Akhir Sebuah Kisah
"ALUNARA KOST"
Matahari baru saja terbit, namun keramaian sudah terjadi di Alunara Kost. Siapa lagi jika bukan Ashila. Hari ini gadis berusia 27 tahun itu sedang menjalani masa hukumannya karena sering telat bangun pagi.
"Siaaaalllll...! Kenapa gue kesiangan muluk sih?! Bu Halimah juga, kok pake ada aturan begitu segala!" omel Ashila.
Usai menyapu dan mengepel lantai, Ashila kembali ke dapur dengan lesu. Disana sudah ada Bu Halimah dan Aisyah yang tengah membuat sarapan pagi.
"Lemes amat sih, Nak?" goda Bu Halimah.
"Gimana gak lemes Mak Haji! Ni rumah kan gede nya 2 lantai, ya gempor lah pinggang hamba!" kesal Ashila.
"Makanya Cil, biasakan bangun pagi! Ibu juga kan buat peraturan gitu demi kebaikan kalian. Selama kalian kost disini, Ibu jadi penanggung jawab kalian," dengan lemah lembut Bu Halimah menasehati.
"Bener tuh Cil! Udah sana mandi dulu, jangan lupa panggil Aluna sama Inara buat sarapan pagi," pinta Aisyah.
Dengan langkah gontai, Ashila pergi ke kamar Aluna dan Inara. Mereka merupakan kedua putri Bu Halimah, Aluna berusia 6 tahun sedangkan Inara berusia 12 tahun. Bu Halimah memanglah seorang single parent. Maka dari itu, Bu Halimah memilih membuka kost dirumahnya. Rumah sederhana peninggalan kedua orang tuanya. Disana ada 5 kamar, 2 ditempati Bu Halimah dan anak-anaknya. Sedangkan 3 kamar lagi ditempati masing-masing oleh Aisyah, Nabila dan Ashila.
Tok.. Tok.. Tok..
"Dek Una, Kak Nara, sarapan dulu! Ditunggu Ibu!" teriak Ashila.
"Iya Kak Acil!" jawab keduanya serempak.
Aisyah dan Bu Halimah memasak nasi goreng beserta lauk sederhana. Disana mereka tak merasa tinggal di kosan, tapi lebih merasa tinggal di rumah sendiri. Usai semuanya berkumpul, mereka menikmati sarapan pagi penuh dengan kehangatan. Walaupun mereka jauh dari keluarga yang sesungguhnya.
"Kita jadi kan belanja nya?" tanya Nabila saat mereka usai sarapan.
"Jadi dong! Mumpung hari libur juga kan, Ibu mau ikut?" Aisyah bertanya pada Bu Halimah yang kini tengah menyuapi Aluna.
"Enggak ah, Ibu titip aja sama kalian. Kalo mau pergi belanja, pake mobil Ibu aja ya! Udah Ibu isi bensin kok, biar nanti motor kalian bertiga di cuciin Mang Bejo," ucap Bu Halimah.
"Ahhh, Ibuuuu... Baik banget siiih! Acil makin sayang deh," Ashila memeluk Bu Halimah.
"Ckck, kalian ini kaya sama siapa aja sih! Udah sana, nanti keburu siang kan panas!"
"Siap, Mak Hajiiiii...!" serempak ketiganya.
Ketiganya menuju ke Transtudio Mall, selain untuk membeli keperluan pribadi mereka juga berencana untuk bermain disana.
"Kalo ke Transtudio, suka inget masalalu deh!" celetuk Nabila membuat Aisah dan Ashila yang tengah menyetir menoleh kebelakang.
"Emang ada apa dengan Transtudio? Pasti mantan yaaa?" goda Aisyah dan Nabila menganggukkan kepalanya.
"Cerita dong, ceritaaaaaaa...!" heboh Ashila.
Nabila menghela nafasnya dengan berat, "Dulu.. Gue ketemu sama dia disini. Pertemuan pertama dan pertemuan terakhir. Gue gak ngerti apa maksud dia, yang pasti... Dia menghilang gitu aja tanpa pamit."
"Jadi, lu sama dia berakhir gitu aja? Tanpa ada kata pisah?" tanya Aisyah.
"Gak akan pernah ada kata pisah ataupun akhir untuk sesuatu yang gak pernah dimulai. Gue sama dia sedeket itu, tapi entah apa status kita pada saat itu," lirih Nabila.
"Bil! Udahlah lupain, lagian sekarang kan lu punya A Farhan. Jangan terus-terusan mengenang masalalu ah! Gue udah basi banget deh sama yang namanya masalalu!" Ashila menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Iya gue tau, Cil. Cuman kadang, kenangannya itu lho yang selalu terlintas. Tapi.. Mau gimanapun sekarang, gue selalu berdo'a yang terbaik buat dia dan kebahagiaannya. By the way, lu segitu bencinya ya sama masalalu? Sampe lu punya asrama putra tu di hp lu!"
Aisyah terkekeh, dia menoleh pada Ashila yang cemberut.
"Gue kan buka asrama putra bukan tanpa alasan! Selama ini gue serius dalam menjalin hubungan, tapi setelah tau Bapak gue tentara kan mereka mundur perlahan. Gue cuman mau nyari laki-laki yang serius dan bisa dapetin restu orangtua gue," lirih Ashila.
Selama ini, Ashila beberapa kali menjalin hubungan serius dengan laki-laki pilihannya. Namun mereka mundur saat tau keluarga Ashila dan hal itu membuat Ashila trauma dan enggan menjalani hubungan yang serius. Ashila lebih sering menjalin pertemanan dengan banyak laki-laki, bahkan terkadang memiliki panggilan sayang layaknya orang pacaran, walaupun hanya di dunia maya.
"Berarti mereka bukan jodoh lu, Cil! Udah ah jangan sedih, InsyaAllah kita akan dipertemukan dengan jodoh kita di waktu yang tepat," ucap Aisyah sambil mengelus lengan sahabatnya itu.
"Kayak lu sama si Mas gitu, Ais?" tanya Nabila membuat pipi Aisyah merona.
Aisyah hanya mengganggukkan kepalanya, dia menatap jendela luar dengan perasaan rindu yang menggebu. Rindu pada sosok laki-laki yang kini sudah menjalin hubungan dengannya hampir satu tahun lamanya.
"Ceritain dong pertemuan pertama lu ama si Mas loreng itu!" ucap Ashila antusias.
"Dulu.. Gue sama si Mas pertama kali ketemu waktu MOS SMA, dia kakak kelas gue. Selama MOS, pandangan gue gak pernah lepas dari dia. Gue sukaaaaa banget sama sikapnya yang humble dan ceria. Meskipun ternyata, dulu yang si Mas incar bukan gue tapi temen gue."
"What?!" ucap Ashila dan Nabila yang tersentak kaget.
"Iya, dulu si Mas deketin gue karena temen gue. Si Mas cari informasi temen gue, ya melalui gue. Rasanya sakit banget sih! Tapi... Gue dengan sabar nemenin si Mas, sampe akhirnya dia nyaman sama gue."
"Gue heran deh ama elu, Ais. Lu sama si Mas kan resmi pacaran setaun yang lalu? Apa kalian bakalan terus-terusan jauh begini?" tanya Ashila penasaran.
"Namanya juga pacaran sama abdi negara, Cil. Ya gue mesti siap deh sama semua konsekuensinya. Lagian, dia selalu hubungin gue tiap hari. Meskipun gak seintense Bibil sama A Farhan. Tapi ya gue bersyukur aja! Do'ain moga bulan depan, si Mas bisa pindah tugas ke Bandung."
"Aaammiiinnn," jawab Ashila dan Nabila.
"Semoga hubungan kalian awet ya, Ais. Yang paling penting sekarang adalah, lu harus bisa bikin si Mas tunjukin keseriusannya dengan datengin kedua orang tua elu. Selama ini kan dia belum sama sekali lu kenalin ke kedua orang tua lu, Ais!" ucap Nabila mengingatkan.
"Saling do'ain aja ya! Tuh kita dah sampe, yok ah turun! Gue pengen menikmati waktu libur ini bareng kalian!" antusias Aisyah.
"Let's gooooo!!"
Mereka bertiga menikmati liburan mereka di Transtudio Mall seharian. Jarang sekali mereka memiliki waktu libur bersama. Sebab tempat bekerja mereka yang berbeda-beda. Ashila bekerja di Bank Negri, Aisyah bekerja di Bank Swasta dan Nabila bekerja menjadi administrasi di Rumah Sakit.
Walaupun begitu mereka tetap kompak, sudah selama hampir 2 tahun ini mereka hidup bersama di Alunara Kost, yang mungkin juga akan menjadi saksi betapa pedih dan menyenangkan kisah cinta yang mereka jalani.
* * * * *
Haii.. Rindu kembali menyapa..
Maaf jika banyak kekurangan dalam cerita ini, karena Rindu baru memulai kembali..
Memulai dari nol kembali..
Semoga suka dengan ceritanya...
Jangan lupa loh buat Like, Komen, Vote dan Favorite 🥰🙏🥰
Dukung Author terus ya!
Salam Rindu, Author ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Mika Saja
ka rindu nih bnran deh bikin rindu lama bgt ngulangnya,,kangen bagt pokoknya,,karya Bru semakin👍,tp ngomong2 boleh tnya dong,knpa cerita Wisnu gak disambung lagi mlhan dihapus,pdhl ceritanya bagus loh kak,,,,saya sedih gak dilanjut tp mlhan dihapus 🥺🥺,tp tetp semangat ya😘😘😘😘😘
2023-01-31
1
Wong Tlaga thea
wiiiihhhhh cerita baru niiihhh... kak othhhooorr kmana aja baru nonghooolll 🤭🤭🤭🤭
2023-01-23
0
Naswa Al rasyid
kak rindu mah jahat... kenapa baru nongol lagi si kak...
Karya mu selalu aku tungguin lo... semangat 💪💪💪 kak rindu....
2023-01-22
0