"ayah!!" Pekik Salsa.
Melihat ayahnya tersungkur di lantai kontrakan, air mata Salsa turun begitu saja melihat kondisi ayahnya yang begitu menyedihkan di lantai.
Salsa dengan tenaga yang dia punya berusaha, mengangkat ayahnya, tapi ternyata tubuh ayahnya begitu berat.
"Chika!!" Teriak Salsa memanggil adiknya Chika yang berada di dalam kamarnya.
"Chika!!" Teriak Salsa sekali lagi, saat Chika tak kunjung datang.
"Ada apa?" Tanya Chika, begitu melihat ayahnya terbaring di lantai dan melihat Salsa menangis, Chika hendak kembali ke kamarnya, tapi di cegah oleh Salsa.
"Chika, kakak mohon bantu kakak mengangkat ayah, tak mungkin kakak membiarkan ayah tertidur semalaman di lantai" melas Salsa pada Chika, Chika dengan kesal terpaksa membantu Salsa mengangkat tubuh ayah mereka.
"Menyusahkan!" Omel Chika ketika mereka selesai membaringkan ayah mereka di atas tempat tidur.
Salsa tidak menanggapi ocehan Chika, Salsa sudah biasa mendengar Chika menggerutu seumur hidupnya.
"Kamu tidak makan malam?" Tanya Salsa.
"Sudah hilang nafsu makan ku!" Omel Chika lagi, Chika kembali masuk ke dalam kamarnya.
"Lebih baik aku belajar lagi!" Ucapnya.
Begitulah kehidupan yang Salsa jalani selama ini, Salsa hampir tak pernah punya waktu untuk memikirkan dirinya sendiri.
***
"Undang lah gadis itu ke rumah ini" ucap Nyonya Nur, saat mereka sedang sarapan bersama di ruang makan.
"Siapa maksud ibu?" Tanya Setyo pura-pura tak tahu siapa yang di maksud ibunya.
"Jangan pura-pura tidak mengerti maksud ibu" sinis nyonya Nur.
"Alasan apa yang harus aku gunakan untuk mengundangnya ke rumah ini?" Tanya Setyo.
"Undang lah dia sebagai rasa terima kasih telah mengijinkan kita tinggal lebih lama di rumah ini" usul nyonya Nur.
Malika yang mendengar obrolan kakak dan ibunya, mengerutkan keningnya, mencoba menebak siapa yang menjadi pusat obrolan kakak dan ibunya saat ini.
"Akan aku coba" jawab Setyo akhirnya.
"Kakak akan mengundang siapa Bu?" Tanya Malika.
"Gadis gembel perebut harta" jawab Nyonya Nur.
"Apa!!" Pekik Malika tidak setuju.
"Kenapa kakak harus mengundangnya!?" Protes Malika tidak setuju.
"Ibu ada rencana untuknya, kamu diam saja" sentak nyonya Nur pada Malika putrinya yang manja itu.
Setyo yang mendengar perdebatan ibu dan adiknya hanya mendengus kesal "siap yang buat rencana aku yang bakal repot" bathin Setyo.
"Aku berangkat Bu" pamit Setyo.
"Iya, jangan lupa undang gadis itu, makan malam di tempat kita hari ini!" Nyonya Nur mengingatkan Setyo.
"Akan aku coba, kalau hari ini dia datang ke kantor" jawab Satyo.
Sejak meeting kemarin Salsa belum pernah datang lagi ke kantor semua di wakilkan oleh bawahan Danuarta.
Setyo tiba di kantor lalu masuk ke ruangannya, di susul sekertarisnya Nabila "pagi bos" sapa Nabila dengan gaya centilnya.
"Pagi, ada apa?" tanya Setyo.
"Nona Bos besar kabarnya akan datang hari ini" ucap Nabila.
"Benarkah?" tanya Setyo
"Begitulah, aku dengar kabar itu langsung dari bawahannya langsung" balas Nabila.
"Ya, sudah siapkan berkas yang harus dia tanda tangani, biar aku yang akan memberikannya" pinta Setyo, Nabila menatap ke arah Setyo.
"Ada apa, cepat sana keluar!" Usir Setyo pada sekertarisnya.
***
Salsa pagi-pagi sekali sudah rapih, pagi ini Salsa harus menemui Danuarta, untuk pergi bersama ke kantor, ada sesuatu yang harus di tanda tangani oleh Salsa.
Seperti biasa Salsa pergi dengan pakaian lusuhnya, lalu naik bis turun di tempat biasanya kemudian naik taksi pergi ke kantor Danuarta.
Salsa di sambut oleh asisten, semua perlengkapan Salsa sudah di siapkan di sana dari mulai baju, sepatu dan juga makeup.
Danuarta, yang sedang duduk santai di kursinya, menatap ke arah pintu masuk, di mana Salsa sudah berdiri di sana menunggunya dengan penampilan yang luar biasa, menurut Danuarta.
Salsa selalu membuat mata Danuarta terpesona, setiap kali Salsa berdandan.
"Bisa kita pergi sekarang?" tanya Salsa, di depan pintu, tanpa masuk ruangan Danuarta.
"Tentu saja" Danuarta melirik jam di tangannya, lalu segera menghampiri Salsa.
Tak butuh waktu lama Salsa tiba di kantor, untuk pertama kalinya Salsa masuk ke dalam ruangan miliknya di kantor ini.
"Masuk!" Ucap Salsa saat mendengar pintu ruangannya diketuk.
Salsa terkesima melihat Setyo dengan gagahnya masuk ke dalam ruangannya.
Salsa selalu merasa terpesona dengan wajah tampan dan tubuh gagah milik Setyo. Mata Salsa makin membesar saat Setyo berjalan menghampirinya, Danuarta melihat hal itu, ada timbul perasaan tidak suka pada Setyo dalam diri Danuarta.
"Maaf mengganggu, aku perlu tanda tangan dari nona Salsa" ucap Setyo.
"Cepat berikan berkasnya, aku akan tanda tangani itu semua" ucap Salsa dengan penuh semangat.
Danuarta merebut berkas yang di berikan Setyo pada Salsa "aku akan memeriksa ya dulu" ucap Danuarta.
Setyo tak ambil pusing dengan sikap Danuarta, Setyo menoleh ke arah Salsa yang sedang memandang nya.
"Ibu mengundang kamu, untuk makan malam di rumah" ucap Setyo tiba-tiba, membuat Salsa terkejut.
"Kamu pasti bohong, ibu kamu membenci aku" balas Salsa.
"Itu dulu, sekarang tidak, katanya ini sebagai rasa terimakasih karena membiarkan kami tinggal dalam rumah kami agak lama" jelas Setyo.
"Benarkah?" tanya Salsa tak percaya.
"Kalau kamu tak percaya, aku akan meneleponnya, dan kami bisa tanyakan sendiri padanya" lanjut Setyo.
Danuarta yang mendengar percakapan itu, merasa sedikit curiga, karena Danuarta sangat tahu bagaimana sifat nyonya Nur, setelah sekian lama dia menjadi pengacara dan orang kepercayaan Tuan Handoyo, suaminya Nyonya Nur.
"Tidak usah" seru Salsa "aku akan datang nanti malam" lanjut Salsa. Mendengar hal itu, Setyo tersenyum lebar, lalu melirik ke arah Danuarta.
"Bagaimana, semua sesuaikan?"
Danuarta tidak menjawab, dia memberikan berkas itu pada Salsa.
Salsa pun segera menandatangani berkas itu, atas perintah Danuarta.
"Kamu benar mau datang untuk makan malam di rumah itu?" Tanya Danuarta.
"Iya, kenapa?" tanya Salsa, Danuarta hanya menggelengkan kepalanya, wanita cantik di hadapannya ini teramat polos, dia tak tahu kalau ada bahaya yang akan menghampirinya.
"Terserah kamu, tapi jika ada apa-apa jangan ragu untuk meneleponku dengan segera" pesan Danuarta.
"Siap" balas Salsa membuat Danuarta sedikit tersenyum.
***
"Kakak mau kemana?" tanya Chika saat melihat Salsa hendak pergi ke luar.
"Aku ada undangan" jawab Salsa, Chika menatap Salsa, Chika menangkap keanehan dari Salsa, Salsa kini terlihat lebih cantik, baju yang di kenakan Salsa saat ini juga, Chika belum pernah melihatnya.
"Kaka beli dari mana baju ini?" tanya Chika penasaran.
"Ada sahabat aku, yang memberikan nya" jawab Salsa.
"Mana ada sahabat kakak, yang punya baju semahal ini" lanjut Chika, Salsa menatap Chika, adiknya yang satu ini, memang paling sulit di bohongi, itu samua karena dia sangat pintar, dan Salsa sangat bangga akan hal itu.
"Aku akan memberitahukan suatu rahasia kepadamu" ucap Salsa.
"Apa?" sentak Chika sebal, dari tadi Salsa hanya mengulur waktu saja.
"Aku punya teman seorang pengacara, dia baik sekali, memberikan beberapa potong baju bekas pacarnya kepada kakak" jelas Salsa mencoba sedikit berbohong.
"Beberapa? Mana yang lainnya ka?" tanya Chika, hal itu membuat Salsa te
senyum.
"Di dalam lemari" jawab Salsa.
"Wow" ucap Chika yang segera membuka lemari Salsa.
"Aku pergi dulu!" Pamit Salsa sebelum Chika, sadar dari kekagumannya melihat baju-baju yang tergantung dalam lemari.
Salsa dengan menggunakan taksi, pergi memenuhi undangan makan malam dari keluarga almarhum Tuan Handoyo.
Salsa di sambut seorang pelayan yang mengantarnya menemui, tuannya.
"Nyonya nona Salsa sudah datang" ucap pelayan itu, Nyonya Nur dan Malika yang sedang asyik di depan televisi menoleh ke arah Salsa, mata mereka tampak membesar, seperti terkejut karena melihat sesuatu yang membuat mereka takjub.
"Salsa!!" pekik mereka bersamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
suka Thor 😍😍
2023-03-18
0