Pengumuman hasil semester sudah di bagikan, dan mulai besok sudah mulai libur. Mereka berdua libur kuliah hampir dua bulan lama nya. Arin dan Kia juga sudah mulai siap siap untuk pulang ke rumah masing masing, mereka akan pulang menggunakan sepeda motor biar irit ongkos.
"Rin, mau berangkat jam berapa nanti?" Tanya Kia tersenyum.
"Nanti agak siangan sedikit, paling tidak habis kita sarapan pagi deh. Bagaimana menurutmu Kia?" Tanya Arin meminta pendapat.
Baik lah, tidak masalah nanti kita gantian saja yah. Kita jalan nya santai saja yah, tidak sedang buru buru kan? Tanya Kia.
Iya santai saja nanti kita naik sepeda motor nya, biar lama asal selamat sampai tujuan. Ucap Arin tersenyum. Kia menganggukkan kepala nya dan tersenyum tipis.
Selesai sarapan mereka bersiap untuk pulang kampung, mereka berdua masing masing hanya membawa tas ransel yang entah apa isi nya. Di perjalanan mereka tidak banyak mengobrol, Arin yang mengendarai sepeda motor dengan Kia di bonceng nya.
Satu jam kemudian Arin dan Kia sudah sampai di rumah nya masing masing. Silvi sangat bahagia sekali kakak perempuan nya sudah pulang, ia sangat rindu sekali.
"Assalamualaikum, Arin yang cantik pulang." Ucap Arin sedikit meninggi kan suara nya.
"Waalaikumsalam, kakak tidak usah teriak. Ini bukan di hutan." Sahut ibu sambil tersenyum tipis dengan kelakuan anak perempuan nya yang sedikit bar bar.
Tidak lama kemudian Silvi terbangun dari tidur nya, karena mendengar suara sang kakak tersayang. Kakak sudah pulang? Mana oleh oleh nya untuk aku, kak? Tanya si bungsu dengan antusias.
"Ada dong, sana mandi dulu. Nanti baru kakak kasih oleh oleh nya untuk kamu." Ucap Arin tersenyum tipis. Memang kemarin sebelum pulang Arin sempat menelpon si bungsu, Arin menanyakan ingin di bawakan apa dari kota. Dan sekarang si bungsu sudah menagih oleh oleh nya. Kemarin si bungsu minta di beliin jajanan yang dari kota dan jarang di jual di desa nya, ia juga minta di beliin jepitan rambut yang lucu dan imut menurut versi Silvi.
Sementara di negara lain, Adam juga tengah bersiap untuk pulang ke rumah nya di kota itu. Ia akan berpamitan kepada orang tua nya, ia akan kembali ke negara Indonesia untuk menemui kakek dan nenek nya.
"Mah, pah Adam pamit yah. Aku ingin menemui kakek dan nenek di negara Indonesia." Ucap Adam meminta izin.
"Tidak usah lah kamu pulang ke Indonesia, kamu liburan saja di sini." Ucap mama Adam yang bernama nyonya Alika samudra.
"Maaf mah, aku harus tetap pulang ke Indonesia. Aku sudah terlanjur punya janji pada seorang teman, kalo libur kuliah aku akan menemuinya." Ucap Adam tegas.
"Memang kapan kamu akan berangkat ke Indonesia?." Ucap papa Adam angkat bicara.
"Mungkin kalau tidak ada halangan, besok atau lusa. Adam akan berangkat dari sini, aku harus mencari oleh oleh dulu untuk kakek dan juga temen nya nanti." Ucap tegas Adam.
"Baik lah kamu hati hati di jalan, tolong sampaikan salam ayah untuk kakek dan nenek mu yah." Ucap Ayah Adam lembut.
Adam hanya menganggukkan kepala nya tanda bahwa ia mengerti. Setelah meminta izin kepada orang tua nya, Adam segera pulang kembali ke apartemen. Rencana nya nanti sore, ia akan pergi berbelanja untuk membeli oleh oleh. Ia akan minta di temani oleh Yuda sang sepupu.
Di tempat Arin....
Setelah selesai mandi dan memakai baju, Silvi segera mendatangi kakak nya. "Kak Arin, mana oleh oleh yang aku minta." Ucap si bungsu yang sedang menagih janji. Arin yang sedang duduk termenung, seketika menoleh ke belakang dan ia mendapati sang adik sedang menadahkan tangan nya.
Arin tersenyum dan melambaikan tangan nya, supaya sang adik mendekat. Di situ juga ada ibu nya yang sedang menonton televisi. "Sini, dek." Ucap Arin sambil melambaikan tangan nya.
Silvi segera mendekat ke kakak perempuan nya. "Mana kak, oleh oleh nya." Ucap Silvi tersenyum lebar sehingga menampilkan deretan gigi nya yang berwarna putih.
Arin pun segera mengeluarkan oleh oleh yang telah di siapkan untuk sang adik dari sebuah paper back yang cukup besar. "Ini untuk Silvi, ibu dan juga ayah." Ucap Arin sambil tersenyum tipis. Untuk Silvi, Arin membelikan kue pancong lumer, roti Maryam dan Arin juga membeli kan jepitan rambut pesanan sang adik.
Untuk ibu, Arin membelikan kue pancong lumer dengan varian rasa yang berbeda dengan yang Silvi punya. Arin juga membelikan baju daster kalong sebanyak 2 pcs. Sedang untuk ayah nya Arin membelikan roti Maryam dan setelan baju santai.
"Rin, kok ibu dan ayah di belikan juga. Memang, kamu ada uang nya buat beli oleh oleh itu. Jangan sampai kamu di sana kurang makan hanya untuk membelikan oleh oleh itu." Khawatir sang ibu.
"Tidak usah khawatir Bu, Arin di sana cukup makan nya. Kadang juga, ada yang meminta tolong Arin untuk mengganti kan kerja di restoran. Cuma sesekali Bu tidak tiap hari, itu pun kalo Arin sedang libur kuliah." Ucap Arin menenangkan ibu nya.
Benarkah Rin, tapi kegiatan itu jangan sampai ganggu kuliah kamu yah. Ucap ibu dengan perasaan yang lega. Arin pun segera menganggukkan kepala nya tanda mengerti.
Sore hari nya....
"Bu, Arin mau pergi ke rumah Kia yah. Tadi pagi, Arin sudah janjian mau pergi ke taman kota." Ucap Arin meminta izin kepada ibu nya.
"Iya boleh Rin, tapi tolong kamu ajak Silvi sekalian yah. Dari kemarin dia merengek minta pergi ke sana." Ucap ibu sambil tersenyum tipis.
"Baik Bu, Arin akan ajak Silvi ke taman kota bareng Kia." Ucap Arin tersenyum tipis. Arin pergi dari dapur, menuju kamar Silvi.
"Dek...dek..." Panggil Arin dari depan pintu kamar nya.
"Iya kak, ada apa?" Tanya Silvi penasaran.
"Dek, kakak mau ke taman kota bareng kak kia, kamu mau ikut atau tidak." Tanya Arin sambil tersenyum.
"Ke taman kota kak, kapan?" Tanya Silvi antusias.
"Sekarang, ayo kalo mau ikut. Kamu siap siap sekarang." Ajak Arin kembali.
"Mau kak, tunggu Silvi sepuluh menit saja. Aku ganti baju dulu." Girang Silvi yang di ajak jalan kakak nya.
Sepuluh menit kemudian, Arin dan Silvi sudah berada di atas sepeda motor nya. Tadi Arin sudah menghubungi Kia, bahwa ia akan segera ke sana. Sesampainya nya di rumah Kia, Arin segera turun dari motor nya.
Di teras depan rumah Kia, ada ibu nya yang sedang duduk bersantai. Arin dan Silvi segera menyalami ibu Kia. "Eh... Ada Arin dan Silvi sedang cari Kia yah. Sebentar, ibu panggil kan yah." Ucap ibu Kia tersenyum tipis.
"Baik Bu, maaf kalau merepotkan." Ucap Arin tersenyum tipis.
Bersambung....
Terima kasih atas semua dukungan nya. Dukung terus karya ini dengan cara tekan like, komen, follow dan beri hadiah.
*****Salam pejuang receh*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments