Usai makan, Elnara mendorong kursi roda Emir menuju ke taman. Sentuhan hangat mentari pagi membuat Emir merasa rileks. Lima menit berjemur, Emir meminta dibawa ke kamar kecil, ia ingin buang air besar.
Elnara menunggu di luar.
Suara bel pintu membuat Elnara bergegas menuju ke depan untuk membukanya.
“Siapa ya?” tanya Elnara melihat sosok pria berkulit putih dengan postur tinggi yang berdiri di ambang pintu.
“Saya asisten pribadinya Pak Emir. Biasanya saya datang kemari untuk membawakan berkas- berkas yang perlu ditandatangani, Bu,” jawab pria itu.
Elnara mengangguk. “Masuk!”
Pria itu masuk. “Ibu Elnara kan?”
Elnara mengangguk.
“Pak Emir sudah berusia tiga puluh enam tahun baru menikah. Ck ck ck… Dia beruntung telah menemukan cinta sejatinya,” gumam pria itu seakan sedang bicara sendiri sambil matanya menerawang ke depan.
“Apa?” Elnara mendengar perkataan pria itu.
“Eh..” Hamish menggeleng pelan.
“Aku buatkan minum?”
“Tidak. Makasih.”
“Emir sedang di kamar kecil, tunggu saja. Setelah ini dia ada jadwal ke rehabilitasi untuk proses bantu jalan.”
“Ya. Saya akan tunggu. Saya tidak lama, Bu.” Sebenarnya usia Hamish lima tahun lebih tua dari Elnara yang wajahnya masih imut- imut seperti boneka, tapi dia tetap memanggil dengan sebutan ibu sebagai tanda penghormatan bagi istri bosnya.
Tak lama kemudian Elnara menjemput Meir yang sudah selesai di kamar kecil. Ia mendorong kursi roda suaminya menemui Hamish.
“Ini ada yang perlu ditanda tangani, Pak!” Hamish menunjukkan berkas.
Tangan Emir dengan dengan cekatan menandatanganiberkas- berkas yang diserahkan. “Ingat, tetap disiplis dalam segala hal. Siapa pun staf atau karyawan yang telat satu menit saja, maka gaji dipotong. Kalau telat lebih dari setengah jam, maka dihitung mangkir. Ketahuan bolos, potong dua kali lipat. Ini ketentuan, harus dijalankan, harus dipatuhi. Selagi bekerja, dilarang menjalankan usaha apa pun di luar operasional kerja. Kecuali sudah berada di rumah, itu terserah mereka mengatur waktu. Tidak suka, maka boleh out.”
“Baik. Pasti selalu dijalankan. Bapak memberi gaji besar dengan ketentuan yang sejak awal sudah di ketahui, dan gaji selalu tepat waktu, maka tidak ada pengecualian untuk resiko dari mereka yang melanggar aturan. Ini konsekuensi yang harus diterima.”
“Bagus! Satu lagi, dilarang menjalin hubungan asmara dengan rekan satu kantor! Kau harus tegas dalam hal ini!”
“Pasti, Pak!
“Kalau ada yang bermain asmara dalam satu department, maka harus megundurkan diri salah satunya. Tidak boleh ada status suami istri dalam satu kantor!”
“Tentu.”
Selesai menandatangani, Hamish pun permisi.
Elnara kemudian membawa suaminya ke rehabilitasi dimana Emir dibantu untuk belajar jalan menggunakan peralatan yang disediakan di sana.
Elnara menunggu, duduk manis di kursi panjang sambil sesekali mengawasi Emir dari jarak beberapa meter. Pria itu mulai belajar berjalan dipandu pembimbing menggunakan peralatan yang disediakan.
Sebenarnya Elnara bosan sekali, menunggu di ruangan yang sama sekali tak ada hiburan. Ia pun melihat- lihat hp untuk mengecek berita viral terkini.
Ketika ia mengangkat kepala dan mendapati wajah Emir tengah menghadap ke arahnya, pria itu mengangkat tangan seakan kepalan tangannya adalah gelas, kemudian mengarahkan kepalan tangan itu ke mulut. Isyarat kalau dia haus. Wajah dan kulit tubuh Emir sudah dibasuh keringat, basah.
