Sesampai nya di rumah Arin segera masuk ke rumah nya, setelah tadi berpamitan dengan Adam. Di ruang tamu sudah ada Ayah Arin, sebut saja nama nya pak Elang. Di sana juga ada ibu nya Arin, bernama ibu Sinta.
Tok..
Tok...
Tok...
"Assalamualaikum Yah, bu. Ucap Arin." Sambil membuka pintu rumah nya.
"Alaikum salam, baru pulang? Di antar sama siapa tadi?" Tanya Ayah Elang ketus, karena ia belum setuju kalo Arin mempunyai pacar.
"Arin pulang sama teman, Yah. Lagian kita searah, jadi Arin mau di antar kan nya." Ujar Arin menundukkan kepala nya.
"Bener cuma teman, apa mungkin ia pacar kamu." Ujar Ayah Elang Ragu.
"Benar Yah, dia cuma teman aku. Mungkin ini yang terakhir kali nya ia mengantar ku, karena ia akan sekolah ke inggris." Ujar Arin jujur pada orang tua nya.
"Baik sekarang kamu ke kamar istirahat yah, kamu pasti cape seharian di sekolah. Bukan sekarang, hari terakhir kamu sekolah?" Tanya ibu tersenyum lembut.
"Iya bu, sekarang hari terakhir di sekolah. Minggu depan juga, aku sudah mulai masuk berkuliah." Ujar Arin tersenyum.
"Kapan, kamu mau mencari tempat kos? Jarak dari sini ke kampus kamu kurang lebih tiga jam kalo tidak macet, kalo macet bisa lebih dari tiga jam?." Tanya Ayah.
"Mungkin kalo tidak besok mungkin lusa, Yah. Aku akan mencari bersama Kia, ia juga di terima di kampus yang sama dengan ku. Hanya saja jurusan kami berbeda." Ujar Arin sedikit menjelaskan.
"Sebelum berangkat, suruh Kia kesini dulu Ayah ingin bertemu dengan nya." Ujar Pak Elang.
"Baik yah, aku ke kamar dulu. Aku cape, ingin mandi dan istirahat." Ujar Arin lesu karena ia benar-benar kelelahan.
"Sesampai nya di kamar, Arin hanya bisa menghela nafas. Aku sangat lelah, kayak nya mandi pake air hangat segar nih." Ucap nya dalam hati.
Arin segera ke kamar mandi ia akan mengisi bak mandi dengan campuran air dingin dan panas, sampai suhu air yang di ingin kan. Setelah mengisi nya, ia menuangkan wewangian aroma terapi varian melati.
Ia merendamkan badan nya, dan hanya terlihat kepala nya di bak mandi. Karena terasa nyaman sekali, Arin sampai tertidur hampir 1 jam lama nya. Ia tersadar, saat seseorang mengetuk pintu kamar nya dengan kencang.
Tok..
Tok...
Tok...
"Aduh, siapa sih ganggu aku tidur." Ucap nya sambil membuka mata nya.
'Astagfirullah aku masih di kamar mandi, aduh kenapa bisa ketiduran sih.' Gerutu Arin.
Arin segera membilas badan nya dan memakai baju nya, setelah itu baru ia akan membuka pintu kamar nya. Dan ternyata, ibu yang mengetuk pintu tersebut. "Ada apa bu, mengetuk pintu kencang banget." Ucap Arin sedikit sewot.
"Itu, di luar ada teman kamu. Cepat keluar." Ujar ibu Sinta sewot karena sudah hampir 10 menit Arin belum keluar kamar.
"Memang yang di luar siapa, bu?" Tanya Arin penasaran.
"Itu di depan ada Kia, kata nya mau ngobrol sama kamu." ujar Ibu Sinta.
"Aku ganti baju dulu yah, Bu. Nanti, aku nyusul ke depan." Ujar Arin.
Arin segera berganti baju dan segera ke depan, untuk menemui teman nya. Sesampai nya di depan, Arin segera menemui Kia di ruang tamu. Di sana, Kia sedang berbincang dengan Ayah dan ibu nya.
"Kia, ada apa kemari?" Tanya Arin penasaran.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya mau tanya kamu jadi ngekos bareng aku ngga nanti?" Tanya Kia sambil tersenyum.
"Iya jadi, kapan mau cari tempat kos nya?" Tanya balik Arin.
"Bagaimana kalo besok kita mencari nya lebih dulu, biar nanti kita tinggal pindah saja." Ujar Kia tersenyum.
"Baik lah, besok berangkat pukul berapa?" Tanya Arin tersenyum.
"Jam 9 pagi saja, bagaimana?" Tanya Kia.
"Oke lah, kamu kesini yah besok. Kita naik motor aku saja." Ujar Arin.
Obrolan selesai, tidak lama kemudian Kia pamit pulang pada ayah dan ibu ku. Setelah berjabat tangan dan mencium tangan ibu dan Ayah ku, Kia segera pulang karena di depan sudah ada kekasih nya yang menjemput nya.
Rumah Kia hanya berjarak, sekitar 2 km dari rumah Arin. Kalo dengan memakai motor hanya, sekitar 10-15 menit. Setelah Kia pulang, Arin kembali ke kamar nya untuk melanjutkan tidur nya.
Pagi hari nya, Arin sudah di dapur untuk membantu ibu nya memasak. Hari ini Arin dan ibu nya memasak tumis kangkung, ayam goreng, sambel, sayur sop, tahu dan tempe. Sekitar 1 jam, mereka baru selesai memasak. Arin kembali ke kamar nya, untuk membersih kan diri nya.
Setelah itu mereka sarapan bersama ayah, ibu, kakak, dan adik nya. Kakak laki-laki Arin bernama Adrian kusuma, dan adik perempuan ku bernama Silvi putri.
"Kak, besok kalo mau pindah ke tempat kos, Silvi ikut yah." Ucap si bungsu tersenyum manis.
"Iya dek, nanti kamu juga ikut bareng ke sana sama ayah dan ibu juga." Ujar Arin tersenyum tipis.
"Yeh... beneran yah Bu, kita akan ikut nganterin Kakak ke kosan nya besok." Ucap si bungsu tersenyum senang.
Ayah dan ibu hanya menganggukkan kepala nya dan ikut tersenyum senang melihat tingkah si bungsu.
Selesai sarapan Arin segera membereskan meja makan, dan setelah itu ia mencuci piring. "Kak, kamu mau bawa bekal tidak untuk di perjalanan nanti." Ucap Bu Sinta pada anak perempuan nya.
"Tidak usah bawa bekal lah, Bu. Biar nanti kita beli saja di jalan." Ucap Arin menjelaskan.
"Baiklah, Kia ke sini jam berapa?." Ini sudah cukup siang loh. Ucap ibu Sinta.
"Mungkin sebentar lagi, Bu." Ucap Arin tersenyum tipis.
Tidak lama kemudian, terdengar suara klakson berbunyi cukup nyaring dari depan rumah. Arin dan keluarga nya bergegas keluar rumah, Arin melihat Kia di antar seorang pria.
Bersambung...
Siapakah pria yang mengantar Kia ke rumah Arin?
Tunggu jawaban nya di bab berikutnya....
Terima kasih atas dukungan nya untuk karya receh ini, semoga pembaca suka dengan alur cerita nya.
Mohon dukungan nya untuk karya ini dengan cari like, share, komen, saran, kritik, vote, dan gif berupa bunga bermekaran atau secangkir kopi manis
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments