Di dalam kamarnya Melinda masih meringkuk air matanya terus menetes, Melinda kecewa dengan Ayahnya walau begitu dirinya tidak membenci Ayahnya, tapi tetap saja Melinda tidak ingin menemui ayahnya untuk saat ini.
"Ayah," gumam Melinda sambil menutup wajahnya dengan bantal.
Tok tok tok.
Suara ketukan pintu kamar Melinda terus terdengar, Melinda yang awalnya enggan untuk membuka pintu memantapkan hatinya berjalan pelan ke arah pintu dan membukannya.
Melinda menatap Ayahnya yang duduk di lantai sambil menangis, tak tega melihat sang Ayah yang bersedih Melinda langsung memeluknya.
"Maafin Melinda Yah," ucap Melinda masih memeluk Ayahnya.
"Tidak Nak Ayah yang salah, Ayah merasa bersalah padamu tidak seharusnya Ayah menyuruhmu kencan buta, Ayahmu ini hampir membuatmu ternodai, ayahmu ini sangat tidak berguna maafkan ayah Nak jangan membenci ayahmu ini karena hanya kamu yang ayah miliki sekarang," sahut Ayah Melinda, air matanya terus mengalir deras di pelukan Melinda.
Jeeeeeedddaaaarr.
Suara halilintar yang di sambut turun hujan seakan mengiringi tangis Melinda dan ayahnya, Melinda tau dan tidak bisa memungkiri bahwa itu memang salah Ayahnya, tapi sebagai Anak Melinda tidak ingin Ayahnya merasa bersalah padanya.
"Tidak apa Ayah, Melinda baik-baik saja pria itu tidak sempat menyentuhku," ucap Melinda.
"Iya, walau begitu tetap saja semua hampir terjadi karena Ayah, apa lagi kamu diselamatkan olehnya," sahut Ayah Melinda.
"Ayah harus jelaskan sama Melinda Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Ayah sangat membenci Hero," ucap Melinda.
Ayah Melinda menatap Melinda tak percaya, bagaimana bisa Anaknya mengetahui nama Anak wanita jahat itu. Walau dirinya benar-benar merasa sangat bersalah pada putrinya Ayah Melinda tidak bisa memberitahu siapa Hero sebenarnya.
"Kamu bagaimana bisa tau namanya?" tanya Ayah Melinda.
"Ayah jelaskan saja," sahut Melinda mendesak Ayahnya.
"Tidak, Ayah tidak bisa menjelaskannya," ucap Ayah Melinda yang langsung berdiri dan berjalan pergi.
Melinda hanya menatap Ayahnya yang berjalan pergi meninggalkannya, seribu pertanyaan masih tersirat di wajahnya.
Kriiiiiiiing kriiiiiiiing kriiiiiiiing.
Ponsel Melinda yang berada di atas kasur terus berdering, Melinda yang beranjak berdiri langsung mengambil ponselnya dan mengangkat telepon dari nomor tanpa nama.
"Hallo ini siapa," tanya Melinda.
"Ini aku, bagaimana keadaanmu?" tanya Hero.
"Pak Hero, aku baik-baik saja. Terima kasih sudah menolongku," sahut Melinda.
"Itu bukan apa-apa, baguslah kalau kamu baik-baik saja. Sementara kamu cuti saja dulu aku yang akan membantumu meminta izin," ucap Hero.
"Terima kasih Pak," sahut Melinda.
***
Di rumah sakit jiwa semua suster kebingungan mencari Ibu Hero. Baru tadi pagi Ibu Hero ada dan berprilaku normal, saat ditinggal sebentar oleh para suster Ibu Hero telah pergi entah kemana.
Dokter rumah sakit jiwa langsung menghubungi Hero mengabarkan bahwa Ibunya kabur, mendengar kabar buruk seperti itu tentu saja membuat Hero merasa sangat khawatir.
Prrrrraaaaaaank.
Hero membanting beberapa barang yang ada di sampingnya, bagaimana Ibunya bisa pergi begitu saja dan menyalahkan pihak rumah sakit jiwa yang sama sekali tidak bisa menjaga ibunya, Bagaimana jika nantinya ibunya malah dalam bahaya saat berada di luar dan jika itu terjadi pihak rumah sakit jiwa harus bertanggung jawab atas tuntutannya.
"Aaaaaaaah, bagaimana cara mereka bekerja, menjaga Ibuku saja tidak bisa," teriak Hero.