Elnara bangkit mendekati Emir. “Aku beli air minum dulu.”
“Ya, cepat! Aku sudah snagat haus sekali!”
Ya ampun, sudah memerintah, banyak lagu pula lagi! Duh Tuhan, sebenarnya Elnara berdosa sekali karena menggerutu begini, tapi rasa kesal tak dapat dipungkiri.
Elnara kembali membawa sebuah botol minuman. “Ini!”
“Aku tidak mau minuman itu! Mana mungkin hausku akan hilang setelah meneguk minuman manis begitu, yang ada malah tambah kehausan.”
“Jadi mau minum apa?”
“Air mineral saja.”
Elnara kembali keluar, ia harus berjalan agak jauh untuk sampai ke minimarket yang menyediakan minuman dingin.
Elnara membeli air mineral dingin dan menyerahkannya kepada Emir.
“Aku tidak mau minuman dingin. Aku akan cepat buang air kecil jika minum air dingin. Kamu tahu sendiri kalau aku kesulitan buang air kecil, tapi malah disediakan air dingin!” ucap emir yang membuat kekesalan Elnara memuncak ke ubun- ubun.
“Jadi aku mesti balik beli minuman lagi?”
“Tentu. Cepat! Aku bisa mati kehausan.”
Elnara kembali keluar. Kakinya pegal sekali. Bolak balik begini, ia sama saja sudah menempuh jarak ratusan meter dengan berjalan kaki aja.
Begini amat punya suami mengerikan. Bahkan seharusnya Elnara- lah yang menghukum Emir karena dia adalah pembunuh ayahnya, tapi kenapa Elnara malah seperti tawanan begini?
Elnara terduduk di kursi dekat minimarket setelah membeli sebeotol air mineral. Tanpa terasa air matanya meleleh. Hatinya kebas. Terlebih ketika ia melihat Afsa, saudara kembarnya itu tengah jalan kaki bersama dengan dua teman lainnya dengan tawa riang. Mereka terlihat bergembira ria dengan hidup bebas dan bersenang- senang bersama teman- teman, sedangkan Elnara? Menderita di bawah tekanan suami yang sangat dia benci.
Afsa yang kebetulan melihat keberadaan Elnara pun menghampiri kembarannya itu. dengan wajah cerianya itu menyapa, “Halo kembaranku, kenapa ada di sini?”
Elnara terdiam membisu. Meraskaan kebas di hatinya saja membuatnya muak. Ia sudah membersihkan wajahnya dari air mata supaya tidak kelihatan menyedihkan.
“Kenapa tidak masuk kuliah hari ini?” tanya Afsa dengan tatapan dan nada mengejek, menandakan kondisinya sekarang sedang di atas Elnara.
“Aku sedang mengantar Emir ke situ.” Elnara menunjuk tempat dimana emir berada menggunakan dagu.
“Oh… Okelah kalau begitu. Selamat menikmati hari- harimu!” Afsa berlalu pergi bersama kedua teman kuliahnya.
Betapa indah kehidupan Afsa, hidup ebbas dengan penuh kesenangan. Ah, segera Elnara menggelengkan kepala untuk mengusir pemikiran yang hanya akan menyengsarakan batinnya saja jik terus diikuti.
Cepat- cepat Elnara membawa botol minuman menuju kepada Emir. Jika semakin lama ia beristirahat di sana, bisa- bisa Emir memakinya.
***
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
sari
sabar ya el
2023-02-26
0
⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢
waaaahh pak emir sengaja ini🥺🥺 uji kesabaran elnara🙄🙄🙄🙄
waduh jangan2 dia cacat saat menabrak ayah el,lalu pas liat el langsung jatuh cinta dimsa lalu,dan cindy aku yakin pasti cma anak pungut emir😂😂🚶
2023-02-21
0
OFF
besok2klo pas nganter terapi lg, bekel minuman dr minum dr rumah 😂
2023-02-18
0