Kita lahir dalam satu hari. Kita mati dalam satu hari. Kita bisa berubah dalam satu hari. Dan kita bisa jatuh cinta dalam satu hari. Apa pun bisa terjadi hanya dalam satu hari. Tidak ada orang yang bisa lebih kuat dari takdirnya. Dan orang yang terhubung dengan takdir akan selalu menemukan satu sama lain.
Belum juga Bu Halimah meminta izin pada kedua orang tuanya untuk pergi ke Tegal. Tiba-tiba saja dia di hubungi oleh salah satu brand tepung terigu ternama. Bu Halimah diminta untuk menjadi pembicara sekaligus mempraktekan demo memasak disana. Dan yang hadir adalah para pengusaha bakery se-Indonesia.
"Woaaaahhh! Mak haji keren amat! Acil ikut dong, Mak! Jatah cuti tahunan Acil kan belum diambil, bisa lah jadi asisten Mak haji!" bujuk Ashila dengan semangat.
"Iya nih Bu, Bibil kan diminta buat dampingin dokter Andra! Jadi udah pasti Bibil ikuuut dong! Takdir Allah emang ga ada yang tau ya, Bu! Belum juga minta izin sama Emak dan Abah. Ehhhh.. Udah ada job aja kesana!" antusias Nabila.
"Itu namanya, pucuk dicinta ulam pun tiba! Kayaknya Ais juga mau ikut deh, Bu. Sekalian refreshing kepala, melupakan sejenak semua beban dan luka! Hehehehe," Aisyah pun tak kalah semangatnya.
Bu Halimah hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kalian ini! Kok kayaknya dukung banget Ibu sama dokter Andra. Padahal kan, kami punya luka yang sama dalamnya. Ibu takut terluka lagi, atau.. Ibu yang bikin dia terluka."
"Bu.. Ibu sama dokter Andra kan punya kisah yang hampir sama. Bibil yakin, kalian akan saling menguatkan. Karena kalian udah pernah ngerasain, gimana sakitnya dikhianati," Nabila merangkul Bu Halimah dan menguatkannya.
"Lagian apa Mak haji gak kasian sama si Luna onon? Pan dia pengen banget punya Ayah baru," ucap Ashila dan di senggol oleh Aisyah.
"Gak apa-apa, Ais! Ibu paham, kalian juga pasti ngerasa sedih dengan apa yang Aluna alami. Ibu pun sesak rasanya kalo inget itu," lirih Bu Halimah. "Baiklah! Kalo emang kalian setuju, ajukan cuti dari sekarang! Kita siap-siap ke Tegaaaallll!"
"YESSSS...!" sorak ketiga gadis itu.
* * *
"Papa, jadi kita mau ketemu sama Mama baru Kekey?" tanya Keisya anak bungsu dokter Andra.
"Hmmm.. Semoga aja ya! Semoga Bu Halimah mau jadi Mama baru Kekey," jawab dokter Andra sambil mengelus rambut sang anak dengan lembut.
Hati dokter Andra terkadang nyeri, saat melihat ketiga anaknya ditinggalkan begitu saja oleh Ibu kandungnya sendiri. Bahkan setelah perceraian, belum pernah sekalipun mengunjungi anak-anaknya. Untung saja Kaizan dan Khaira, sedang menempuh pendidikan di salah satu Pesantren di Kota Bandung. Kaizan adalah anak laki-laki pertama dan satu-satunya yang kini duduk di kelas 1 SMA. Khaira anak kedua, saat ini duduk di kelas 4 SD, berbeda 2 tahun dengan Inara, anak pertama Bu Halimah. Sedangkan Keisya anak bungsu dokter Andra kini berada di kelas 1 SD dan berbeda 1 tahun dengan Aluna yang masih TK.
Jum'at pagi, dokter Andra dan Bu Halimah akan berangkat ke Kota Tegal ditemani oleh Nabila dan juga dua anak manis. Aluna dan Keisya akan menemani perjalanan orang tua mereka.
"Aluna.. Jangan cemberut terus, Nak. Itu main sama Kakaknya dong, kasian kan Kakaknya gak di ajak ngobrol," ucap Bu Halimah pada Aluna.
"Key.. Ajakin adiknya main, jangan fokus terus sama hp! Nanti Papa ambil ya hp nya!" ancam dokter Andra.
Nabila menghela nafasnya, "Kalo emak sama bapaknya pada galak begitu, anak-anak juga snewen!" omel Nabila. "Kekey! Unaaa...! Siapa yang mau makan coklat?" tanya Nabila sambil mengeluarkan dua buah coklat.
"Aku!" jawab Keisya dan Aluna serempak.
"Wah! Kak Key, punya aku ada hadiahnya, gambar barbie!" antusias Aluna memperlihatkan pada Keisya.
"Punya Kakak juga ada, Dik! Liat ini kuda poni!" Keiysa sangat bahagia saat ada yang memanggilnya dengan sebutan Kakak.
Bu Halimah dan dokter Andra saling pandang, ada rasa hangat yang menjalar dihati keduanya. Sepanjang perjalanan dua anak manis itu mengoceh, bahkan tidur pun mereka saling menggenggam tangan dan tak ingin terpisahkan.
"Jadi Aisyah sama Ashila bakalan nyusul kita,Neng?" tanya dokter Andra memecahkan keheningan.
"Iya Aa, nanti pulang kerja mereka berangkatnya. Tadinya mau pada ngambil cuti, cuman kan kebetulan kita acaranya di Sabtu sama Minggu. Jadi akhirnya mereka putusin buat nyusul aja sama Pak Rachmat," jawab Bu Halimah kikuk.
"Ekhemm.. Udah Aa Eneng aja nich! Awww..." goda Nabila membuat pipi keduanya merona karena malu.
Tak ada perbincangan lagi, Nabila tertidur pulas. Sedangkat dokter Andra dan Bu Halimah berbincang-bincang hangat.
"Sebuah kebetulan yang luar biasa buat Aa, Neng. Kita bisa ada kerjaan sama-sama ke Kota Tegal ini. Kejutan yang luar biasa buat Aa," ucap dokter Andra.
"Iya A, Neng juga gak nyangka. Kaget aja kemarin tiba-tiba di hubungi sama orang Boga Rasa nya. Eh ternyata Neng kepilih dari banyaknya pengusaha bakery di Indonesia sebagai pembicara. Neng gak nyangka akan ada di posisi sekarang ini," Bu Halimah memberanikan diri menatap dokter Andra yang sedang menyetir.
"Kenapa? Aa ganteng ya! Sampe gak ngedip gitu ngeliatinnya!" Bu Halimah terkesiap karena ucapan dokter Andra.
"Neng.. Gak ada sebuah kebetulan, mungkin ini memang sudah takdir Allah. Bahwa kita harus mencoba memulai suatu hubungan yang baru," dokter Andra menoleh pada Bu Halimah. Jantung keduanya berdegup kencang, tak di pungkiri ada rasa hangat yang menjalar dalam hati keduanya.
"Ikuti alur yang sudah Allah tentukan aja ya, Aa. Insya Allah skenario yang Allah buat akan jauh lebih indah.."
* * *
"Haduh! Kita nyampe disana kira-kira jam berapa ya, Pak?" tanya Ashila pada Pak Rachmat.
"Kira-kira sih 5-6 jam kita sampe nya Neng Acil, sekarang kan jam 7 malam jadi kemungkinan kita sampai disana jam 12 atau jam 1 malam. Kalo Neng pada ngantuk mah, tidur aja ga apa-apa!" jawab Pak Rachmat.
"Oke, Pak! Eh nanti mampir dulu di mesjid ya, Pak! Kita sholat isya dulu, terus makan malam. Baru lanjutkan perjalanan, santai aja ya Pak! Kalo ngantuk bilang, nanti kita nyetirnya gantian," ujar Aisyah yang duduk di kabin tengah.
"Siap, Neng!"
Aisyah dan Nabila baru berangkat jam 7 malam, karena mereka harus mengantarkan Inara dulu ke rumah kedua orang tua Bu Halimah. Setelah satu jam perjalanan, mereka singgah di rest Area. Aisyah dan Ashila menuju mesjid, sedangkan Pak Rachmat memarkirkan mobil dan menyusul.
Perjalanan kali ini sebagai pengalihan rasa sakit bagi Aisyah. Bagaimanapun kisah cintanya dengan Arya adalah kisah terindah dalam hidupnya. Walaupun pada kenyataannya mereka tak akan pernah bisa bersatu.
'Yaa Allah.. Ampuni segala dosaku, ampuni aku atas rasa yang salah ini. Hilangkanlah rasa ini dalam hati hamba, Yaa Allah.. Jangan sampai rasa cintaku padanya melebihi rasa cintaku pada-Mu. Tegarkan aku dalam menjalani setiap ujian dari-Mu,' batin Aisyah.
Usai shalat, Ashila keluar lebih dulu. Karena dia tak bisa menahan rasa mulas dalam perutnya. Saat keluar dari toilet, Ashila terkejut melihat Defri dan Riki berada di depan toilet laki-laki.
"Astagfirullohaladzim!" kaget Ashila membuat Defri dan Riki menoleh.
"Lho, Cila?! Kamu ngapain disini?" tanya Defri menghampiri Ashila.
"Aku mau ke Kota Tegal, Mas. Mau temani Bu Halimah, besok ada acara seminar dan demo masak. Mas Defri sendiri mau kemana?" Ashila balik bertanya.
"Ya Allah..! Jodoh mah emang gak akan lari kemana ya, Cila.. Mas ada kunjungan ke KODIM 0712/TEGAL, kok bisa kebetulan gini sih?" Defri sangat sumringah saat mengetahui Kota tujuan mereka itu sama.
"Hah?! Serius Mas?" Ashila masih tidak percaya.
"Serius Cila sayang! Kamu sama siapa aja?" Defri membawa Ashila ke salah satu tempat makan, dimana Arya dan beberapa temannya menunggu.
"Sama Aisyah.. Diantar Pak Rachmat, soalnya Ibu sama dokter Andra sama Bibil udah duluan," jawab Ashila membuat Arya menoleh dan mencari keberadaan Aisyah.
"Allah.. Sebuah kebetulan banget ya, Cila.."
Arya terus mencari Aisyah, tapi tak kunjung ia menemukannya. Hingga akhirnya dia bangkit dan mencari Aisyah ke sekitar mesjid. Benar saja, Aisyah duduk diteras mesjid sanbil memainkan ponselnya.
"Ais.. " panggil Arya, membuat Aisyah menoleh.
Deg!
"Mas Arya.." kaget Aisyah.
"Gak ada yang namanya sebuah kebetulan, Aisyah.. Tuhanmu dan Tuhanku memberi kita jalan untuk terus bertemu kembali.. Karena sebuah kebetulan adalah, Takdir yang tertunda.."
* * * * *
Semoga suka dengan ceritanya...
Jangan lupa loh buat Like, Komen, Vote dan Favorite 🥰🙏🥰
Dukung Author terus ya!
Salam Rindu, Author ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Tha Ardiansyah
Hmmmm... takdir yang membingungkan, akan kah salahnya pindah keyakinan 🤔🤔🤔
2023-02-13
1
Mika Saja
klo pas Ais SM Arya ketemu sedihhhhhhhhh
2023-02-13
0