Balas Dendam

Daffin segera mengajak Aya keluar dari ruangan itu setelah berbicara dengan orang itu. Beruntungnya mereka masih bisa mempertahankan rencana mereka untuk berpura-pura menjadi Merpati.

Sepertinya Aya belum sadar dari rasa kagetnya. Mendengar seseorang yang ia kenal disebut sebagai pecandu narkotika, rasanya terlalu berat bagi Aya. Terlebih orang itu adalah Daffin. Ia memang baru mengenalnya tapi saat ini Aya telah menaruh harapan besar padanya.

"Apa bener yang tadi aku dengar?" cecar Aya.

"Aku bisa jelasin, Ay"

"Apa itu alasan lo kelihatan gelisah dan pucat hari ini? Karena lo lagi butuh?" cecarnya lagi.

Aya berusaha tetap tenang dan memberi Daffin kesempatan untuk bicara. Daffin tidak mengelak dan berusaha meyakinkan Aya bahwa rencana mereka akan tetap berjalan.

Dia pun mengakui bahwa dirinya memang seorang pencandu berat. Dua tahun lalu Daffin tengah depresi karena kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Kemudian ia mengenal barang haram itu dari seseorang yang ia temui di jalan. Sepertinya dia memang sengaja berkeliaran mencari target dan mangsa. Dan begitu melihat Daffin yang terlihat depresi, orang itu mendekatinya dan membuatnya terjerat hingga saat ini.

Namun untungnya setelah Daffin tinggal bersama Arka, keinginannya untuk berhenti dan sembuh semakin besar. Daffin memberanikan diri melakukan rehabilitasi untuk remaja, hingga akhirnya dia bisa tetap sekolah. Meski begitu dia masih sering merasa sakaw ringan, artinya dia ingin kembali mengonsumsi tetapi masih bisa ia tahan sendiri. Tidak seperti sakaw berat pada umumnya.

Seperti hari ini, benar jika Aya menyebutnya sedang butuh, karena dia tengah menahan keinginannya. Tubuhnya yang dipaksa menolak membuat dirinya terlihat seperti orang sakit dan selalu gelisah.

"Jadi sekarang lo udah berhenti makek?" tanya Aya.

"Gue belum sepenuhnya pulih, tapi gue terus berusaha untuk nahan kalau lagi butuh" jawabnya santai.

Aya merasa kecewa sekaligus lega mendengar penjelasan Daffin. Tentunya ia lebih ingin Daffin mengatakan bahwa dia tidak pernah menyentuh obat-obatan itu. Tetapi dia bisa merasakan keinginan Daffin untuk sembuh. Aya merasa bisa membantunya jika ia mempercayainya. Karena menurutnya orang seperti Daffin harus diberi kepercayaan dan dukungan bahwa dia bisa sembuh.

"Lo yakin kita bisa lanjutin rencana kita?" tanya Aya lagi.

Daffin mengangguk. Yang hanya perlu dilakukan adalah meyakinkan orang yang mengenali Daffin. Aya pun setuju saat Daffin mengatakan dia akan kembali dan berpura-pura masih menjadi pecandu aktif. Dengan begitu mereka akan mengira Daffin kembali karena butuh obat-obat itu.

Akhirnya mereka kembali ke ruangan sebelumnya. Disana sudah menunggu orang yang bertugas mengawasi Daffin dan Aya. Mereka memberinya obat berbentuk pil yang sudah dikemas dalam plastik kecil. Ada juga beberapa bungkus yang berbentuk bubuk putih. Jumlahnya cukup membuat Aya terbelalak. Untuk ukuran anak SMA jumlah sebanyak ini sangatlah banyak.

Tetapi Daffin dan Aya sudah menerimanya. Tidak ada lagi jalan untuk mundur. Mereka harus bisa menghentikan peredaran obat itu di kalangan sekolah. Atau akan muncul Daffin lain yang bisa saja mengalami hal yang lebih buruk.

Sebelum mereka berdua kembali masuk ke ruangan itu, Arka menelepon Daffin untuk memberitahunya soal info yang ia dapat. Mendengar soal uang lima puluh juta dan pemeran pengganti, Aya semakin yakin ingin melepaskan adik dan temannya dari jeratan mereka.

Rencana pertama Daffin dan Aya adalah menggunakan diri mereka sebagai umpan untuk masuk dalam jaringan mereka. Dan setelah mereka berhasil mendapat bukti ditambah informasi dari Arka, mereka akan melaporkannya ke pihak berwajib.

Namun tanpa sepengetahuan Aya, Daffin berencana melakukan hal lain. Hal yang hanya akan dilakukannya sendiri. Ia merasa hal ini saja tidak akan cukup untuk menghentikan mereka. Diluar dugaan ternyata ada yang mengenalinya dan itu justru mempermudah niat Daffin untuk menjalankan rencananya.

Daffin tidak memberitahu Aya mengenai rencananya ini. Dia tidak ingin melibatkan gadis itu lebih jauh. Hal yang mereka lakukan saat ini saja sudah cukup berisiko. Dan apa yang akan ia lakukan tidak ada hubungannya dengan Aya.

***

Daffin dan Aya kembali ke sekolah dengan "oleh-oleh" yang mereka bawa. Mereka menyembunyikan bingkisan itu dari Arka. Karena pada awalnya rencana mereka hanyalah mencari tahu, bukan terlibat secara langsung. Apabila mereka tertangkap basah sedang membawa obat-obatan itu, mereka bisa saja dituduh sebagai pengedar obat terlarang yang sesungguhnya.

Arka melihat ada yang mengikuti Daffin dan Aya. Mereka cukup mencurigakan meski sudah menjaga jarak. Arka bergegas mengajak Daffin dan Aya untuk mengikutinya. Mereka terus berusaha menghindari pantauan para Ketapel yang mengikuti kemana pun mereka pergi.

Arka membawa Daffin dan Aya menuju ruang lab dengan pintu yang memakai kunci pengaman otomatis. Sehingga mereka tidak lagi diikuti para Ketapel itu.

"Gimana hasilnya?" tanya Arka antusias.

Daffin dan Aya hanya saling melempar pandangan. Mereka belum memutuskan akan bicara apa pada Arka. Jika Arka tahu mereka membawa obat-obatan itu ke sekolah, dia pasti marah besar.

"Woy, kok pada diem sih" serunya lagi.

Aya yang frustasi akhirnya memilih membahas topik lain sembari memikirkan apa yang akan dia katakan.

"Ar, lo tahu adek lo ini makaw?" tanya Aya berani.

Arka terkejut mendengar Aya mengetahui rahasia adiknya selama ini. Ia memandang Daffin seperti meminta penjelasan dan hanya dibalas gidikan bahunya seperti biasa.

"Kamu tahu dari mana, Ay? Apa dia yang cerita?" tanya Arka balik.

"Gue ketemu Boni" sahut Daffin pendek.

Mendengar nama yang tak asing muncul di telinganya, Arka langsung paham. Boni adalah orang yang membuka rahasia Daffin di depan Aya. Arka pun menjelaskan hal yang kurang lebih sama dengan apa yang telah dijelaskan oleh Daffin sebelumnya. Ia juga tahu bahwa sedari pagi adiknya tengah menahan sakit dan keinginannya.

"Ar, lo bilang tadi soal uang lima puluh juta dan pemeran pengganti? Itu gimana?"

Daffin memotong bahasan soal dirinya. Ia merasa tidak nyaman mendengar diri sendiri dibicarakan di depan matanya.

Arka mengatakan kalau mereka ingin melepaskan Dipa dan Siska, mereka harus membayar uang sebanyak itu atau mencarikan pengganti Dipa dan Siska yang bisa dijadikan Merpati.

"Gila, darimana kita dapet uang sebanyak itu? Pak Teguh juga mungkin kesulitan nyari segitu" keluh Aya.

Semuanya terdiam. Mereka seakan kembali menemukan jalan buntu. Apakah mereka terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan kemarin? Apakah ini akan jadi boomerang bagi mereka? Ditambah lagi Daffin dan Aya yang sudah terlanjur "mendaftarkan diri" menjadi Merpati.

"Kita cari penggantinya aja" celetuk Daffin.

"Hah? Siapa, Fin? Mana ada yang mau??" Aya memprotes jawaban Daffin yang terkesan asal ngomong.

"Gue.." jawabnya enteng.

Arka dan Aya spontan kompak memukul Daffin secara bersamaan. Mereka mengira Daffin sudah kehilangan akalnya.

"Gue udah pernah jadi bagian dari mereka. Nggak akan sesulit mencari uang lima puluh juta" jelasnya percaya diri.

Daffin sudah memikirkan satu kemungkinan ini saat Arka memberitahunya lewat telepon. Ia akan menjadi pengganti mereka dan melancarkan aksi balas dendamnya. Ya, niat yang Daffin sembunyikan dari Aya adalah niatan balas dendamnya pada seseorang yang menjadi penyebab kecelakaan ayah ibunya. Dan untuk mencari keberadaan orang itu, dia harus memasuki wilayah mereka dari dalam. Dengan menjadi Merpati, dia akan mudah mencari akses yang tidak bisa dia dapatkan dari luar.

Daffin hanya butuh waktu dan rencana untuk memutar keadaan. Karena dia dan Aya sudah terlanjur membawa obat mereka.

Saat memikirkan hal itu, Arka tiba-tiba menyeretnya menjauh dari Aya. Dia ingin mengatakan sesuatu yang tidak ingin didengar oleh gadis itu.

"Biar gue yang jadi penggantinya. Lo balikin aja obat mereka" ucap Arka.

Terpopuler

Comments

monocaaa

monocaaa

ternyata arka tau..

2023-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!