Kangen Ibu

Di kampus Arin dan Kia, menjadi pusat perhatian. Itu karena salah seorang senior nya memanggil mereka, untuk menyanyi beberapa lirik lagu yang sedang viral. Sebenar nya bukan cuma mereka berdua, tapi juga ada beberapa orang lagi yang menampilkan hal yang sama.

"Baik lah setelah ini kalian boleh istirahat selama 10 menit." Ucap salah satu senior di kampus.

"Baik, Ka." Ucap serempak seluruh mahasiswi baru.

Semua mahasiswa dan mahasiswi baru segera membubarkan diri nya, ada yang pergi ke kantin, ada yang ke toilet dan lain sebagai nya.

10 menit telah berlalu, semua mahasiswa dan mahasiswi baru telah berkumpul kembali di Aula dekat lapangan. Mereka kembali berbaris rapi, dan tidak lama mereka di bubarkan lebih awal.

Arin dan Kia segera pulang ke kosan, mereka akan kembali berlatih di sanggar kemarin. Sebelum pulang dari sanggar mereka kembali meminta izin, untuk berlatih lagi 1 hari di sana.

Sesampainya di kosan, Arin dan Kia segera membersihkan diri dan berganti baju. Setelah itu mereka kembali keluar, untuk membeli makan siang untuk mereka. Selesai makan siang, mereka istirahat di kosan sampai sore hari.

Sore hari nya, terdengar bunyi dering telpon dari hand phone Arin. Ia yang sedang tidur langsung terbangun dari tidur nya, begitu juga dengan Kia.

Dengan mata yang masih terpejam, Arin mengangkat telpon tersebut.

"Halo, Asalamualaikum." Ucap Arin dengan suara khas orang yang baru bangun tidur.

"Halo, walaikum salam. Rin, ini ibu." Ucap ibu Arin dari seberang telpon nya.

Arin yang mendengar suara ibu nya, ia segera mengerjapkan mata nya dan tidak lama ia tersenyum.

"Ia, bu. Ada apa tumben ibu telpon Arin?." ucap Arin sambil tersenyum.

"Iya sayang, ibu kangen sama kamu." sahut ibu tersenyum.

"Sama dong bu, Arin juga kangen banget sama ibu, ayah dan adik." sahut Arin tak kalah antusias.

"Kamu baru bangun tidur ya sayang?" tanya ibu perhatian.

"He...he... iya bu." ucap Arin sambil terkekeh.

"Ya sudah kalau begitu, kamu mandi gih sudah sore. Setelah itu jangan lupa solat." ucap ibu menasihati nya.

"Baik bu, Arin tutup telepon nya yang. Assalamualaikum." ucap Arin sambil tersenyum.

"Walaikum salam." sahut ibu Arin dari seberang sana.

Tiba-tiba dari belakang, Kia menepuk bahu Arin. "Siapa yang telepon Rin?" tanya Kia penasaran. Arin yang terkejut di tepuk bahu nya sama Kia menoleh, seraya menjawab pertanyaan nya. "Ibu aku yang telepon, kata beliau kangen sama anak perempuan nya yang paling cantik."

Sedang Kia hanya ber oooh ria, mendengar ucapan sahabat nya yang kadang narsis.

Setelah mengobrol sebentar dengan Kia, Arin pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan badan nya. Baru setelah itu ia melaksanakan kewajiban nya sebagai umat muslim.

Tidak berapa lama, terdengar suara pintu di ketuk dari luar.

Tok...

Tok...

Tok...

"Assalamualaikum Arin, Kia." teriak seseorang dari luar rumah.

"Walaikumsalam, siapa yah di luar teriak teriak ngga jelas." saut Kia sedikit ngedumel.

Arin yang baru keluar dari kamar mandi, hanya mengedikan bahu nya dengan acuh dan berlalu ke kamar untuk berganti baju. Setelah selesai berganti baju, Arin keluar kamar untuk mengetahui tadi siapa yang datang.

Sesampainya di depan rumah tidak ada siapa siapa, Arin menengok kan kepala ke kanan dan kekiri. "Siapa yang datang?, dan kemana Kia?." tanya nya pada diri sendiri. Tidak lama kemudian ia mengedikan bahu nya. "Ya sudah lah, lebih baik aku masuk lagi ke dalam rumah." monolog nya.

Hampir 1 jam lama nya Arin menunggu Kia di rumah, hingga terdengar orang membuka pintu rumah, terdengar juga suara laki laki di depan teras rumah nya. Arin bergegas ke luar daru kamar nya, ia berpapasan dengan Kia yang baru memasuki ruang tamu.

"Kamu dari mana Kia? terus, siapa yang di luar rumah?" tanya Arin beruntun.

"Sabar Neng satu satu tanya nya." ucap Kia tertawa geli melihat ekspresi muka Arin.

"Iya maaf, sekarang jawab pertanyaan ku." ujar Arin manyun.

"Baik lah, aku jawab yah! yang pertama aku dari luar habis beli ini." ucap Kia sambil menunjukkan barang bawaan nya.

"Yang kedua aku pergi bareng Doni, ia tadi menjemput ku. ia ngajak aku jalan sekalian pergi ke mini market. Sekarang orang nya masih di luar sedang duduk di teras depan." ujar Kia panjang lebar.

"Oke." ucap Arin menganggukan kepala nya.

Hari semakin malam, Doni juga sudah pulang dari tadi. Arin dan Kia saat ini sudah berada di alam mimpi. Mereka besok masuk kuliah pagi sekitar pukul 8 pagi.

Ke esokan hari nya.

Dari pukul 7 pagi Arin dan Kia sudah rapi, mereka akan pergi mencari sarapan di sekitar tempat kosan nya. Setelah selesai sarapan mereka berdua pergi ke kampus.

Tidak terasa sudah hampir 1 semester Arin berkuliah, dan sudah hampir 1 semester juga tidak ada kabar dari Adam sahabat nya.

Sesampai nya Arin dan Kia di Kampus, sudah banyak mahasiswa dan mahasiswi yang datang. Arin tidak langsung masuk ke kelas, ia masih mau di taman duduk sambil membaca buku. Arin ada kelas sekitar pukul 9 pagi, sedang Kia langsung menuju kelas nya, ia ada kelas sekitar pukul 8.15 pagi.

Baru beberapa menit Arin duduk, tiba tiba terdengar suara bariton yang menyapa nya. "Permisi boleh lah saya duduk di sini." ucap orang tersebut dengan raut wajah datar.

Arin mengernyit kan dahi nya, kemudian matanya melirik suara siapa yang menyapa nya. Tidak lama kemudian Arin menganggukkan kepala nya seraya berkata, "boleh, silakan. Kalian ini tempat umum." sambil tersenyum manis.

Mereka duduk berdampingan, tapi tidak ada satu kata pun terucap dari kedua belah pihak.

Tidak lama kemudian, Arin pamit permisi kepada orang yang duduk di sebelah nya. Karena sekarang, ia sudah harus masuk kedalam kelas nya.

Sedang orang yang tadi di sebelah Arin hanya sedikit menarik sudut bibir nya. Ia pun pergi ke kelas nya sendiri, karena sebenar nya ia sudah terlambat masuk kelas sekitar 10 menit.

Sesampai nya di kelas, Arin langsung mencari tempat duduk di tengah. Tidak lama kemudian dosen pun datang, beliau langsung mulai mengajar pelajaran untuk hari ini.

Kia keluar kelas lebih dulu di banding kan Arin, ia segera mengirim kan pesan pada Arin kalo ia sedang menunggu di kantin kampus. Sudah hampir 30 menit Kia menunggu, tapi Arin belum juga terlihat batang hidung nya. Pesan whatsapp dari nya masih belum di baca.

"Mungkin Arin belum keluar kelas." ucap nya dalam hati. Tapi tetap saja, kepala Kia tenggak tengok.

Bersambung....

Terima kasih atas semua dukungan nya untuk karya receh ini.

terus dukung karya ini dengan cara like comen cita ikuti dan hadiah untuk aktor biar tambah semangat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!