'Aku pernah menggenggam erat seseorang agar tidak pergi. Aku pernah merendahkan diriku sendiri agar tak kehilangannya. Aku pernah memohon padanya agar tetap mempertahankan hubungan. Aku pernah menyebut namanya disetiap do'aku dengan airmata yang begitu tulus...'
'Ya, aku pernah mencintai seseorang dengan begitu dalamnya. Sampai aku disadarkan pada kenyataan, sekuat apapun aku menggenggam, yang mencoba terlepas akan tetap lepas. Sekarang aku harus menyusun hatiku yang berserakan kembali usai kepergiannya. Merangkak berdiri lagi, tentunya dengan airmata yang sering kali menetes dan dada yang sesak ketika mengingatnya...'
Ashila menatap langit malam yang bertabur bintang, namun semua keindahan itu tak mampu menutupi kesedihan dan luka hatinya yang terlalu dalam. Dibalik sikap ceria dan konyolny, Ashila menyimpan beribu luka dibalik topeng tawanya. Laki-laki yang sangat amat dicintainya, telah pergi untuk selamanya. Kepedihan itu membuat Ashila harus menata kembali hatinya yang telah hancur. Ditengah perjuangannya itu, datanglah kembali sosok laki-laki yang mampu mengobati luka hatinya. Tapi nyatanya, luka yang belum pulih kini hancur semakin berkeping-keping. Bahkan luka itu semaklin dalam, laki-laki itu menabur air garam diatas luka yang hampir mengerng. Sejak saat itu, Ashila menutup dirinya untuk berhubungan serius dengan laki-laki.
"Cil, are you okay?" tanya Nabila saat melihat Ashila hanya menatap langit dengan tatapan kosong nya.
"Hmm.. Gue okay! Emang kenapa? Ada gitu tanda-tanda kegalauan di muka gue?" jawab Ashila terkekeh.
Dia selalu bersembunyi dibalik kata 'Aku baik-baik saja', namun pada kenyataannya hatinya telah hancur. Nabila dan Aisyah memang tidak pernah tau kisah silam Ashila, tapi keduanya bisa memahami bagaimana hancurny Ashila dan perjuangan Ashila bersembunyi dibalik topeng bahagianya.
"Cil, gue boleh tanya sesuatu?" Nabila kembali bertanya dan membuyarkan lamunan Ashila.
"Pake nanya segala lu, Bil! Tanya mah, tanya aja kali!" Ashila tertawa dibalik lukanya.
"Diri lu yang sekarang gimana sih, Cil?" pertanyaan Nabila membuat Ashila menoleh dan beranjak berdiri.
"Maksudnya gimana? Gue gak paham!" dia mencoba untuk menghindari pertanyaan itu.
"Ck! Maksud gue, apa lu gak pengen ngejalin hubungan dengan orang baru? Yang pastinya yang serius sama lu, Cil. Sampe kapan lu bakalan hidup kaya gini?Lu gak akan berusaha buat melanjutkan kehidupan asmara lu?" Nabila menghampiri sahabatnya itu dan merangkulnya.
Ashila menghela nafasnya, "Gue gak apa-apa, Bil. Gue yang sekarang ya gimana ya.. Susah ngejelasinnya!" Ashila terkekeh.
"Gue sekarang lebih ke berserah dan pasrah. Gue udah gak terlalu berharap sama manusia, karena manusia gampang berubah. Berusaha ya semampunya, capek nyari ya gue istirahat. Kalau emang jalannya ya pasti ketemu. Gue ngikutin gimana baiknya alur Tuhan yang dikasih ke gue. Kalo gue ngatur sendiri, yang ada hidup gue makin berantakan. Lagian ya Bil, bagi gue hidup gak cuman sekedar romansa!"
Keduanya terdiam, angin malam yang menerpa keduanya membuat mereka larut dalam pikiran masing-masing. Karena setiap manusia, memiliki rahasia hati yang hanya diri mereka sendiri yang tau.
"Anak-anak ini! Ibu cariin juga daritadi!" Kedatangan Bu Halimah membuyarkan lamunan keduanya.
"Astaghfirullohaladzim!" pekik keduanya yang tersentak kaget.
"Ampun dah Mak Haji! Datang tak diundang pulang gak dianter! Acil kaget Bu" omel Ashila.
"Emang ni anak ya! Memangnya Ibu ini jelangkung apa!" Bu Halimah menjewer telinga Ashila, membuat Nabila dan Aisyah yang baru saja bergabung tertawa terbahak-bahak.
Rooftop Alunara kost, disanalah mereka berada. (Bahasa kerennya sih rooftop, padahal mah tempat jemur baju! wkwk). Mereka sengaja memasang tenda disana, hanya untuk sekedar menikmati pemandangan ataupun mengerjakan pekerjaan kantor yang belum usai.
"Tadi kalian ngobrolin apa sih? Kayaknya seru banget!" tanya Bu Halimah yang penasaran.
"Biasa Mak Haji, obrolan anak muda! Yang tua mah jangan kepo," ledek Ashila membuat Bu Halimah memutar bola matanya malas.
"Ngobrolin kesendiriannya Acil, Bu! Entahlah, sampe kapan ni anak mau jadi buayawati. Kenalan-kenalan iseng doang, cuman buat nemenin chating eh ujung-ujungnya pada ghosting!" Nabila menjawab dan membuat Ashila memberenggut kesal.
"Enak aja buayawati! Gue ini single fisabilillah ya!" kilahnya membuat Bu Halimah terkekeh.
"Jomblo fisabilillah kali, Cil! Lagian kalian ini kepo amat sih sama hidupnya si Acil! Mungkin aja nih ya, dia kaya sekarang karena punya trauma terhadap laki-laki. Iya gak, Cil?" tanya Bu Halimah.
Pertanyaan itu sangat menohok hati Ashila, namun dia berusaha untuk menutupi semuanya dengan tawa. Namun ketiganya menatap Ashila dengan iba, tawa Ashila sangat menunjukkan betapa beratnya apa yang dipendam Ashila selama ini.
"Kalian tau gak apa yang paling mahal di dunia ini?" tanya Bu Halimah dan ketiganya hanya terdiam sambil berpikir.
"Waktu, kesempatan, kepercayaan, menghargai, maaf dan terimakasih. Itu adalah hal yang paling mahal didunia ini. Karena gak semua orang bisa memberikan waktu, memberikan kesempatan dan memberikan kepercayaan. Gak semua orang juga bisa menghargai, mudah berucap maaf dan memaafkan, lalu gak semua orang bisa berterimakasih atas apa yang udah Allah kasih."
Bu Halimah menatap ketiganya dengan penuh kasih sayang. Dulu di usia mereka, dia juga mengalami hal yang sama. Hanya saja, dia melabuhkan hati dan memilih orang yang salah. Hingga akhirnya, hubungan yang dulu dia perjuangkan harus hancur begitu saja. Bu Halimah lelah saat harus berjuang tanpa di perjuangkan. Hinga akhirnya dia bertekad untuk hidup menjadi single parent bagi kedua putrinya.
"Ibu bener, gak semua orang bisa melakukan itu. Dan aku pengen jadi wanita kuat kaya Ibu! Bisa ikhlas dalam menjalani kehidupan ini," ucap Nabila membuat Bu Halimah menatapnya seraya menggelengkan kepalanya.
"Kata siapa Ibu ikhlas?" Jawaban Bu Halimah kembali membuat ketiganya termenung. "Ibu gak pernah iklas dia pergi dari hidup kami. Ibu cuman terpaksa dan akhirnya mulai terbiasa tanpanya."
"Terus kenapa dilepasin, Mak Haji? Kenapa gak berjuang lagi untuk mempertahankan?" tanya Ashila.
"Karena bukan Ibu, yang dia inginkan. Ibu emang sayang sekali sama Ayahnya anak-anak, tapi dia enggak. Ibu enggak bisa baik-baik aja tanpa dia, tapi dia bisa baik-baik aja tanpa Ibu dan anak-anak. Ibu pernah tanpa sengaja menyakiti hatinya sekali saat emosi, tapi Ibu terus berusaha untuk menyembuhkan lukanya. Tapi sekarang dia dengan sengaja membuat Ibu terluka dan menangis berkali-kali, tapi dia gak pernah datang buat menyembuhkan. Dia malah pergi dan memilih bersama wanita lain. Soal berjuang, Ibu sudah lelah berjuang tanpa diperjuangkan. Lalu untuk apa Ibu bertahan?"
Ada banyak perempuan yang jiwanya sudah mati, tapi hidupnya tetap terlihat baik-baik saja. Dia tetap melakukan aktifitas seperti biasanya, bahkan masih mengutamakan keluarganya. Tapi tidak ada satu orang pun yang sadar dan bisa lihat bagaimana hancur dan mengerikan mentalnya.
"Heh! Malah pada ngelamun!" Ketiganya tersentak kaget, namun mereka beranjak dan memeluk Bu Halimah dengan erat.
"Sehat terus ya, perempuan kuatku!" ucap ketiganya serempak. Hal itu membuat mereka tak bisa menahan lagi airmata yang menggenang di pelupuk mata.
Bu Halimah merasa sangat beruntung bertemu ketiganya. Kehadiran mereka membawa bahagia tersendiri bagi Bu Halimah.
"Ingat pesan Ibu ya, anak-anak! Jangan pernah lari dari apa yang menyakitimu, karena itu akan semakin menyakitimu. Jangan lari, tapi terlukalah sampai kalian sembuh dengan sendirinya. Karena pada akhirnya, waktu akan mampu membiasakan segalanya."
"Dan tentang apa yang terjadi di masa lalu, berterimakasihlah. Karena masa lalu kamu bisa memahami apa yang harus kamu hindari. Anggap saja, pahitnya masa lalu mengajarkan kita untuk hidup jauh lebih baik dan banyak bersyukur."
Kebahagiaan adalah seni bagaimana melepaskan kenangan pahit yang telah menjadi masa lalu dalam pikiran. Yang indah hanya sementara, yang abadi adalah kenangan yang ikhlas hanya dari hati dan yang tulus hanya dari sanubari.
* * * * *
Semoga suka dengan ceritanya...
Jangan lupa loh buat Like, Komen, Vote dan Favorite 🥰🙏🥰
Dukung Author terus ya!
Salam Rindu, Author ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Lili Suryani Yahya
Aduuuuhhh Mak Haji top bngett deeehhh🥰🥰🤣🤣
2023-01-26
0
Ismi Aristianka
cara mencintai paling dalam adalah dgn mengikhlaskan seseorang yg dia pilih:')
2023-01-26
0
Tha Ardiansyah
berucap ikhlas itu mudah, menjalaninya yang sulit 😩😩😩
2023-01-26
0