GADIS TARUHAN

GADIS TARUHAN

Bertukar Peran

"Apa yang terjadi, Bu? Kenapa menangis?" Elnara terkejut melihat ibunya sesenggukan di ruang tamu. 

Baru saja Elnara ingin menyampaikan kabar gembira bahwa ia ditunjuk sebagai ketua senat di kampus, namun urung. Begitu pulang kuliah, ia malah disambut dengan pemandangan tangis pilu.

Linol, ibunya Elnara tidak menjawab, masih sesenggukan. Pundaknya bergetar hebat.  Dia tampak sangat frustasi.

"Ibu ingin menikahkan aku dengan duda beranak satu, cacat pula. Bahkan terkenal kejam," jawab Afsa, saudara kembar Elnara yang sejak tadi melipat tangan di dada dengan pandangan angkuh. "Tentu saja aku nggak mau.  Dan ibu menangis karena frustasi atas penolakanku."

"Benar, Bu?" Elnara menghampiri Linol yang duduk di kursi. Ditatapnya wajah sendu ibunya dengan teduh.

"Hutang ibu pada keluarga Ghazanfar tidak bisa ibu lunasi. Perekonomian kita sulit. Ibu akan dituntut jika tidak bisa melunasinya." Linol menjelaskan perkara yang sama sekali tidak diketahui oleh para putrinya, perkara yang hanya diketahui oleh orang tua. 

Bermula ketika Linol ingin membuka pabrik besar karena terobsesi ingin menjadi bos besar supaya menjadi kaya raya, namun malah bangkrut. Hutang dengan nilai fantastis tak sanggup dia lunasi.

"Apa ayah tahu soal ini sebelumnya?" lirih Elnara.

"Tidak. Ayahmu tidak tahu, bahkan sampai ayahmu meninggal seminggu yang lalu, hal ini tidak diketahui olehnya." Linol menghela napas. "Jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah ini adalah menikahkan Afsa kepada Emir Ghazanfar. Itulah permintaan Emir supaya hutang dianggap lunas."

"Aku nggak mau. Suruh saja Elnara yang menikah dengan si duda cacat itu!" hardik Afsa dengan keras, menatap Elnara dengan muak. 

Sejak dulu, segala sesuatu tentang Elnara selalu saja menjadi persaingan hebat bagi Afsa. Tak ada satu hal pun tentang Elnara yang terlewat dari pengawasan Afsa untuk dijadikan bahan rasa iri. Bahkan di kursi kuliah pun Afsa selalu menganggap Elnara sebagai saingan, bukan kembaran. 

Mereka memiliki wajah yang serupa, hampir sulit membedakan jika bukan Linol sebagai ibu kandung yang membedakannya. Kembar identik. Namun sifat dan perangai keduanya jauh bertolak belakang.

"Enggak. Bukan aku yang seharusnya di posisi itu," tolak Elnara.  Menikah?  Haruskah ia melihat terong unik yang bisa saja membuatnya menjerit saat didekati?  Tidak.  Elnara belum siap untuk hal itu. 

"Selama ini kamu yang selalu mendapat keunggulan, baik di mata ayah, di mata dekan, di hadapan teman- teman, lalu kenapa sekali saja kamu nggak mau merasakan bagaimana tersudutnya saat di posisi aku, kenapa kamu nggak mau menggantikan posisi aku yang sulit ini?" hardik Afsa dengan mata membelalak kesal.

Melihat Afsa yang keras kepala dan membantah habis- habisan akan perintah untuk menikah, Linol kehabisan akal. Ia pun berkata, "El, kamu saja yang menikah dengan Emir."

Sontak Elnara terkejut bak mendengar petir di siang bolong. Selalu saja begini, Elnara menjadi tong yang disiapkan untuk menampung sampah. Apa- apa saja yang tidak disukai oleh Afsa, pasti akan dibuang kepada Elnara.

"Enggak, Bu. El nggak mau. El belum ingin menikah." Elnara tentu saja menolak, mengingat usianya yang masih muda dan ia juga masih ingin melebarkan sayap untuk menggapai cita-cita. Selain itu, kuburan ayahnya juga belum kering. Baru seminggu Elnara ditinggal pergi oleh ayahnya dan bahkan masa berkabung itu belum hilang, ia sudah dihadapkan dengan masalah berat yang mengikis masa depannya. 

Elnara menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri ketika sang ayah ditabrak dengan kencang oleh sebuah mobil sport.  Elnara juga melihat wajah pelaku dengan jelas.  Kesedihan itu masih jelas terasa, membekas dan tak akan hilang. 

"Sudah! Jangan mendebat! Ibu tidak mau ada bantahan lagi. El, jadilah pengantin untuk Emir!" titah Linol yang kali ini dengan nada mendominasi. 

Elnara hanya bisa membisu, menunduk sedih.

Linol sadar sepenuhnya, bahwa Afsa yang notabene terlahir tiga puluh menit lebih awal dari Elnara itu akan melakukan pembangkangan hebat saat dia menolak sesuatu, sedangkan Elnara pasti akan mengalah dan pasrah. Menghadapi Elnara akan jauh lebih baik dari pada berurusan dengan Afsa.

Elnara berpikir keras, mencari cara supaya bisa terlepas dari perintah pernikahan yang mungkin akan merenggut masa depannya dengan buruk. Menikah dengan seorang duda tak dikenal di usia yang masih sangat muda, itu adalah bayangan buruk bagi Elnara.

Sepertinya ia harus kabur dari rumah itu, melarikan diri entah kemana. Ya, itu ide bagus.

"Sini kamu!" Afsa menarik lengan Elnara, membuat bayangan di pikiran Elnara buyar entah kemana.

"Mau kemana?" Elnara memberontak, namun kalah kuat dengan semangat Afsa. 

"Ikut saja!"

"Afsa, mau ngapain?" Elnara menoleh ke arah Linol, yang malah hanya diam dan tak melakukan apa pun.

Afsa menyeret Elnara memasuki sebuah kamar. Bukan kamar milik Elnara, tapi kamar tamu. 

"Diam di sini sampai hari pernikahanmu tiba!" Afsa mengunci pintu dari luar.

"Afsa, jangan lakukan ini padaku! Aku nggak mau menikah! Afsa, keluarkan aku dari sini!" Elnara berteriak sambil memukuli pintu, tapi percuma, Afsa tak mempedulikannya. Bahkan Linol pun sama sekali tak muncul. Wanita itu memilih untuk mencari bagian yang aman.

***

Bersambung

Masih stay sama author Emma Shu gak nih? Yuk, ramaikan dan ajak temen baca yah. Pembaca Emma Shu ini mayoritas di usia berapa ya? Biar Emma bisa sesuaikan ceritanya, apakah kalian mayoritas suka rumah tangga, anak kuliahan, remaja SMA, atau apa? Salam buat semuanya 🥰🥰

Terpopuler

Comments

yhoenietha_njus🌴

yhoenietha_njus🌴

hai hai kak🙌🙌aq mampir

2023-08-04

0

Dea Amira 🍁

Dea Amira 🍁

bru mmpir kk...
awl bca udh gedeg bnget...

2023-05-24

0

the loyal reader

the loyal reader

kak emma mah lucu.. klo nyinggung begituan dibikin nyeleneh

2023-03-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!