Setyo tanpa ragu menarik tangan Salsa agar Salsa mengikuti langkahnya, meninggalkan Danuarta yang berdiri kaku di tempatnya.
Setyo menarik Salsa agar naik lift bersama dengannya, Danuarta yang terbangun dari lamunannya, segera menghampiri Salsa dan Setyo, Danuarta berdiri di samping Salsa, lalu menggenggam tangan Salsa yang sebelah lagi, begitu pintu lift terbuka, Setyo dan Danuarta segera melangkah masuk ke dalam lift.
Salsa yang berdiri di antara Setyo dan Danuarta, merasa bingung ketika Setyo dan Danuarta tak ada yang melepaskan genggaman tangannya, malah mereka lebih mengeratkan genggaman tangannya.
"Maaf bisa kalian lepaskan tangan kalian, aku merasa sedikit kesakitan" ucap Salsa, membuat Setyo dan Danuarta menoleh ke arah nya lalu segera melepaskan tangan mereka, Salsa menarik nafas lega, lalu menjauh dari Setyo dan Danuarta.
Di dalam lift itu suasana sunyi dan tegang, Salsa melihat Setyo dan Danuarta sering beradu pandang dengan tatapan yang menyeramkan, Salsa tak mengerti apa yang telah terjadi di antara keduanya.
Salsa merasa lega karena tak butuh waktu lama, lift akhirnya terbuka kembali, Salsa segera melangkah keluar dari lift itu tanpa menunggu Setyo maupun Danuarta.
"Kalian berdua akan terus sampai ke lantai atas?" tanya Salsa melihat Setyo dan Danuarta masih di dalam lift.
Danuarta dan Setyo segera keluar dari lift bersamaan hingga pundak mereka yang kekar saling beradu.
Setyo dan Danuarta saling beradu mata tajam lagi, Salsa hanya menggelengkan kepalanya melihat hal itu.
"Kalian seperti anak kecil!" sarkas Salsa pada Setyo dan Danuarta, lalu pergi meninggalkan mereka.
Salsa masuk ke dalam ruangannya di susul oleh Setyo dan Danuarta.
"Ada perlu apa kamu masuk ke dalam sini!?" tanya Danuarta sinis pada Setyo.
"Sudah ku bilang ada yang harus aku bicarakan dengan Salsa, pribadi!" ucap Setyo, tak kalah sinisnya.
"Salsa tak punya banyak waktu, banyak yang harus di kerjakan olehnya" cerocos Danuarta.
"Biar Salsa yang menjawab, apa dia ada waktu untukku sebentar atau tidak?" timpal Setyo.
"Tanpa mengurangi rasa hormatku, bisa beri kami waktu bicara sebentar" ucap Salsa pada Danuarta, Danuarta menatap tajam ke arah Salsa .
"Tenanglah aku akan baik-baik saja" ucap Salsa.
Setyo yang mendengar ucapan Salsa mendengus kesal "berlebihan!" umpat Setyo dalam hatinya.
Begitu Danuarta keluar dari ruangan itu, Setyo segera merapatkan jarak diantara dia dan Salsa, Salsa yang terkejut sekarang Setyo tepat depan matanya, tertunduk malu, Salsa jadi teringat kejadian semalam.
Setyo mengangkat dagu Salsa agar menghadap ke arahnya, mata mereka berdua bertemu cukup lama, hingga membuat Salsa menggerakkan bibirnya, bibir tipis itu mengalihkan perhatian Setyo, bibir tipis manis yang semalam mengganggu tidurnya ada di depan matanya, tanpa buang waktu Setyo langsung ********** lagi, merasakan manisnya bibir itu lagi pagi ini.
"Ahh" ******* meluncur dari mulut Salsa, begitu Setyo melepaskan ciumannya.
"Maaf, tapi bibir kamu menggoda aku" ucap Setyo.
Salsa tersenyum mendengar itu "kamu telah mencium ku dua kali, harusnya itu tidak terjadi, karena tidak ada hubungan apa-apa di antara kita" ucap Salsa.
Setyo dengan ragu mengambil kedua tangan Salsa "siapa bilang kita tidak mempunyai hubungan, setelah aku semalam mencium kamu, berarti kamu adalah milik aku" ucap Setyo.
"Benarkah?" tanya Salsa tidak percaya.
"Tentu saja" jawab Setyo.
"Apa kita berpacaran sekarang?" tanya Salsa dengan polosnya, Setyo mengangguk.
"Bisa kamu mencubit aku?" tanya Salsa tiba-tiba.
"Mencubit?" tanya Setyo tak mengerti.
"Aku ingin memastikan ini mimpi atau kenyataan" jawab Salsa.
Setyo yang mendengar itu langsung mencubit lengan Salsa, hingga Salsa mengeluh kesakitan.
"Apa sekarang kamu percaya?" tanya Setyo, Salsa mengangguk malu.
Membuat Setyo menjadi gemas, Setyo menarik Salsa ke dalam pelukannya.
"Kurasa sebaiknya kamu, cepat kembali ke ruangan kamu!" Ucap Salsa, menarik diri dari pelukan Setyo.
Setyo melirik jam yang ada di tangannya "kamu benar" ucapnya, Setyo mencium bibir Salsa sekali lagi, lalu pergi keluar dari ruangan itu.
Salsa duduk lemas di kursinya, lalu terlihat senyum-senyum sendiri membuat Danuarta yang baru saja masuk merasa keheranan.
Tanpa bertanya ada apa pada Salsa, Danuarta menyerahkan semua dokumen yang ada di tangannya untuk di pelajari oleh Salsa.
Salsa menarik nafas panjang, melihat tumpukan dokumen itu "apa, ini semua harus hari ini selesai?" tanyanya pada Danuarta.
"Begitulah" jawab Danuarta,
Salsa menarik nafas berat, dadanya tiba-tiba terasa sesak.
"Kenapa? keberatan!?" sarkas Danuarta.
"Tidak, hanya sedikit sesak" jawab Salsa.
"Sudah kerjakan saja dengan cepat, kalau ada yang tidak mengerti tanyakan saja padaku" lanjut Danuarta dengan tegas, Danuarta ingin Salsa dapat berpikir cepat, supaya Salsa cepat paham dan tidak terlalu tergantung padanya.
Danuarta merasa tidak sanggup menahan perasaan nya, jika harus di sisi Salsa berduaan lama-lama.
Danuarta menoleh ke arah Salsa yang sedang sibuk memeriksa laporan yang ada di atas mejanya, Salsa terlihat memukau, kecantikan alami Salsa makin hari makin terlihat.
Danuarta segera mengalihkan perhatian nya dari Salsa, Danuarta takut dirinya terlalu dalam masuk dalam pesona Salsa, Danuarta harus mengingatkan dirinya sendiri kalau dia sudah punya kekasih.
***
Setyo yang sedang sibuk memeriksa laporan di atas mejanya, mendengar bunyi handphonenya berdering, menghentikan pekerjaannya.
"halo ibu" ucap Setyo yang tahu siapa yang meneleponnya.
"bagaimana gadis itu?" tanya Nyonya Nur pada putranya.
"Salsa?" tanya Setyo
"iya, siapa lagi" jawab Nyonya Nur kesal.
"baik" jawab Setyo singkat, membuat nyonya Nur makin penasaran.
"apa dia marah padamu?" lanjut Nyonya Nur.
"tidak"
"berarti dia menyukai kamu" seru Nyonya Nur senang.
"kamu harus lebih agresif, mendekatinya, buat dia jatuh cinta padamu" cerocos Nyonya Nur.
"akan aku coba" balas Setyo.
"cium lah dia sekali lagi" usul Nyonya Nur, setyo menjadi tersenyum mendengar ucapan ibunya.
"aku telah menciumnya lagi pagi ini ibu, bukan cuma sekali tapi dua kali" bathin Setyo tanpa memberitahukan kepada ibunya.
"lamar dia secepatnya" usul Nyonya Nur lagi.
"ibu gila, tak mungkin secepat ini,mana mungkin dia menerimaku" protes Setyo.
"buat lamaran yang romantis, ibu yakin dia akan menerimamu, bisa ibu lihat dia jatuh cinta padamu" cerocos Nyonya Nur lagi.
"akan aku coba Bu" ucap Setyo.
"bagus, kamu adalah putraku yang bisa aku andalkan" puji Nyonya Nur pada Setyo.
Setyo menarik nafas panjang setelah selesai bicara dengan ibunya, ibunya itu benar-benar merasa tak rela hartanya di nikmati oleh Salsa.
Setyo keluar dari ruangannya setelah melihat jam di tangannya, waktunya makan siang, seperti kata ibunya, Setyo akan mengajak Salsa makan siang.
Setyo menunggu Salsa keluar dari ruangannya, tak lama Setyo menunggu, Salsa keluar bersama Danuarta, Setyo mendengus kesal "dia itu pengawalnya atau pengacaranya?" umpat Setyo.
Setyo menghampiri Salsa dan Danuarta, Setyo di sambut sinis oleh Danuarta, Setyo tak memperdulikannya, karena Salsa menyambutnya, dengan senyum lebar di bibirnya.
"boleh aku bergabung dengan kalian?" ucap Setyo.
"tentu saja" jawab Salsa sambil menggandeng tangan Setyo tanpa canggung.
Setyo melirik ke arah Danuarta, lalu berbisik di telingan Danuarta.
"kami sudah resmi pacaran, jadi aku harap kamu sedikit menjauh dari gadisku, karena aku tak suka melihat gadisku dekat dengan pria lain" bisik Setyo.
"apa pacaran!!?" pekik Setyo terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments