S1 | Putar Waktu

Mengapa perlu memutar kembali waktu? Sedangkan kita mampu memperbaiki masa depan. Karena takdir bukan untuk disesali. Bolehlah sesekali menoleh ke belakang, agar kita waspada dan tidak mengulang kesalahan yang dapat menghancurkan kembali dirimu di masa depan.

Minggu pagi, Ashila sudah bersiap untuk pergi berolahraga ke Saparua. Dia memang sering berolahraga pagi disana bersama dua sahabat baiknua itu. Hanya saja, hari ini Aisyah sudah ada janji bersama Arya dan Nabila yang masih dalam kondisi kurang baik.

"Kamu jadi olahraga nya, Cil?" tanya Bu Halimah.

"Jadi dong Mak Haji! Mau ikut gaaak? Masa minggu gini di rumah doang!" ejek Ashila.

"No! Daripada ngikut kamu olahraga, mending juga nengokin toko. Katanya minggu depan mau ada pesanan dari Pimpinan Kodam. Jadi mending prepare dari sekarang!"

"Baiklah, Mak Haji. Minggu depan Acil bantu sebisa-bisa dah! Lagian tu toko kan kecil, tapi pembelinya kagak kaleng-kaleng ya Mak!" Ashila berdecak kagum.

"Iyalah, Alunara Bakery kan Ibu dirikan dengan perjuangan sendiri dan untuk anak-anak. Jadi ya mungkin emang udah rezekinya anak-anak aja!" ucap Bu Halimah dan Ashila membenarkan itu.

Selain kosan, Bu Halimah juga memiliki toko kue sederhana bernama 'Alunara Bakery'. Toko sederhana ini dia dirikan memang dengan usahanya sendiri. Karena semenjak menjadi seorang single parents, Bu Halimah membiayai segala kebutuhan anak-anaknya sendiri. Mantan suami yang dulu sangat dicintainya, melepaskan tanggung jawabnya begitu saja. Dia membiayai anak-anak dari wanita lain dan menelantarkan anaknya sendiri. (MIRIS EMANG)

Usau berpamitan pada Bu Halimah, Ashila melajukan motornya menuju Gor Saparua. Disana memang tempat khusus berolahraga para wargi Bandung. Ashila memarkirkan motornya dan mulai lari pagi. Ashila menatap sekitarnya, dia selalu mencoba memperhatikan sekitar agar bisa mensyukuri akan hidup yang dia jalani.

'Ada yang bersama tapi tak saling cinta.'

Ashila melihat dua pasang suami istri berolahraga bersama, namun tak saling bicara. Seolah keduanya tak saling mengenal.

'Ada yang saling cinta, tapi tak mampu bersama.'

Dua orang kekasih yang tengah berolahraga bersama, namun tiba-tiba saja sang perempuan ditarik oleh lelaki paruh baya yang Ashila yakini adalah orang tua gadis tersebut.

'Ternyata memang benar, cinta tidak mencari seseorang untuk hidup bersama.. Tapi menemukan dia yang membuatmu tidak bisa hidup tanpanya.. Apakah akan ada lelaki seperti itu di dunia ini?' batin Ashila.

Bruk!

"Awwwhhh..! Kalo jalan pake mata dong!" omel Ashila karena dia terjatuh.

"Mohon maaf, Cantik! Dimana-mana jalan itu pake kaki, mana bisa jalan pake mata!" jawab laki-laki itu sedikit ketus. Lalu keduanya saling pandang.

"Kamu?!"

"Elu?!"

Takdir mempertemukan Defri dan Ashila kembali, namun keduanya tak saling menyapa. Ashila pergi begitu saja, meninggalkan Defri yang terdiam ditempatnya.

'Aku gak mungkin salah orang, kan? Itu benar-benar dia, ternyata... Akhirnya kita bertemu lagi, Cila..' batin Defri. (Hayohhhh penasaran kan? 🤭)

Tanpa Ashila sadari, dompet kecil yang dia simpan di saku itu terjatuh dan Defri menemukannya. Di dalamnya ada tiket parkir, STNK dan juga uang tunai. Defri mengambilnya dan melanjutkan lari paginya.

Jika Ashila dan Defri tengah menikmati olahraga pagi di Saparua, berbeda dengan Aisyah dan Arya yang saat ini tengah berada di Lapangan Gasibu, Bandung. Aisyah menemani Arya berlari, karena minggu depan Arya akan melaksanakan binsik yang memang rutin dilakukan seorang Tentara.

"Kamu capek, sayang?" tanya Arya saat melihat Aisyah sedikit lambat dalam berlari.

"Aku gak kuat lagi, Mas! Baru satu putaran aja, paru-paruku udah kembang kempis! Kamu lari sendiri ga apa-apa kan, Mas? Aku tunggu disana!" tunjuk Aisyah pada pinggir lapangan.

"Yaudah, Mas selesaikan dulu sampai 7 putaran ya!" Arya melanjutkan lari paginua seorang diri.

Aisyah duduk disamping lapangan, dia mengabadikan setiap moment saat Arya melewatinya. Bagi Aisyah ini adalah moment yang sangat berharga. Sedangkan selama berlari, pikiran Arya berkecamuk. Dia tak bisa membayangkan, bagaimana jika Aisyah mengetahui yang sesungguhnya.

'Andai aku bisa memutar waktu, aku tidak akan mencintaimu sedalam ini, Ais. Aku takut kehilanganmu, apa kamu akan menerimaku jika mengetahui yang sesungguhnya? Apa senyuman manis itu masih bisa kulihat?' batin Arya.

Saat Arya sudah menyelesaikan 7 putaran, keduanya kini duduk bersisian. Aisyah mengelap keringat yang mengucur dari wajah Arya. Keduanya saling menatap dalam, karena memang keduanya telah sama-sama mencintai sedalam itu.

"Abis ini kita jalan-jalan ke Taman Hutan Raya, ya!" ajak Arya sambil menggenggam erat tangan kekasihnya itu.

"Kemanapun kamu pergi, aku akan selalu ngikutin kamu, Mas. Karena kamu calon imamku, jadi tugasku adalah mengikuti dan menemanimu selalu," ucap Aisyah membuat hati Arya remuk bagaikan dihantam batu besar.

"Love you, Aisyah."

"Love you too, Mas Arya."

Cinta menyatukan keduanya, tapi mungkin kisah mereka tak akan seindah yang dibayangkan. Akan banyak liku yang menguras emosi dan airmata para pembaca. Hiks...

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Aisyah dan Arya berjalan bersama-sama. Saling menggenggam erat dan menikmati setiap moment. Canda tawa dan bahagia, foto dan video bahkan sudah memenuhi ruanng penyimpanan ponsel keduanya.

"Mas.. Terimakasih banyak ya, atas semua cinta dan kasih sayang Mas selama ini. Sampe sekarang, aku masih gak nyangka kalo kita bisa sama-sama. Dulu, Mas hanya angan yang tak bisa ku gapai, tapi sekarang aku bahagia punya Mas disisi aku," Aisyah menyandarkan kepalanya dibahu Arya.

'Andai kamu tau, mungkin cintamu yang akan sulit untuk ku gapai...'

"Iya sayang, Mas juga bahagia ada kamu di sisi Mas. Semoga semua harapan kamu akan terkabul, sayang. Yang terpenting saat ini, Mas ingin menikmati setiap waktu yang bisa kita lewati bersama. Mas gak mau melewatkan itu, sedikitpun!"

Arya terlalu erat menggenggam Aisyah, hingga mungkin nanti dia sendiri yang menghancurkannya. Jika Aisyah dan Arya sedang menikmati waktu berdua dengan moment romantis, berbeda dengan Ashila dan Defri.

'Kenapa harus dia sih yang nemuin ni STNK! Mau gak mau kan gue jadinya harus ngikutin kemauan dia!' kesal Ashila dalam hati.

Saat akan pulang, Ashila hampir saja frustasi karena tidak menemukan dompetnya dimanapun. Hingga akhirnya Defri datang dan memberikan dompet itu, dengan syarat jika Ashila harus mau menemaninya jalan-jalan di Taman Hutan Raya. Dan disinilah kini keduanya.

'Apa kamu sama sekali gak inget aku, Cila?' batin Defri.

"Ini sampe jam berapa sih disini? Gue belum makan! Lapeeeerrrrr..." omel Ashila.

"Sabaarrrr! Nanti juga pasti saya kasih makan. Nah sekarang tolong fotoin saya, harus bagus!" pinta Defri dan Ashila hanya bisa mengangguk pasrah.

Tanpa Ashila sadari, Defri sempat mengambil foto dirinya yang tengah fokus pada ponselnya. Bagi Defri itu sudah cukup untuk menatap wajah Ashila saat dirinya merindu. (ADA APA DENGAN DEFRI DAN ASHILA?)

"Lho, itu kan si Ais!" gumam Ashila membuat Defri menoleh. "AIIIISSSSS....!" teriak Ashila tepat di telinga Defri yang baru saja mendekat.

"Astagfirulloh, kupingku!" pekik Defri dan tak di pedulikan Ashila.

Aisyah mendengar teriakan itu dan menoleh, tidak menyangka jika akan bertemu sahabatnya disana. Defri dan Arya pun tak kalah kaget, Defri segera menghampiri Arya dan juga Aisyah.

"Lho kamu gak......." ucapan Defri menggantung karena Arya memotongnya.

"Hayoh! Bilang mau latian buat binsik, gak tau nya malah pacaran!" goda Arya membuat Ashila membulatkan matanya.

"Enak aja! Dia bukan pacar gue, jangan ngadi-ngadi ya Mas Arya!" omel Ashila.

"Kok kalian bisa kenal?" tanya Aisyah. "Oh iya, Mas! Ini Ashila sahabat aku," ucap Aisyah memperkenalkan.

"Iya Mas tau, sayang. Kan sayang sering update story dengan sahabat-sahabat kamu. Ini Defri, dia teman satu letting Mas." Sontak ucapan Arya semakin membuat kepala Ashila terasa pening.

"Masya Allah.. Dunia ini sempit sekali," ucap Aisyah sambil terkekeh dan kakinya langsung diinjak oleh Ashila.

"Diem lu ye, Ais!" omel Ashila.

Kini mereka berempat menikmati jagung bakar, gorengan dan segelas kopi juga susu panas. Defri juga Arya banyak membicarakan persiapan binsik keduanya. Sedangkan Ashila dan Aisyah membicarakan hubungan Nabila dan juga Riki. Seketika Defri mengingat itu.

"Tunggu! Tempo hari saya ambil mobil Bang Riki di Alunara kost juga, jadi apa mungkin......"

"Tuhan.. Dunia ini benar-benar sempit! Jadi Nabila itu orang yang selama ini dicintai Bang Riki?" tanya Defri dan Aisyah menganggukkan kepalanya.

"Bibil udah punya tunangan, dan sebenernya aku gak membenarkan tindakan Bang Riki yang mau memperjuangkan Bibil. Karena saat ini, Bibil sudah bertunangan," ucap Aisyah.

"Tapi sayang, yang Mas tau selama ini, Bang Riki memang gak pernah mencari perempuan lain. Karena hati dan hidupnya akan dia perjuangkan untuk Nabila," Arya mengatakan hal itu membuat Ashila menoleh dan tersenyum sinis.

"Dengan dia pergi begitu saja tanpa pamit pun, itu sudah membuktikan jika Bibil bukan prioritasnya dan mungkin cinta itu hanya bualan semata. Karena cinta itu diperjuangkan, bukan ditinggal begitu saja. Setidaknya kata pamit sudah membuktikan, jika dia akan berjuang dan tentunya Bibil akan dengam senang hati menunggu."

Mereka terdiam saat mendengar ucapan Ashila. Arya dan Defri pun larut dalam ucapan itu, karena kini keduanya pun masih bimbang antara harus memperjuangkan kembali atau melepaskan begitu saja.

'Andaikan bisa ku putar waktu...' Kata-kata itu yang terucap dalam batin keduanya.

Adzan dzuhur pun berkumandang, Aisyah mengajak mereka melakukan sholat bersama-sama dulu, baru kembali pulang.

"Mas, kita sholat dulu yuk! Cari mesjid!" ajak Aisyah.

"Lho kan..." ucapan Defri kembali menggantung.

"Def! Kita kan harus ke rumah sakit! Tadi aku lupa, kalo Bang Riki minta dibawakan baju ganti," panik Arya membuat Defri mengerenyitkan dahinya.

"Sayang, Mas pinjam motor kamu boleh? Nanti sayang pulang sama Ashila, motornya biar besok pagi Mas antarkan ke kost. Sekalian Mas antarkan sayang kerja, ya!"

Aisyah menganggukkan kepalanya, "Yaudah hati-hati ya, Mas! Salam buat Bang Riki, semoga lekas sembuh.. Satu lagi, jangan lupa sholat ya Mas!"

"Iya sayang, Mas pamit ya!" ucap Arya menggandeng lengan Defri.

"Kamu harus jelaskan sama saya, Arya!" Defri melepaskan tangan Arya dengan kasar.

"Nanti akan saya jelaskan semuanya!"

* * * * *

Semoga suka dengan ceritanya...

Jangan lupa loh buat Like, Komen, Vote dan Favorite 🥰🙏🥰

Dukung Author terus ya!

Salam Rindu, Author ❤

Terpopuler

Comments

Lili Suryani Yahya

Lili Suryani Yahya

Aduuuuuhhh cinta Aisyah yg super dupeeeeerrrr Rumiiiitttt

2023-02-02

0

Chelsea Aulia

Chelsea Aulia

Ada apa dengan DEFRI?????

2023-02-02

0

Kas Gpl

Kas Gpl

ini nih cinta klo terhalang oleh agama. ...paling ga enak. ....

2023-02-02

0

lihat semua
Episodes
1 S1 | NOSTALGIA
2 S1 | Ternyata, Kamu..
3 S1 | Ada apa dengan Nabila
4 S1 | Masalalu yang Indah
5 S1 | Bertemu Kekasih
6 S1 | Hati yang terluka
7 S1 | Buaya Rawa
8 S1 | Itulah Perempuan
9 S1 | Cara Mencintai
10 S1 | Tak bisa mengakhiri
11 S1 | Membuat Kenangan
12 S1 | Putar Waktu
13 S1 | Diluar Kendali
14 S1 | Haruskah?
15 S1 | Permintaan Maaf
16 S1 | Cinta Segitiga
17 S1 | Sampai Kapan?
18 S1 | Wanita yang kau pilih
19 S1 | Menata Masa Depan
20 S1 | Sebuah Kebetulan
21 S1 | Kebahagiaan kecil
22 S1 | Tak terlupakan
23 S1 | Hilang Tanpa Bilang
24 S1 | Menerima Kenyataan
25 S1 | Ikhlas
26 S1 | Perlahan tapi pasti
27 S1 | Mengapa Cinta
28 S1 | Perjodohan
29 S1 | Quality Time
30 S1 | Orang Baru
31 S1 | Kembali Pulang
32 S1 | Kehilangan
33 S1 | Seseorang dari masalalu
34 S1 | Aku masa depanmu..
35 S1 | Pertahankan Rasa
36 S1 | Obrolan 2 Lelaki
37 S1 | Menata Kembali
38 S1 | Nasehat Ibu
39 S1 | Permintaan Sulit
40 S1 | LDR
41 S1 | Cinta Berkedok Loker
42 S1 | Keputusan Nabila
43 S1 | Permintaan seorang Ayah
44 S1 | Liburan dan..
45 S1 | Merindunya
46 S1 | Ini bukan halusinasi..
47 S1 | Inilah Takdir
48 S1 | Lamaran untuk Ashila
49 S1 | Mak Haji ngamuk!
50 S1 | Usai
51 S1 | Harus di Halalkan!
52 S1 | Kebahagiaan Aisyah
53 S1 | Rindu Setengah Mateng
54 S1 | Kedua Kalinya
55 S1 | Cinta Terakhirku
56 S1 | Seperti senja
57 S1 | Persiapan pernikahan Aisyah
58 S1 | Nabila Ditinggalkan
59 S1 | Arti Sebuah Penantian
60 S1 | Hari Bahagia Aisyah
61 S1 | Memupuk Rindu
62 S1 | Perpisahan Sementara
63 S1 | Rahasia Besar
64 S1 | Bukan Operasi Biasa
65 S1 | Saat Terkabulnya do'a
66 Permohonan Maaf
67 S1 | Pernikahan Ashila dan Defri
68 S1 | Masih Harus Berjuang
69 S1 | Kenyataan Menyakitkan
70 S1 | Untukmu, Aku Bertahan
71 S1 | Kemotherapi
72 S1 | Akad Nikah
Episodes

Updated 72 Episodes

1
S1 | NOSTALGIA
2
S1 | Ternyata, Kamu..
3
S1 | Ada apa dengan Nabila
4
S1 | Masalalu yang Indah
5
S1 | Bertemu Kekasih
6
S1 | Hati yang terluka
7
S1 | Buaya Rawa
8
S1 | Itulah Perempuan
9
S1 | Cara Mencintai
10
S1 | Tak bisa mengakhiri
11
S1 | Membuat Kenangan
12
S1 | Putar Waktu
13
S1 | Diluar Kendali
14
S1 | Haruskah?
15
S1 | Permintaan Maaf
16
S1 | Cinta Segitiga
17
S1 | Sampai Kapan?
18
S1 | Wanita yang kau pilih
19
S1 | Menata Masa Depan
20
S1 | Sebuah Kebetulan
21
S1 | Kebahagiaan kecil
22
S1 | Tak terlupakan
23
S1 | Hilang Tanpa Bilang
24
S1 | Menerima Kenyataan
25
S1 | Ikhlas
26
S1 | Perlahan tapi pasti
27
S1 | Mengapa Cinta
28
S1 | Perjodohan
29
S1 | Quality Time
30
S1 | Orang Baru
31
S1 | Kembali Pulang
32
S1 | Kehilangan
33
S1 | Seseorang dari masalalu
34
S1 | Aku masa depanmu..
35
S1 | Pertahankan Rasa
36
S1 | Obrolan 2 Lelaki
37
S1 | Menata Kembali
38
S1 | Nasehat Ibu
39
S1 | Permintaan Sulit
40
S1 | LDR
41
S1 | Cinta Berkedok Loker
42
S1 | Keputusan Nabila
43
S1 | Permintaan seorang Ayah
44
S1 | Liburan dan..
45
S1 | Merindunya
46
S1 | Ini bukan halusinasi..
47
S1 | Inilah Takdir
48
S1 | Lamaran untuk Ashila
49
S1 | Mak Haji ngamuk!
50
S1 | Usai
51
S1 | Harus di Halalkan!
52
S1 | Kebahagiaan Aisyah
53
S1 | Rindu Setengah Mateng
54
S1 | Kedua Kalinya
55
S1 | Cinta Terakhirku
56
S1 | Seperti senja
57
S1 | Persiapan pernikahan Aisyah
58
S1 | Nabila Ditinggalkan
59
S1 | Arti Sebuah Penantian
60
S1 | Hari Bahagia Aisyah
61
S1 | Memupuk Rindu
62
S1 | Perpisahan Sementara
63
S1 | Rahasia Besar
64
S1 | Bukan Operasi Biasa
65
S1 | Saat Terkabulnya do'a
66
Permohonan Maaf
67
S1 | Pernikahan Ashila dan Defri
68
S1 | Masih Harus Berjuang
69
S1 | Kenyataan Menyakitkan
70
S1 | Untukmu, Aku Bertahan
71
S1 | Kemotherapi
72
S1 | Akad Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!