Mona berjalan dengan lesu, menuju kantor suaminya, bagaimana mungkin anak-anak nya, hidup dalam kesusahan, tapi dia malah bersenang-senang dengan suami dan putranya yang sekarang, rasa bersalah Mona makin mendalam.
"Sayang kamu kenapa?" tanya Burhan melihat Mona istrinya, seperti habis menangis.
"Aku tadi masuk ruang pasien, yang keluarga nya sedang menangis, aku jadi tersentuh" bohong Mona.
"Kamu ini! tidak pernah berubah!" omel Burhan pada istrinya, yang punya hati terlalu sensitif.
***
Salsa yang di perbolehkan pulang, di bawa Setyo ke sebuah hotel, Setyo tak akan membiarkan Salsa masuk ke dalam rumahnya sebelum ia, menemukan siapa di balik peristiwa ini.
"Seharusnya kita tidak melakukan ini!" ucap nyonya Nur.
"Kita seperti nya dalam bahaya, jika Setyo bicara" ucap Malika.
"Tenang saja, Setyo tak akan melaporkan kita ke polisi, karena kalian adalah keluarga nya, dan secara tidak langsung dia pun terlibat" ujar Rihana.
Malika dan nyonya Nur terdiam, membenarkan semua ucapan Rihana, Rihana tersenyum mendapati kenyataan ini anak dan ibu sudah berhasil aku kuasai bathin Rihana.
"Aku harus pergi!" ucap Rihana, setelah menerima sebuah pesan.
Rihana mempercepat langkah kakinya menuju ke arah garasi mobil, selama di sini, Rihana merasa nyaman karena fasilitas yang ada bisa dengan bebas dia gunakan.
Rihana dengan membawa sebuah mobil terbaru, keluar dari rumah Setyo, Rihana akan menemui salah seorang teman spesial nya.
"Gila lu!!" teriak fajar, mendengar cerita Rihana.
"Dia pake pengaman tidak!?" tanya Fajar.
"Entahlah, si gendut mungkin lupa, dia langsung saja menyerang" ucap Rihana.
"Nah, kalau elu hamil, gimana?"
Rihana terdiam, menatap Fajar lalu menggeleng lemah.
"Kalau elu sampai hamil, jebak aja tuch, si Setyo!" ucap Fajar.
"Beri dia obat perangsang, biarkan dia tidur dan menikmati tubuh kamu, tanpa dia ketahui kalau elu sudah berbadan dua" lanjut fajar.
"Ide loe, bagus juga!" seru Rihana, sambil menegak segelas minuman, Fajar melirik tajam ke arah Rihana, yang menegak habis minuman yang dia berikan.
Habis loe malam ini, sama gue! tadinya geu berharap, gue yang akan merusak kehormatan kamu, tapi sekarang setelah loe nggak perawan lagi pun, tidak apa-apa, sudah lama aku,ingin menikmati tubuh kamu, yang seksi bathin Fajar, Fajar berniat untuk membalas sakit hatinya pada Rihana, yang telah menolak dan menghinanya di depan orang banyak, Rihana memang terkenal dengan kesombongannya selama ini.
Fajar menunggu obat nya bekerja, benar saja setelah beberapa menit, Salsa terjatuh lemas, di atas meja, Fajar segera membawa Rihana, ke dalam kontraknya yang sempit, Fajar membaringkan Rihana di atas tempat tidurnya, menunggu reaksi selanjutnya dari obat itu.
"Ah, Setyo kamu gagah sekali" gumam Rihana, tubuh Rihana
terlihat tak mau diam di atas tempat tidur, Fajar tersenyum jahat melihat hal itu.
"Na, kamu kenapa?" bisik Fajar lembut di telinga Rihana,Rihana membuka matanya.
"Di mana ini?" tanya Rihana.
"Brengsek!! kenapa kamu bawa aku ke tempat sampah seperti ini!!" maki Rihana.
"Aku tak mampu membawa kamu ke hotel!ingat itu!" ucap Fajar kesal.
Sudah jatuh miskin pun masih sombong bathin Fajar.
"Kamu kenapa na?" tanya Fajar melihat Rihana mulai meraba-raba tubuhnya sendiri, Fajar tersenyum lebar.
"Fajar tolong aku!" ucap Rihana, Fajar mendekat pada Rihana yang sudah bergerak tak karuan, bahkan pakaian bagian atas, dirinya sudah terlepas karena ditarik oleh nya sendiri.
Rihana menarik, Fajar hingga Fajar jatuh di atas tubuhnya "lakukan sesuatu padaku!" pinta Rihana.
Fajar yang tahu maksud dari Rihana, segera menyentuh bagian sensitif milik wanita, Fajar menjadikan dua gunung kembar Rihana yang terbuka, menjadi sasaran nya, Fajar *******-***** buah dada Rihana itu dengan lembut "tidak jangan seperti itu, lakukan dengan kencang!" protes Rihana.
"Tenang sayang, semuanya pasti akan aku lakukan, kamu tinggal menikmati nya saja" ucap Fajar, setelah puas memainkan ke dua buah dada yang cantik itu, dengan tangannya , kali ini Fajar menikmati mereka dengan bibir nya, posisi Fajar sekarang seperti seorang bayi yang sedang menyusu dengan ibunya, Rihana menggeliat kesana-kemari sambil mendesah tak karuan
"Lebih cepat, ku mohon!" teriak Rihana. Hari itu fajar menjadi kan tubuh Rihana sebagai pelampiasan hasrat nya yang tak pernah tersalurkan, karena kemiskinan nya, Fajar sering di tolak oleh wanita yang ditaksir oleh nya.
Tak ada bagian tubuh Rihana yang terlewat untuk di cicipi olehnya, Fajar tak menyangka ternyata hal ini, benar-benar kegiatan yang sangat menyenangkan.
Apalagi saat, burung kesayangan nya masuk ke dalam goa yang sempit milik Rihana, Fajar seperti terbang ke langit ke tujuh, hingga akhirnya mereka tertidur lemas di atas tempat tidur yang sempit itu.
Rihana yang masih di dalam pengaruh obat perangsang, membuat Fajar sedikit kewalahan, karena setiap sadar, Rihana menuntut Fajar untuk melakukan itu lagi, Rihana bahkan bergerak diatas Fajar, saat melihat Fajar kelelahan
"Aww, terus sayang sedikit lagi" ucap Fajar saat Rihana bergoyang di atas tubuhnya, tanpa henti.
Soraya terbangun dengan keadaan tubuh yang terasa sakit semua, karena penyatuan nya dengan fajar semalam berlangsung lebih dari tiga kali.
Rihana turun dari tempat tidur, Fajar yang sempit dengan menggerutu kesal, Rihana pergi ke kamar mandi Fajar yang sempit dan juga gelap.
"Bagaimana orang bisa hidup di tempat seperti ini" umpat Rihana, Fajar yang terbangun tersenyum puas, berhasil mengerjai Rihana.
*Kamar mandi itu nanti akan menerimamu dengan senang hati* bathin Fajar.
Fajar turun dari tempat tidur, menuju kamar mandi yang masih ada Rihana di dalam nya, Rihana terkejut saat Fajar masuk begitu saja ke kamar mandi, saking sempitnya Rihana dapat merasakan kulitnya bersentuhan dengan kulit fajar, yang membuat Rihana sedikit gemetar.
"Apa kamu mau lagi?" tanya Fajar, entah sadar atau tidak Rihana mengangguk, Fajar pun tersenyum lebar, penyatuan kembali terjadi di kamar mandi itu hari ini.
***
Menjelang sore Rihana dengan tubuh lelah nya, tiba di rumah Setyo, sebelum masuk kamar Rihana melihat, Setyo keluar dari kamar Salsa dengan membawa koper.
"Apa akhirnya, dia pindah dari rumah ini?" tanya Rihana dengan memasang wajah sedih dan penuh penyesalan.
"Sudahlah, bukankah ini mau kalian, sampai tega meracuninya!"sarkas Setyo.
"Maaf aku tak pernah terlibat, dalam hal ini, apa juga untung nya buat ku!" protes Rihana.
"Sudah lah, waktu yang akan menjawabnya" balas Setyo, sambil menatap tajam pada Rihana.
Setyo menyeret koper berisi pakaian Salsa dan Juda sedikit pakaiannya, melewati tangga menuju lantai satu rumahnya.
"Seharusnya dia tak pernah kembali ke sini lagi!" sinis nyonya Nur, ketika Setyo tanpa bicara sepatah kata pun, melewati dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments