Tidak lama kemudian, Kia keluar bersama ibu nya. "Udah nunggu lama Rin, Silvi?" tanya Kia tersenyum tipis.
Arin dan Silvi yang mendengar ada yang menyapa segera menoleh kan kepala nya ke belakang. "Belum kok Kia, paling baru lima menitan kita di sini." Ucap Arin balas tersenyum.
"Ya udah, yuk kita jalan sekarang saja nanti keburu sore." Ajak Kia.
"Ayo lah." Jawab Arin sambil menganggukkan kepala nya.
"Bu, Kia izin pergi ke taman kota yah bareng Arin dan Silvi." Izin Kia kepada ibu nya sambil mencium tangan ibunya.
"Iya, hati hati di jalan yah. Pulang nya, jangan terlalu sore yah." Ucap ibu Kia memberikan izin nya.
"Bude, Arin sama Silvi juga pamit yah." Ucap Arin sambil mencium tangan ibu Kia.
Setelah kepergian mereka, ibu Kia kembali duduk lagi di kursi teras. Beliau sedang menunggu suami nya pulang kerja.
Sesampainya di taman kota, mereka bertiga segera mencari tempat duduk. Kalau sore begini, taman kota ramai pengunjung. Kebanyakan mereka anak anak muda, tapi ada juga orang tua yang sedang mengasuh anak nya. Di taman kota juga banyak yang berjualan makanan, mainan dan ada juga wahana bermain anak anak.
"Kak, boleh tidak Silvi naik komedi putar?." Tanya Silvi sedikit memohon.
"Bagaimana yah?." Ucap Arin seperti orang yang sedang berpikir keras. Namun kemudian ia menganggukkan kepala nya seraya tersenyum.
"Kia, aku mau antar Silvi naik komedi putar. Kamu mau di sini, apa ikut aku?." tanya Arin serius.
Ayo lah, aku ikut saja. Disini juga, tidak ada teman ngobrol. Ucap Kia tersenyum.
Akhirnya, mereka bertiga berjalan bersama ke tempat wahana komedi putar. Tapi sebelum itu, mereka mampir membeli makanan dan minuman yang mereka lewati. Arin dan Silvi membeli jus mangga dan basreng, sedang Kia membeli jus jeruk dan kue onde onde mini.
Silvi terlihat sangat bahagia, saat ia menaiki wahana komedi putar. Arin pun mengabadikan momen tersebut, dalam sebuah foto dan video. Setengah jam kemudian, Silvi telah selesai menaiki wahana tersebut. Mereka kembali mencari tempat duduk, mereka akan memakan makanan yang tadi di beli nya.
"Kak haus, boleh Silvi minum jus mangga nya?." Tanya Silvi meminta izin.
"Boleh sayang, ayo kita duduk dulu di sana." tunjuk Arin pada bangku panjang yang kosong.
Mereka sudah duduk, dan sedang memakan makanan nya. Setelah lelah berjalan Silvi sudah mulai bosan, ia mulai merengek dan meminta pulang.
"Kak cape pulang, yuk." Ajak Silvi sambil terus merengek. Arin dan Kia hanya bisa menggelengkan kepala nya, melihat tingkah Silvi yang menggemaskan.
"Baiklah, mari kita pulang. Tapi sebelum itu, mari kita belikan jajanan untuk ibu di rumah." Ajak Arin kepada Silvi dan Kia. Mereka bertiga kompak membeli bakso beranak, Arin dan Kia memesan masing masing dua porsi.
Setengah jam kemudian, mereka sudah menerima pesanan bakso dan sudah membayar nya. Arin dan Kia, juga tidak lupa mengucapkan terima kasih pada penjual nya. Sesampainya di rumah Silvi segera masuk ke kamar nya, ia kelelahan karena bermain tadi. Sedang di dapur, ibu Arin tengah memasak untuk makan malam.
"Bu, ini Arin tadi beli bakso beranak di taman kota. Nanti kita makan sama sama yah, tadi Arin minta mie sama kuah nya di pisah." Ujar Arin seraya mengulurkan kantong kresek hitam berisi bakso.
"Kok beli bakso sih, Rin. Ibu kan sedang masak makanan kesukaan kamu. Tapi tidak papa, nanti kita makan bakso nya dulu baru kita makan malam." Ucap ibu Arin sambil tersenyum hangat.
Arin, menganggukkan kepala nya tanda setuju. Selesai memasak ibu, Arin dan Silvi segera memakan bakso tersebut setelah ibu memanaskan kuah bakso nya. Mereka sudah merasa lapar, karena memang makan malam masih satu jam lagi. Mereka, biasa makan malam pukul setengah delapan malam.
Selesai makan bakso mereka melaksanakan sholat Maghrib, karena memang sudah memasuki waktu sholat. Selesai sholat Arin dan Silvi membaca Al-Qur'an, mereka bertadarus Al-Qur'an dari juz satu sampe juz tiga.
Ayah Elang pulang dari kantor sekitar pukul setengah tujuh malam, beliau segera masuk ke dalam kamar nya untuk membersihkan diri. Dan setelah itu, beliau melaksanakan sholat Maghrib. Ayah keluar dari kamar nya saat azan isya berkumandang, beliau akan pergi ke masjid terdekat untuk melaksanakan sholat isya berjamaah.
Selesai sholat isya, ibu dan Arin menyiapkan makanan di atas meja makan. Kak Adrian juga belum lama sampai rumah, ia habis bimbingan skripsi di rumah dosen. Yang memang jarak rumah dan rumah dosen itu lumayan jauh, kak Adrian mengejar wisuda tahun depan.
Tepat pukul tujuh lebih dua puluh menit ayah sampai di rumah, beliau segera bergabung di meja makan dengan istri dan anak-anaknya. Selesai makan malam, mereka berkumpul di ruang keluarga. Mereka akan menceritakan kegiatan mereka hari ini, seperti apa yang di lakukan hari ini? Ada kejadian apa hari ini? Habis pergi dari mana dan kemana hari ini?.
"Ayah, tadi kak Arin dan Silvi habis dari taman kota bareng kak Kia. Di sana aku naik komedi putar dan juga main ke istana bola, aku juga membeli banyak jajanan dan minuman." Ucap Silvi panjang lebar dengan hati yang gembira.
"Oh..yah, Silvi dari taman kota? Tadi mampir ngga ke tempat bude Yani, kan rumah nya dekat dengan taman kota?." Tanya ayah Elang penasaran.
"Maaf yah, kita tidak sempat mampir ke rumah bude. Pas lewat depan rumah bude sepi sekali, yah." Ucap Arin sendu sambil menunduk kan kepala, ia sedikit merasa bersalah.
"Ya sudah tidak apa-apa, tapi lain kali kalo lewat sana mampir yah. Kasihan bude sekarang hidup sendiri, setelah kepergian paman Tejo. Sedang anak anak mereka tinggal jauh dari rumah bude Yani." Ucap ayah Elang panjang lebar.
"Baik, yah." ucap mereka bertiga kompak. Malam semakin larut, semua anggota keluarga masuk ke kamar masing masing. Mereka mengistirahatkan badan mereka, setelah seharian beraktivitas.
Tidak terasa seminggu telah berlalu, hari ini Arin akan pergi ke taman kota lagi. Ia hanya pergi sendiri, ia sudah buat janji dengan sahabat SMA nya. Sesampainya di taman kota, Arin mencari keberadaan Adam.
Adam yang sudah sampai duluan segera mencari tempat duduk dan tinggal menunggu Arin datang. Hai .. Dam, udah lama nunggu nya? tanya Arin tersenyum tipis.
Adam yang mendengar nama nya di panggil, segera mencari asal suara yang di rindukan. Ia tersenyum dan segera melambaikan tangan nya, Arin segera menghampiri Adam di tempat ia duduk. "Belum paling baru sepuluh menitan lah aku di sini." Ucap nya riang.
Mereka duduk berhadapan di kursi taman, banyak yang mereka bicarakan. Di antara nya, tentang kabar, suasana di negara tempat Adam menimba ilmu, dan sekarang di sana sedang musim apa.
Bersambung....
Terima kasih atas semua dukungan nya untuk karya ini. Tetap dukung karya ini dengan cara like, komen, follow, vote dan juga hadiah berupa kopi yang manis atau sebuah iklan.
*****Salam Pejuang Receh*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments