Ada Apa Sebenarnya?

Tak mendapat jawaban semalam membuat Melinda gelisah, Melinda sangat ingin tau siapa pria tampan yang kemarin datang ke rumahnya itu, kenapa Ayahnya sampai semarah itu pada pria yang bahkan Melinda tidak ketahui namanya, lalu dari mana pria itu tahu namanya kenapa mereka seperti sangat dekat sebelumnya.

Terdiam cukup lama membuat Melinda melupakan sesuatu, Melinda terus memandang keluar jendela memikirkan semua yang terjadi semalam saat bertanya pada Ayahnya.

"Selamat ulang tahun Ayah, semoga Ayah selalu panjang umur, semoga Tuhan selalu menjaga ayah sampai Melinda bisa memberikan kebahagiaan untuk ayah," ucap Melinda yang baru melihat sang Ayah meniup lilin berangka 60

"Terima kasih Nak, kamu sudah bersusah payah setiap tahun merayakan ulang tahun Ayah, ayah mau terharu tapi tidak bisa karena hampir setiap tahun kamu selalu melakukannya," sahut Ayah Melinda sambil memotong kue buatan Melinda dan menyuapkannya ke Putri satu-satunya itu.

"Asal Ayah bahagia Melinda tidak keberatan melakukan apa saja termasuk membuat kue ulang tahun untuk ayah, Melinda tidak berharap Ayah terkejut tapi lebih bagus lagi kalau ayah pura-pura terkejut," ucap Melinda sambil tersenyum.

"Baiklah, tahun depan Jika kamu menguatkanku kue lagi buat ayah ayah akan berpura-pura terkejut kalau perlu ayah akan melompat ke belakang sampai 100 meter, dengan begitu Putri ayah akan merasa sangat terharu karena usahanya berhasil," sahut Ayah Melinda.

"Hahahaha, ayah bisa saja," ucap Melinda merasa terhibur dengan perkataan Ayahnya.

"Oh ya Yah, siapa pria tadi?" tanya Melinda.

Ayah Melinda langsung menaruh kue yang baru mau dimakannya dua suap itu, terlihat ekspresinya berubah seketika dan tidak senang karena Putrinya bertanya padanya tentang anak wanita itu.

"Apa aku mengenal pria itu? kenapa dia tau namaku," sambung Melinda semakin membuat ayahnya terlihat marah.

"Kamu hanya perlu mengingat perkataan ayah, kamu tidak mengenalnya dan sama sekali tidak pernah mengenalnya, bahkan Ayah saja tidak mau kamu mengenalnya," sahut Ayah Melinda yang terlihat kesal dan mengepalkan tangannya.

"Jangan tanya lagi tentang dia, Ayah jadi tidak berselera memakan kue buatan mu," sambung sang Ayah.

Melinda terdiam menatap Ayahnya yang memotong kue menjadi potongan sangat kecil, Ada apa sebenarnya kenapa Ayahnya sampai seperti itu pikir Melinda berulang kali tapi tidak bisa berkata apa-apa lagi karena ayahnya sudah berkata seperti itu.

"Woy Mel, semua karyawan disuruh berkumpul kamu mau gajimu dipotong," ucap Nanda salah satu teman satu kantor Melinda.

Melinda tiba-tiba teringat apa yang dilupakannya, hari ini adalah hari pengenalan Ceo baru di perusahaannya siapa yang tidak kelihatan di tempat berkumpul akan dipotong gajinya, begitu ucap atasan Melinda sebelumnya

Tak ingin gajinya dipotong Melinda bergegas ke ruangan yang sudah ditentukan, sampai di dalam ruangan yang memang lebih besar dari ruangan lainnya terlihat hampir semua karyawan telah ada di sana dan hanya dirinya dan temannya yang baru datang.

"Apa semua sudah datang, jika ada yang tidak datang gaji akan dipotong sesuai kesepakatan," ucap Pak Jun Direktur perusahaan tempat Melinda bekerja.

"Sudah Pak," sahut karyawan serentak.

"Kita mulai saja, Pak Hero silahkan masuk dan memperkenalkan diri " ucap Pak Jun matanya menatap pintu yang ada di sampingnya.

Tap tap tap.

Semua karyawan menatap seorang Pria tampan yang baru saja memasuki ruangan dan berdiri menghadap semua karyawan. Hampir semua karyawan wanita melotot, bahkan ada yang hampir pingsan setelah melihat CEO baru mereka.

"Perkenalkan namaku Hero CEO baru perusahaan ini, Visi ku Tekun bekerja Misiku menghasilkan uang sebanyak-banyaknya," ucap Hero yang langsung disambut tepukan tangan.

Ploook ploook ploook.

Melinda yang duduk di bagian belakang masih tidak percaya apa yang dilihatnya, bagaimana bisa pria kemarin ada di kantornya dan akan menjadi CEO baru di perusahaannya.

"Ahhh, aku jadi benar-benar ingin tau dia siapa, tapi tidak mungkin aku bertanya pada orang penting di perusahaan sepertinya, apa lagi wajahnya terlihat sangat galak," dalam hati Melinda.

"Cukup sekian dan bubar," ucap Hero matanya menatap Melinda yang hanya menundukkan kepalanya.

"Adikku ternyata bekerja di sini, aku ternyata tidak menyesal mengambil keputusan," dalam hati Hero sambil tersenyum sendiri.

Melihat semua karyawan keluar Hero berbisik pada Pak Jun, Pak Jun menganggukkan kepalanya mengiyakan permintaan Hero begitu saja, walau sebenarnya pak Jun ingin bertanya kenapa Hero meminta Melinda datang ke ruangannya.

"Melinda kamu ke ruangan ku," ucap Pak Jun menatap tajam Melinda yang baru ingin duduk.

"Tapi kenapa Pak?" tanya Melinda.

"Tidak perlu bertanya, cepat aku tidak mau menunggu lama," sahut Pak Jun berjalan ke arah ruangannya.

Semua karyawan lain menatap Melinda, mereka tau orang seperti apa Pak Jun itu Melinda dipanggil pasti karena memiliki kesalahan yang fatal, kemungkinan terbesar Melinda pasti akan dipecat.

"Permisi Pak," ucap Melinda di depan pintu.

"Masuklah," sahut suara dari dalam ruangan.

Mendengar suara yang berbeda dari dalam ruangan Melinda mengernyitkan dahinya berpikir, Melinda sangat yakin yang ada di dalam ruangan pasti bukan Pak Jun.

"Hay, bagaimana kabarmu," ucap Hero sambil tersenyum.

Melinda yang sudah bisa menduga sebelumnya hanya terdiam, haruskah dirinya minta maaf tentang kemarin sebelum dipecat.

"Kenapa diam saja?" tanya Hero.

"Aku minta maaf soal Ayahku tolong jangan pecat aku," sahut Melinda sambil menundukkan kepalanya meminta maaf bersungguh-sungguh.

"Apa aku bilang kalau aku akan memecat mu? kapan Aku mengatakan seperti itu?" tanya Hero menatap Melinda.

Melinda hanya menggelengkan kepalanya, kalau bukan mau dipecat lantas untuk apa dirinya dipanggil pikir Melinda. Apalagi orang yang ada di depannya terlihat sangat galak seperti ingin memakan orang saja.

"Kalau begitu kembali saja bekerja, setelah semua pulang kerja nanti temui aku," ucap Hero matanya terus menatap Melinda yang hanya menundukkan kepalanya.

Tanpa menjawab Melinda bergegas keluar ruangan, pikirkannya menjadi tidak karuan memikirkan setelah pulang kerja nanti apa yang ingin dikatakan pria itu.

:

Deg deg deg.

Detak jantung Melinda berdegup sangat cepat dirinya tidak tahu harus melakukan apa, Melinda juga tidak tahu apa sekiranya yang ingin dikatakan pria itu kalau bukan ingin memecatnya.

"Tunggu, bukankah itu kesempatan untukku bertanya," ucap Melinda menghentikan langkahnya.

"Melinda apa yang sudah kamu perbuat sampai pak Jun memanggilmu, Sejak kapan kamu tidak lagi bekerja?" tanya Nanda sambil memeluk Melinda.

"Siapa bilang aku tidak lagi bekerja? aku tetap bekerja di sini, pak Jun hanya memberiku peringatan kecil agar tidak sering pulang lebih cepat," sahut Melinda berbohong.

"Benarkah? baguslah aku mengira kamu di pecat, Kalau tidak ada kamu berkurang sudah temanku," ucap Nanda tanpa melepaskan pelukannya.

"Sudah sudah, kalau kamu seperti ini terus aku benar-benar akan dipecat karena tidak bekerja," sahut Melinda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!