Tukar

"El, tunggu!"

Elnara menoleh, menatap Afsa yang memanggil.

"Ibu memintamu untuk pulang! Aku sampai lupa menyampaikan ini kepadamu," ucap Afsa sambil menepuk jidatnya sendiri.

"Ibu ingin aku pulang?"  Elnara ingin kejelasan.

"Iya. Pulanglah sekarang! Ibu ingin bertemu dan banyak membicarakan hal penting," ucap Afsa. "Aku hanya menyampaikan pesan."

Seminggu tidak bertemu, wajar saja Linol meminta untuk bertemu. Tapi sebenarnya Elnara masih merasa sedih atas sikap ibunya yang tak bisa tegas pada Afsa, dan kemudian malah akhirnya memilih untuk beralih memberi ketegasan dan pemaksaan pada Elnara. Namun Elnara tak bisa memendam kesal dan membalas ibunya dengan kebencian. Elnara tetaplah Elnara yang akan mencari dan memilih kebaikan.

***

"Ibu memintaku pulang?" Elnara mendekati ibunya yang tengah sibuk mencatat- catat sesuatu di buku.

"Eh, El? Kamu pulang?" Linol menghentikan tulisannya.

"Ibu mau membicarakan apa sehingga memintaku kemari?"

"Memintamu kemari?" Linol mengernyit, sedikit bingung. "Ah, ya sudahlah, kamu memang sudah seharusnya menemui ibu setiap kali kamu merindukan ibu kan? Tidak harus ibu yang memanggilmu kemari. Oh ya, lihatlah ibu memiliki perhitungan yang tepat untuk usaha baru ibu." Linol menunjukkan catatan di bukunya. 

Elnara sebenarnya kagum dengan kegigihan ibunya yang tak pernah henti berjuang keras untuk segala hal yang namanya pekerjaan, dia pantang menyerah. Semangatnya tinggi. Namun Elnara kesulitan membuang perasaan jengkel atas sikap ibunya yang sering kali melimpahkan hal- hal yang tak disukai Afsa kepada Elnara.

"Ibu usaha apa?" tanya Elnara. 

"Ternak bebek," jawab Linol dengan senyum lebar penuh semangat. "Haduh, badan ibu pegel pegel semua gara- gara sejak kemarin ibu terlalu sibuk ngurusin kandang yang baru didesain dan diciptakan dengan sempurna."

Elnara mendengarkan saja.

"El, kamu pijitin ibu. Ini capek sekali." Linol berbaring di sofa panjang. "Ini nih, yang bagian punggung. Sakit. Linu."

"Jangan kecapekan, Bu. Nanti ibu sakit." Elnara mulai memijit bagian punggung.

"Waaah... Enaknya, El."

"Kenapa ibu nggak minta pijitin Afsa, dia kan tinggal serumah sama ibu. Ibu bisa minta tolong kapan pun ke dia."

"Kamu kan tahu sendiri Afsa selalu menolak apa pun yang ibu suruh. Dia bandel dan pembangkang."

"Itulah hasil didikan ibu."

"Loh, kamu nyalahin ibu?" Nada bicara Linol terdengar agak tinggi.

"Afsa adalah anak yang selalu ibu bela, anak yang selalu ibu berikan apa pun kemauannya. Dan semua yang dia tolak, maka akan ibu berikan kepadaku, yang tentunya ibu juga tahu bahwa aku juga sebenarnya ingin menolaknya."

"Kamu sedang membicarakan Emir?"

"Bukan tentang Emir saja, tapi tentang semuanya."

Linol duduk, menatap putrinya yang murung.  “Hei, kamu jangan bersikap kekanak- kanakan begitu.  Ibu tahu kamu memiliki pemikiran yang jauh lebih dewasa dibandingkan Afsa meski Afsa itu dianggap sebagai kakakmu.  Makanya ibu menjatuhkan beban kepadamu.”

“Lalu sampai kapan ibu memaklumi Afsa?  Sampai kapan Afsa akan dimaklumi seperti anak kecil?  Pola pikir Afsa akan terus seperti itu jika ibu membiarkannya.”

“Lalu?  Menurutmu apa?  Ibu harus apa?”

“Sikap kami akan menjadi tanggung jawab ibu.  Mulailah untuk memberikan pendidikan pada Afsa supaya dia berubah.  Afsa tidak akan pernah menjadi dewasa dan tidak akan pernah menyadari perilakunya yang keliru jika tidak dibimbing dan diarahkan.  Akan selamanya dia speerti itu.  Dan ini adalah tanggung jawab ibu.”

Linol menghela napas panjang.  “Betapa pintarnya kamu mengajari ibum, seolah- olah kamu itu guru.  Apa kamu pikir ilmu jauh lebih hebat dari ibu, hm?  Sudahlah, itu menjadi urusan ibu.  Kamu jangan ikut campur.  Pergilah ke belakang!  Kamu urus ternak bebek yang baru saja ibu bangun!  Setelah itu kamu boleh pulang!  Jangan pulang kalau urusan bebek belum kelar.  Ibu belum mendapat orang untuk dipekerjakan, jadi kamu urus dulu hari ini.  Besok orang yang mengurusnya baru akan datang.”

Elnara tak membantah.  Ia menuju ke belakang rumah.  Di jarak sekitar dua puluh meter, tampak kandang bebek yang sudah dibangun dengan modern.  Mulai dari bangunan, kelistrikan, sampai tempat untuk makan bebek pun didesain dengan sangat baik.

Linol benar- benar memanfaatkan sisa lahan yang luas di belakang rumah untuk bisnis baru.

***

Di sisi lain, tidak ada yang tahu bahwa Afsa menukar pakaian dengan baju yang persis dikenakan oleh Elnara di toko tak jauh dari kampus.

Dendam di hatinya yang kini membara, mengenang bahwa Emir adalah pembunuh ayahnya, mengantarkannya pada langkah yang tak diduga.

Afsa kini sudah melangkah memasuki halaman luas rumah Emir, melewati taman asing yang ia juga baru sekali itu memasukinya.  Sungguh taman yang indah dan asri.  Jika saja Emir bukanlah duda cacat, tentu saja Afsa akan menikmati rumah bagus itu.

Afsa melangkah dengan raut dipenuhi dendam, niat di kepalanya sudah penuh.  

‘Tunggu saja, Emir!  Kamu akan mendapatkan balasan atas hilangnya nyawa ayahku!’ gumam Afsa dengan tatapan memburu.

Tepat ketika ia memasuki rumah, ia bertemu dengan pria yang duduk di kursi roda.  Pria dengan paras wajah tampan dan dewasa itu menatap Afsa dengan dahi bertaut.

Inikah yang namanya Emir?  Ya, pasti pria ini adalah Emir.  Dia memakai kursi roda. Gumam Afsa menatap kaki Emir di atas kursi roda.

Oh… rupanya pria yang disebut duda cacat itu tampan, dia tidak tua.  Pun tidak buruk. Malahan wajahnya seperti masih dua puluh lima tahun, awet muda.  Sayangnya dia duda beranak satu, bahkan cacat lagi.  Tak henti Afsa mencibir pria itu dalam benaknya.

Meski Elnara sudah menikah dengan Emir, namun Afsa tak sekali pun pernah melihat wajah pria itu.  sejak dilangsungkannya pernikahan, Afsa memilih untuk mengurung diri di kamar dan tak mau keluar karena takut akan kembali ditunjuk untuk menggantikan Elnara. Baru kali ini Afsa bertemu secara langsung dengan Emir.

“Kenapa kamu pulang?  Bukankah kamu sudah minta ijin akan pulang lebih lambat?”

Bersambung

Terpopuler

Comments

sari

sari

pasti Afsa g jadi balas dendam malah dia merayu Emir...

2023-02-26

0

⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢

⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢

waaah pasti afsa calon pelakor ini🥺🥺

2023-02-21

0

🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀

🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀

moga aja g ada yang terjadi terhadap Emir

2023-01-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!