Suhu di kamar mandi terasa dingin sekali. Elnara merenung memikirkan keadaannya yang menyebalkan. Ia berangan- angan memiliki teman ajaib seperti doraemon, yang bisa mengeluarkan benda ajaib melalui kantong ajaib, lalu dengan mudah ia bisa menembus dinding untuk keluar dari sana.
Ah, andai saja bayangan itu nyata, pasti Elnara sudah terbebas dari ruangan kecil nan menyebalkan itu.
Elnara merenung sendirian, duduk dalam posisi kedua tangan memeluk kakinya yang dilipat dan dagu nyender di lutut.
“Kadang- kadang Emir kelihatan perhatian, tapi kejam begini pada akhirnya. Kali aja jidatnya kepentok dinding kali ya makanya bisa sok baik,” bisik elnara bicara sendiri, memikirkan nasibnya yang malah apes.
Perut Elnara keroncongan, lapar. Tapi apakah emir akan memikirkan keadaan perutnya? Lagi pula Elnara tidak akan mungkin mau makan di dalam kamar mandi begini. Tapi mau sampai kapan Elnara tidak makan?
“Emir! Buka pintunya dong!” Elnara berseru.
Tak ada jawaban.
“Siapa saja di luar sana, bantu aku keluar dari sini pliiis!”
Sunyi.
“Emir, kamu mau besok pagi begitu buka pintu langsung menemukan aku mati kaku di sini karena kedinginan? Ya kali akan ada media yang pertama kali memberitakan tentang mahasiswi cantik mati kedinginan di kamar mandi karena dikurung suaminya. Itu judul berita bakalan viral dan memalukan!”
Tak ada sahutan.
Huh, sepertinya Elnara sia- sia berteriak- teriak sejak tadi dan hasilnya nihil.
Entah sudah berapa jam Elnara terkurung di sana. Kepalanya terangguk- angguk karena mengantuk. Tapi ia tak bisa merebahkan tubuh, hanya bisa pindah- pindah posisi duduk setiap kali kepalanya hampir terjatuh. Ia lalu memilih posisi di paling sudut supaya tubuhnya aman saat nyender.
Tanpa sadar, saat Elnara sudah pulas, ia pun tertidur di atas lantai dingin. Tubuhnya yang sejak tadi dipertahankan dalam posisi tegak supaya tidak ambruk itu pun akhirnya tumbang juga.
Merasakan dinginnya lantai, Elnara kembali terjaga. Lagi- lagi ia terduduk. Bagaimana ia bisa tertidur dalam kondisi seperti ini? Mungkin bisa dihitung dengan jari berapa menit ia tertidur.
Sekira jam empat pagi, Elnara mulai berpikir nekat. Ia tidak boleh mengalah. Meski matanya masih dalam keadaan mengantuk berat, namun ia tetap berjuang ingin kabur dari sana.
Senyum di pipi Elnara mengembang lebar melihat ventilasi di atas yang ukurannya cukup besar. Nah, Emir pintar sekali menyimpan Elnara di kamar mandi itu, ada ventilasi cukup besar yang bisa dimanfaatkan. Pada akhirnya Elnara bisa memanfaatkannya.
Penghuni rumah pastinya masih tidur, termasuk Emir yang mungkin masih bergumul dengan selimut. Ini waktu yang tepat untuk kabur dari sana.
Hehee… Pasti nanti Emir akan nyengir saat ia membuka pintu dan melihat kamar mandi sudah kosong. Buaya dikadalin! Hi hii
Dia harus bisa berangkat ke kampus hari ini. Nilai mata kuliahnya sangat penting. Elnara mulai beraksi dengan menjadikan bak mandi sebagai tempat memanjat untuk melewati ventilasi yang ukurannya lumayan lebar.
Pertama Elnara membuka ventilasi yang ternyata agak sulit membukanya dan membutuhkan tenaga ekstra untuk membukanya. Mungkin karena jarang dibuka sehingga sulit sekali membuka dan menutupnya. Kemudian tangan Elnara menjangkau ventilasi yang sudah dalam keadaan terbuka, ia mulai mengerahkan tenaga untuk mengangkat tubuh mungilnya hingga sampai di atas.
Kini Elnara malah bingung saat tubuhnya sudah berada tepat di ventilasi. Tidak ada meja atau apa pun di sekitar sana. Lalu bagaimana caranya Elnara akan turun? Haruskah ia melompat di jarak yang tinggi itu? Rasanya tubuhnya malah seperti tersangkut di sana.
Tak mau pikir panjang yang disebabkan akan membuatnya membuang waktu, Elnara akhirnya nekat.
Hup!
Elnara melompat turun, sayangnya aksinya bukan seperti tengah melompat, melainkan seperti terjun bebas. Pergerakan tubuhnya yang seperti di tempat yang terjepit itu memaksanya untuk terjun dengan posisi sulit.
“Aduh!” lirih Elnara sambil memegangi lutut, posisinya nyaris seperti katak telungkup di lantai. Lututnya pun nyeri sekali. “Sakit! Begini amat Cuma mau kabur!”
Deg!
Tepat saat mendongak, Elnara terkejut melihat kursi roda yang sudah ada di depannya dengan dua kaki bertengger di kursi tersebut. Emir. Pria itu sudah ada di depannya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Atik Mulyati
ketawa ahh😃😃😃
2023-03-06
0
sari
kabur
wkkkkkkwkkkk
2023-02-26
0
⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢
kwkwkwkwkkw ketahuan😂😂😂
2023-02-22
0