Rencana Daffin

Sepanjang jalan Aya tidak sepenuhnya fokus dengan dirinya. Aya hampir saja tertabrak motor karena dia terlalu berjalan ke tengah. Pikirannya masih terpaku pada adiknya Haira yang ternyata juga korban para gembong narkoba itu. Ia flashback saat-saat Haira tidak pulang dalam dua hari, dan beralasan menginap di rumah temannya. Ah, betapa bodohnya dia percaya begitu saja dengan alasan klise itu.

Belum lagi rencana gila Daffin yang membuatnya semakin frustasi. Berulang kali Aya berpikir, ia masih belum bisa memahami jalan pemikiran anak itu. Bagaimana bisa Daffin memikirkan rencana yang bisa membuatnya dalam bahaya.

Mereka memang sepakat untuk membantu Siska dan Dipa. Tetapi demi mencari alasan dibalik pengejaran para preman itu, Daffin menawarkan dirinya untuk menjadi umpan. Ya, dirinya akan berpura-pura seolah ingin menjadi salah satu Merpati. Menurutnya hanya itu yang bisa dilakukan untuk mencari tahu sisi dalam organisasi mereka.

Sampai di rumah, Aya mencari keberadaan Haira. Ternyata adiknya tengah tertidur dengan buku yang jatuh di wajahnya. Aya mendekati ranjang adiknya. Ditatapnya wajah Haira yang cantik. Aya kembali teringat saat dia dan keluarganya kelimpungan mencari Haira yang hilang selama dua hari. Dan gadis muda itu pulang dengan sendirinya dan beralasan hanya menginap di rumah teman. Aya merutuki dirinya yang kurang peka dengan keadaan adik kesayangannya.

Diambilnya buku yang terjatuh menutupi wajah Haira. Adiknya begitu pulas. Wajah Haira adalah bagian favorit Aya. Adiknya sangat cantik bahkan dimatanya yang sama-sama perempuan. Ia merasa harus lebih menjaga adiknya.

Sekali lagi Aya teringat tentang rencana Daffin. Ia ingin melindungi adiknya, tapi ia juga tidak mungkin mengorbankan teman-temannya. Akhirnya ia memutuskan untuk menerima dan melakukan rencana Daffin.

Aya berlari ke kamarnya untuk berganti baju dan berencana menemui Daffin. Ia baru saja menyadari bahwa dirinya dan Daffin tidak memiliki nomor ponsel masing-masing. Ia pun bergegas kembali ke markas untuk mencari anak itu. Namun baru saja dia keluar halaman, ia melihat Daffin berdiri di depan pintu pagar rumahnya.

"Daffin..ngapain lo disini?" tanya Aya heran sekaligus lega karena tidak perlu susah payah mencarinya.

"Aku tahu lo akan nerima rencana gue" jawab Daffin

"Cih, sok tahu lu.."

"..eh tapi aku ada syarat.."

Daffin mengernyit. Dia khawatir persetujuan Aya ini mengandung syarat yang menyulitkan baginya.

"Apa?" tanyanya.

"Aku mau kita berdua yang lakuin" jawab Aya tegas dan mantap.

Daffin yang sudah memprediksi hal ini, hanya bisa mengangguk meskipun sebenarnya dia juga tidak setuju. Biar bagaimanapun Aya belum pernah melihat sisi dunia yang seperti ini. Apalagi melakukan hal bodoh seperti berpura-pura menjadi Merpati. Itu sama dengan berusaha mengantar nyawa ke sarang musuh. Tapi berusaha menolak dan meyakinkan Aya juga akan sia-sia.

***

Musim ujian sudah berakhir. Sekolah mengadakan festival tahunan yang biasanya dilaksanakan setelah ujian. Festival dimana para murid harus membuka bazar atau stand berupa makanan atau yang lain. Kesempatan ini dijadikan oleh Daffin dan Aya untuk melaksanakan rencana mereka.

Setelah berkoordinasi dengan Arka dan Siska, mereka segera menyusun rencana. Alasan mereka melakukannya saat festival berlangsung adalah tingkat peluangnya lebih tinggi. Karena festival ini terbuka untuk umum, mereka pasti berusaha membuka 'pasar' mereka di kalangan remaja. Para preman itu akan menyusup dan menjual produk mereka di lingkungan sekolah. Tentu dengan cara mereka yang sembunyi-sembunyi.

Daffin membawa Aya ke atap. Dia meyakinkan Aya untuk terakhir kalinya. Dan gadis itu tetap pada pendiriannya. Ia harus menyelamatkan Haira, adiknya.

"Tapi, Fin..gimana cara kita ngenalin mereka?" tanya Aya.

"Mereka biasanya bergerak berpasangan. Mereka akan membawa tas kecil berwarna hitam dengan gambar merpati di atasnya.."

"Wait..kok lo bisa tau?"

Penjelasan Daffin dipotong oleh Aya karena menurutnya Daffin sangat mencurigakan. Bagaimana dia bisa menjelaskan semua itu tanpa ragu sama sekali. Seolah dia pernah menjadi bagian dari mereka. Pikir Aya.

"Lo ikutin aja instruksi gue, nggak usah banyak tanya!" jawab Daffin dingin.

Aya mengerucutkan bibirnya sebagai tanda protes atas jawaban Daffin. Ia mengikuti arahan Daffin untuk aksi mereka nanti. Sementara Arka sudah lebih dulu mendapat arahan dari Daffin.

Di tempat lain, Siska yang belum mengetahui rencana Daffin, tengah sibuk mencari Aya. Ia merasa harus mengatakan hal yang belum sempat ia utarakan pada Aya saat berada di Rumah Kampung. Daffin, Arka, dan Aya memang sepakat untuk merahasiakan rencana mereka dari Haira, Dipa dan Siska. Mereka berpikir tidak perlu melibatkan ketiga anak itu dalam rencana mereka.

Siska tidak menemukan Aya yang masih berada di atap. Entah apa yang ada dalam pikirannya, tapi ia terlihat sangat terburu-buru. Dan saat ia hampir menyerah, ada seorang siswa yang memberitahunya bahwa beberapa waktu lalu Aya terlihat menuju ke atap bersama Daffin. Siska pun bergegas naik ke atap gedung dengan tinggi empat lantai tersebut.

Brakk

Siska melihat Aya dan Daffin yang terkejut bersamaan saat pintu atap terbuka dengan keras. Mereka nampak lebih terkejut ketika melihat Siska yang membuka pintu itu dengan raut wajah bingung dan ketakutan.

"Siska, ngapain lo disini?" tanya Aya kaget.

Siska berlari mendekati Aya dan duduk bersimpuh di depannya. Melihat Siska melakukan hal itu dengan tiba-tiba, Aya langsung menariknya untuk berdiri. Ia melihat Siska mulai menangis tersedu-sedu.

"Hei, Siska..ada apa?" kali ini Aya bertanya dengan nada yang dilembutkan.

Dengan suara yang serak Siska menceritakan bahwa hari ini preman-preman itu datang lagi ke rumahnya dan bahkan mereka membawa Pak Teguh. Daffin mengumpat dengan tatapan matanya, sedangkan Aya sudah mengomel dan merutuki keadaan ini dengan caranya. Pantas saja Aya tidak melihat keberadaan Pak Teguh di pintu gerbang seperti biasanya.

"Fin, kayaknya harus kita percepat deh.." bisik Aya lirih.

Siska yang sudah sedikit meredakan tangisnya, mulai menceritakan perihal Dinda, adik tirinya. Tentang bagaimana ayahnya bisa mengenal pria yang dipanggil Om Benny oleh Dinda. Tentang Dinda yang meminta ayahnya untuk bekerja dengan Om Benny. Mendengar hal penting yang baru didengarnya, membuat Aya emosi.

"Kok lo baru cerita sekarang sih hal penting kayak gini?" protes Aya.

"Aku udah sempet ngomong ke Haira waktu itu, karena aku lupa mau ngomong ke kamu" jawab Siska.

"Hah? Haira?"

"Iya, aku kira dia udah ngomong sama kamu" pungkasnya.

