"Tidakkk!!" Pekik Setyo, Setyo membuka matanya, lalu langsung terduduk bangun dari tidurnya, rupanya tadi dia bermimpi.
Setyo turun dari tempat tidurnya, mengambil segelas air minum lalu kembali tidur "mengapa dia selalu menggangu hidupku, bahkan dalam mimpi" umpat Setyo, Setyo sepertinya makin membenci Salsa.
***
Salsa seperti biasa, bangun pagi untuk menyiapkan sarapan untuk adik-adiknya.
"Kapan ibu Setyo mengundang kita?" tanya Baron pada Salsa.
"Akan aku tanyakan nanti ayah" jawab Salsa.
"Aku ragu dia mau menikahi mu" ucap Chika sinis.
"Terserah kamu" balas Salsa, Salsa sedang malas melayani mulut pedas Chika pagi ini.
Salsa segera menyudahi sarapannya dan bersiap pergi.
"Mau kemana pagi sekali?" tanya Baron lagi.
"Mau meeting" jawab Salsa, Chika tertawa keras mendengar jawaban Salsa " meeting!?" ulang Chika.
Salsa yang terkejut, kalau ternyata dia keceplosan melarat ucapannya "maksudku, aku ingin bertemu dengan teman-teman pengamen" ralat Salsa.
"Paling mereka berkumpul membagi tugas, ayah" seru Chika.
"Seperti itulah Ayah" timpal Salsa.
"Memangnya pacar kamu tidak melarang kamu tetap mengamen?" tanya Baron penasaran.
"Tidak ayah, selama aku belum menjadi istrinya aku akan terus mengamen untuk mencari sesuap nasi untuk kita" cerocos Salsa, lalu segera pamit kepada ayahnya.
"Jangan lupa cuci piring!" pesan Salsa pada Chika, Chika cemberut mendengar itu, tapi Salsa tidak perduli, karena sejak dulu Chika memang seperti itu.
Salsa membuka pintu kontrakan nya, terkejut melihat Tuan Damara berdiri tepat di depan pintu.
Tuan Damara membuka matanya lebar-lebar melihat bagaimana penampilan Salsa sekarang, dia mengucek matanya berulang-ulang kali.
"Kamu makin cantik saja" goda Tuan Damara.
"Terimakasih pak, kalau uang kontrakan nanti sore saya bayar pak, sekarang saya harus pergi" cerocos Salsa, Salsa tak mau terlambat.
"Bukan itu, aku mau menanyakan soal lamaran aku ke kamu" ucap Tuan Damara tiba-tiba.
Salsa terdiam, lalu menatap Tuan Damara lekat-lekat "maaf Tuan tapi saya sudah di lamar dan akan menikah" jawab Salsa, membuat Tuan Damara terpaku di tempatnya.
Salsa segara pergi meninggalkan Tuan Damara dalam ke terpakuan nya. Salsa langsung naik ke sebuah motor ojek yang ada di pangkalan dekat rumahnya.
***
Salsa dengan penampilan yang memukau masuk ke dalam ruang rapat.
Kecantikan Salsa yang alami seakan-akan memukau semua yang hadir di sana tak terkecuali Setyo.
Setyo menyambut kedatangan Salsa dengan senyum yang lebar, setelah itu meeting segera di mulai.
"Ada yang harus aku katakan" ucap Setyo.
"Baiklah kita bicara" jawab Salsa.
"Ibu mengundang ayah kamu makan malam di rumah malam ini" lanjut Setyo.
"Benarkah?" tanya Salsa tak percaya sekaligus gembira mendengar kabar itu.
"Iya, sayang" jawab Setyo, sambil menarik Salsa dalam pelukannya.
"Apa benar wanita cantik depanku ini wanita serakah?" Gumam Setyo, perang dalam bathin Setyo masih berlangsung membuat hati Setyo galau.
Setyo di antara kegalauannya, masih setia memerankan kekasih yang baik di mata Salsa.
"Kamu tidak memberitahu keluarga kamu, bahwa kamu sekarang banyak uang?" tanya Setyo tiba-tiba, Setyo ingin memastikan siapa Salsa yang sebenarnya.
"Itu bukan uangku" jawab Salsa
"Maksud kamu??" tanya Setyo penasaran.
"Aku hanya meminta jatahku saja sebesar 500 ribu perbulan" jawab Salsa.
"Mengapa seperti itu, memangnya kamu tak ingin membahagiakan keluarga kamu" lanjut Setyo.
Salsa menundukan kepalanya sedih "kamu belum mengenal keluarga ku" lirih Salsa sambil memperdalam tekuk kan kepalanya.
Setyo melihat sedih ke arah Salsa, Setyo menyentuh kepala Salsa yang tertunduk lalu mengangkatnya, hingga pandangan mereka bertemu, Setyo melihat air mata Salsa sudah jatuh membasahi pipinya.
"Maafkan aku" ucap Setyo.
Salsa menggelengkan kepalanya perlahan "ini bukan salah kamu" balas Salsa.
Rasa bersalah pada diri Setyo menyeruak, Setyo terdiam ingat pada rencana ibunya terhadap Salsa, dan yang lebih parah dirinya ikut berperan dalam rencana itu.
***
"Itu tidak mungkin!!" pekik Salsa sesaat sebelum pernikahannya, di dalam sebuah kamar yang hanya ada dirinya dan Danuarta.
"Maaf, tapi aku terpaksa menyampaikan ini, ini adalah hasil penyelidikan ku" ucap Danuarta.
Danuarta menyerahkan sebuah rekaman di mana Setyo dan Nyonya Nur sedang berbicara tentang rencana mereka, yang menyakitkan Salsa, Setyo ikut serta dalam rencana mereka.
"Sebaiknya kamu membatalkan pernikahan ini sebelum terlambat" lanjut Danuarta, Salsa terdiam lalu menggeleng pelan.
"Tidak, aku akan tetap menikah dengan Setyo, aku akan melihat bagaimana mereka akan membuatku sengsara" ucap Salsa.
"Tapi!" seru Danuarta tidak menyetujui apa yang akan di lakukan Salsa.
"Aku hanya berharap kamu tetap di sampingku" ucap Salsa.
Danuarta menatap mata Salsa yang sendu, mata yang sangat mempesona dirinya.
"Baiklah, kamu bisa mengandalkan aku" jawab Danuarta.
"Terima kasih" lirih Salsa.
Salsa keluar dari kamar itu, menemui ayahnya, dengan senyum lebar di bibirnya, walau pun hatinya sekarang sedang sakit.
Setyo melihat kedatangan Salsa, berdiri untuk menyambut kedatangan nya, mata Setyo seakan-akan terpatri pada wajah Salsa yang hari ini terlihat sangat cantik dan mempesona, sepertinya Setyo akan senang menjalankan peran nya sebagai suami yang baik untuk Salsa yang cantik ini.
Setyo mempersilahkan Salsa duduk di sampingnya untuk menemaninya mengucapkan ijab kobul di depan Pak Penghulu.
Salsa melirik ayahnya yang duduk di depan Setyo, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Salsa melihat ayahnya sadar tidak mabuk seperti biasanya.
Salsa merasa bahagia, karena ayahnya dapat menjadi wali nikahnya dengan sangat baik, walaupun pernikahan ini pasti akan berakhir, wajah Salsa seketika berubah sedih.
Salsa melihat ke arah Nyonya Nur dan Malika yang duduk di samping Setyo, walaupun mereka berdandan cantik tapi tidak terlihat bahagia atas pernikahan putranya ini.
Salsa melihat ke arah Setyo yang ada di sampingnya, Setyo yang saat ini sedang mengucapkan ijab kobul, tampak gagah dan tampan, Salsa tersenyum sedikit melihat itu, tapi kemudian raut wajah Salsa, berubah sedih "akan aku lihat permainan kamu" bathin Salsa.
"Sah" ucap Pak penghulu membuat Salsa terkejut, rupanya Setyo sudah selesai mengucapkan ijab mobilnya, Salsa sedikit gembira karena Setyo mengucapkan ijab kobul nya hanya dengan satu tarikan nafas dan berhasil.
Salsa mencium telapak tangan Setyo atas perintah Pak penghulu, sekarang Salsa sudah sah jadi istri Setyo.
Setelah ijab kobul selesai, mereka mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan pernikahan ini, walaupun sederhana Salsa terlihat gembira karena pada hari ini, semua perut tetangganya di buat kenyang olehnya.
Nyonya Nur dan Malika sudah pamit pulang terlebih dahulu begitu ijab kobul selesai, dengan alasan Nyonya Nur dan Malika sudah mempersiapkan pesta kecil-kecilan untuk menyambut Salsa di rumah mereka.
Wajah Setyo hari ini terlihat gembira, ia selalu menggandeng tangan Salsa sepanjang acara, bahkan terlihat sekali kalau Setyo ingin segera membawa Salsa dari pesta ini, karena matanya menangkap beberapa mata pria tak pernah lepas menatap tajam ke arah istrinya yang cantik.
Salsa memeluk ayahnya erat, Salsa merasa sedikit berat harus meninggalkan keluarganya untuk tinggal di rumah mewah Setyo.
Salsa memeluk satu-satu adiknya dengan tetesan air mata
"Jaga adik-adik, aku janji setiap hari akan kemari" bisik Salsa pada Chika, Chika mengangguk pelan.
Setyo menuntun Salsa masuk ke dalam mobilnya, Salsa sekali lagi menoleh ke arah keluarganya, Salsa tak pernah menduga dia akan meninggalkan keluarganya dalam waktu secepat ini.
Setyo membawa Salsa masuk ke dalam rumahnya di sambut Nyonya Nur dan Malika serta seorang wanita cantik yang tidak di kenal oleh Salsa.
"Halo Setyo" ucap wanita itu, lalu memeluk Setyo erat bahkan mencium kedua pipi Setyo, dan menggandeng mesra Setyo meninggalkan Salsa.
Salsa menarik nafas dalam-dalam "permainan sudah di mulai ternyata" bathin Salsa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments