Kejutan dari Daffin tidak pernah gagal membuat Aya tercengang. Masih segar kejutan bahwa dirinya seorang pecandu, kini muncul kejutan baru oleh seseorang yang mengaku sebagai pacarnya.
Entah darimana pula anak itu tahu tentang toko kuenya. Semua bermunculan tanpa memberi Aya waktu untuk bernapas. Yang lebih mengejutkan, sikap Daffin yang hanya diam dan tidak melakukan apapun. Dia seperti membeku dan tak berkutik saat gadis itu memeluknya, membuat Aya illfeel.
Aya yang tidak ingin ada keributan pun akhirnya membiarkan Daffin ikut dengan mereka. Ia tidak tahu apakah keputusannya benar atau salah. Ia merasa tidak berhak menghalangi Daffin untuk tidak bergaul dengan siapapun. Terlebih dirinya sendiri juga tidak berusaha menolak atau membantah apapun.
"Apa benar dia pacarnya Kak Daffin?" celetuk Haira.
"Nggak tahu..bodo amat" jawab Aya ketus dan pergi meninggalkan Haira ke dapur.
Haira heran sekaligus gemas melihat Aya yang menunjukkan tanda-tanda cemburu pada Nona, gadis yang mengaku sebagai pacar Daffin. Dia pun mengejek kakaknya dan berakhir mendapat lemparan serbet dari dalam dapur.
Daffin meninggalkan toko kue Aya bersama anak-anak itu. Sedangkan gadis yang mengaku pacarnya itu masih saja menggelayuti lengan Daffin di sepanjang jalan. Berkali-kali Daffin menyuruhnya menyingkir tetapi tidak digubris oleh gadis itu.
Daffin kembali teringat ekspresi Aya saat di toko sebelumnya. Ia sedikit menyesal karena hanya diam dan tidak mengatakan apapun saat itu. Akhirnya dia menghubungi Arka untuk menemani Aya di toko. Ia khawatir akan ada orang-orang aneh lain yang mendatanginya.
"Lo dimana?" tanya Arka dari balik telepon.
"Gue sama Nona" jawab Daffin pendek.
Mendengar nama Nona disebut, Arka langsung terdiam dan menutup teleponnya. Ia bergegas berlari menuju toko kue.
***
Mood Aya mendadak menurun setelah kejadian dilabrak Nona. Seharian ini dia kehilangan fokusnya pada pekerjaan. Tangannya bergerak tetapi pikirannya melayang mencari keberadaan Daffin. Dimana Daffin, sedang apa, apa dia benar pacarnya, kalimat-kalimat itu terus berputar di kepala Aya.
Bahkan Arka yang sudah tiba dan berdiri di depannya pun tidak bisa membuyarkan lamunannya. Berkali-kali Arka memanggilnya tapi Aya terus saja melamun. Hingga akhirnya Arka memanggilnya dengan sedikit keras, barulah Aya terhenyak.
"Ngelamunin apa sih, sampe dipanggil nggak denger?" goda Arka.
"Eh, Arka. Gimana kabar lo? Urusan yang itu, baik-baik aja kan?" Aya langsung mengubah topik.
"Lagi mikirin Daffin sama Nona ya?"
Aya mengernyitkan dahinya. Ia mengumpat dalam hati karena Arka bisa membaca pikirannya. Tapi ia lebih mengumpat lagi saat tahu Daffin lah yang menyuruh Arka untuk mendatanginya.
Aya memang sudah bisa merasakan bahwa Arka menaruh hati padanya. Gerakan tubuh, perlakuan, dan sikap lainnya membuat Aya langsung berpikir ke arah sana. Namun alih-alih senang, Aya justru merasa tidak nyaman. Awalnya dia memang belum memastikan perasaannya, namun sekarang dia sudah yakin bahwa dia menyukai Daffin. Tetapi kemunculan Nona membuat hatinya galau.
Melihat tingkah laku Aya yang terlihat gelisah dan cemburu, Arka tersenyum kecut. Dia sudah mengetahui bahwa dirinya kalah dalam pertarungan itu. Arka pun memegang kedua bahu Aya dan mendudukkannya di kursi agar gadis itu berhenti khawatir.
"Gue kasih tau siapa itu Nona" katanya.
Akhirnya Arka menceritakan kisah mereka bertiga. Nona adalah gadis yang Daffin temui saat dia direhabilitasi. Mereka sama-sama menghadapi pahitnya hidup di bawah tekanan narkotika.
Awalnya Daffin kesulitan menahan diri saat pertama kali masuk ke panti. Dia selalu berontak dan berbuat onar saat dirinya tidak mendapatkan apa yang dia mau. Hingga pada suatu hari, para petugas dibuatnya kewalahan saat dia mencoba melarikan diri. Dan saat dia mengancam akan melukai dirinya sendiri, Nona muncul di saat dan tempat yang tidak tepat. Hingga akhirnya Daffin melukai Nona sampai kehilangan banyak darah.
"Trus apa yang terjadi setelah itu?" tanya Aya.
"Nona koma selama satu minggu" jawab Arka.
Setelahnya Daffin yang sudah menjalani pengobatan dan sadar akan perbuatannya, selalu mendampingi Nona. Mereka memang berpacaran dan cukup terkenal di panti saat itu. Namun ketika Daffin lebih dulu keluar, dia tidak lagi menghubungi Nona. Ia selalu bersembunyi dan menghindarinya. Entah karena alasan apa Daffin melakukan itu.
Nona yang merasa disepelekan dan tidak dianggap akhirnya memburu Daffin. Ia merasa memiliki Daffin. Ia merasa Daffin berutang nyawa padanya.
Tiba-tiba Arka menghentikan ceritanya. Ia melihat ada bulir-bulir bening di mata Aya. Gadis itu berusaha menyembunyikannya, tetapi Arka sudah terlanjur melihatnya. Aya merasakan hatinya sedikit sakit. Ternyata mereka memang berpacaran. Bahkan ada cerita sedalam itu di antara mereka. Sedangkan Aya baru saja mengenalnya meski mereka satu sekolah. Aya merutuki dirinya yang membandingkan dirinya dengan Nona.
Arka tidak lagi meneruskan ceritanya soal Daffin dan Nona. Saat itu ada pelanggan yang masuk dan membuyarkan obrolan mereka. Semenjak itu Aya menjadi lebih banyak diam. Dia menyibukkan dirinya sampai waktu tutup toko tiba. Bahkan saat Arka menawari mengantarnya pulang, dia tidak menolaknya sama sekali, padahal harusnya ia merasa tak nyaman. Pikirannya benar-benar terganggu.
***
Sementara Aya berkutat dengan pikirannya, Nona justru membawa Daffin ke kafe tempat biasa Daffin mengambil obat. Ya, tempat Om Benny. Daffin bingung kenapa Nona membawanya kesana. Apakah Nona tahu bahwa dia menjadi Merpati di kafe itu? Atau Nona juga seorang anggota dari tempat ini? Pikiran Daffin berkecamuk.
"Hai Om Ben, kenalin ini pacar aku" seru Nona dari kejauhan saat melihat Benny.
"Gue udah kenal, dia kan kerja disini" jawabnya.
"Hah? Iya sayang? Berarti kita bisa kerja bareng dong, asikk" celetuknya manja sambil kembali menggaet tangan Daffin.
Kali ini Daffin merasa risih. Banyak pasang mata melihat dia digelayuti gadis manja ini. Ia mencoba melepaskan tangan Nona, dan bergegas masuk ke dalam untuk mengantarkan setoran dari pengirimannya hari itu.
Cukup lama Daffin berusaha melarikan diri dari Nona. Hampir dua jam dan ia selalu tertangkap lagi oleh gadis itu. Dia selalu mengancam Daffin jika dia meninggalkannya.
"Kalau ancamanku padamu sudah tidak mempan, aku akan mengancammu dengan gadis itu"
"Apa maksudmu?" teriak Daffin.
"Aku tau kamu suka sama gadis bernama Aya itu. Kalau kamu terus melarikan diri dariku, aku akan buat dia berada di dunia yang sama dengan kita" ancam Nona dengan tatapan tajamnya.
Tenggorokan Daffin tercekat. Suaranya mendadak hilang entah kemana. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk meladeni gadis itu. Ia tidak mungkin berontak atau melawan dengan keselamatan Aya sebagai taruhannya.
Ia tidak mau Aya yang baru saja melewati masa sulitnya kehilangan ayah, harus menghadapi Nona yang bisa dibilang gadis nekat. Daffin ingin melindunginya, karena dia juga telah memastikan bahwa dirinya menyukai gadis yang selalu mengomelinya itu.
Ting
Aya mengiriminya sebuah pesan.
Mulai besok hentikan pencarian kita. Kamu tidak perlu membantuku lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
monocaaa
fiks, Aya kecewa... 😌
2023-02-13
0