Aya berpikir bahwa Haira mungkin saja lupa untuk memberitahunya. Apalagi sepulang dari Rumah Kampung dia sudah tertidur lelap. Sementara itu Daffin dan Aya sepakat untuk memulai langkah mereka dengan mencari informasi dari Dinda.

***

Festival sekolah dibuka dua hari lagi. Daffin dan Aya sudah melakukan persiapan pertama mereka. Mereka memancing preman-preman itu dengan pengumuman dibukanya festival tahunan sekolah. Bahkan mereka sampai menyebar pamflet untuk disebar di luar lingkungan sekolah. Tentu dengan harapan salah satu dari pamflet itu akan sampai ke mereka.

Aya merasa beruntung karena Haira tidak satu sekolah dengannya, begitu juga dengan Dipa. Hanya Siska yang satu sekolah dengannya karena mengikuti tempat kerja sang ayah. Siska pun melaporkan kepada pihak sekolah bahwa ayahnya sedang sakit dan mengajukan izin beberapa hari.

Berbekal informasi dan bantuan dari Siska, akhirnya mereka bisa bertemu dengan Dinda. Adik tiri Siska itu kebetulan juga bersekolah di tempat yang sama dengan mereka, hanya saja berbeda tingkatan.

Begitu melihat Dinda dan penampilannya, Aya merasakan ada yang tidak baik dengan anak ini. Penampilannya saja sudah terlihat urakan. Rambutnya dicat meskipun tahu hal itu dilarang pihak sekolah. Rok dan bajunya juga terlihat asal pakai dan tidak rapi.

"Hai kakak ganteng. Kamu manggil aku?" seru Dinda yang begitu antusias saat melihat Daffin.

Daffin dan Aya yang melihat tingkahnya dari kejauhan malah saling berpandangan dengan heran.

"Fin, hati-hati! Dia bahaya" ucap Aya pelan.

"Tahu darimana?"

"Insting gue bilang begitu" jawab Aya dengan nada polos

Daffin hanya menggelengkan kepala mendengar jawaban Aya, dan menyuruhnya untuk segera menanyai Dinda. Aya pun menginterograsi Dinda layaknya polisi kepada penjahatnya. Dinda yang memang anaknya cuek dan provokatif dengan ucapannya, berkali-kali membuat Aya naik pitam.

Berulang kali Dinda menyebut Pak Teguh dengan sebutan "orang tua itu", padahal dia tetap ayahnya meskipun ayah tiri. Belum lagi sikapnya yang tampak tak peduli dengan perginya sang ayah yang dibawa preman-preman itu. Semua membuat Aya mendidih mengingat dia sendiri begitu menghormati dan mengkhawatirkan Pak Teguh.

"Dari mana lo kenal Om Benny itu?" tanya Aya tegas.

"Dia pelanggan pijat gue di bar" jawab Dinda cuek.

Aya bergidik dan tercengang mendengar jawaban Dinda yang kelewat frontal. Anak itu masih kelas dua SMA. Usianya masih belasan tahun, tapi apa? Pelanggan pijat? Aya semakin mendidih dibuatnya.

Akhirnya mereka mendapatkan info tentang keberadaan Pak Teguh dari Dinda. Tentu saja Daffin dan Aya menutupinya dengan alasan ingin mencari obat . Dengan asumsi Dinda tahu semua jaringan bisnis haram itu.

"Hei, kakak ganteng..kalo butuh gue, kabari aja lewat Siska ya" seru Dinda dengan nada centil dan pergi begitu saja bersama Siska.

Kali ini Aya yang menggelengkan kepalanya. Apa Daffin seganteng itu sampai gadis centil itu menggodanya seniat itu. Daffin pun hanya tersenyum simpul melihat sikap Aya yang mengomel dengan tatapan matanya.

Berhubung Siska mengintil Dinda saat bertemu dengan Daffin dan Aya, akhirnya mereka membeberkan rencana penyusupan itu kepada Siska. Dengan harapan Siska bisa sedikit membantu mereka dan tidak terlalu khawatir dengan keadaan ayahnya. Dan rencana mereka hanya tinggal menunggu waktu.

Terpopuler

Comments

monocaaa

monocaaa

semoga rencananya tidak membuat mereka dalam bahaya 🥺😧

2023-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!