Arin dan Adam masih ada di taman kota, mereka masih ngobrol ke sana ke mari tidak jelas. Satu jam kemudian Adam dan Arin berpisah, mereka pulang ke rumah masing masing.
"Rin, hari sudah hampir malam. Ayo kita pulang." Ajak Adam sambil mengulurkan tangan nya.
"Ayo, Dam. Sekarang kamu tinggal di daerah mana, apa masih di rumah kakek Rudi?." Tanya Arin penasaran.
"Lah gimana sih, Rin. Kita udah ngobrol kesana kemari, kamu baru nanya aku tinggal di mana sementara waktu." Kekeh Adam tersenyum tipis memang begitu lah sahabat nya.
"Ya maaf, Dam. Nama nya juga lupa." Ucap Arin nyengir yang menampilkan deretan gigi nya yang putih.
"Aku tinggal sama kakek lah, mau tinggal di mana lagi Rin. Kalau tidak tinggal bareng kakek, orang tua aku tidak akan mengizinkan aku pulang ke negara ini. Ya sudah, ayo aku antar kamu pulang." Ajak Adam.
"Tidak usah, Dam. Aku bawa motor sendiri kok, lagian rumah kita kan beda arah." Ucap Arin menjelaskan.
"Tidak masalah Rin. Lagian aku juga mau mampir dulu ke rumah Rido temen kita, bukan nya rumah nya tidak jauh dari rumah kamu." Ucap Adam beralasan. Arin menganggukkan kepala nya tanda mengerti, mereka berdua jalan beriringan menuju tempat parkir area taman kota.
Dari taman kota kendaraan mereka berjalan beriringan, dengan Arin memakai sepeda motor nya sedang Adam memakai mobil sang kakek. Setengah jam kemudian, Arin sudah sampai di depan rumah nya.
Adam menghentikan mobil nya sebentar, untuk memastikan bahwa Arin sudah masuk ke dalam rumah nya. Setelah itu Adam membunyikan klakson mobil nya, untuk berpamitan dengan Arin. Dan di balas oleh Arin dengan lambaian tangan nya.
Setelah kepergian Adam, Arin mengirimkan pesan melalui WhatsApp. 'Dam, hati hati yah di jalan. Pulang nya, jangan terlalu malam.' Pesan Arin. Dan ternyata pesan nya masih centang dua berwarna abu abu. "Yah, belum di baca." Gumam Arin.
Sedang kan Adam, sekarang masih dalam perjalanan. Ia akan ke rumah Rido untuk menjemput nya, mereka berdua akan pergi ke kafetaria di jalan xx. Sesampainya di rumah Rido, ia sudah menunggu di teras depan. Dari jarak satu meter, Adam sudah membunyikan klakson mobil nya.
Ayo, Do langsung masuk mobil saja. Ajak Adam sambil menyungging kan senyum nya.
Rido yang mendengar suara klakson mobil, segera menoleh kan kepala nya ke arah depan. Ia melihat, ada sebuah mobil berjenis Toyota Yaris berwarna putih yang menghampiri nya. Setelah tau bahwa itu Adam, ia segera beranjak dari duduk nya dan menghampiri nya. Rido segera masuk ke dalam mobil Adam, tentu saja tadi sesudah berpamitan kepada orang tua nya.
"Hai... Dam, apa kabar kamu? Lama kita tidak bertemu, sekarang kamu tinggal di mana?" Tanya Rido beruntun.
"Hai ..Do, bisa tidak tanya nya satu satu. Aku bingung nih mau jawab yang mana dulu." Ucap Adam sambil tersenyum tipis. Sedang Rido yang di tegur hanya cengengesan saja.
"Ya maaf, Dam habis nya kamu setelah lulus sekolah bagai hilang di telan bumi. Kamu tidak ada kabar sama sekali, bahkan raport saja kakek yang ambil." Ucap Rido tersenyum.
"Aku kuliah di Inggris, Do. Memang kamu tidak bertanya pada Arin, aku hanya sempat berpamitan pada nya." Ucap Adam dengan sedikit sesal.
"Tidak, kan kamu tau sendiri kalau aku tidak dekat dengan nya. Aku mana berani main kerumahnya, ayah nya galak banget gais." Ucap Rido panjang lebar.
Tidak lama kemudian, mereka telah sampai di kafetaria. Mereka segera masuk dan mencari tempat duduk yang nyaman. Mereka berdua melanjutkan obrolan yang belum selesai, hingga seorang pelayan menghentikan obrolan mereka.
"Maaf, kak ada yang mau di pesan." Ucap pelayan kafe ramah.
"Iya, kak. Aku pesan jus jeruk dan nasi goreng seafood. Kamu pesan apa Do?" Tanya Adam.
"Aku pesan jus jeruk dan nasi goreng Pete." Ucap Rido sambil tersenyum canggung.
Pelayan tersebut, segera mencatat pesanan pelanggan. "Baik kak mohon di tunggu sebentar." Ucap pelayan kafe tersebut. Pelayan tersebut segera pergi dari meja yang di tempati oleh Adam dan Rido menuju dapur.
Lima belas menit kemudian, makanan yang di pesan mereka berdua datang. "Silahkan kak, selamat menikmati." Ucap pelayan kafe ramah.
"Terima kasih, kak." Ucap Rido tersenyum tipis. Pelayan kafe segera pergi dari meja pelanggan menuju dapur.
Hampir satu jam, mereka ada di kafe tersebut. Hari sudah semakin malam, mereka pulang ke rumah masing masing. Rido juga sudah di jemput oleh kakak nya, sekalian pulang kerja.
Saat ini, Arin sedang makan malam bersama. Hari ini ibu memasak rendang ayam, sambel terasi sama goreng tahu dan tempe. Mereka semua makan dengan lahap, sampai di bungsu minta nambah nasi nya. Tapi, memang seenak itu masakan ibu.
Tidak terasa libur kuliah Arin sudah selesai, hari ini ia dan Kia akan kembali ke tempat kosan nya. Adam juga telah kembali ke negara inggris sejak tiga hari yang lalu, tidak lupa Adam memberi kan oleh oleh yang di bawa nya dari Inggris berupa sepatu, gantungan kunci khas negara inggris dan syal dengan gambar bendera negara inggris.
Pagi pagi sekali Kia sudah mengirim pesan kepada Arin, Kia akan memastikan akan berangkat jam berapa nanti. "Rin, mau berangkat jam berapa nanti?" Tanya Kia.
"Bagaimana kalau kita berangkat setelah makan siang." Balas Arin meminta pendapat.
"Oke, habis makan siang kita jalan." Kamu jemput aku yah. Balas Kia kembali.
"Oke kamu tunggu saja yah." Balas Arin lagi. Tiba tiba, ibu menepuk bahu Arin dari belakang. "Siapa yang kirim pesan Rin?" Tanya ibu sambil tersenyum hangat.
"Kia, Bu yang kirim pesan. Ia tanya nanti jalan jam berapa." Ucap Arin balas tersenyum.
"Ya sudah ayo kita sarapan dulu, sudah pada menunggu di meja makan." Ajak ibu Arin.
"Ibu, masak apa hari ini? Maaf, tadi Arin tidak bantu ibu masak." ucap Arin agak merasa bersalah. Tadi pagi memang Arin tidak bisa membantu ibu masak, karena Arin sedang sakit perut. Arin sedang kedatangan tamu bulanan di hari pertama, jadi perut nya sakit.
"Iya tidak apa-apa, Rin. Ibu mengerti kok, ibu juga pernah merasakan nya waktu masih muda dulu." Ucap ibu bijaksana.
Sekarang mereka sedang makan bersama, setelah sarapan ayah berangkat ke kantor nya, sedang si bungsu berangkat ke sekolah di antar kak Adrian. Arin membantu ibu membereskan meja makan, dan mencuci piring bekas makan tadi.
"Bu, Arin sudah selesai mencuci piring. Arin kembali ke kamar lagi yah, Arin masih ingin rebahan sebentar." Ucap Arin meminta izin.
"Ya sudah, sana ke kamar. Terima kasih, sudah bantu ibu mencuci piring." Ucap ibu tersenyum manis.
Arin hanya menganggukkan kepala nya, setelah itu ia berjalan menuju kamar nya.
Bersambung....
Terima kasih atas dukungan nya untuk karya ini. Dukung terus karya ini dengan cara like komen follow vote dan gift berupa secangkir kopi manis atau sebuah iklan.
......Salam Pejuang Receh.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments