Saat hati resah, hanya rumah yang Ashila pikirkan untuk kembali. Sejak kepergian kekasih hatinya, Ashila sempat mencoba membuka hati untuk yang lain. Laki-laki itu sempat ditolak oleh kedua orang tua Ashila, karena menurut kedua orang tuanya laki-laki itu tidak baik. Hanya saja saat itu yang Ashila pikirkan hanyalah mencari seseorang yang bisa megobati hatinya. Tapi nyatanya luka itu semakin dalam, laki-laki itu meninggalkan Ashila dan menikahi sahabat baik Ashila saat sekolah dulu.
Tak ingin salah melangkah lagi, Ashila selalu menjadikan kedua orang tuanya sebagai juri dalam hidupnya. Karena bagi Ashila, tak ada satupun di dunia ini, orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya. Ashila selalu ingat nasehat sang Papa sebelum dia memutuskan untuk keluar dari rumah dan tinggal di Alunara kost.
'Nak.. Kalau kamu suka sama laki-laki itu dilihat dulu kepribadiannya, hubungan dia dengan Tuhannya, kebiasaan hidupnya, teman bergaulnya, bagaimana dia dulu dan sekarang. Jangan asal-asal suka, karena perempuan itu mencari laki-laki bukan hanya sebagai teman hidup. Tapi.. Mencari seorang imam, seorang pemimpin, seorang guru, seorang Ayah untuk anak-anakmu nanti. Jadi berhentilah jatuh cinta hanya karena dia keren dan menjadi dambaan semua perempuan. Percayalah, Nak... Itu tidak berlaku setelah kamu berumah tangga nanti..'
Ashila berpikir, haruskah dia bertanya pada Sang Papa mengenai Defri. Mungkin bagi Papa Ashila mudah saja untuk mengetahui seluruh informasi mengenai Defri karena mereka berada di lingkungan militer yang sama. Tapi Ashila ragu, dia tidak ingin Sang Papa salah paham. Karena memang selama ini Papa Ashila selalu menginginkan seorang menantu dari kalangan militer sepertinya.
"Nggak! Gue gak boleh tanya Papa dulu. Yang ada malah nanti heboh sama Mama dan yang lainnya!" gumam Ashila.
"Ngomong ama siapa sih, Cil? Kok Ibu jadi horor!" tanya Bu Halimah yang membuat Ashila tersentak kaget.
"Ah elah Mak haji! Bisa gak sih kalo datang tuh pake salam dulu! Hobby banget bikin anak-anaknya jantungan! Untung Luna onon ama Kak Rara kagak sawan dah!" omel Ashila panjang lebar.
"Astagfirullah anak ini! Kamu yang ngelamun, kamu yang ngomong sendiri! Ibu kan cuman tanya, bener-bener ni anak!" kesal Bu Halimah sambil menjewer kuping Ashila.
"Aw..Aw..Aw..! Sakit Mak haji, kalo kuping Acil jadi panjang tanggung jawab ya!"
Ashila dan Bu Halimah masih terfokus saling mengomel satu sama lain. Hingga tak menyadari jika sejak tadi dokter Andra sudah berdiri diteras sambil memperhatikan keduanya.
'Dia sosok Ibu yang pas untuk anak-anakku, Masya Allah.. Kalau dia jodohku, dekatkanlah Yaa Allah.. Tapi kalau dia bukan jodohku, tetap dekatkanlah kami sampai dia menjadi jodohku..' batin dokter Andra.
"Lho.. Pak dokter! Kok bengong disini?" sapa Aisyah saat dia baru kembali dari mini market.
"Eh.. Neng Aisyah.. Iya nih, saya mau negok Bila. Tapi gak enak mau ngucap salam, soalnya masih anteng jewer-jeweran," ucap Dokter Andra terkekeh.
"Ibuuu... Aciiill.. Ngapain sih? Gak malu diliatin dokter Andra?" ucapan Aisyah membuat keduanya terdiam dan menoleh kearah Aisyah.
Bu Halimah melepaskan jewerannya ditelinga Ashila dan masuk kedalam rumah begitu saja. Bukan apa-apa, hanya saja dia malu dan merasa jika wibawanya turun karena dokter Andra sudah melihat bagaimana dia mengomeli Ashila.
"Lahh.. malah masuk! Mak hajii kuping ane kek mana judulnya iniii," omel Ashila.
"Udah.. Udah.. Kamu tuh durhaka amat sama Ibu, dikutuk besok kawin baru tau rasa!" ucap Aisyah membuat Ashila bergidig ngeri.
"Enak aja! Lu aja dulu sonoh ama si Mas!"
Dokter Andra mulai pening mendengarkan ocehan keduanya, "Permisi everybody! Boleh tolong dipanggilkan Bila nya?"
"Astagfirulloh, duduk dulu dok! Biar Ais panggilin dulu Bibil nya," ucap Aisyah. Dia menuju kamar Nabila, karena sejak hari itu Nabila masih enggan untuk keluar kamar.
Namun belum Aisyah sampai, Nabila sudah keluar dari kamarnya. "Pasti mau panggil gue, ya?" tanya Nabila terkekeh.
"Iya nih! Eh tuan puteri udah keluar duluan, jangan dikamar mulu dong! Lu kan bukan puteri tidur! " Aisyah memeluk sahabat baiknya itu.
"Gue temuin dulu dokter Andra ya, kayaknya ada sesuatu dia tuh ama Bu Halimah! Makanya gue dijadiin tameng," bisik Nabila membuat Aisyah menutup mulutnya.
"Kalo modelan begitu mah gue setuju lah! Kuy jodohin!" ucap Ashila yang tiba-tiba mengagetkan Nabila dan Aisyah.
"Sssttt...! Jangan kenceng-kenceng napa ngomongnya! Mulut lu itu yeee!" Aisyah mencomot mulut Ashila.
"Buset! Dikata ini mulut gorengan kali ah maen comot aja!" ;
Nabila menemui dokter Andra di ruang tamu, sedangkan Aisyah dan Ashila menuju dapur, dimana Bu Halimah berada. Karena hari ini mereka berjanji akan membantu Bu Halimah membuat kue dengan resep baru. Mumpung Luna dan Inara, kedua anaknya Bu Halimah sedang dibawa Sang Nenek untuk bermain ke Dufan.
"Ekhmm.." Nabila berdehem membuat dokter Andra terkejut.
"Aiihh.. Kamu itu ya! Membuyarkan lamunan aja," omel dokter Andra membuat Nabila terkekeh.
"Idihh.. Lagian ngapain dokter kesini kalo cuman mau ngelamun? Heran deh, sekarang kayaknya hobby banget datengin kosan ini. Dokter gak naksir aku kan?" tanya Nabila membuat dokter Andra membulatkan matanya.
"Sembarangan! Bisa di dor si Riki ini kepala!" omel dokter Andra yang spontan langsung menutup mulutnya.
Nabila menatap dokter Andra dengan beribu pertanyaan dalam benaknya, "Haruskah, dok?"
"Maaf Bila, tapi saya melakukan semua itu demi kamu. Tempo hari waktu kamu pingsan, ingatkan? Saya dan dia bicara dari hati ke hati. Disitu saya mengerti, seberapa dalam cintanya buat kamu. Taukah Bila, hal yang paling menyakitkan adalah ketika seseorang yang bukan milikmu, bukan pula takdirmu, tapi dia tinggal dihatimu. Itu yang saya dan Riki rasakan, makanya saya mau mengantar dia waktu itu," ucap dokter Andra menjelaskan.
"Tapi dok, semua ini gak bisa dibenarkan. Dokter tau kalau aku akan segera menikah, bahkan dokter tau gimana perjuangan aku mati-matian buat nerima A Farhan. Sekarang aku harus gimana, dok?" lirih Nabila.
"Sholat istikharah.. Bisa jadi, Riki adalah cobaan menuju hari pernikahan kalian. Tapi.. Bisa juga sebagai petunjuk bahwa kamu dan Farhan tidak berjodoh. Yang menikah saja bisa bercerai, Bila. Apalagi yang baru sekedar bertunangan?" ucap dokter Andra membuat Bu Halimah yang baru saja akan mengantarkan minuman tersentak kaget.
"Maaf memotong pembicaraan..." mulut dokter Andra yang sudah akan mengatakan sesuatu terhenti begitu saja sebelum terucap.
"Punten banget ya, Dok. Saya sepertinya agak kurang setuju dengan ucapan dokter Andra. Saya meminta Riki kemari untuk bicara dengan Bibil dan menyelesaikan masalalu keduanya yang belum usai. Bukan berarti saya mendukung Riki yang akan memperjuangkan Bibil kembali. Tapi sebelum Bibil menerima pinangan dari Farhan, saya sudah pernah mengatakan ini. Suatu hari nanti perempuan akan diberatkan oleh dua pilihan. Menunggu laki-laki yang dicintai akan melamarnya atau menerima lamaran lelaki yang mencintainya."
"Dan Nabila sudah memilih untuk menerima lamaran laki-laki yang mencintainya. Kalau Riki sekarang akan berjuang, berjuang untuk apa? Untuk menghancurkan hubungana Bibil sama Farhan yang selangkah lagi akan menuju pelaminan? Itu salah, Dok!" emosi Bu Halimah.
Dokter Andra menarik nafas dalam, "Bukan begitu Bu.. Tapi menurut saya, sebelum Bila dan Farhan menuju pernikahan, dia harus memastikan siapa yang menjadi pemilik hatinya. Jangan sampai nantinya, hubungan Bila dan Farhan terus dibayang-bayangi oleh cinta Bila terhadap Riki. Itu maksud saya Bu! Saya gak bermaksud untuk..."
"Haruskah dok? Disaat Bibil sudah mulai mencintai Farhan, haruskan ucapan dokter itu terucap?" tanya Bu Halimah menatap mata dokter Andra dengan dalam.
"Bu.. Bibil.."
"Diem, Bil! Tujuan Ibu hanya satu waktu minta kamu ketemu Riki, akhiri semua hal dimasalalu itu. Kamu gimana sedih dikhianati, orang yang kamu cintai, Bil?" tanya Bu Halimah lagi.
"Harusnya semakin bertambahnya usia, semakin sadar bahwa berdamai dengan diri sendiri perlu dipelajari benar caranya bagaimana. Belajar untuk menghadapi dan menerima, karena semua keinginan gak harus dimiliki dalam waktu yang bersamaan. Belajar untuk lebih lapang dada, karena bumi berputar bukan hanya untuk kita, ada manusia lain yang harus merasa bahagia juga!"
Bu Halimah tidak bisa menahan emosinya, entah kenapa tiba-tiba saja dia seperti itu."Sedih menandakan bahwa kamu masih baik-baik saja dalam persoalan hati. Ketika kamu gak lagi bersedih, hatimu mungkin ada masalah. Saya disini hanya menyarankan, semua kembali kepada Bila. Saya sama sekali tidak memaksanya, seperti Anda!"
"Kita hanyalah dua orang yang gagal dalam sebuah hubungan, apakah anda ingin melihat kegagalan yang sama pada anak-anak yang anda sayangi?"
Setelah mengucapkan itu, dokter Andra pergi tanpa pamit dan hal itu membuat Bu Halimah tidak bisa lagi menahan airmatanya. Dia menatap Nabila yang kini terlihat matanya berkaca-kaca.
"Maafin, Bibil, Bu.. Bibil sama sekali gak ada maksud untuk bikin ibu mengingat semua hal yang bikin Ibu sakit. Bibil juga sama sekali gak berniat buat mengakhiri hubungan Bibil sama A Farhan, Bu. Bibil tau kalo Ibu sayang sama Bibil, tapi Bibil kecewa dengan cara Ibu menyanggah ucapan dokter Andra. Bagi Bibil, Ibu sama dokter Andra adalah pengganti kedua orang tua Bibil yang jauh disana. Kalo sekarang kaya gini, Bibil harus bicara sama siapa?"
Aisyah dan Ashila yang sejak tadi mendengarkan di ruang tengah tak berani menghampiri. Saat tak mendengar suara apapun, barulah keduanya menghampiri. Nabila dan Bu Halimah sama-sama terdiam dan menangis.
"Maafin Ibu, Bil.. Ibu hanya takut Farhan merasakan apa yang Ibu rasakan.. Kamu tau gimana sakitnya dikhianati orang yang kita cintai? Itu bikin Ibu pengen bunuh diri. Hidup memberi kita banyak rintangan dan waktu untuk mengurangi rasa sakitnya. Tapi pengkhianatan... Gak semudah itu bisa dilupakan. Sampai kapanpun.."
"Bibil tau, Bu! Tapi haruskah Ibu melukai perasaan dokter Andra dengan ucapan Ibu? Haruskah, Bu?"
* * * * *
Semoga suka dengan ceritanya...
Jangan lupa loh buat Like, Komen, Vote dan Favorite 🥰🙏🥰
Dukung Author terus ya!
Salam Rindu, Author ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Mika Saja
kuserahkan SM mba rindu semua,biasanya nti ada kejutan2 yg BK. greget,tp kdng BKN ikut melaou jg🤭selalu ditunggu-tunggu ya,,, semangat mba rindu 👍💪🥰🥰
2023-02-04
1
Tha Ardiansyah
Ya.... mending a Farhan taunya sekarang sebelum menikah, dari pada nanti kalo udah nikah, kan kecewa lebih-lebih, a Farhan jadi merasa di bohongi kalo gitu mah, Bibil sholat istikharah dulu deh
2023-02-04
1
Lili Suryani Yahya
Rumiiiitttt🤔🤔🤔
2023-02-04
0