"Hahahah sorry sorry.. Kami terbawa suasana sampai lupa ada ente disini" kata gus Afnan
"Hmm iyaa iyaa" jawab gus Arkan
"Yaudah ana balik ke asrama dulu yaa.. Gus, tolong jangan sampai ada yang tau kalau gus sudah mengkhitbah ana.. Nanti patah hati sepesantren lagi.. Hihi" canda Shahia
"Siap tuan puteri" kata gus Afnan
Kini Shahia menuju asramanya, dia merasa sangat lelah.. Setelah sampai dikamarnya, dia langsung merebahkan tubuhnya hingga tertidur..
"Shahia.. Shahia.. Kum Shaa.. Udah maghrib ayoo ke mesjid jamaah" kata Nida
"Hmm duluan aja"
"ente kenapa? maridh?" tanya Nida
"Gak ko.. Cuma sedikit pusing aja" jawab Shahia
"Yaudah ana awalan yaa" kata Nida
Selepas shalat Maghrib, para santri bertadarus Al-Quran, setiap santri sudah mendapatkan guru pembimbingnya.. Suasana menjadi adem, tenang, dan damai..
Disisi lain, disebuah kamar Shahia masih saja bergelit dengan fikiran dan hatinya.. Dia tidak ragu akan cintanya gus Afnan kepada dia.. Tapi dia takut Hasna tidak bisa menerima nantinya kalau Hasna tau ternyata Shahia sudah bertunangan dengan gus Afnan.
"Apa sebaiknya aku ngomong yang sebenernya yaa sm Hasna? tapi aku jg gak mau orang orang pada tau hubunganku dengan gus Afnan" batin Shahia
Tok.. Tok.. Tok
Cklek
"Ehh Umi.. Assalamualaikum Umi.. Ada apa yaa ke kamar Shahia?" tanya Shahia
"Wa'alaikumussalam.. Ko Shahia gak ke masjid? Umi nyariin kamu sha.. Umi mau ngajakin kamu makan dirumah.. Kata Umi kamu, kamu suka sama ayam balado kan.. Nah itu Umi masak" kata Umi istri Abah
"Ahh iya Umi.. Haduh jadi ngerepotin" kata Shahia
"Gak dong buat calon mantu mah.. Yukk sekarang kerumah.. Nanti gak enak kalau diliat santri lain cuma kamu doang yang diajak" kata Umi
Saat tiba di rumah Umi, Shahia membantu Umi menyusun semua lauk diatas meja makan..
Umi dan Shahia makan malam bersama tanpa Abah..
"Assalamualaikum.. Eehh ada calon istri" kata Gus Afnan
"Kamu tuh ngeledekin aja.. Kesian tuh calon mantu Umi mukanya merah malu" kata Umi
"Lanjut deh makannya" kata gus Afnan
"Kamu gak makan nak?" tanya Umi
"Nanti saja mi.. Afnan mau ngaji kitab dulu dengan beberapa ustadz pengabdian" jelas Afnan
"Hmm yasudah" kata Umi
Saat Shahia dan Umi sedang makan sambil berbincang bincang.. Ada seorang ustadzah yang masuk ingin menemui Umi, namun saat melihat ada Shahia dia mengurungkan niatnya dan balik ke pondokkan lagi.
"Sha.. Tolong anterin ini yaa ke kamar para ustadzah.. Umi lg masak banyak, bawa buat mkn malam mereka gih" kata Umi
"Baik Umi.. Yaudah kalau begitu Shahia sekalian pamit yaa" kata Shahia
Tok .. Tok.. Tok
"Assalamualaikum ustadzah.. Ini ana Shahia"
"Wa'alaikumussalam masuk sha" jawab ustadzah Uca
"Ustadzah ana disuruh Umi ngasih lauk ini untuk makan malam para ustadzah" kata Shahia
"Syukron yaa sha" kata ustadzah uca dijawab dengan anggukan dan senyum oleh Shahia
"Sha.. Tunggu" kata ustadzah meisyah
"Ya limadza ustadzah?" tanya Shahia
"Tadi ente di rumah Umi makan yaa? keliatannya akrab banget sha sama Umi.. Ada hubungan apa ente?" tanya ustadzah meisyah
"Ya hubungan antara santri dan nyai (istri kiyai) " jawab Shahia
"Hmm gak yakin ane" kata ustadzah meisyah
"Ane pamit dulu ya ustadzah.. Selamat makan.. Assalamualaikum" pamit Shahia
Shahia berjalan kearah kamarnya.. Saat ia tiba dikamar para temannya sedang berbicara dan bercerita..
"Kalian gak belajar? besok setoran alfiyyah loh" kata Shahia
"Tenaaang.. Sudah di hafal ko" kata Muti
"Iyaa tenang aja kami sudah menghafalnya.. Walau cuma beberapa bet doang sii hehe" saut Ratna
"Evi mah gak perlu ngehafal" ucap Evi
"Evi udah lancar emangnya?" tanya Shahia
"Mana hafal.. Evi sengaja gak ngehafal biar bisa dihukum ngehafal di kelas banin.. Hehe" jawab Evi
"Dihhh Evi.. Stres nih anak.. Hahahaha" kata Muti
"Kalau Hasna mah gak mau di melas banin.. Maunya diruangannya gus Afnan" kata Hasna
Krik.. Krik.. Kriik..
"Ahh sudah sudah cepet lancarin sana hafalan kalian" kata Nida
Nida sempat menoleh kearah Shahia.. Dia tau temannya itu pasti cemburu mungkin bisa di bilang kesel juga akan perkataanya Hasna.. Maka dari itu langsung Nida alihkan percakapan tadi..
"Sabar shaa ini ujian buat mu" batin Nida
"Secinta itukah Hasna kepadamu gus" batin Shahia
Hari semakin larut,, Shahia terbangun dari tidurnya lalu mengambil air wudhu untuk melaksanakan Shalat Tahajud.. Disisi lain, seorang pria pun juga sama.. Mereka mengucap ampun dan berdoa..
"*Ya Allah.. Takdir ku Engkau lah yang menentukan" batin gus Afnan
"Maut, rezeki, jodoh ku semua sudah Engkau gariskan ya Allah" batin Shahia
"*Jika memang dia ditakdirkan untukku, mudahkan segala nya ya Allah" batin gus Afnan
"*Hamba tau, semakin besar cobaan semakin besar pula kebahagiaan yang engkau berikan" batin Shahia
"Persatukan kami dalam ikatan halal nan suci yang Engkau ridhoi ya Allah" batin gus Afnan
"Hindari hal hal yang membuat kami menjadi jauh.. Apalagi jauh terhadapmu ya Allah" batin Shahia
"Engkau maha pengasih lagi maha penyayang.. Hamba ingin merasakan indahnya mencari pahala bersama seseorang yang engkau takdirkan ya Allah" batin gus Afnan
"Persatukan hamba dengan seseorang yang kau takdirkan untuk menyempurnakan agama kami ya Allah"batin Shahia
"Aamiin ya Rabbal Alamain" batin Shahia dan gus Afnan***
Terkadang, apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.. Dan kadang hal yang kita takutkan tidak terjadi pada diri kita.. Hanya bisa berdoa dan pasrah akan ketentuannya.. Menerima apa yang telah di takdirkan..
Ya begitulah yang dirasa Shahia, dia menginginkan seseorang, tapi dia takut tidak bisa memilikinya.. Tapi dia juga tidak bisa memutuskan sendiri, karena mungkin bisa saja apa yang dia takutkan tidak pernah terjadi..
Hanya sabar dan sabar yang bisa Shahia lakukan..
Kata orang, semakin tinggi pohon, semakin besar pula angin yang berhembus.. Begitupun dengan hubungan.. Semakin hari semakin serius, maka semakin banyak pula krikil krikil jahat yang menghadang..
Mereka harus yakin akan cinta yang telah mereka bangun.. Mereka harus yakin bahwa mereka bisa melalui itu semua..
Itu baru godaan kecil yang menghadang, pasti nnti akan ada godaan yang lebih besar lagi dari pada ini..
Ini baru masa pertunangan, bagaimana nanti disaat mereka sudah berumah tangga..
Sekarang kuncinya adalah di Afnan, apakah dia akan tergoda dengan hal ini atau tidak?
Kalau disaat seperti ini dia sudah tergoda bagaimana dengan nanti saat telah berumah tangga? dia yang akan menjadi nahkodanya.. dia yang menentukan akan membawa kapal dan para awaknya kemana..
Mereka sama sama berdoa semoga mereka dapat melalui masa ini..
Bersambung..
Terimakasih yang sudah membaca.. Maaf kalau banyak typo.. Hihi 😁
Dukung author terus yaa dengan cara like, komen dan vote..
Jangan lupa tambahkan menjadi favorite yaa agar bisa tau update episode selanjutnya..
Maaciw.. 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Rima Irmayani
seneng bgt aku,,adem kayanya,,, dua-duanya Istiqomah,,,,
2021-10-18
0
Mala Mala Sdj
Memang setiap penghianatan itu kuncinya di laki, kuat iman atau tdk melepas janji
2021-09-29
0
Yasmine Latifah
Saya suka ceritanya, suasana di pesantren, jdi inget waktu dlu di Tsanawiyah...aku udah like and fav ya Thor, salken dri "Akhir Cinta Pertamaku" 🤗👌
2021-08-08
9