Mendengar bisikan dari Rihana, Setyo sedikit kesal, dia menutup tirai itu.
Setelah melihat kepergian Danuarta hingga jejak Danuarta tidak terlihat lagi, Salsa segera masuk ke dalam rumah, Salsa terkejut melihat Setyo dan Rihana sedang bergandengan tangan, sepertinya mereka mau keluar berduaan sore ini.
"Kalian mau pergi?" tanya Salsa.
Setyo merapatkan bibirnya, Setyo merasa malas untuk berbicara dengan Salsa.
"Kami akan pergi nonton" jawab Rihana.
"O, hati-hati di jalan" balas Salsa, Setyo mengepalkan tangannya menahan emosi yang sekarang sedang bergemuruh di dadanya, bisa-bisanya Salsa dengan ekspresi biasa melepaskan dirinya pergi dengan Rihana.
"Ayo kita pergi sekarang!" ajak Setyo lembut pada Rihana. Setyo membukakan pintu mobil untuk Rihana.
"Terimakasih" ucap Rihana.
"Bukan masalah besar" jawab Setyo dengan senyum manisnya.
Hati Salsa tetap saja sakit menyaksikan kemesraan yang terjadi diantara Setyo dan Rihana di depan matanya, walaupun dari awal Salsa sudah menguatkan diri menerima apapun yang bakal terjadi di dalam pernikahannya dengan Setyo.
Dia telah menyakiti hati ku bathin Salsa.
Setyo melihat ke arah pintu, di mana Salsa masih berdiri di sana melihat ke arah nya, hingga pandangan mata mereka bertemu, Salsa segera memutuskan tatapannya pada Setyo, lalu masuk ke dalam rumah, tanpa sadar air mata Salsa menetes di pipinya.
Salsa menutup rapat pintu kamar nya rapat-rapat, berlari ke arah tempat tidurnya dan langsung menjatuhkan diri di atas sana sambil memeluk bantal guling miliknya.
***
Setyo mengemudikan mobilnya secara cepat, Setyo dari tadi ingin sekali kembali ke rumah, Setyo sama sekali tidak menikmati film yang sedang di putar di hadapannya selama di bioskop, pikirannya selalu di penuhi tentang Salsa.
Begitu sampai di rumah Setyo langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu Rihana, menyebabkan Rihana mendengus kesal, melihat tingkah Setyo.
Setyo yang berlari ke kamar, merasa kecewa karena dia tak menemukan Salsa di sana, Setyo lupa mulai malam ini mereka mulai terpisah kamar, Setyo terduduk kesal di sisi tempat tidurnya, menyentuh dadanya yang terasa sesak.
Dengan malas Setyo menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya, ia memandang wajahnya di cermin, ingin rasanya Setyo memukul keras cermin yang ada di hadapannya, setelah merasa sedikit tenang.
Setyo langsung menjatuhkan diri di atas dalam posisi tengkurap, Setyo merasa tempat tidur terasa luas sekali malam ini.
Setyo lebarkan kedua tangannya dan kakinya, Setyo merasa hati dan kamar nya kosong malam ini. Setelah beberapa kali merubah posisi tidur, akhirnya Setyo menyerah karena belum juga bisa memejamkan matanya, Setyo mengambil obat tidur dalam lacinya.
Setelah meminum obat tidur itu,tak lama Setyo pun, merasa kedua matanya sungguh berat, dan akhirnya Setyo tertidur pulas.
***
Salsa yang sudah tertidur dari sore karena menangis, pagi-pagi sekali sudah bangun, karena hari ini dia tak perlu pulang ke rumah untuk membuatkan sarapan adik-adiknya.
Salsa memutuskan untuk pergi ke dapur rumah besar ini "ada yang bisa ku bantu?" tanya Salsa, pada para pelayan yang sedang bekerja di sana.
"Tidak ada nyonya" jawab salah satu dari mereka, Salsa dengan berat hati kembali ke kamarnya, saat melewati kamar Setyo Salsa berhenti sebentar, Salsa bermaksud mengetuk pintu kamar Setyo, tapi di urungkan.
"Aku akan bersiap-siap saja, sebentar lagi Danuarta akan menjemput" gumam Salsa.
Salsa bersiap karena hari ini, dia harus kembali pergi ke kantor.
Salsa bertemu Setyo di meja makan "pagi" salam Salsa pada semuanya.
Semua yang ada di ruangan itu menoleh kearah Salsa yang pagi ini tampil rapih dan cantik, make up tipis di wajahnya, menambah kecantikan Salsa, Nyonya Nur sendiri sedikit terpana.
Salsa menarik kursinya di samping Setyo, Setyo tak bergeming, Setyo masih sedikit kesal pada Salsa, Nyonya Nur yang melihat Salsa dan Setyo saling diam, tersenyum lebar "makin banyak konflik yang terjadi di antara kalian itu lebih baik"
"Kamu mau kemana?" tanya Rihana penasaran dengan penampilan Salsa hari ini.
"Ke kantor" jawab Salsa.
"Bukan nya besok, kamu mulai bekerja?" tanya Malika tak percaya.
"Pak pengacara meminta ku ke kantor hari ini" jawab Salsa lagi.
"Apa dia yang akan menjemput kamu?" tanya Rihana lagi, sambil melirik ke arah Setyo.
"Iya" jawab Salsa.
"Prang" bunyi sendok dan garpu yang di banting keras terdengar di meja makan itu.
"Berisik kalian, membuat sarapan ku tak enak!" omel Setyo lalu meninggalkan meja makan saat itu juga.
Salsa yang terkejut mendengar suara keras tadi, termangu di tempat nya, Salsa bahkan lupa tidak mengejar Setyo yang sedang marah itu.
"Sialan! maunya apa sih Danuarta itu!?" omel Setyo.
"Tok, tok, tok" suara pintu kamar di ketuk dari luar, Setyo tersenyum lebar akhirnya dia menyusul ku juga bathin Setyo bersorak gembira, Setyo membuka pintu kamarnya, wajahnya yang gembira, berubah kecewa saat mengetahui siapa yang di berdiri di depan pintunya bukan lah Salsa, tapi Rihana.
"Boleh aku masuk?" tanya Rihana.
"Mau apa?" sinis Setyo.
"Aku sudah lama sekali,tidak melihat kamar kamu lagi" ucap Rihana.
"Nanti saja! aku sedang ingin sendiri!" tolak Setyo.
"Baiklah, tapi kalau kamu menunggu istri kamu datang, sepertinya percuma karena dia sudah di jemput pergi oleh Danuarta" jelas Rihana.
"Bukan urusanku!!" ucap Setyo kesal lalu membanting keras pintu kamarnya.
"Sial! sial! sial!!" omel Setyo, membodohi diri sendiri.
Setyo keluar dari kamar, Setyo akan menyusul Salsa dengan pergi ke kantor.
***
Sampai di kantor Setyo langsung mencari keberadaan Salsa, Salsa tidak ada di ruangannya. Setyo menghubungi sekertaris nya.
"Kamu tahu kemana Presdir kita?" tanya Setyo.
"Dia sedang ada klien di luar, tadi pergi dengan pak Danuarta" jawab sekertaris nya. Setyo mendengus kesal.
Setyo segera pergi menuju tempat yang di sebut oleh sekertaris nya.
Setyo melihat Salsa dan Danuarta sedang berbicara dengan seorang klien pria. Setyo masuk ke dalam restoran itu, langsung menemui Salsa.
Salsa dan Danuarta terkejut, melihat kedatangan Setyo yang tiba-tiba.
"Halo" sapa Setyo pada klien yang ada di depan Salsa.
"Halo, anda siapa?" tanya klien tersebut pada Setyo.
"Aku rekan mereka" jawab Setyo.
"Aku Juna" ucap klien itu memperkenalkan diri.
"Setyo" balas Setyo.
Setyo duduk di samping Salsa, Setyo memperhatikan bagaimana Danuarta membantu Salsa menghadapi klien mereka saat ini.
Sepertinya dia benar-benar, melatih Salsa untuk bisa menjadi pimpinan perusahaan ayahnya yang sebenarnya, apa dia lupa kalau Salsa hanya sementara waktu, setelah itu Salsa bukan siapa-siapa lagi bathin Setyo kesal ada Danuarta.
"Aku tak menyangka perusahaan ini di pimpin oleh wanita secantik dan muda seperti anda" ucap Juna tiba-tiba, membuat Setyo dan Danuarta terkejut.
"Jika ada waktu boleh aku mengundang anda makan malam" lanjut Juna, rupanya Juna adalah tipe Pria yang langsung mengungkapkan keinginannya.
Setyo dan Danuarta saling pandang "maaf tidak bisa!" seru Setyo dan Danuarta bersamaan.
"Aku mengajak Salsa bukan kalian" protes Juna.
"Akan aku pikirkan" jawab Salsa.
Juna tersenyum lebar mendengar jawaban Salsa "mana handphone anda?" tanya Juna lagi tanpa ragu-ragu.
Salsa dengan ragu memberikan handphone nya pada Juna.
"Aku akan menelepon Anda nanti malam" lanjut Juna sambil mengembalikan handphone Salsa.
"Jika anda benar-benar mau makan malam dengan ku, ku pastikan proyek ini milik Anda" pesan Juna sebelum pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments