Mengapa perlu memutar kembali waktu? Sedangkan kita mampu memperbaiki masa depan. Karena takdir bukan untuk disesali. Bolehlah sesekali menoleh ke belakang, agar kita waspada dan tidak mengulang kesalahan yang dapat menghancurkan kembali dirimu di masa depan.
Minggu pagi, Ashila sudah bersiap untuk pergi berolahraga ke Saparua. Dia memang sering berolahraga pagi disana bersama dua sahabat baiknua itu. Hanya saja, hari ini Aisyah sudah ada janji bersama Arya dan Nabila yang masih dalam kondisi kurang baik.
"Kamu jadi olahraga nya, Cil?" tanya Bu Halimah.
"Jadi dong Mak Haji! Mau ikut gaaak? Masa minggu gini di rumah doang!" ejek Ashila.
"No! Daripada ngikut kamu olahraga, mending juga nengokin toko. Katanya minggu depan mau ada pesanan dari Pimpinan Kodam. Jadi mending prepare dari sekarang!"
"Baiklah, Mak Haji. Minggu depan Acil bantu sebisa-bisa dah! Lagian tu toko kan kecil, tapi pembelinya kagak kaleng-kaleng ya Mak!" Ashila berdecak kagum.
"Iyalah, Alunara Bakery kan Ibu dirikan dengan perjuangan sendiri dan untuk anak-anak. Jadi ya mungkin emang udah rezekinya anak-anak aja!" ucap Bu Halimah dan Ashila membenarkan itu.
Selain kosan, Bu Halimah juga memiliki toko kue sederhana bernama 'Alunara Bakery'. Toko sederhana ini dia dirikan memang dengan usahanya sendiri. Karena semenjak menjadi seorang single parents, Bu Halimah membiayai segala kebutuhan anak-anaknya sendiri. Mantan suami yang dulu sangat dicintainya, melepaskan tanggung jawabnya begitu saja. Dia membiayai anak-anak dari wanita lain dan menelantarkan anaknya sendiri. (MIRIS EMANG)
Usau berpamitan pada Bu Halimah, Ashila melajukan motornya menuju Gor Saparua. Disana memang tempat khusus berolahraga para wargi Bandung. Ashila memarkirkan motornya dan mulai lari pagi. Ashila menatap sekitarnya, dia selalu mencoba memperhatikan sekitar agar bisa mensyukuri akan hidup yang dia jalani.
'Ada yang bersama tapi tak saling cinta.'
Ashila melihat dua pasang suami istri berolahraga bersama, namun tak saling bicara. Seolah keduanya tak saling mengenal.
'Ada yang saling cinta, tapi tak mampu bersama.'
Dua orang kekasih yang tengah berolahraga bersama, namun tiba-tiba saja sang perempuan ditarik oleh lelaki paruh baya yang Ashila yakini adalah orang tua gadis tersebut.
'Ternyata memang benar, cinta tidak mencari seseorang untuk hidup bersama.. Tapi menemukan dia yang membuatmu tidak bisa hidup tanpanya.. Apakah akan ada lelaki seperti itu di dunia ini?' batin Ashila.
Bruk!
"Awwwhhh..! Kalo jalan pake mata dong!" omel Ashila karena dia terjatuh.
"Mohon maaf, Cantik! Dimana-mana jalan itu pake kaki, mana bisa jalan pake mata!" jawab laki-laki itu sedikit ketus. Lalu keduanya saling pandang.
"Kamu?!"
"Elu?!"
Takdir mempertemukan Defri dan Ashila kembali, namun keduanya tak saling menyapa. Ashila pergi begitu saja, meninggalkan Defri yang terdiam ditempatnya.
'Aku gak mungkin salah orang, kan? Itu benar-benar dia, ternyata... Akhirnya kita bertemu lagi, Cila..' batin Defri. (Hayohhhh penasaran kan? 🤭)
Tanpa Ashila sadari, dompet kecil yang dia simpan di saku itu terjatuh dan Defri menemukannya. Di dalamnya ada tiket parkir, STNK dan juga uang tunai. Defri mengambilnya dan melanjutkan lari paginya.
Jika Ashila dan Defri tengah menikmati olahraga pagi di Saparua, berbeda dengan Aisyah dan Arya yang saat ini tengah berada di Lapangan Gasibu, Bandung. Aisyah menemani Arya berlari, karena minggu depan Arya akan melaksanakan binsik yang memang rutin dilakukan seorang Tentara.
"Kamu capek, sayang?" tanya Arya saat melihat Aisyah sedikit lambat dalam berlari.
