Setyo terdiam karena ucapan dari Salsa, benar apa yang di katakan Salsa, pada dasarnya dia memang tidak bersalah, jadi tak seharusnya dirinya membenci Salsa
Aku menyesal telah melakukan ini padamu bathin Setyo.
Wajah Salsa yang tepat di depan wajahnya, membuat Setyo tersenyum, Salsa memang cantik dan aku harus menjaganya, Setyo menarik Salsa lebih masuk ke dalam pelukannya
Malam itu Setyo dan Salsa tidur dengan saling memeluk. Sedangkan rasa benci di dalam hati Rihana kini, kian bertambah kepada Salsa, Rihana membayangkan tamparan telak pada pipinya hari ini tunggu pembalasan dariku! , bathin Rihana, lalu tersenyum jahat.
***
"Aku ikut denganmu!" ucap Setyo, saat sarapan selesai.
"Kemana?" tanya nyonya Nur.
"Ke rumah sakit, ayah Salsa masuk rumah sakit" jawab Setyo.
Setelah sepanjang hari, bersama dengan Salsa, Setyo bisa sedikit lebih mengenal siapa Salsa, ada sedikit rasa iba di hari Setyo melihat bagaimana Salsa berjuang untuk keluarganya.
Setyo jadi merasa tambah bersalah, karena secara tidak langsung Setyo menambah beban hidup yang di pukul oleh Salsa.
Setyo sekilas berpikir untuk menyudahi pernikahan ini, Setyo tak ingin Ibu dan adiknya serta Rihana bahkan mungkin dirinya makin sering menyakiti Salsa.
"Tok, tok, tok" bunyi pintu kamar di ketuk. Mengejutkan Salsa dan setyo
"Pak Juna" seru Salsa terkejut, saat melihat Juna ada di hadapannya sekarang.
Juna melihat tajam ke arah Setyo yang sedang duduk di samping pasien.
"itu ayah kamu!?" tanya Juna.
Juna mendekati dan menyapa ayah Salsa dengan ramahnya, bahkan dengan mudah mereka terlibat sebuah obrolan, Setyo yang melihat itu menjadi sedikit marah.
Setyo seperti sedang menonton sebuah drama keluarga saat ini, di mana menantu pria datang menengok mertua pria yang sedang sakit, sedangkan sang istri duduk di antara mereka dengan wajah penuh kebahagiaan.
Aku seperti orang asing di sini bathin Setyo dengan wajah sedihnya.
Setyo pamit untuk keluar sebentar, Setyo mencari sedikit udara segar, Setyo merasa di dalam sana setelah kedatangan Juna, pasokan udaranya menjadi lebih sedikit, hingga dadanya terasa sesak.
Juna tersenyum kecil melihat Setyo pergi keluar, Juna merasa ini adalah kesempatan untuknya lebih mendekatkan diri kepada Salsa.
Juna sangat tertarik dengan Salsa, Juna merasa Salsa p dengan wanita lain yang pernah di kenalnya, Salsa tak pernah mencari perhatiannya bahkan terkesan cuek, dan juga sikap nya yang polos adalah daya tarik tersendiri bagi Juna.
"Kamu masih punya satu hutang, padaku" ucap Juna mengingatkan Salsa.
"Apa??" tanya Salsa.
"Makan malam denganku" ucap Juna.
"Aku tanya suamiku dulu" jawab Salsa.
"Suami! kamu sudah menikah" tanya Juna terkejut, Salsa menjawab dengan menganggukan kepalanya.
Wajah Juna seketika berubah kecewa, mendengar pengakuan, dari Salsa.
Juna berdiri dari kursinya, lalu segera pamit dengan alasan ada pekerjaan yang harus segera di selesaikan.
Salsa melepas kepergian Juna, tak lama Setyo kembali, dengan wajah sedihnya, membuat Salsa ingin bertanya "apa terjadi sesuatu?" tanya Salsa dengan nada penuh khawatir.
Setyo menggeleng lemah, setyo masuk ke dalam kamar, Setyo tak melihat Juna di sana "apa Juna sudah pulang?" tanya Setyo.
"Iya, ada pekerjaan katanya" baru saja Salsa selesai bicara, handphone Setyo berbunyi, Setyo mengambil ponselnya yang ada di saku celana, Setyo terkejut saat mengetahui siapa yaqng sedang meneleponnya, saat ini.
"Juna" lirih Setyo.
"Aku keluar sebentar, takut mengganggu ayah" pamit Setyo.
"Halo" ucap Setyo.
"Kenapa tidak bilang Salsa, sudah menikah?" omel Juna.
"Kamu tidak tanya" jawab Setyo sambil tersenyum *rasain sakit hati kan loe!* umpat Setyo.
"Salsa yang memberitahu?" tanya Setyo.
"Iya, siapa suami nya? dia beruntung, Salsa cantik, pintar juga baik" puji Juna untuk Salsa.
Setyo tersenyum bangga, mendengar perkataan Juna "nanti kamu akan tahu sendiri" sinis Setyo, Setyo memutuskan sambungan teleponnya, lalu segera masuk kembali ke dalam kamar, kemudian memeluk Salsa erat.
Aneh banget, tadi pertama datang wajah nya sedih, sekarang seperti menang lotre bathin Salsa.
***
Rihana yang sedang menikmati, secangkir kopi, di sebuah cafe, terkejut ketika seorang pria tiba-tiba duduk di depannya. Pria itu menatap tajam ke arah Rihana, lalu tersenyum sinis.
"Masih bisa santai!" ucapnya.
Rihana diam tidak menyahuti perkataan pria itu, Rihana menengguk sedikit kopi miliknya sekali lagi.
Pria itu dengan mata nakalnya, memperhatikan penampilan Rihana "lumayan bisa buat uang muka hutang" gumam nya.
Rihana melotot tajam, Pria itu malah tertawa kecil.
"Ikut aku!!" ucap nya.
Rihana dengan terpaksa mengikuti kemana pria itu pergi, Rihana di minta masuk ke dalam mobilnya.
"Pelan-pelan bang!" sentak Rihana karena pria itu mendorong nya kasar.
"Aku sudah tidak sabar!!" balas pria itu.
Rihana duduk diam terpaku, tak ada kata yang keluar dari mulut Rihana, Rihana seperti sudah pasrah dengan nasibnya sekarang.
Pria itu membawanya ke sebuah hotel, pria itu menuntun cepat Rihana, masuk ke dalam lift, di dalam lift pria itu, langsung mendorong Rihana ke pojok lift lalu menciumnya, Rihana terkejut tapi tidak melakukan perlawanan.
Pria itu, mencium Rihana dengan tidak sabar, bahkan tangan nya mulai nakal menyentuh bagian sensitif Rihana, membuat Rihana mengeluh.
Tak sampai di situ, pria itu menarik kancing kemeja Rihana hingga terlepas semua, Rihana melihat bagian atas tubuhnya sudah terbuka bebas, pria melotot melihat dua gundukan Rihana yang lumayan besar "aku akan menikmati itu di kamar" gumamnya.
Rihana masih mengeluh lemas, karena pria itu tidak menarik tangannya yang sedang menyentuh bagian sensitif, bahkan Rihana merasakan pria itu sudah masuk ke dalam melewati ****** ********.
Pria itu tampak puas melihat Rihana mengeluh dan mendesah.
Tak lama pintu lift terbuka, pria itu menarik Rihana dan mendorong kasar Rihana agar masuk ke dalam kamar yang telah ia sewa.
Rihana terjatuh di lemas di atas tempat tidur, pakaiannya yang sudah terbuka, menjadi lebih terbuka karena posisi Rihana yang terlentang.
Pria itu tanpa ragu naik ke atas tubuh Rihana, lalu mulai memangsa bagian tubuh Rihana yang sudah menjadi targetnya i dalam Lift tadi.
Rihana yang baru pertama kali, mengalami semua itu, tiada henti mendesah, apalagi saat pria itu mengulum bagian ujung buah dada nya.
Sore itu Rihana habiskan berperang di atas tempat tidur, bersama pria asing, awalnya Rihana mengeluh sakit tapi kini terlihat Rihana pun menikmatinya, pria itu pun tersenyum penuh kemenangan.
Setelah pertarungan yang entah berjalan berapa ronde keduanya, terbaring lemas di atas tempat tidur, mereka tertidur pulas tanpa sehelai benangpun menempel di tubuh mereka.
Rihana terbangun, merasakan tubuhnya remuk, Rihana terduduk di tempat tidur, Rihana melihat pria itu baru saja keluar dari kamar mandi, dengan berpakaian lengkap.
"Ada pakaian kamu di dalam paper bag itu!" ucap pria itu. Rihana langsung mengambil dan melihat isi paper bag tersebut, sebuah pakaian untuknya berwana Salem.
"Karena kamu melayani ku dengan puas, aku akan memberikan setengah potongan dari hutang kamu!" jelas pria itu, Rihana terdiam, nasibnya memang sial harus mengorbankan tubuhnya demi hutang ayah nya.
Rihana turun dari tempat tidurnya "aaaaakh" teriaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments