S1 | Ada apa dengan Nabila

Cinta adalah kekuatan liar. Ketika kita mencoba mengendalikannya, itu menghancurkan kita. Ketika kita mencoba memenjarakannya, itu memperbudak kita. Dan ketika kita mencoba memahaminya, itu akan hanya membuat kita tersesat dan bingung. Akan datang waktu dihidupmu, ketika kamu harus memilih untuk membalik halaman, menulis buku yang lain atau sekedar menutupnya.

* *

Setlah kejadian semalam, keceriaan Nabila hilang begitu saja. Terlalu cepat dan terlalu banyak hal menyakitkan yang membuat luka itu kembali menganga. Rasa bersalah pada tunangannya pun membuat Nabila enggan untuk sekedar memberi kabar.

"Kak Bibil sakit?" tanya Inara saat melihat Nabila hanya terdiam.

"Engga kok sayang, Kak Bibil baik-baik aja! Cepet dihabiskan sarapannya, nanti telat lho ke sekolahnya," jawab Nabila dengan senyuman. Gadis yang beranjak remaja itu hanya menganggukkan kepalanya.

"Kalo masih belum enakan, mending izin aja, Nak. Daripada nanti di tempat kerja gak fokus gitu," ujar Bu Halimah seraya mengelus punggung Nabila.

"Aku baik-baik aja kok,Bu. Ibu jangan khawatir ya!"

Aisyah dan Ashila hanya diam, keduanya tidak berani untuk bertanya. Mereka memilih untuk memberi waktu pada sahabatnya itu, karena nanti pun pasti Nabila akan bercerita pada waktu yang tepat. Saat mereka tengah menikmati sarapan, suara bel membuat mereka saling menatap. Sebab jarang sekali mereka menerima tamu di pagi hari.

"Kalian terusin aja sarapannya, biar Ibu yang bukain pintu," ujar Bu Halimah.

Saat pintu terbuka, Bu Halimah melihat Farhan sedang berdiri dengan raut wajah khawatir.

"Assalamu'alaikum, Bu. Maaf bertamu pagi-pagi, Bibilnya ada kan, Bu?" tanya Farhan.

"Walaikumsalam, masuk Nak Farhan! Bibil ada kok! Biasa lagi sarapan bareng sama anak-anak yang lain. Nak Farhan mau sekalian sarapan?" Bu Halimah menawarkan, walaupun tahu jika dia pasti menolak.

"Enggak usah, Bu. Farhan udah sarapan tadi, kalo gitu Farhan tunggu Bibil disini aja, Bu!"

Bu Halimah hanya mengangguk, dia kembali ke dalam untuk membuatkan minuman sekaligus memanggil Nabila.

"Siapa Mak Haji yang dateng pagi buta begini?" tanya Ashila.

"Itu di depan ada Nak Farhan, Bil!" ucap Bu Halimah membuat Nabila tersedak.

Dengan segera, Aisyah memberikan air putih. "Pelan-pelan, Bil!"

"Dia kayaknya khawatir sama kamu, Nak. Selesai sarapan temuin dia di ruang tamu, ya! Ibu mau bikini minum dulu."

Entah apa yang ada dipikiran Nabila saat ini, yang pasti dia sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun. Padahal Farhan tidak salah, hanya hati dan pikirannya tengah bertarung hebat. Karena tak ingin mengecewakan lagi, akhirnya Nabila menemui Farhan. Sedangkan Aisyah dan Ashila memutuskan untuk bersiap-siap, karena mereka akan pergi bekerja.

"Sayang! Kamu baik-baik aja kan? Kenapa dari semalem ga ada kabar? Aa khawatir lho!" Farhan berucap saat melihat Nabila datang. Wajah calon istrinya ini terlihat sangat pucat dengan wajah yang sembab, entah apa penyebabnya. Dan hal itu menjadi pertanyaan besar dibenak Farhan.

"Kenapa sayang? Kamu sakit?" tanya Farhan dan Nabila menggelengkan kepalanya.

"Aku baik-baik aja, A Farhan. Cuman dari semalem agak sedikit sakit kepala aja. Tapi insya allah sekarang udah jauh lebih baik!" jawab Nabila seraya memaksakan sedikit senyumnya.

"Yakin? Enggak ada hal yang lagi kamu tutupi dari Aa kan sayang?"

Deg!

Jantung Nabila berdegup kencang, sekuat hati dia tahan agar tidak menangis. Tapi hal itu tidak bisa tertahan lagi, airmata menetes begitu saja. Hingga membuat Farhan keheranan.

"Kenapa sayang? Ada apa?" Farhan mengusap airmata yang mengalir dipipi calon istrinya. "Cerita sama Aa, kamu kenapa sayang?"

"Aku sayang A Farhan, jangan tinggalin aku ya Aa!" ucapan itu mengalir saja dari mulutnya. Entah itu berasal dari hati, entah dari pikirannya yang tengah kacau balau.

Farhan mengulas senyumnya, "Hei sayang.. Dengerin Aa ya! Sampe kapanpun Aa akan selalu sayang sama kamu, Aa gak akan pernah tinggalin kamu. Kecuali...."

"Kecuali apa?" tanya Nabila disela isakan tangisnya.

"Kecuali kamu sendiri yang pergi ninggalin Aa! Kamu gak akan ninggalin Aa kan?" tanya Farhan seraya menatap manik mata Nabila.

Tatapan itu membuat pikiran Nabila kembali kacau. Dia tidak menjawabnya, bahkan sekedar mengangguk atau menggelengkan kepalanya.

"Udah siang A, emangnya Aa gak ke kantor?" tanya Nabila mengalihkan pembicaraan.

"Aa mau sekalian anter kamu ke Rumah Sakit, searah kan? Sekalian ajakin Acil sama Ais buat bareng, kapan lagi kan Aa bisa jemput kamu kaya gini. Sana siap-siap! Aa tunggu disini," ucap Farhan sambil mengelus kepala Nabila dengan lembut.

Nabila merasa sangat beruntung bisa menjadi pilihan hati Farhan, tapi jauh dilubuk hatinya masih tersimpan nama lain yang hingga saat ini tak bisa dia lupakan. Apalagi sekarang Nabila tau, jika laki-laki itu sudah kembali ke Kota Bandung.

Setelah berpamitan pada Bu Halimah, mereka pergi bekerja bersama-sama. Walaupun ditempat yang berbeda-beda, hari ini Farhan akan mengantarkan ketiganya.

"Alhamdulillah, irit bensin hari ini ga bawa motor!" pekik Ashila membuat Aisyah dan Farhan terkekeh, sedangkan Nabila hanya diam dan menatap keluar jendela dengan sendu.

Nabila turun lebih dulu, karena memang Rumah Sakit tempatnya bekerja tak begitu jauh dari kost.

"Duluan ya, A Farhan. Tolong titip Ais sama Acil sampe tempat kerja! Tagih aja nanti ongkos bensinnya!" canda Nabila membuat Ashila mencebik kesal.

"Hati-hati ya sayang! Kalo ada apa-apa hubungin Aa ya. Ponselnya jangan sampe mati lagi kaya semalem, jangan bikin Aa khawatir! Kalo gitu, Aa pamit ya sayang! Assalamualaikum!"

"Walaikumsalam!" Nabila melambaikan tangannya hingga mobil Farhan tak terlihat.

Sedangkan di perjalanan, Farhan mencoba menanyakan pada Aisyah dan Ashila. Karena dia merasa ada sesuatu yang salah dengan calon istrinya itu.

"Ada apa dengan Bibil? Kalian pasti tau sesuatu kan? Bibil ga mungkin nangis tanpa sebab," ucap Farhan sambil menarik nafas berat.

"Tanya Ais aja, ya! Aku mesti turun, noh kantor aku di depan!" Ashila memilih menghindar, karena dia adalah tipe orang yang tak bisa menjaga mulutnya.

Usai Ashila turun, Farhan menatap Aisyah yang terlihat menghembuskan nafas berat pula. Farhan tau, mungkin ada sesuatu yang terjadi. Hanya saja, Nabila tak mau terbuka dengannya.

"Ais minta maaf sebelumnya A Farhan, tapi ini diluar kuasa Ais untuk bercerita. Jika sudah waktunya, Ais yakin kalo Bibil pasti akan cerita. Lebih baik sekarang A Farhan jangan banyak menduga-duga, karena akhirnya nanti Ais yakin itu akan membuat hati dan pikiran A Farhan berantakan. Kita tunggu saja Bibil cerita apa yang terjadi."

Farhan hanya menganggukkan kepalanya, karena dia setuju dengan apa yang diucapkan oleh Aisyah. Bagaimanapun dia hanya perlu menunggu dan mempertahankan hubungannya dengan baik.

"Terimakasih sudah mengantar kami ya, A Farhan! Hati-hati dijalan!" ucap Aisyah saat dia turun dari mobil calon suami sahabatnya itu.

Ada terbersit rasa bersalah dalam diri Aisyah, karena tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Farhan. Tapi itu benar-benar diluar kuasanya, Aisyah tidak mungkin mendahului Nabila untuk menjelaskan.

Sementara itu, Nabila termenung sendiri. Dia kembali teringat pertemuan dengan Riki semalam, pertemuan yang sama sekali tidak pernah dia inginkan. Karena bagaimanapun saat ini sudah ada Farhan disisinya.

"Nabila! Jangan ngelamun! Banyak pasien yang akan pulang, tolong bereskan administrasinya hari ini!" tegur atasannya.

"I-iya Bu! Maaf saya kurang enak badan," ucap Nabila beralasan.

"Ada apa dengan kamu hari ini, Nabila?" batin Nabila berucap sendiri. Akhirnya dia memutuskan untuk fokus pada pekerjaannya.

* * * * *

Semoga suka dengan ceritanya...

Jangan lupa loh buat Like, Komen, Vote dan Favorite 🥰🙏🥰

Dukung Author terus ya!

Salam Rindu, Author ❤

Terpopuler

Comments

Wong Tlaga thea

Wong Tlaga thea

no komentt ... nyimak ae lah 🤭🤭🤭

2023-01-23

0

Tha Ardiansyah

Tha Ardiansyah

Bivul galau toh, jangan sampai salah ngambil keputusan, nyesel ujung-ujungnya

2023-01-22

1

Kas Gpl

Kas Gpl

masalalu klo ga dilepasin ya gitu tuh bikin galau

2023-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 S1 | NOSTALGIA
2 S1 | Ternyata, Kamu..
3 S1 | Ada apa dengan Nabila
4 S1 | Masalalu yang Indah
5 S1 | Bertemu Kekasih
6 S1 | Hati yang terluka
7 S1 | Buaya Rawa
8 S1 | Itulah Perempuan
9 S1 | Cara Mencintai
10 S1 | Tak bisa mengakhiri
11 S1 | Membuat Kenangan
12 S1 | Putar Waktu
13 S1 | Diluar Kendali
14 S1 | Haruskah?
15 S1 | Permintaan Maaf
16 S1 | Cinta Segitiga
17 S1 | Sampai Kapan?
18 S1 | Wanita yang kau pilih
19 S1 | Menata Masa Depan
20 S1 | Sebuah Kebetulan
21 S1 | Kebahagiaan kecil
22 S1 | Tak terlupakan
23 S1 | Hilang Tanpa Bilang
24 S1 | Menerima Kenyataan
25 S1 | Ikhlas
26 S1 | Perlahan tapi pasti
27 S1 | Mengapa Cinta
28 S1 | Perjodohan
29 S1 | Quality Time
30 S1 | Orang Baru
31 S1 | Kembali Pulang
32 S1 | Kehilangan
33 S1 | Seseorang dari masalalu
34 S1 | Aku masa depanmu..
35 S1 | Pertahankan Rasa
36 S1 | Obrolan 2 Lelaki
37 S1 | Menata Kembali
38 S1 | Nasehat Ibu
39 S1 | Permintaan Sulit
40 S1 | LDR
41 S1 | Cinta Berkedok Loker
42 S1 | Keputusan Nabila
43 S1 | Permintaan seorang Ayah
44 S1 | Liburan dan..
45 S1 | Merindunya
46 S1 | Ini bukan halusinasi..
47 S1 | Inilah Takdir
48 S1 | Lamaran untuk Ashila
49 S1 | Mak Haji ngamuk!
50 S1 | Usai
51 S1 | Harus di Halalkan!
52 S1 | Kebahagiaan Aisyah
53 S1 | Rindu Setengah Mateng
54 S1 | Kedua Kalinya
55 S1 | Cinta Terakhirku
56 S1 | Seperti senja
57 S1 | Persiapan pernikahan Aisyah
58 S1 | Nabila Ditinggalkan
59 S1 | Arti Sebuah Penantian
60 S1 | Hari Bahagia Aisyah
61 S1 | Memupuk Rindu
62 S1 | Perpisahan Sementara
63 S1 | Rahasia Besar
64 S1 | Bukan Operasi Biasa
65 S1 | Saat Terkabulnya do'a
66 Permohonan Maaf
67 S1 | Pernikahan Ashila dan Defri
68 S1 | Masih Harus Berjuang
69 S1 | Kenyataan Menyakitkan
70 S1 | Untukmu, Aku Bertahan
71 S1 | Kemotherapi
72 S1 | Akad Nikah
Episodes

Updated 72 Episodes

1
S1 | NOSTALGIA
2
S1 | Ternyata, Kamu..
3
S1 | Ada apa dengan Nabila
4
S1 | Masalalu yang Indah
5
S1 | Bertemu Kekasih
6
S1 | Hati yang terluka
7
S1 | Buaya Rawa
8
S1 | Itulah Perempuan
9
S1 | Cara Mencintai
10
S1 | Tak bisa mengakhiri
11
S1 | Membuat Kenangan
12
S1 | Putar Waktu
13
S1 | Diluar Kendali
14
S1 | Haruskah?
15
S1 | Permintaan Maaf
16
S1 | Cinta Segitiga
17
S1 | Sampai Kapan?
18
S1 | Wanita yang kau pilih
19
S1 | Menata Masa Depan
20
S1 | Sebuah Kebetulan
21
S1 | Kebahagiaan kecil
22
S1 | Tak terlupakan
23
S1 | Hilang Tanpa Bilang
24
S1 | Menerima Kenyataan
25
S1 | Ikhlas
26
S1 | Perlahan tapi pasti
27
S1 | Mengapa Cinta
28
S1 | Perjodohan
29
S1 | Quality Time
30
S1 | Orang Baru
31
S1 | Kembali Pulang
32
S1 | Kehilangan
33
S1 | Seseorang dari masalalu
34
S1 | Aku masa depanmu..
35
S1 | Pertahankan Rasa
36
S1 | Obrolan 2 Lelaki
37
S1 | Menata Kembali
38
S1 | Nasehat Ibu
39
S1 | Permintaan Sulit
40
S1 | LDR
41
S1 | Cinta Berkedok Loker
42
S1 | Keputusan Nabila
43
S1 | Permintaan seorang Ayah
44
S1 | Liburan dan..
45
S1 | Merindunya
46
S1 | Ini bukan halusinasi..
47
S1 | Inilah Takdir
48
S1 | Lamaran untuk Ashila
49
S1 | Mak Haji ngamuk!
50
S1 | Usai
51
S1 | Harus di Halalkan!
52
S1 | Kebahagiaan Aisyah
53
S1 | Rindu Setengah Mateng
54
S1 | Kedua Kalinya
55
S1 | Cinta Terakhirku
56
S1 | Seperti senja
57
S1 | Persiapan pernikahan Aisyah
58
S1 | Nabila Ditinggalkan
59
S1 | Arti Sebuah Penantian
60
S1 | Hari Bahagia Aisyah
61
S1 | Memupuk Rindu
62
S1 | Perpisahan Sementara
63
S1 | Rahasia Besar
64
S1 | Bukan Operasi Biasa
65
S1 | Saat Terkabulnya do'a
66
Permohonan Maaf
67
S1 | Pernikahan Ashila dan Defri
68
S1 | Masih Harus Berjuang
69
S1 | Kenyataan Menyakitkan
70
S1 | Untukmu, Aku Bertahan
71
S1 | Kemotherapi
72
S1 | Akad Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!