Di tempat berbeda Ibu Hero yang masih hafal jalan rumah Melinda langsung berjalan ke sana. Ibu Hero menghentikan langkahnya sejenak lalu tertawa tiba-tiba.
"Sandiaga di mana Anak ku, Hehehehe," teriak Ibu Hero.
Mendengar suara teriakan Ayah Melinda bergegas keluar kamarnya, Ayah Melinda membuka pintu rumahnya sambil membawa pisau dapur yang sengaja di ambilnya.
Suara ibu Hero sangat dihafal oleh ayah Melinda, tentu saja dirinya tidak akan membiarkan anaknya Bertemu dengan wanita seperti itu.
"Wanita jahat berani sekali kamu datang kemari," teriak Ayah Melinda.
"Hehehe, di mana Melinda aku ingin bertemu dengannya, Putri ku di bumi ini datang keluarlah," sahut Ibu Hero sambil tersenyum sendiri.
"Pergi, pergi dari rumahku," ucap Ayah Melinda.
Keributan yang di dengar Melinda membuatnya keluar kamar, Melinda berhenti di belakang Ayahnya dan memperhatikan seorang wanta yang baru saja memanggil namanya.
"Ayah ada apa? siapa Ibu itu?" tanya Melinda.
"Masuk Mel, tidak perlu kamu menghiraukan dia," sahut Ayah Melinda.
"Melinda ini aku Ibu Mega, Aku Ibu tirimu," ucap Ibu Hero dengan bangga.
"Ibu tiri, Ayah apa maksudnya ini," sahut Melinda kebingungan.
"Aku yang menjagamu waktu kecil bersama Anakku, apa kamu ingat aku menyuruhmu membersihkan rumah, mencuci piring dan mencuci bajumu sendiri," teriak Ibu Hero.
Mendengar perkataan Ibu Hero Melinda merasa sangat sakit kepalanya, rasa sakit yang sangat kuat membuat Melinda pingsan di tempat.
"Nak bangun Nak. Ayah akan membawamu ke rumah sakit sekarang," ucap Ayah Melinda.
"Melinda kamu kenapa?" tanya Ibu Hero memiringkan kepalanya.
"Pergi kamu, semua gara-gara kamu. Jangan sampai aku melihatmu lagi atau aku akan menbunuhmu," teriak Ayah Melinda sambil menggendong Anaknya.
Ayah Melinda yang menggendong Melinda berpapasan dengan Hero, Hero yang kaget melihat Melinda di gendong Ayahnya langsung menepuk pundak Ayah Melinda.
"Kenapa dengan Melinda?" tanya Hero.
"Tidak perlu hiraukan kami, bawa saja Ibumu itu pergi dia semakin membuat Anakku tertekan," sahut Ayah Melinda bergegas pergi.
Hero berjalan menuju rumah Melinda, benar saja sampai di sana Hero melihat Ibunya yang terduduk kebingungan. Ibu Hero tersenyum sendiri melihat Hero yang datang dan mendekat ke arahnya.
"Ibu kenapa kabur Bu," ucap Hero.
"Hehehehehe, dia sudah besar. Tapi kenapa dia tidak mengingatku, aku kan yang selalu menyuruhnya agar tidak salah menjadi seorang wanita," sahut Ibu Hero.
Hero mengangkat Ibunya berjalan ke mobilnya, Hero tau semua yang dilakukan Ibunya dulu bukan karena tidak menyukai Melinda tapi untuk kebaikan Melinda sendiri.
Ibu Hero memiliki Adik perempuan yang sama sekali tidak tau caranya mencuci baju, mencuci piring bahkan bersih-bersih rumah. Semua karena Adiknya terlalu dimanja oleh orang tuannya, hingga setelah menikah Adiknya yang tidak bisa apa-apa itu malah diperlakuan seperti budak hingga Adiknya pun bunuh diri.
Ibu Hero yang saat itu tau Ayah Melinda memiliki Anak perempuan sudah bertekad dari awal, dirinya tidak akan membiarkan kejadian seperti itu terjadi pada Melinda walau hanya Anak tirinya.
Walau Semua demi kebaikan Melinda jika sudah besar tetap saja semua seperti salah didikan, ibu Hero bahkan tidak menyadari Jika waktu itu Melinda Hampir mati karena pekerjaan yang dimintanya.
"Lain kali Aku ingin bertemu lagi dengannya, Aku ingin berbicara berdua dengannya, hehehehe," ucap ibu Hero sambil tertawa sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments