"Sudah hapus saja kerjasama dengan dia!" ucap Setyo.
"Enak saja! dia klien kita yang bisa di andalkan dari dulu!" protes Danuarta.
"Terus harus Salsa jadi tameng! maaf aku tak akan membiarkan istriku melakukan hal itu!" omel Setyo.
Salsa senang mendengar ucapan Setyo, Salsa tersenyum lebar, tapi tak lama karena kemudian Wajah Salsa kembali sedih.
"Kamu pikir aku juga, akan membiarkan hal itu terjadi!!" sentak Danuarta.
"Lalu bagaimana?" tanya Setyo.
"Aku akan menemani Salsa nanti" jawab Danuarta.
"Kenapa harus kamu! aku saja yang menemani nya!" ucap Setyo kesal.
"Terserah!!" balas Danuarta.
"Masuk!!" ucap Setyo meminta Salsa masuk ke dalam mobilnya.
"Tapi aku harus kembali ke kantor!!" protes Salsa.
"Besok saja! ini hari libur terakhir, aku akan mengajak jalan-jalan kamu, sebelum kamu di sibukkan oleh dia!" ucap Setyo sambil menunjuk ke arah Danuarta.
"Ikut lah! aku takut dia malah bikin keributan, kita juga yang repot!!" ucap Danuarta.
Salsa masuk ke dalam mobil Setyo di susul oleh Setyo, Setyo hari ini akan membawa Salsa berjalan-jalan keliling kota.
Setyo membawa Salsa ke sebuah pantai, Salsa berlari senang saat melihat air laut yang indah nan biru.
Setyo mengejar Salsa, Setyo menahan tangan Salsa agar berjalan bersamanya.
Hari ini Setyo benar-benar ingin menghabiskan waktunya bersama Salsa, Setyo bahkan mematikan Handphonenya agar tidak seorang pun mengganggu.
Setyo memeluk Salsa dari belakang saat Salsa berdiri di balkon hotel yang menghadap ke laut sore itu , Setyo bermain manja di ceruk leher Salsa hingga Salsa merasa kegelian.
Kemudian Setyo memutar tubuh Salsa agar menghadap ke arah nya, Setyo rasanya tak sabar ingin mencicipi manisnya bibir Salsa yang tipis.
Setyo awal nya hanya ******* tipis, tapi kini makin gemas dan bernafsu, rasa manis di bibir Salsa benar-benar membuat Setyo ketagihan, Salsa mendorong tubuh Setyo yang sedang asyik bermain di bibirnya.
"Kenapa?" tanya Setyo, Salsa hanya menggeleng pelan, Salsa tak mungkin mengatakan apa yang sedang ada dalam pikiran nya pada Setyo.
Salsa mencium bibir Setyo, untuk mencegah Setyo bertanya lebih banyak, Salsa menyadari jalan ini yang di pilih olehnya jadi segala resiko harus dia tanggung sendiri.Salsa bahkan akan menerima resiko kalau dirinya akan jatuh cinta lebih dalam pada Setyo.
Setyo merasa puas, karena hari ini, dia bisa bersama Salsa hampir seharian, Setyo menuntun Salsa untuk masuk ke dalam rumah.
"Dari mana kalian!!" tanya sinis Nyonya Nur pada Setyo dan Salsa.
"Pantai mah" jawab Setyo, lalu berjalan kembali sambil menuntun Salsa pergi meninggalkan Nyonya Nur.
Rihana mendekati Nyonya Nur, yang sedang dalam keadaan kesal "kita harus bisa membuat Setyo membenci gadis itu, sekarang sebelum terlambat" bisik Rihana di telinga nyonya Nur, nyonya Nur mengangguk pelan.
Rihana membisikan sesuatu pada nyonya nur, hingga Nyonya Nur mengangguk untuk kedua kalinya.
"Besok kita mulai aksi kita" lanjut Rihana, dengan tersenyum lebar.
Nyonya Nur merasa bahagia karena Rihana memberikan ide yang bagus untuk merusak hubungan antara Setyo dan Salsa.
Nyonya nur pamit untuk kembali ke kamarnya, Rihana memperhatikan kepergian nyonya nur hingga Nyonya nur masuk ke dalam kamar, setelah itu Rihana pun terduduk di sofa yang ada di dekatnya, sambil membuang nafas panjang.
"Sebentar lagi kamu akan menjadi milikku, karena kamu adalah ladang uang untukku, aku pastikan kamu tak akan lolos kali ini, dengan bantuan Nyonya rumah ini yang serakah" gumam Rihana.
Rihana terdiam dan melamun, karena terbawa suasana malam ini, Rihana jadi mengingat bagaimana kejadian, saat dia bertemu dengan nyonya nur dan Malika di sebuah Mall.
Rihana yang saat itu, sedang menghindar dari kejaran para penagih hutang, yang di sebabkan oleh ayah nya yang kini lumpuh karena stroke akibat usaha yang sudah lama ia jalani mengalami kebangkrutan total, bertemu dengan nyonya Nur dan Malika yang sedang berbelanja.
Dengan senang hati Rihana bergabung dengan mereka, yang mengundangnya makan siang bersama, karena kebetulan perut Rihana saat itu sudah keroncongan, karena belum di isi sejak tadi malam.
Saat makan siang itu nyonya Nur bercerita tentang suaminya yang mewariskan perusahaan nya, pada seorang gadis pengamen selama tujuh tahun.
"Aku rasanya tak rela sedikitpun harta ku di cicipi sepenuhnya oleh gadis itu!" keluh nyonya Nur saat itu.
"Itu benar, aku pun sama!!" timpal Malika.
"Apa ada yang bisa saya bantu?" Saat itu Rihana menawarkan bantuannya sekedar basa-basi.
Nyonya Nur malah menceritakan rencana mereka untuk merebut harta warisan itu dari gadis itu, dengan umpan Setyo untuk mendekati gadis itu.
Saat nama Setyo di sebut, Rihana membayangkan sosok tampan dan gagah Setyo yang diam-diam di sukai oleh nya.
"Kamu tinggal saja di rumah kami dulu, nanti kita akan buat rencana selanjutnya" ucap Nyonya nur.
Rihana yang saat itu, tidak mempunyai tempat tinggal yang pasti, langsung menyetujui nya.
Rihana di sana di minta oleh nyonya Nur, untuk berperan sebagai penggoda agar Salsa cemburu dan sakit hati, lalu meminta cerai kepada Setyo, dan Setyo akan menyetujui perceraian dengan imbalan Salsa harus menandatangani surat penyerahan hak waris kepada Setyo.
"Akulah yang akan jadi pemenang seutuhnya, karena aku akan menguasai Setyo sepenuhnya" gumam Rihana dengan senyum jahat di bibirnya.
Rihana bangun dari duduk nya lalu berjalan ke arah kamarnya, lalu berhenti sebentar di kamar Setyo, Rihana memutar handel pintu kamar Setyo, tapi Rihana harus kecewa karena pintu itu terkunci rapat, padahal di dalam hatinya Rihana ingin sekali masuk ke kamar Setyo dengan bebas seperti dahulu ketika mereka masih kecil.
Rihana melihat Setyo keluar dari kamar Salsa, dengan wajah yang berseri, Rihana memperhatikan langkah Setyo yang berjalan ke arah nya.
"Ada yang lagi senang sepertinya?" sindir Rihana.
Setyo menatap tajam ke arah Rihana, yang berdiri tepat di depan pintu kamarnya.
"Mau apa kamu berdiri di depan pintu kamar ku?" tanya Setyo curiga.
"Tidak ada apa-apa, hanya kebetulan saja" jawab Rihana dengan santainya.
"Ku lihat kau jatuh cinta pada gadis pengamen itu" sarkas Rihana, membuat Setyo terdiam, lalu menggeleng lemah.
"Mata dan tingkah kamu, tidak bisa berbohong!" ucap Rihana.
"Bukan urusanmu!" sentak Setyo.
"Aku hanya mengingat kan, kalau pernikahan ini hanya untuk mengambil kembali harta kalian dari gadis itu, bukan untuk selamanya" tegas Rihana.
"Sudah ku bilang itu bukan urusanmu!!" sentak Setyo lagi.
Rihana tertawa kecil mendengar sentakan kecil dari Setyo, lalu dengan wajah serius Rihana berkata "Ingat jangan pernah jatuh cinta dengan nya, karena kamu akan sakit hati akhirnya" Rihana mencoba mengingatkan Setyo dengan menatap mata Setyo dengan tatapan tajam sesaat, lalu kemudian meninggalkan Setyo.
Setyo terdiam di tempatnya untuk beberapa saat, untuk mencerna apa yang di katakan oleh Rihana padanya.
"Sudah ku bilang itu bukan urusanmu!!" gumam Setyo kesal, lalu membuka pintu kamarnya dengan kasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments