Saat manusia menginginkan sesuatu, maka ia akan terus merayu Sang Maha Kuasa agar do'anya sampai ke Langit. Itulah yang dilakukan Aisyah, hampir setiap malam ia melakukan shalat malam dan berharap jika Arya yang menjadi cinta terakhir dalam hidupnya.
"Yaa Allah.. Jika memang Mas Arya adalah jodohku, mudahkanlah jalan kami untuk melaksanakan ibadah terpanjang dalam hidup kami. Berikan petunjuk-Mu Yaa Rabb.."
Hari ini, Aisyah, Ashila dan Nabila kompak mengambil cuti tahunan. Mereka sudah berjanji akan membantu Bu Halimah memenuhi pesanan kue yang lumayan banyak jumlahnya. Selain itu, tak hanya satu jenis kue. Tapi beragam jenis kue dan cake untuk acara disalah satu komplek militer.
"Bismillah yaa anak-anak, semoga hari ini dilancarkan. Karena semalam Mamak kalian ini sudah membuat adonan, maka kali ini tugas Ais adalah mencetak. Tugas Bibil adalah memasukan kue ke oven dengan baik dan benar. Dan... Tugas Acil, masukin semua kue yang udah mateng kedalam toples!" ujar Bu Halimah memberi perintah.
"Siap laksanakan!" jawab ketiganya serempak.
Mereka melakukan tugas dengan ikhlas dan kompak tanpa beban. Melihat betapa bahagianya Bu Halimah mendapatkan orderan ini, membuat ketiganya juga sangat berbahagia. Karena mereka tau, bagaimana perjuangan Bu Halimah untuk sampai di titik ini.
Tepat pukul 10 pagi, Bu Halimah mendapatkan kabar jika pesanannya minta diantarkan separuh. Karena itu diperuntukkan untuk acara Paskah, yang kebetulan dilaksanakan di Kodam 3 Siliwangi.
"Aisss..! Acill..! Bibillllll...! Gimana nih gimanaaaa?" panik Bu Halimah.
"Kenapa Mak hajii? Bikin orang panik aja deh!" omel Ashila.
"Iya nih Ibu, ada apa sih Bu?" tanya Nabila.
"Tenang.. Calm.. Tarik nafas dulu, Bu!" titah Aisyah.
Bu Halimah menghela nafasnya, "Ini kue nya minta dianterin sekarang! Tapi kan belom mateng semua. Beliau bilang minta di anterin dulu sebagian, karena ini hampers untuk acara Paskah di Kodam. Kalian bertiga bisa kan nganterin?" tanya Bu Halimah.
"Ih Ibu mah! Kirain ada apaan..! Ehhh.. Tapi apa bisa pake motor? Ini buanyak lhoo..!"
Mereka menatap kue-kue itu dan kebingungan, namun Allah selalu memberikan jalan bukan? Tiba-tiba saja ada orang yang mengetuk pintu, Nabila bergegas untuk membukakan pintu. Dan dia terkejut, karena kehadiran seseorang yang tak disangka dan tak di duga.
"Assalamu'alaikuuummm.."
"Walaikumsalam, eh dokter Andra!" kaget Nabila. "Ada apa kesini, dok? Tumben amat!"
"Ck! Anak ini, kalian butuh mobil kan pasti buat anterin kue? Nihh.. Pake aja mobil saya, biar saya disini bantu Bu Halimah. Pasti beliau keteteran kan?" ucap dokter Andra membuat Nabila mengerenyitkan dahi nya.
"Biiilll.. Siapa?! Sini dulu dong, kita bingung nih!" teriak Ashila.
Nabila dan dokter Andra pun ke dapur, disana sangat amat berantakan karena memang mereka sedang kerepotan membuat kue-kue pesanan itu.
"Dokter Andra!" kaget Aisyah dan Ashila.
"Aiihhhh.. Kalian ini bisa gak sih kalo enggak teriak? Kuping saya sakit!" omel dokter Andra.
"Lagian sih, dokter kek jaelangkung! Dateng gak di undang, pulang gak diantar!" kesal Ashila melipat tangan didadanya.
"Aciilll.. Gak boleh gitu!" tegur Bu Halimah.
"Nah, dengerin tuh! Lagian saya kesini karena tau, pasti kalian kebingungan buat anter ni kue-kue. Jadi nih, pake mobil saya. Biar saya bantu Bu Halimah disini," ujar dokter Andra membuat Bu Halimah menunduk dengan wajah yanh memerah.
"MODUS!" ucap ketiga gadis itu serempak.
Usai memasukkan kue-kue itu kedalam mobil, Ashila mengambil alih kemudi. Aisyah duduk disamping Ashila dan Nabila dibelakang memegangi cake karena takut rusak. Tiga puluh menit perjalanan, setelah diperiksa di pos penjagaan, mereka pun sampai di Gedung Aula Kodam 3 Siliwangi.
Dibantu oleh beberapa prajurit berseragam loreng, mereka menurunkan kue-kue nya. Dengan hati-hati mereka menurunkannya, hingga pandangan Aisyah menangkap sosok yang dikenalnya tengah bernyanyi lagu Rohani. Laki-laki yang amat dicintainya, tengah merayakan hari raya Paskah.
BRUUKK!
"ADUUUHHHH AIISSS... LU KOK GAK HATI-HATI SIH!" teriak Ashila membuat semua yang berada didalam Aula menoleh kearah pintu masuk.
"Aisyah..." gumam Arya saat pandangan keduanya bertemu.
Hati Aisyah hancur berkeping-keping, rasanya menyesakkan hati. Tak mendengar omelan Ashila, ia berjalan menghampiri Arya. Bahkan kini semua orang terheran dengan situasi itu. Arya pun hanya bisa terdiam mematung, tubuhnya terasa sangat lemas.
"Kenapa, Mas? Kenapa?" tanya Aisyah dengan lirih.
"Ais.. Mas bisa jelaskan!" ucap Arya mencoba meraih tangan Aisyah, namun di tepis begitu saja.
"Kamu jahat, Mas!" Aisyah berlari keluar gedung Aula.
Ashila dan Nabila terdiam, mencoba mencerna semua yang terjadi pada sahabatnya itu.
"Jadi.. Dia.. Ais.. Astagfirulloh! Beresin dulu turunin kue, gue susul Ais!" Nabila menyerahkan semua tanggung jawab kue pada Ashila. Dia mengejar Aisyah yang entah berlari kearah mana.
Aisyah berlari tak tentu arah, dia mencari gerbang keluar dari sana. Tapi tak menemukan, karena kini pikirannya kalut. Hancur lebur semua harapan dan impiannya untuk membangun bahtera rumah tangga bersama Arya.
"Aisyah! Dengerin penjelasan Mas dulu!" panggil Arya saat berhasil mencekal pergelangan tangan Aisyah.
"Mas tau, Mas salah! Tapi toloonggg.. Dengerin dulu penjelasan Mas! Mas punya alasan untuk gak bilang tentang ini semua!" Arya menggenggam erat tangan Aisyah.
"Lepasin, Mas! Aku kecewa, hati aku hancur! Kamu menghancurkan semua impian dan harapan aku buat mengarungi bahtera rumah tangga sama kamu, Mas! Jelas-jelas kamu tau kita berbeda! Kenapa kamu harus melakukan ini semua sama aku, Mas? Kenapa kamu bikin aku jatuh cinta sedalam ini sama kamu?! Kenapa Mas Arya?!" bentak Aisyah mengeluarkan segala emosi dalam dadanya.
Arya membawa Aisyah kedalam pelukannya, walaupun Aisyah berontak. Arya siap dengan segala konsekuensi nya, jika dia harus mendapatkan hukuman karena membuat keributan dilingkungan militer ini.
"Maafin Mas, Aisyah.. Mas cinta dan sayang sama kamu sejak dulu. Mas takut kehilangan kamu, kalau Mas jujur sejak awal," lirih Arya.
"Tapi pada akhirnya, kamu juga akan kehilangan aku, Mas Arya! Harusnya sejak awal, kamu gak memaksakan hubungan ini! Aku sakit, Mas! Aku sakit! Saat tau kenyataan bahwa kita berada dalam amin yang sama, tapi dalam iman yang berbeda!" Aisyah memberontak dalam pelukan Arya.
"Mas akui, Mas salah sayang.. Tolong jangan menangis.. Maafin, Mas! Maaf Aisyah.."
"Semua maafmu gak berguna, Mas Arya! Permintaan maaf kamu gak akan bisa ngerubah semuanya! Permintaan maaf kamu gak akan bikin kita sama!" bentak Aisyah.
"Ais.. Kita jalani semuanya sayang.. Mas yakin akan ada jalan," lirih Arya.
Aisyah berhasil melepaskan diri dari Arya, "Akan ada jalan?! Sekarang aku tanya sama kamu, Mas! Apa kamu akan ninggalin Tuhan kamu demi aku?!" tanya Aisyah dan Arya terdiam.
"Cinta segitiga antara manusia lebih mudah diselesaikan, Mas! Tapi cinta segitiga antara aku, kamu dan Tuhan, itu gak akan pernah ada ujungnya! Karena baik kamu ataupun aku gak akan meninggalkan Tuhan kita!" Aisyah menangis tersedu-sedu.
Arya menyesal, sangat menyesal. Bukan hanya Aisyah yang merasakan sakit, tapi Arya pun sama. Rasa sakit yang begitu pedih melukai dua insan manusia yang saling mencinta. Kini benteng tertinggi itu sudah terlihat, baik Aisyah maupun Arya tak akan bisa melewati benteng itu dengan mudah.
"Mas sayang sama kamu, Ais.. Mas sayang kamu!" Arya mencoba mendekati Aisyah, namun gadis itu mundur dua langkah.
"Biarkan aku pergi, Mas! Semua sudah jelas, jangan pernah memaksakan kehendak yang kamu sendiri pun gak akan bisa menemukan solusinya!"
Aisyah berlari hingga dia melihat pintu gerbang keluar, nafasnya tak beraturan. Saat ada taksi melintas, dia menghentikannya dan menaiki taksi itu.
'Semesta.. Apa arti dari pertemuan ini? Aku dan dia tidak akan bisa bersama. Tidak akan ada yang mau mengalah dalam hubungan ini. Tolong! Tolong hilangkan rasa yang sebenarnya tak salah ini. Aku yang salah, aku yang sejak awal mencintainya. Jadi tolong, hilangkan rasa ini,' batin Aisyah.
Nabila yang mengejar Aisyah hanya menemukan Arya yang tertunduk lesu disana. "Aisyah mana?!" tanya Nabila.
"Dia pergi.." lirih Arya. Tak lama kemudian, datanglah Riki dan juga Defri.
"Arya?! Ada apa ini?!" tanya Riki, membuat Nabila menoleh.
"Aku sudah menyakitinya, Bang! Aku menyakiti orang yang paling aku cintai," Arya menangis frustasi.
"Sudah kubilang sejak awal, Arya! Jujurlah pada dia.. Tapi kamu gak pernah mau dengerin aku!" omel Defri lalu mendekap tubuh sahabatnya itu.
"Mas Arya.. Jujur, aku pun sebagai sahabat Aisyah kecewa. Aisyah sudah menaruh ekspektasi tinggi terhadap hubungan kalian. Andaikan sejak awal Mas Arya jujur, mungkin Aisyah tak akan sesakit ini," lirih Nabila.
"Semua sudah takdir dan jalan Allah, Ila. Karena kita tidak bisa menolak rasa yang hadir dalam hati kita. Kembalilah, tenangkan Aisyah.. Saat ini dia butuh sandaran," ucap Riki dan diangguki oleh Nabila.
Nabila kembali ke mobil, Ashila sudah menunggu disana. "Gimana Ais? Ketemu?" tanya Ashila dan Nabila menggelengkan kepalanya.
"Astagfirulloh.. Kenapa sih bisa serumit ini kisah kalian tuh?!" Ashila memijat keningnya.
"Entahlah, tanyain aja sama othor Rindu.. Aku juga pening! Sekarang kita balik ke kosan aja, Aisyah dan Bu Halimah butuh kita sekarang," ucap Nabila dan Ashila menyetujuinya.
Aisyah benar-benar pulang, tapi pikirannya kosong. Dia turun dari taksi begitu saja, untung dokter Andra sedang duduk didepan mempacking kue, hingga dia membayar ongkos taksi Aisyah. Sesampainya di kosan, Aisyah masuk kedalam kamar dan menguncinya. Bu Halimah yang mendengar kabar seperti itu, langsung menuju kamar Aisyah.
"Ais.. Ada apa, Nak? Cerita sama Ibu, Nak.. Buka pintunya, Aisyah!" Bu Halimah sangat khawatir.
Terdengar suara tangisan Aisyah, dia berusaha untuk tak menangis. Tapi kenyataan ini terlalu pahit baginya. Cinta segitiga antara dia, Arya dan Tuhan bukanlah hal mudah yang bisa ia terima begitu saja.
* * * * *
Semoga suka dengan ceritanya...
Jangan lupa loh buat Like, Komen, Vote dan Favorite 🥰🙏🥰
Dukung Author terus ya!
Salam Rindu, Author ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Chelsea Aulia
Dinding pemisah nya terlalu tinggi tak kan tergapai,,, lanjuttttt terusssssz kk author Rindu
2023-02-06
0
Lili Suryani Yahya
Rumit n rintangan nya ga main2, sabar ya Ais
2023-02-06
0
Tha Ardiansyah
hmmmm ...ada aja rintangannya, yang sabar ya Ais
2023-02-06
0