Kejutan Baru

Bunyi alarm dari jam weker yang dipasang Aya membuatnya terbangun dari tidurnya. Ia sengaja memasang alarm di jam 4 subuh agar dia bisa berangkat lebih awal. Sembari mengumpulkan nyawanya, Aya kembali memikirkan Daffin yang semalam berada di depan rumahnya.

"Dari mana Daffin tahu rumahku?"

"Bagaimana Daffin bisa mengenal Haira?"

Berkali-kali pertanyaan itu muncul di benak Aya. Namun ia memilih untuk tidak menanyakan hal itu ke Haira. Setidaknya untuk sekarang.

Aya pun segera mandi dan berangkat ke sekolah tanpa mengganggu adiknya yang belum keluar dari kamar.

Begitu Aya sampai di depan pintu gerbang, Pak Teguh menyapanya dengan suara khasnya yang berat sambil tersenyum lebar.

"Neng Aya, tumben hari ini ndak telat?" goda Pak Teguh sambil terkekeh.

"Iya, Pak. Biar Pak Teguh ndak dimarahi lagi karena bukain pintu gerbang buat saya" balas Aya sambil meringis.

"Walah, kalau Neng Aya begini terus tiap hari, saya jadi seneng Neng" kata Pak Teguh yang hanya dibalas tawa kecil oleh Aya.

"Ya sudah Pak, saya masuk dulu nggih" pamit Aya sopan dan berlalu.

Pak Teguh adalah salah satu orang favorit Aya di sekolah. Beliau memang hanya penjaga sekolah, tapi setiap Aya membutuhkan bantuannya, beliau selalu ada dan membantu. Meskipun Aya bisa dibilang selalu menimbulkan masalah, Pak Teguh tetap bersikap baik padanya.

Pernah suatu waktu, Aya hampir tertangkap basah merusak properti sekolah karena berkelahi dengan siswa lain, tapi Pak Teguh justru menutupinya dengan berkata pada guru bahwa beliau lah yang merusaknya. Karena itulah Aya merasa sangat dekat dengan Pak Teguh. Ia merasa banyak berhutang budi meskipun hanya masalah yang ia berikan kepada Pak Teguh.

Aya menghela nafasnya panjang. Ia ingin memenuhi paru-parunya dengan oksigen pagi hari yang masih murni dan segar. Selama ini ia lebih banyak telat karena kesiangan daripada merasakan hawa pagi yang istimewa ini.

Saking terpesonanya dengan keindahan pagi hari, terlebih pagi itu sedikit berkabut, Aya merentangkan tangannya sambil berputar-putar. Persis seperti di film India. Bedanya hanya ia tidak main hujan. Aya pun tertawa geli sendiri melihat tingkah konyolnya.

"Lagi syuting film India?"

Aya terkejut melihat Daffin tiba-tiba muncul di depannya. Terlebih saat ia sedang melakukan hal konyol itu. Kakinya sedikit tergelincir karena gerakan berputarnya yang berlebihan. Ia pun mendarat cantik di 'pelukan' Daffin. Aya yang memang menyukai laki-laki tampan dan menawan, tidak menyia-nyiakan pemandangan ekstra pagi itu.

Aya memandang wajah Daffin, lebih tepatnya ia mencoba menerawang matanya yang kecoklatan. Matanya memang beda, karena Daffin produk campuran luar negeri. Aya pun merasakan dada Daffin yang cukup bidang dan berotot. Tubuhnya proporsional dan cukup atletis. Ah, begini saja Aya sudah membayangkan yang tidak-tidak. Karena posisinya sekarang sudah berganti genre, bukan lagi film India melainkan drama Korea.

"Dasar mesum" ucap Daffin.

"Hah? Apa maksudnya?" Aya tersadar dari morning halunya dan cepat-cepat berdiri.

"Kamu sengaja kan, putar-putar begitu biar jatuh, trus biar ditangkep gitu?" goda Daffin sambil menatap Aya dengan tatapan mengejek.

"Dih, enggak ya. Lagian mana aku tahu kamu bakalan muncul tiba-tiba begitu. Sengaja dari Hongkong?" protes Aya.

"Udah ngaku aja, tadi kamu lama-lamain di pelukanku biar bisa memandang wajahku yang ganteng ini kan?" ujar Daffin.

Aya hanya menggeleng heran dan memberi Daffin 'hadiah sentuhan' kecil di kepalanya.

Dia merasa Daffin bukanlah tipenya sekalipun wajah dan tubuhnya sangat pacarable banget. Ia mengakui itu. Bahkan saking terpesonanya, Aya melupakan rasa penasarannya semalam.

Ia kembali mengingatnya saat melewati area aula olahraga. Aya memutuskan masuk dan menuju tempat dimana kemarin ia melihat orang-orang itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" batin Aya.

Namun rasa penasarannya ia tahan dan ia bergegas menuju kelasnya. Ia cukup bersemangat dengan ujian hari kedua ini. Karena mata pelajaran hari ini adalah bahasa inggris, Aya menambah kecepatan otaknya untuk bekerja lebih keras dari biasanya.

Aya memang tidak cukup pandai dalam pelajaran. Ia sama normalnya dengan anak-anak lain yang merasa 'trauma' dengan Matematika. Tapi Aya cukup bagus dalam pelajaran Bahasa Inggris. Ia selalu berupaya lebih giat saat belajar karena mimpinya adalah menjadi wanita karir yang mahir bahasa asing.

Setibanya di kelas, sudah banyak anak yang berkutat dengan buku pelajaran mereka. Sedangkan Aya yang merasa percaya diri dengan kemampuannya kali ini, lebih memilih menghabiskan waktu yang tersisa untuk tidur di bangkunya. Baginya, tidur sebelum ujian adalah ritual wajib untuk mengecas pikirannya. Dan pastinya hanya Aya yang berpikir demikian.

Lalu seseorang menabrak mejanya dan tasnya pun jatuh. Isi tasnya terserak ke lantai. Aya spontan terbangun dan mulai emosi.

"Heh!!!" teriak Aya.

"Ups, sorry.." kata seseorang yang sama sekali tak Aya kenal.

"Siapa lo? Main tabrak main lari aja.." protes Aya sebal karena tidurnya yang berharga terganggu.

"Gue? Nanti lo juga tahu" jawab orang itu sambil tersenyum dan melengos pergi.

Aya hanya diam dengan mulut terngaga melihat adegan yang membuatnya tak habis pikir. Mood-nya sudah turun sejak bertemu dengan Daffin pagi tadi, dan sekarang semakin menipis setelah dibuat jengkel oleh si anak tabrak lari itu.

***

Beruntungnya, meski sejak pagi Aya 'digoda' oleh banyak hal yang membuat emosinya diuji, akhirnya sesuai harapan dia bisa mengerjakan ujian Bahasa Inggrisnya dengan baik. Ia merasa sangat percaya diri bahwa kali ini nilainya akan naik.

Hatinya yang mulai senang dan mood-nya yang mulai naik lagi, mendadak terurai saat ia menyadari sudah waktunya jam hukumannya kembali dilaksanakan.

"Huh, ketemu Daffin lagi" gerutu Aya sepanjang jalan menuju aula olahraga.

Sesampainya di aula, ia masih saja menggerutu. Kali ini ia kembali melihat banyaknya bola basket yang tercecer.

"Sebenarnya siapa sih yang main basket tanpa mau beresin ini?" teriak Aya jengkel.

Satu bola ia lemparkan ke arah yang sembarangan saking jengkelnya. Dan bola itu secara tak sengaja mengenai seseorang yang berada di balik kursi yang ditumpuk.

"Aw.."

Aya terkejut dan bergidik, ia tak menyangka bahwa ada orang lain di ruangan itu.

"Daf..Daffin?" teriak Aya memastikan bahwa suara mengaduh itu adalah Daffin.

"Bukaan..gue bukan Daffin" jawab seseorang itu sambil berjalan keluar dari balik tumpukan kursi.

"Elo?!" celetuk Aya menunjuk orang itu.

"Lo dendam sama gue karena nabrak meja lo tadi?" kata orang itu lagi.

"Lo siapa sebenarnya? Ngapain lo tiduran disitu?" tanya Aya berani.

"Kenalin, gue Arka. Kelas 12 olahraga" kata orang yang menyebut dirinya Arka itu seraya menyodorkan tangannya meminta salaman.

"Ngapain lo disini?"

Kali ini suara yang dikenal Aya muncul tiba-tiba lagi. Aya heran kenapa orang-orang di sekitarnya suka sekali muncul tanpa peringatan.

"Daffin, my bro.." Arka menyambut Daffin yang menatapnya dengan tatapan tak suka.

"Kalian saling kenal?" Aya semakin bingung dengan mereka berdua.

"Dia adikku" sahut Arka singkat dengan senyum yang lebar dan tangan yang dikalungkan ke leher Daffin.

Terpopuler

Comments

☘💚Efa Vania💚☘

☘💚Efa Vania💚☘

makin penasaran, jadi nanti aya bakalan sm daffin apa arka ya🤔

2023-02-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!