Hahahaha.
Di Jam istirahat Setelah semua mendapatkan bagian minuman mereka masing-masing suasana menjadi sangat ramai, Hero tidak ada di ruangannya dan mereka bebas jika ingin tertawa se suka mereka.
" Terima kasih Mel, kamu sudah mentraktir kami, maaf soal semalam," ucap Aldo.
"Tidak masalah, berkat kalian yang tidak datang aku menemukan dua orang, satu iblis bermata 2 dan yang satunya Malaikat Tanpa Sayap," sahut Melinda.
"Sebenarnya mungkin ini adalah terakhir kalinya aku mentraktir kalian semua," sambung Melinda mengejutkan semua orang termasuk nanda yang berada di sampingnya.
"Gila kenapa Mel? Kenapa kamu tidak memberitahu apapun padaku tentang itu," ucap Nanda cepat.
"Sebenarnya aku ingin resign akhir bulan setelah bayaran, tapi semalam semuanya sudah berubah, berkat pria itu aku juga sudah menemukan perusahaan baru yang bisa menerima kemampuanku tentu saja dia juga orang yang sangat baik tidak seperti seseorang yang kita kenal selama ini," ucap Melinda.
"Jadi kamu akan pindah ke perusahaan itu?" tanya Lara.
"Benar, kalau kalian juga mau pindah ke sana mungkin aku bisa merekomendasikannya pada pria itu, tapi jika kalian ingin tetap berada di sini kalian harus bersemangat," ucap Melinda membuat semua karyawan malah terduduk lemas.
Bagaimana mereka semua mau bersemangat kalau sedikit-sedikit ancaman yang akan mereka terima adalah potong bonus bulanan mereka, Selain itu Siapa juga yang mau tetap berada di sana Jika memiliki seseorang yang jahat seperti Hero.
"Mel Berjanjilah kamu harus membantu kami jika ada lowongan di perusahaan baru nanti," ucap Rani.
"Tentu saja, aku berjanji pada kalian untuk itu," sahut Melinda.
"Karena ini sudah masuk jam kerja kita lebih baik diam," ucap Melinda.
Nadia yang mendengar semua perkataan Melinda bergegas kembali ke dalam ruangannya, Hero tidak ada di kantor jadi dia tidak mendengar apa yang dibicarakan semua karyawan sebagai adik yang baik tentu saja dirinya harus memberitahunya.
"Ada berita baru." Nadia langsung mengirim pesan pada Hero.
Di tempat lain hero yang membaca pesan Nadia hanya mengabaikannya, Hero berpikir Nadia hanya ingin bergosip sama seperti karyawan-karyawannya yang lain.
"Kamu tidak balas? apa Kakak tidak penasaran berita apa yang ingin aku katakan?" tanya Nadia kembali mengirim pesannya.
Seperti tidak menghiraukan pesan dari adik angkatnya itu Hero malam menyandarkan tubuhnya menunggu pesanan makan siangnya datang, Hero berpikir Memangnya berita seperti apa yang bisa dikatakan adiknya kalau bukan berita murahan.
"Wanita itu mau resign hari ini."
setelah membaca pesan terakhir dari Nadia Hero langsung duduk tegak dan menelepon adiknya itu, jika hanya berbalas pesan itu sangat lama lebih baik adiknya memberitahukannya secara langsung dengan begitu mereka bisa dengan jelas mengatakan dan mendengar semuanya.
"Cepat katakan berita apa yang kamu maksud?" tanya Hero yang langsung ke intinya walau sudah mengetahui berita seperti apa yang akan dikatakan adiknya.
"Sepertinya aku tadi juga sudah menuliskannya, apa Kakak tidak membacanya?" ucap Nadia.
" Jangan banyak bertanya cepat katakan saja," sahut hero yang terlihat sangat kesal karena adiknya memutar-muter perkataannya.
"Aku mendengar semua yang dibicarakan wanita itu pada karyawan lainnya, dia mengatakan kalau tadi malam bertemu iblis bermata dua dan Malaikat Tanpa Sayap, jenis permata dua yang dimaksud adalah kamu sedangkan Malaikat Tanpa sayap yang dimaksud adalah pria yang datang ke kantor tadi pagi," ucap Nadia.
"Lalu apa hubungannya pria itu dengan dia yang mau resign?" tanya Hero.
"Dia mau resign karena mau pindah ke kantor pria itu, dia bahkan merekomendasikan karyawan lain jika ingin pindah ke kantor baru yang ingin dimasukin nya," ucap Nadia.
"Dia juga mengatakan kalau sebenarnya dia berniat berhenti akhir bulan tapi karena semalam bertemu dengan pria itu dia berubah pikiran dan berhenti lebih cepat, dia berharap tidak memiliki Bos sepertimu lagi setelah ini," sambung Nadia.
Tut tut tut.
Tepat setelah Nadia mengatakan semua yang ingin dikatakannya telepon terputus, Hero yang sudah tidak berselera untuk makan langsung meninggalkan restoran dan bergegas kembali ke kantor.
Hero menatap Melinda sambil berjalan lalu masuk ke dalam ruangannya, Hero menghampiri Nadia yang masih sama seperti posisinya sebelumnya, kepalanya ditaruh di atas meja sedangkan matanya terus melihat ke arah ponselnya.
"Kakak kenapa kembali lagi?" tanya Nadia.
"Jangan banyak bertanya, Panggil Melinda kemari Aku ingin bertanya sesuatu padanya secara langsung," ucap Hero.
"Heeeeh, apa Kakak berpikir jika Kakak memanggilnya dia akan berubah pikiran dan tidak Jadi resign?" tanya Nadia lagi.
"Sudah kubilang jangan banyak bertanya, cepat saja lakukan seperti yang aku minta," ucap Hero.
"Cih baiklah," sahut Nadia yang dengan malas-malasan langsung berjalan pergi.
Tak tak tak.
Sesampainya di meja Melinda Nadia Menarik nafas panjang, Nadia meminta Melinda ikut ke ke ruangan Hero karena Hero ingin berbicara sesuatu padanya.
"Tapi ada apa? jika aku ada kesalahan Aku akan minta maaf karena aku akan segera pergi," ucap Melinda.
" Aku tidak tahu tapi Pak Hero yang ingin bertemu dengan mu, kamu bisa bertanya padanya," sahut Nadia.
"Haaaah baiklah," ucap Melinda yang langsung bangkit berdiri dan berjalan ke arah ruangan Hero.
tok tok tok.
Melinda mengetuk pintu ruangan hero yang masih tertutup, Melinda sebenarnya sangat malas bertemu dengan Hero di jam-jam terakhirnya berada di kantor.
"Masuklah," ucap Hero dari dalam.
"Permisi Pak, Ada apa memanggil saya datang kemari?" tanya Melinda.
"Duduk dulu," ucap Hero pelan.
"Aku dengar kamu mau resign hari ini?" tanya Hero.
"Benar, aku juga sudah mengajukannya ke HRD," ucap Melinda.
"Kenapa kamu tiba-tiba ingin resign?" tanya Hero.
" Bapak mau saya menjawab jujur atau berbohong?" tanya Melinda balik.
"Tentu saja yang jujur kenapa juga aku ingin mendengar perkataan berbohong dari seseorang," ucap Hero.
"Baiklah, kalau begitu aku akan mengatakan Yang Sejujurnya aku harap bapak tidak marah," sahut Melinda.
"Bukan hanya aku semua karyawan juga pasti akan berpikir untuk berhenti karena yang Bapak lakukan saat ini, Bapak selalu mengancam akan memotong bonus kami dan semua yang kami lakukan akan salah di mata bapak," ucap Melinda.
" Kami ingin sarapan tidak boleh padahal jam masuk kerja juga belum dimulai, selesai makan siang Bahkan kamu tidak boleh berbicara sama karyawan lainnya padahal jam istirahat juga belum berakhir," sambung Melinda.
"Lebih tepatnya bapak itu terlalu egois mentang-mentang Bapak adalah CEO di perusahaan ini, aku dan karyawan lain sadar diri karena kami hanya karyawan kecil berbeda dengan bapak, Tapi tetap saja perlakukan seperti itu tidak mengenakkan bagi kami," ucap Melinda lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments