Keputusan sepihak

"Elsa, ini kesempatan baik, Nak. Kamu bisa menguasai semua harta pria bernama Louis itu. Dia kaya meski tua bangka, empat milyar sudah ada di depan mata jika kamu mau menerima tawaran ini." Natalie berusaha membujuk Elsa supaya mau menerima tawaran yang di katakan suaminya. Dia tergiur oleh uang yang akan ia terima jika salah satu dari anak mereka mau menerimanya.

"Aku tidak mau, Bu. Jangan paksa aku, dan jangan pernah sekalipun menawarkan diriku pada orang lain." Elsa tetap menolak tegas sekalipun ia akan mendapatkan uang.

Wanita berambut pendek itu membuang muka dan menghadap jendela. "Kenapa tidak Ibu bujuk Viona saja, dia tidak bisa apapun selain menyusahkan kita. Dia itu bodoh, jelek, dan juga pendek. Mending Ibu dan ayah jadikan dia sebagai ganti atas semua utang yang ayah miliki." Seketika Elsa terus meminta agar Viona lah yang menjadi gantinya. Meski Viona adiknya, nyatanya ia tidak pernah menyayangi sang adik layaknya kakak yang menyayangi. Rasa sayang yang sering kali di tunjukkan sang ibu membuat ia juga sering memperlakukan Viona kurang baik.

Natalie menimbang-nimbang perkataan Elsa, ia juga hendak merencanakan itu tapi dirinya menanyakan dulu kesediaan Elsa. Jika Elsa tidak mau, berarti hanya Viona yang akan menjadi jaminan nya.

"Baiklah, ibu akan membicarakan ini dengan ayahmu dan juga Viona."

"Kalau Viona menolak paksa saja, emangnya Ibu mau wanita cantik, berprestasi, dan pekerja keras seperti diriku di jual dan tidak lagi memberikan Ibu uang? Hanya aku yang selalu memberikan keluarga ini uang setelah ayah tidak bekerja lagi." Elsa terus membujuk ibunya agar menjadikan Viona sebagai jaminan. Ia sendiri menolak karena memang tidak tertarik dan sudah memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya, hidupnya akan kacau dan akan terkurung oleh jerat utang.

"Ibu juga tidak ingin kehilangan kamu, dan tidak mau menyerahkan kamu kepada rentenir itu. Kamu itu anak kesayangan Ibu dan juga anak yang selalu membanggakan buat kita. Baiklah," ucap Natalie berdiri dari duduknya. "Ibu akan membujuk ayahmu agar menjadikan Viona jaminannya, dan ibu tidak akan membiarkan kamu menjadi penebus utang."

Lalu, ia beranjak melangkah pergi dari kamar sang putri. Elsa memandang lekat ibunya dan berkata, "enak saja menjadikanku penebus utang. Lebih baik Viona saja, gadis pembawa sial. Gara-gara dia hidup kita jadi kekurangan materi."

*****

"Bagaimana, Bu? Apa Elsa bersedia dan mau membantu ayah?" tanya Ronald kala melihat istrinya keluar dari kamar Elsa.

"Elsa menolak tegas. Hmmm, Yah, apa sebaiknya kita bujuk Viona saja? Elsa itu anak pintar, cantik, berprestasi, dan juga sering sekali menghidupi kita, jangan jual dia, Yah." Natalie mulai membujuk suaminya, dan membujuk sang suami agar tidak melibatkan Elsa dalam utang yang di milikinya.

"Kalau Elsa tidak mau, tinggal Viona harapan satu-satunya. Hanya dia yang saat ini bisa membantu ayah terlepas dari bayang-bayang jeruji besi." Ronald pun berpikir untuk menjadikan Viona jaminannya, dan akan memaksa Viona jika anak itu menolak.

*****

Malam pun tiba, suasana di meja makan masih terasa hening tidak ada pembicaraan. Viona sempat heran karena ayahnya tidak membicarakan lagi masalah tadi siang. Tetapi, ia cukup lega karena ia pikir ayahnya tidak jadi menjadikan mereka jaminan hutang.

Namun, pikiran itu ternyata hanya sebuah ilusi semata. Ia terkejut kala sang ayah berkata, "Viona, ayah sudah memutuskan untuk menjadikan kamu jaminan atas utang yang ayah miliki."

Deg ....

Viona yang hendak menyuapkan makanan pun sampai menjatuhkan sendoknya saking tercengang penuh keterkejutan.

"Ayah! Kenapa harus aku? Aku sudah mengatakan kalau aku menolaknya, Ayah." Viona tidak habis pikir oleh pemikiran sang ayah yang begitu tega menjual dirinya. Lagi-lagi dirinya yang selalu dikorbankan.

"Vi, hanya kamu satu-satunya harapan ayah. Tidak kasihan kah dirimu melihat ayah di penjara? Ayah mohon bantu ayah, Nak." Perkataan Ronald begitu memelas berharap Viona mau menyetujuinya. Raut wajahnya pun begitu terlihat menyedihkan dengan garis kerutan di beberapa tempat.

"Benar, Viona. Hanya kamu harapan kami satu-satunya, Elsa tidak mau dan menolak tegas, hanya kamu seorang yang harus mau." Natalie pun menimpali ucapan Ronald membujuk Viona. Ia memandang penuh harap mata Viona dengan sorot mata memelas. Kalau Elsa, ia diam saja dan acuh makan tanpa peduli keadaan di sekitar mulai terasa tidak nyaman.

Viona menatap silih berganti ayah dan ibunya. "Kenapa harus aku? Elsa saja menolak, aku pun akan menolaknya karena memang aku tidak bersedia. Kalau Ayah mau membayar hutang, Viona akan bantu, Ayah." Matanya Viona sudah berkaca-kaca sedih karena kedua orangtuanya selalu saja tidak pernah berpihak ataupun membiarkan Viona memilih jalan hidupnya.

"Elsa itu sudah sangat membatu keadaan ekonomi kita, Viona. Dia juga saat ini sedang bekerja di perusahaan property terbesar di kota kita. Dia itu cantik, mandiri, pintar, dan juga berprestasi. Ia mampu membanggakan keluarga kita. Kalau dia yang di jadikan jaminannya, hidupnya akan tidak tenang dan hancur. Sedangkan kamu, otak bodoh, cantik tidak, pendek iya, wajah pun banyak berjerawat. Padahal umur kamu baru 18 tahun tapi sudah kelihatan tua," ucap Natalie tidak sedikitpun mengerti perasaan Viona. Ia selalu saja membanggakan Elsa dan selalu membandingkan keduanya. Tak segan pula Natalie menghina fisik Viona. Padahal, gadis itu masih sangat terlihat cantik meski ada beberapa jerawat di wajahnya.

Viona memang tipe gadis biasa, ia tidak pernah sekalipun memperhatikan penampilannya dan tidak suka berdandan. Wajahnya pun berminyak dan berjerawat. Padahal, jika Viona merawat dirinya, maka ia akan jauh lebih cantik dibandingkan dengan Elsa.

Hati Viona tersayat perih kala dirinya terus dibandingkan dengan sang Kakak. Rasa sakitnya pun kian bertambah saat kedua orangtuanya meminta dirinya menjadi jaminan utang.

"Dan kalau kamu jadi peliharaan tuan Louis setidaknya kamu memiliki uang buat merawat diri kamu," timpal Ronald yang juga diam saja ketika Viona di paksa. Ia ayahnya, tapi perlakuan dia tidak terlihat seperti ayah kandung.

"Ayah, ibu. Tak bisakah kalian memiliki perasaan terhadap ku? Aku ini anak kalian juga, aku juga lahir dari rahim ibu juga, tapi kenapa kalian selalu membandingkan aku dengan Elsa? Kenapa harus aku yang selalu di korbankan di saat ada masalah dalam keluarga kita? Aku ini anak kalian bukan, sih?" Sakit, hatinya seringkali merasakan sakit hati jika di banding-bandingkan. Ia akui jika dirinya bodoh dan tidak sepintar Elsa, tapi bukan berarti dirinya harus menjadi gadis penebus hutang segala. Dan kali ini Viona menanyakan tentang siapa dirinya, benarkah dia ank kandung keluarganya? Atau bukan.

Brak!

Tiba-tiba meja makan di gebrak kasar oleh Ronald. Matanya menatap tajam Viona.

"Nurut saja apa susahnya, sih, hah? Tinggal ikuti kemauan ayah saja kau sulit sekali. Apa ini cara mu berbakti kepada ayah yang sudah membesarkan mu?" sentak Ronald mulai kesal dengan penolakan Viona. Dia tidak menjawab pertanyaan Viona mengenai anak siapa Viona ini.

"Tapi Ayah ..."

"Pokoknya Ayah tidak mau tahu, kamu harus bersedia menjadi jaminan. Besok, kamu harus ikut ayah ke tempatnya Louis!" keputusan sepihak pun Ronald ambil tanpa ingin di bantah ataupun kasihan terhadap Viona.

Deg ....

"Ayah!" Viona tidak menyangka ayahnya tega memutuskan keputusan sepihak tanpa mendengarkan keinginan dirinya.

Pria itu pergi meninggalkan meja makan, dan Viona pun ikut berdiri mengejar ayahnya.

"Ayah, aku tidak mau, jangan paksa aku, Ayah." Viona memohon pada ayahnya berharap pria itu membatalkan. Gadis itu menahan tangan ayahnya, tetapi Ronald menepisnya secara kasar.

"Suka ataupun tidak, kamu akan tetap ikut ayah!"

Terpopuler

Comments

Eko kusmiatun

Eko kusmiatun

hi...hi....hi kasian viona,....pasti bukan anak kandung mereka,makay di perlakukan kayak gitu.

2023-04-01

1

Andin Anindianita

Andin Anindianita

tegnya ny seorg ayh..aws byr viona bls.nnti

2023-02-20

1

lihat semua
Episodes
1 Dibandingkan
2 Kedatangan Penagih Utang
3 Tawaran
4 Meminta
5 Penolakan
6 Keputusan sepihak
7 Berharap ada keajaiban.
8 Tidak Sesuai Harapan
9 Aku Tidak Mau!
10 Mencoba Kabur
11 Tawaran II
12 Mencoba Kabur II
13 Siapa aku?
14 Kenyataan Yang Sulit Dipercaya
15 Tolong Aku
16 Kejutan Untuk Louis
17 Permintaan Bram
18 Teman Bicara
19 Keluar Jalan-jalan
20 Permintaan Raymond
21 Keputusan
22 Pasrah Pada keadaan
23 Pernikahan Terpaksa
24 Ray yang kasar
25 Permintaan pertama dari Raymond
26 Hinaan Dari Mertua
27 Surat Perjanjian
28 Rebutan Selimut
29 Perdebatan Keluarga Ronald
30 Perdebatan di pagi hari
31 Tidak mungkin terjadi
32 Di usir.
33 Entah kemana lagi.
34 Lepaskan Aku!
35 Khawatir
36 Baik-baik saja
37 Perampokan
38 Kedekatan yang tidak terasa
39 Jalan Keluar
40 Kena Tampar Lagi
41 Datang ke Kantor Ray
42 Pengakuan Adit
43 Kesalahan berujung penyatuan
44 Maaf
45 Dia Kembali
46 Ada yang Berbeda dengan hati
47 Ada apa dengan diriku?
48 Rencana Elena
49 Ketakutan Viona
50 Berusaha menenangkan ala Raymond
51 Ketagihan berlayar
52 Mual-mual
53 Melakukan pemeriksaan.
54 Keputusan Viona
55 Kepanikan Ray
56 Kesedihan Raymond
57 Kenyataan yang mengejutkan
58 Terpuruk dalam penyesalan
59 Flashback
60 Sebuah kenyataan dan pertemuan
61 Tidak ada kata talak diantara kita
62 Kesempatan untuk Raymond
63 Tindakan Raymond
64 Pagi yang indah
65 Waktu cepat berlalu ( End )
66 Promosi Novel ( I'M NOT BARREN )
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Dibandingkan
2
Kedatangan Penagih Utang
3
Tawaran
4
Meminta
5
Penolakan
6
Keputusan sepihak
7
Berharap ada keajaiban.
8
Tidak Sesuai Harapan
9
Aku Tidak Mau!
10
Mencoba Kabur
11
Tawaran II
12
Mencoba Kabur II
13
Siapa aku?
14
Kenyataan Yang Sulit Dipercaya
15
Tolong Aku
16
Kejutan Untuk Louis
17
Permintaan Bram
18
Teman Bicara
19
Keluar Jalan-jalan
20
Permintaan Raymond
21
Keputusan
22
Pasrah Pada keadaan
23
Pernikahan Terpaksa
24
Ray yang kasar
25
Permintaan pertama dari Raymond
26
Hinaan Dari Mertua
27
Surat Perjanjian
28
Rebutan Selimut
29
Perdebatan Keluarga Ronald
30
Perdebatan di pagi hari
31
Tidak mungkin terjadi
32
Di usir.
33
Entah kemana lagi.
34
Lepaskan Aku!
35
Khawatir
36
Baik-baik saja
37
Perampokan
38
Kedekatan yang tidak terasa
39
Jalan Keluar
40
Kena Tampar Lagi
41
Datang ke Kantor Ray
42
Pengakuan Adit
43
Kesalahan berujung penyatuan
44
Maaf
45
Dia Kembali
46
Ada yang Berbeda dengan hati
47
Ada apa dengan diriku?
48
Rencana Elena
49
Ketakutan Viona
50
Berusaha menenangkan ala Raymond
51
Ketagihan berlayar
52
Mual-mual
53
Melakukan pemeriksaan.
54
Keputusan Viona
55
Kepanikan Ray
56
Kesedihan Raymond
57
Kenyataan yang mengejutkan
58
Terpuruk dalam penyesalan
59
Flashback
60
Sebuah kenyataan dan pertemuan
61
Tidak ada kata talak diantara kita
62
Kesempatan untuk Raymond
63
Tindakan Raymond
64
Pagi yang indah
65
Waktu cepat berlalu ( End )
66
Promosi Novel ( I'M NOT BARREN )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!