Salsa
Maaf tapi kita harus menunggu satu orang lagi, baru warisan itu dapat di umumkan" ucap Danuarta seorang pengacara kepercayaan dari Tuan Handoyo.
"semua anggota keluarga sudah berkumpul, memang siapa lagi yang harus datang?" tanya Setyo.
"iya ,siapa sich?" tanya Malika adik Setyo.
bersamaan suara bunyi bel pintu di buka, seorang pelayan segera berlari untuk membukakan pintu untuk tamu rumah itu.
"sepertinya orang yang kita tunggu, sudah datang" ujar Danuarta dengan dinginnya.
semua orang yang berada dalam ruangan itu, menoleh kearah pintu masuk, mencoba melihat siapa yang datang ke rumah ini.
seorang gadis muda dengan pakaian lusuhnya, berjalan perlahan dan sedikit ragu masuk ke dalam rumah mewah itu.
Danuarta yang mengenal siapa yang datang, langsung berdiri dan menyambut kedatangan gadis itu, dengan senyum ramah di wajahnya.
"ayo" ajak Danuarta pada Salsa.
Salsa mengikuti Danuarta untuk duduk di sofa bersama yang lainnya, tapi Malika dan nyonya Nur yang duduk bersebelahan dengan Salsa bangun lalu duduk di sofa yang lain, yang berjauhan dengan sofa yang di duduki oleh Salsa
Salsa mendelikan matanya, melihat sikap Malika dan Nyonya Nur, tapi Salsa tersenyum ketika matanya melihat sosok pria tampan di ujung sofa.
"aku mengenalmu!" seru Salsa pada Setyo.
Danuarta yang mendengar hal itu terkejut, lalu bertanya pada Salsa dengan rasa penasaran.
"Salsa kenal Setyo di mana?" tanya Danuarta penuh selidik.
"pria itu yang pernah menolongku, di lampu merah!" jawab Salsa.
"Setyo pernah menolong kamu?" tanya Danuarta tak percaya.
"dia menolong aku ketika aku di palak oleh preman di jalan" jawab salsa lagi dengan lantangnya.
"kamu tak bisa bicara pelan, ya!" protes Malika.
"kampungan!" Ledek Malika pada Salsa. Salsa merasa tersinggung dengan ejekan Malika padanya.
”justru kamu yang kampungan dan norak" balas Salsa tak mau kalah.
"Bisa kalian hentikan pertengkaran kalian, kurasa sudah waktunya surat wasiat ini saya bacakan, karena semua yang harus hadir di sini sekarang sudah hadir semua" cerocos Danuarta, membungkam mulut Malika dan Salsa.
"Pertama, perkenalkan ini adalah salsa, dia adalah pengamen di lampu merah di perempatan jalan menuju ke rumah ini" jelas Danuarta memperkenalkan Salsa.
"Lalu kenapa dia harus hadir, di sini sekarang?" Tanya Malika tidak sabar.
"Karena dia, adalah salah satu pewaris harta yang di tinggalkan oleh Pak Handoyo, sama seperti kalian" jelas Danuarta lagi.
"Apa maksud semua ini!?" Protes nyonya Nur cepat.
"Memangnya ada hubungan apa dia dengan ayah?" Tanya Malika lebih terperinci.
"Hal itu hanya Almarhum yang tahu"jawab Danuarta.
"Almarhum Pak Handoyo, mewariskan perusahaan dan rumah ini kepada gadis ini" lanjut Danuarta.
Semua yang ada di ruangan, terkejut lalu berteriak protes dengan keputusan tersebut.
"Apa tidak salah kamu, Danuarta!?" Protes nyonya Nur.
"Silahkan nyonya periksa surat wasiat ini, jika anda tak percaya" tantang Danuarta pada nyonya rumah ini.
Salsa yang mendengar apa yang di ucapkan oleh pengacara, terkejut, Salsa menutup mulutnya tak percaya. Bagaimana ini keajaiban ini bisa terjadi padanya, atau pengacara di depannya ini sedang mempermainkannya, bathin Salsa.
Setyo yang dari tadi hanya duduk diam berdiri lalu mengambil surat wasiat itu lalu membacanya.
"apa yang di katakan pengacara ini, benar ibu" ucap Setyo setelah membaca surat itu.
"kita harus pergi dari rumah ini, Bu" lanjut Setyo, Setyo yang dari awal tidak berminat pada harta warisan ayahnya, bermaksud meninggalkan tempat itu.
"tunggu!" cegah Danuarta.
"aku belum selesai, membaca semua isi surat warisan ini, duduklah dulu" lanjut Danuarta.
"untuk apa, semua telah jelas semua jatuh ke tangan gadis ini, entah ada hubungan apa, ayah dan gadis ini" ucap Setyo sambil mendecih kesal pada Salsa.
Salsa melihat ekspresi jijik dari wajah Setyo kepadanya.
"maaf, tapi saya benar-benar tak mengenal ayah anda" sela Salsa, ia tak mau jadi kambing hitam di sini.
"o_ya, lalu kenapa ayah mewariskan harta itu padamu, sedangkan kami anak-anaknya dapat apa?" ucap Malika sinis.
"maaf tuan pengacara, kurasa aku benar-benar tak mau masuk dalam omong kosong ini, lebih baik aku pergi dari sini" pamit Salsa.
"pergi saja! tak ada juga yang mengundang kamu kemari!" sewot Malika.
"jika kamu menolak harta ini, terpaksa saya serahkan semuanya pada panti asuhan" ucap Danuarta mencegah kepergian Salsa.
semua yang ada di sana terdiam mendengar kenyataan itu.
"sebelum mati kamu selalu menyusahkan aku, sesudah mati pun kamu sama" keluh nyonya Nur, menghela nafas panjang.
"sebenarnya kalian juga bukan tidak mendapat apa-apa, Pak Handoyo berpesan akan memberikan rumah yang lainnya kepada kamu semua kecuali rumah ini, rumah ini milik Salsa" lanjut Danuarta.
Salsa tidak melanjutkan langkahnya pergi dari rumah itu, Salsa duduk di kembali di tempat semula mencoba bersabar, mendengar sampai selesai apa yang di katakan pengacara tentang isi surat wasiat itu.
"Setyo, kamu bisa memiliki perusahaan kamu kembali, jika kamu mau menikah dengan Salsa" perkataan Danuarta yang tiba-tiba itu, membuat jantung salsa berdetak, kencang.
Salsa sangat gembira jika hal itu benar- benar terjadi, karena jika itu terjadi, rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan.
"apa maksudnya ini!" sentak Setyo marah tak terima dirinya di jodohkan oleh gadis seperti yang di hadapan nya sekarang.
"terus terang salsa bukanlah, tipe nya" bathin Setyo.
"bagaimana putra saya bisa menikah dengan gadis seperti ini!" bentak nyonya nur marah besar, bagamanapun ia tidak terima putra satu-satunya harus menikah dengan gadis gembel yang tidak ia ketahui asal-usulnya itu.
Danuarta menarik nafas panjang, sepertinya kalian harus membaca sendiri isi dari surat wasiat di tanganku ini" cerocos Danuarta
Danuarta memberikan surat wasiat itu pada Setyo, Danuarta mengajak Salsa untuk segera pergi dari rumah itu.
Danuarta tak akan membiarkan Salsa jadi bulan-bulanan nyonya Nur, Danuarta hapal betul bagaimana sifat nyonya besar rumah ini.
"kamu ikut saya, ada surat yang perlu kamu tanda tangani dan aku harus menerangkan sesuatu" ajak Danuarta pada Salsa, Salsa berdiri lalu mengikuti langkah pengacara itu juga pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments