
Tanpa banyak kata, Ronald langsung menarik pergelangan tangan Viona. "Ikut ayah sekarang juga!"
Deg ....
Viona yang tadinya mengantuk seketika terbelalak kaget.
"Kemana?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments