Aaaaakh" teriak kecil Rihana.
"Sakit! itu biasa untuk yang pertama" ucap pria itu tanpa ekspresi pada Rihana.
Wajah Rihana meringis menahan rasa sakit di bagian sensitif nya, dengan tertatih-tatih Rihana masuk ke dalam kamar mandi hotel, Rihana masuk ke dalam bath up, Rihana ingin berendam dalam Air hangat untuk mengurangi rasa sakitnya.
Setelah selama setengah jam, di dalam kamar mandi Rihana keluar, Rihana melihat kamar hotel sudah kosong, pria itu telah pergi, Rihana menarik nafas lega.
Rihana segera memakai pakaiannya, lalu keluar dari kamar hotel tersebut.
Sampai di rumah, nyonya Nur sudah berdiri di depan pintu, menunggu nya.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Nyonya nur, melihat wajah Rihana sedikit pucat
"Iya aku, baik-baik saja" jawab Rihana.
"Dari mana baru pulang?" tanya nyonya nur lagi.
"Dari rumah teman" jawab Rihana, nyonya nur sedikit khawatir melihat keadaan Rihana, tanpa curiga telah terjadi sesuatu pada Rihana.
Rihana menutup pintu kamarnya rapat-rapat, Rihana membaringkan tubuhnya yang lemas, di atas tempat tidurnya, karena rasa sakit di bagian sensitif nya gerakan Rihana sedikit terbatas.
Rihana setelah menemukan posisi nyaman, tanpa di sadari sebulir air mata keluar dari ujung mata Rihana, bagaimana Rihana menyesali apa yang telah terjadi padanya, tapi ini salah satu cara agar dirinya tidak di teror terus oleh rentenir kurang ajar itu.
Rihana sejak saat itu tidak keluar kamarnya lagi, Rihana tertidur pulas hingga besok harinya.
"Tadinya ibu, akan ke kamar kamu, jika kamu tidak keluar juga!" ucap nyonya Nur cemas pada Rihana, Salsa melihat itu jadi merasa sedikit sedih.
Jika saja ibu Setyo sedikit baik padamu pasti aku senang sekali bathin Salsa. Setyo melirik ke arah Salsa yang berhenti makan.
"Kenapa? ada yang tidak enak?" Tanya Setyo pada Salsaa penuh perhatian. Salsa menggeleng pelan, Salsa menundukkan kepalanya, lalu meneruskan sarapannya.
Rihana yang melihat interaksi antara Setyo dan Salsa, sedikit merasa kesal.
Aku harus segera menyingkirkan wanita itu, aku tak mau melayani pria gendut itu, bathin Rihana.
Rihana menoleh ke arah salah seorang pelayan, Rihana memberi kode padanya, dan pelayan itu sepertinya mengerti apa yang di maksud Rihana.
Rihana tersenyum licik sebentar lagi drama akan di mulai gumam Rihana.
Salsa melihat piringnya sudah kosong, segera menegak segelas air putih yang ada di dekatnya, lalu segera meninggalkan meja makan, setelah pamit kepada semuanya.
Tak lama Setyo menyusul Salsa, Salsa duduk di sisi tempat tidurnya memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa nyeri.
Setyo tiba di depan kamar Salsa, Setyo pun masuk tanpa mengetuk pintu kamar Salsa terlebih dahulu, membuat Salsa terkejut.
"Ga bisa ketuk pintu dulu!!" bentak Salsa.
Setyo yang tidak terima, Salsa membentaknya, menatap Salsa tajam.
"Kenapa? kalau tidak suka keluar sana!!" usir Salsa, Setyo menahan emosinya apa ada yang terjadi sebelum dia masuk ke sini? bathin Setyo.
Setyo dengan kesal, keluar dari kamar Salsa, turun ke bawah lalu duduk di sofa dengan kesal.
"Ada apa?" tanya nyonya Nur pada Setyo.
"Salsa tiba-tiba marah, padaku" jelas Setyo.
"Apa ibu bilang, wanita itu tidak waras, marah suka tiba-tiba ngga jelas!" omel nyonya Nur, dari balik tembok Rihana yang mendengar percakapan Setyo dan ibunya, tersenyum lebar.
Sebentar lagi kamu akan berakhir di rumah sakit jiwa, Salsabathin Rihana.
Salsa yang merasa sakit kepalanya makin menjadi, membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, memejamkan mata, berharap dengan tidur, sakit kepala nya akan menghilang.
Salsa ternyata tidur hingga keesokan harinya, Salsa memegang kepala, pagi itu lebih terasa lebih ringan dari pada semalam.
Salsa mengetuk pintu kamar Setyo, lalu masuk untuk menemui Setyo "kamu siap, kita berkantor bersama" ucap Salsa sambil masuk ke dalam pelukan Setyo.
Setyo yang merasa aneh dengan sikap Salsa ini, terdiam. *Apapun yang terjadi pada Salsa semoga itu bukan hal buruk* doa hati Setyo.
Setyo mengangkat dagu Salsa,hingga wajah Salsa tepat menghadap wajahnya, bibir tipis Salsa langsung jadi sasaran Setyo, kali ini Salsa membalasnya ciuman itu, ciuman itu berlangsung lama dan panas, membuat hati keduanya bergejolak nafsu, Salsa mendorong pelan Setyo ketika nafasnya mulai terasa sesak, tapi kemudian mereka memulai ciuman mereka kembali, Setyo Bahkan mengarahkan Salsa ke tempat tidurnya, sampai Akhirnya Salsa berbaring di sana, Setyo yang berada di atas Salsa mulai mencium bibir Salsa lagi, tapi kali ini setelah puas mencicipi bibir Salsa,Setyo bergerak ke bawah leher Salsa yang jenjang menjadi sasaran nya.
Salsa menggeliat geli, namun terasa nikmat, hingga tanpa sadar Salsa sedikit mendesah memanggil nama Setyo, Setyo yang mendengar itu makin bernafsu, dengan cepat Setyo membuka kancing baju Salsa,
hingga dua buah gunung kembar yang indah milik Salsa terlihat jelas di depan matanya, Setyo pun menjadikan dua gunung itu sasaran berikutnya, Setyo yang sudah terbakar nafsu, lupa kalau mereka sudah bersiap akan pergi ke kantor, Setyo dengan cepat membuka kemeja atasnya, hingga kini hanya bertelanjang dada, membuat mata Salsa melebar melihat dada kekar milik Setyo, Salsa meraba dada Setyo membuat sensasi tersendiri buat Setyo, Setyo yang sedang asyik bermain di atas tubuh Salsa terkejut saat Salsa mendorong tubuhnya kuat-kuat.
"Ada apa?" tanya Setyo.
"Kamu masih sakit!" seru Salsa menghela nafas panjang, untuk meredam semua rasa, yang timbul karena peristiwa tadi.
"Ah!" Setyo menyesali perbuatan ibunya, yang mengatakan kalau dirinya sakit.
Salsa merapikan baju yang di pakainya, lalu turun dari tempat tidur Setyo, menatap ke arah cermin, memperhatikan riasan wajahnya yang sedikit berantakan, lalu menoleh ke arah Setyo, yang masih mencoba menetralkan tarikan nafasnya.
"Maafkan aku" ucap Salsa pelan.
Salsa keluar dari kamar Setyo, lalu turun untuk sarapan, di meja makan, semua anggota keluarga telah berkumpul di sana.
"Pagi" sapa Salsa pada semuanya.
Salsa belum memulai sarapannya, seperti biasa Salsa menunggu kedatangan Setyo, walaupun bukan suami beneran, tapi Salsa harus tetap menghormati Setyo, tak lama Setyo datang, Salsa melayani Setyo dengan baik, yang pasti membuat semua yang ada di meja makan, tersenyum sinis.
"Setyo jangan lupa, janji kamu hari ini pada Rihana!" ucap Nyonya Nur pada Setyo.
"Aku sedang banyak kerjaan di kantor, Malika saja yang menemaninya!" tolak Setyo, nyonya nur langsung melotot tajam pada Setyo.
"Aku tak bisa ka,banyak kerjaan" ucap Malika menolak, permintaan Setyo.
"Temani dia sayang, kasihan Rihana sudah dua bulan tinggal di sini belum pernah keluar rumah! pasti bosan dia" sindir Salsa.
"Apa maksud kamu?" tanya Rihana dengan wajah di pasang sedih.
"Tak ada hanya menyampaikan apa yang sebenarnya!" timpal Salsa.
"Maksud kamu aku hanya parasit?"
"Pikirkan saja baik-baik"
Salsa telah menyelesaikan sarapannya "tidak di rumah ini, atau rumah satu lagi,makan saja tak bisa tenang!" Keluh Salsa.
"Kita berangkat sekarang, sayang" ucap Salsa pada Setyo.
"Oke, kita berangkat" Setyo menggandeng Salsa, membuat semua yang ada di meja makan mencibir kesal untuk yang kedua kalinya.
***
"Apa benar ini kontrakan nya?" tanya Mona pada supir taxi.
"Iya Bu" jawab supir itu, Mona langsung turun dari taxi lalu mengetuk salah satu pintu kontrakan yang berjejer.
"Halo nyonya cari siapa?" tanya penghuni kontrakan yang di ketuk Mona.
"Apa di sini benar kontrakan Pak Baron?" tanya Mona.
"Pak Baron yang di ujung sana"
Mona berjalan ke arah yang di tunjuk, baru setengah jalan, bahu tangannya ada yang menyenggol dari belakang.
"Minggir!!" teriak pria itu menoleh ke arah Mona.
"Baron" lirih Mona, menyebut nama pria yang baru saja menabraknya.
Baron terjatuh lemas tepat depan Mona, karena sekarang dia dalam keadaan mabuk.
"Ternyata kamu belum juga berubah, Baron!" lirih Mona.
Mona menghentikan langkahnya, berjalan menuju kontrakan Baron, begitu melihat Baron mabuk, bisa repot pikir Mona jika Baron mengenalinya dalam keadaan mabuk seperti ini.
Tapi Mona tak mungkin membiarkan Baron tertidur di pinggir jalan seperti ini, Mona mencoba mengangkat Baron dengan tenaga nya sendiri "ayah!" teriak seorang anak kecil laki-laki, Mona menatap sedih ke arah bocah itu "Daffa" lirih Mona mengetahui siapa nama bocah yang berteriak memanggil Baron ayah.
"Apa di rumah, ada kakak kamu yang lain lagi dek?" tanya Mona pada Daffa.
"Ada ka Restu, aku akan panggil dia" ucap Daffa.
"Restu" lirih Mona untuk kedua kalinya.
Mona melihat ke arah, pintu kontrakan Baron yang terbuka, Mona melihat seorang pria tanggung yang tampan berjalan cepat ke arahnya.
"Restu sudah besar" gumam Mona, tenaga Restu ternyata kuat juga mengangkat ayahnya, Mona mengantar mereka Sampai masuk ke dalam kontrakan Baron, kontrakannya terlihat rapi dan bersih.
"Apa ayah kalian mabuk, lagi!" seru Bi Marni melihat Restu menggotong ayahnya.
"Iya Bi, dia terjatuh di depan!" jawab Daffa.
"Ayah kalian! tak ada kapoknya kasian Salsa!" omel bi Marni.
Bi Marni menoleh ke arah Mona, yang tampak asing di matanya,karena Bi Marni tak pernah melihatnya ada di sekitar kontrakan ini.
"Maaf anda siapa?" tanya bi Marni.
Aku sedang mencari alamat, tapi pria itu malah menabrak ku" jawab Mona.
"O, pantas aku, tak pernah melihat anda, berada di sekitar ini" ucap Bi Marni.
"Apa anda istri nya?" tanya Mona pada Bi Marni, sudah sejak lama Mona tak bertemu Baron, mungkin saja Baron sudah menikah lagi.
"Amit-amit, tukang mabuk itu, tak pantas punya istri lagi, istri pertamanya saja kabur, karena dia kerjaannya cuma menenggak minuman keras saja tiap hari!" omel bi Marni.
"Jadi anda bukan suami anda?" tanya Mona sekali lagi, Bi Marni menggeleng lemah "aku hanya pembantu yang di sewa Salsa, untuk mengurus rumah dan adik-adiknya saja" jawab Marni.
"Memangnya Salsa nya kemana?" tanya Mona makin penasaran.
Bi Marni menatap ke arah Mona dengan pandangan menyidik, karena Bi Marni pikir, sejak tadi Mona bertanya-tanya terus.
"Salsa sudah menikah, dengan orang kaya!" jawab Bi Marni.
"Menikah!!" seru Mona tak percaya, Salsa terlalu muda untuk menikah pikir Mona.
"Iya kenapa? anda mengenal Salsa?" tanya balik bi Marni.
"Ti_tidak" jawab Mona cepat, sebelum makin di curigai, Mona memutuskan untuk pamit kepada Bi Marni.
"Aaaaakh" teriak Mona saat tubuhnya dari depan ada yang menabraknya hingga Mona mundur beberapa langkah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
KK bawa iklan
2023-06-12
1