"Aku gak kuat lagi, Mas! Baru satu putaran aja, paru-paruku udah kembang kempis! Kamu lari sendiri ga apa-apa kan, Mas? Aku tunggu disana!" tunjuk Aisyah pada pinggir lapangan.
"Yaudah, Mas selesaikan dulu sampai 7 putaran ya!" Arya melanjutkan lari paginua seorang diri.
Aisyah duduk disamping lapangan, dia mengabadikan setiap moment saat Arya melewatinya. Bagi Aisyah ini adalah moment yang sangat berharga. Sedangkan selama berlari, pikiran Arya berkecamuk. Dia tak bisa membayangkan, bagaimana jika Aisyah mengetahui yang sesungguhnya.
'Andai aku bisa memutar waktu, aku tidak akan mencintaimu sedalam ini, Ais. Aku takut kehilanganmu, apa kamu akan menerimaku jika mengetahui yang sesungguhnya? Apa senyuman manis itu masih bisa kulihat?' batin Arya.
Saat Arya sudah menyelesaikan 7 putaran, keduanya kini duduk bersisian. Aisyah mengelap keringat yang mengucur dari wajah Arya. Keduanya saling menatap dalam, karena memang keduanya telah sama-sama mencintai sedalam itu.
"Abis ini kita jalan-jalan ke Taman Hutan Raya, ya!" ajak Arya sambil menggenggam erat tangan kekasihnya itu.
"Kemanapun kamu pergi, aku akan selalu ngikutin kamu, Mas. Karena kamu calon imamku, jadi tugasku adalah mengikuti dan menemanimu selalu," ucap Aisyah membuat hati Arya remuk bagaikan dihantam batu besar.
"Love you, Aisyah."
"Love you too, Mas Arya."
Cinta menyatukan keduanya, tapi mungkin kisah mereka tak akan seindah yang dibayangkan. Akan banyak liku yang menguras emosi dan airmata para pembaca. Hiks...
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Aisyah dan Arya berjalan bersama-sama. Saling menggenggam erat dan menikmati setiap moment. Canda tawa dan bahagia, foto dan video bahkan sudah memenuhi ruanng penyimpanan ponsel keduanya.
"Mas.. Terimakasih banyak ya, atas semua cinta dan kasih sayang Mas selama ini. Sampe sekarang, aku masih gak nyangka kalo kita bisa sama-sama. Dulu, Mas hanya angan yang tak bisa ku gapai, tapi sekarang aku bahagia punya Mas disisi aku," Aisyah menyandarkan kepalanya dibahu Arya.
'Andai kamu tau, mungkin cintamu yang akan sulit untuk ku gapai...'
"Iya sayang, Mas juga bahagia ada kamu di sisi Mas. Semoga semua harapan kamu akan terkabul, sayang. Yang terpenting saat ini, Mas ingin menikmati setiap waktu yang bisa kita lewati bersama. Mas gak mau melewatkan itu, sedikitpun!"
Arya terlalu erat menggenggam Aisyah, hingga mungkin nanti dia sendiri yang menghancurkannya. Jika Aisyah dan Arya sedang menikmati waktu berdua dengan moment romantis, berbeda dengan Ashila dan Defri.
'Kenapa harus dia sih yang nemuin ni STNK! Mau gak mau kan gue jadinya harus ngikutin kemauan dia!' kesal Ashila dalam hati.
Saat akan pulang, Ashila hampir saja frustasi karena tidak menemukan dompetnya dimanapun. Hingga akhirnya Defri datang dan memberikan dompet itu, dengan syarat jika Ashila harus mau menemaninya jalan-jalan di Taman Hutan Raya. Dan disinilah kini keduanya.
'Apa kamu sama sekali gak inget aku, Cila?' batin Defri.
"Ini sampe jam berapa sih disini? Gue belum makan! Lapeeeerrrrr..." omel Ashila.
"Sabaarrrr! Nanti juga pasti saya kasih makan. Nah sekarang tolong fotoin saya, harus bagus!" pinta Defri dan Ashila hanya bisa mengangguk pasrah.
Tanpa Ashila sadari, Defri sempat mengambil foto dirinya yang tengah fokus pada ponselnya. Bagi Defri itu sudah cukup untuk menatap wajah Ashila saat dirinya merindu. (ADA APA DENGAN DEFRI DAN ASHILA?)
"Lho, itu kan si Ais!" gumam Ashila membuat Defri menoleh. "AIIIISSSSS....!" teriak Ashila tepat di telinga Defri yang baru saja mendekat.
"Astagfirulloh, kupingku!" pekik Defri dan tak di pedulikan Ashila.
Aisyah mendengar teriakan itu dan menoleh, tidak menyangka jika akan bertemu sahabatnya disana. Defri dan Arya pun tak kalah kaget, Defri segera menghampiri Arya dan juga Aisyah.
"Lho kamu gak......." ucapan Defri menggantung karena Arya memotongnya.
"Hayoh! Bilang mau latian buat binsik, gak tau nya malah pacaran!" goda Arya membuat Ashila membulatkan matanya.
"Enak aja! Dia bukan pacar gue, jangan ngadi-ngadi ya Mas Arya!" omel Ashila.
"Kok kalian bisa kenal?" tanya Aisyah. "Oh iya, Mas! Ini Ashila sahabat aku," ucap Aisyah memperkenalkan.
"Iya Mas tau, sayang. Kan sayang sering update story dengan sahabat-sahabat kamu. Ini Defri, dia teman satu letting Mas." Sontak ucapan Arya semakin membuat kepala Ashila terasa pening.
"Masya Allah.. Dunia ini sempit sekali," ucap Aisyah sambil terkekeh dan kakinya langsung diinjak oleh Ashila.
"Diem lu ye, Ais!" omel Ashila.
Kini mereka berempat menikmati jagung bakar, gorengan dan segelas kopi juga susu panas. Defri juga Arya banyak membicarakan persiapan binsik keduanya. Sedangkan Ashila dan Aisyah membicarakan hubungan Nabila dan juga Riki. Seketika Defri mengingat itu.
"Tunggu! Tempo hari saya ambil mobil Bang Riki di Alunara kost juga, jadi apa mungkin......"
"Tuhan.. Dunia ini benar-benar sempit! Jadi Nabila itu orang yang selama ini dicintai Bang Riki?" tanya Defri dan Aisyah menganggukkan kepalanya.
"Bibil udah punya tunangan, dan sebenernya aku gak membenarkan tindakan Bang Riki yang mau memperjuangkan Bibil. Karena saat ini, Bibil sudah bertunangan," ucap Aisyah.
"Tapi sayang, yang Mas tau selama ini, Bang Riki memang gak pernah mencari perempuan lain. Karena hati dan hidupnya akan dia perjuangkan untuk Nabila," Arya mengatakan hal itu membuat Ashila menoleh dan tersenyum sinis.
"Dengan dia pergi begitu saja tanpa pamit pun, itu sudah membuktikan jika Bibil bukan prioritasnya dan mungkin cinta itu hanya bualan semata. Karena cinta itu diperjuangkan, bukan ditinggal begitu saja. Setidaknya kata pamit sudah membuktikan, jika dia akan berjuang dan tentunya Bibil akan dengam senang hati menunggu."
Mereka terdiam saat mendengar ucapan Ashila. Arya dan Defri pun larut dalam ucapan itu, karena kini keduanya pun masih bimbang antara harus memperjuangkan kembali atau melepaskan begitu saja.
'Andaikan bisa ku putar waktu...' Kata-kata itu yang terucap dalam batin keduanya.
Adzan dzuhur pun berkumandang, Aisyah mengajak mereka melakukan sholat bersama-sama dulu, baru kembali pulang.
"Mas, kita sholat dulu yuk! Cari mesjid!" ajak Aisyah.
"Lho kan..." ucapan Defri kembali menggantung.
"Def! Kita kan harus ke rumah sakit! Tadi aku lupa, kalo Bang Riki minta dibawakan baju ganti," panik Arya membuat Defri mengerenyitkan dahinya.
"Sayang, Mas pinjam motor kamu boleh? Nanti sayang pulang sama Ashila, motornya biar besok pagi Mas antarkan ke kost. Sekalian Mas antarkan sayang kerja, ya!"
Aisyah menganggukkan kepalanya, "Yaudah hati-hati ya, Mas! Salam buat Bang Riki, semoga lekas sembuh.. Satu lagi, jangan lupa sholat ya Mas!"
"Iya sayang, Mas pamit ya!" ucap Arya menggandeng lengan Defri.
"Kamu harus jelaskan sama saya, Arya!" Defri melepaskan tangan Arya dengan kasar.
"Nanti akan saya jelaskan semuanya!"
* * * * *
Semoga suka dengan ceritanya...
Jangan lupa loh buat Like, Komen, Vote dan Favorite 🥰🙏🥰
Dukung Author terus ya!
Salam Rindu, Author ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Lili Suryani Yahya
Aduuuuuhhh cinta Aisyah yg super dupeeeeerrrr Rumiiiitttt
2023-02-02
0
Chelsea Aulia
Ada apa dengan DEFRI?????
2023-02-02
0
Kas Gpl
ini nih cinta klo terhalang oleh agama. ...paling ga enak. ....
2023-02-02
0