Di dalam ruangan Melinda yang baru membuka mata menatap langit-langit ruangan tempatnya di rawat saat ini, Melinda merasa sakit kepala saat mengingat ayahnya dan Hero yang bertengkar hebat sebelum tidak sadarkan diri, Melinda juga sedikit mengingat apa yang dibicarakan oleh Ayahnya dan Hero waktu itu.
"Melinda... ."
Nanda yang membuka pintu terkejut Setengah Mati saat melihat temannya itu yang sudah kembali sadar, Nanda sangat senang karena Melinda baik-baik saja saat ini dirinya tidak bisa berhenti menangis dan langsung memeluk sahabatnya itu.
"Ayolah berhenti menangis, aku baik-baik saja saat ini Bukankah kamu bisa melihatnya dengan jelas," ucap Melinda.
"Huhuhu, tapi... ."
"Tapi apa? Oh ya di mana ayah ku? di mana Hero?" tanya Melinda.
"Sudah cukup urusanmu dengan pak Hero, Aku tidak ingin kamu terjadi sesuatu lagi seperti saat ini," ucap Nanda.
"Apa maksud mu?" tanya Melinda.
"Ayah mu saat ini sedang kembali ke rumah, sedangkan pak Hero aku sendiri tidak tahu pergi ke mana," ucap Nanda.
"Tapi aku ingin menunjukkan sesuatu kuharap setelah itu kamu bisa memanggil hubunganmu dengan Pak Hero, aku melakukannya karena kamu adalah sahabatku Aku tidak ingin kamu merasa seperti dibohongi dan aku tidak ingin kamu terus jatuh sakit," sambung Nanda.
"Mau menunjukkan apa? Kenapa kamu terlihat sangat serius seperti itu," sahut Melinda.
Tak menjawab perkataan Melinda Nanda memutar pertengkaran mulut antara ayah Melinda dan juga Hero, Nanda bisa melihat saat ini Melinda mendengarkan semuanya dengan sangat serius sampai selesai.
Tepat setelah rekaman selesai Malinda bisa merasakan sakit yang amat mendalam di kepalanya, Nanda yang merasa sangat khawatir dengan segera pergi memanggil dokter karena takut terjadi sesuatu pada Melinda.
"Tidak aku baik-baik saja, aku hanya perlu mencerna semuanya," ucap Melinda.
"Pak Hero adalah anak wanita itu, tidak heran aku seperti merasa pernah melihatnya tapi tidak bisa mengingat di mana, dan saat aku juga melihat wanita itu aku merasa sangat tidak asing, Permata mereka adalah ibu tiri dan kakak tiriku," sambung Melinda.
"Dan yang lebih parah Pak Hero Mengajak Pacaran bukan karena mencintaiku tapi karena merasa bersalah," ucap Melinda.
"Benar, semua benar seperti itu," sahut ayah Melinda yang berdiri di depan pintu.
Ayah Melinda sebenarnya sudah mendengar semuanya dari awal bahkan sebelum Nanda melihatkan rekaman itu pada Melinda, Ayah melinda sengaja tidak langsung masuk berharap putrinya bisa menginap semuanya dengan sangat jelas kembali.
"Ayah, Jika semua itu benar kenapa ayah menyembunyikan dariku?" tanya Melinda.
"Itu karena setiap kamu mengingat sedikit saja masalalu kamu akan merasa sakit kepala, ayah mu ini adalah orang yang sangat tidak sempurna yang tidak bisa melindungi anaknya," ucap ayah Melinda sambil menangis.
"Ayah, semua bukan salah ayah Maafkan Melinda, seharusnya Melinda tidak berkata seperti itu, maafkan Melinda ayah," sahut Melinda.
"Sudahlah nak, ayah akan panggil dokter dulu, kamu harus banyak beristirahat sekarang," ucap ayah Melinda yang langsung berjalan pergi.
melihat ayahnya menangis Melinda merasa bersalah padanya, saat ini Melinda sudah mengingat semuanya siapa dengan sangat jelas kalau sebelumnya ibu Hero memang memperlakukan kita jauh dan tak berbeda seperti seorang pembantu, saat itu Melinda juga mengingat Hero hanya diam dan tidak melakukan apapun saat ini menyuruh-nyuruh dirinya melakukan pekerjaan rumah.
Pada suatu hari gurunya yang memang masih cukup kecil Tahun Baru beberapa kali menyalakan kompor merasa sangat ketakutan saat api menyala dan dengan cepat membesar, karena tidak ingin dimarahi Melinda mencoba memadamkan api itu sendiri dan pada akhirnya dirinya tidak sanggup karena terlalu banyak menghirup asap, Melinda yang hampir pingsan saat itu malah merasakan sesuatu menimpa kepalanya lalu tidak mengingat apapun lagi setelahnya.
Saat pertama kali terbangun Melinda berada di dalam salah satu ruangan rumah sakit, Melinda tidak bisa mengingat sama sekali termasuk Siapa dirinya di mana tinggalnya dan siapa saja orang-orang terdekatnya.
Tetap beberapa lama setelah sadarkan diri seorang pria paruh baya datang dengan baju yang basah kuyup, karena Melinda tidak mengingat siapapun Melinda bertanya padanya siapa pria paruh baya yang ada di depannya saat ini.
Melinda Hanya Diam melihat pria paruh baya itu yang menangis sesenggukkan, pria paruh baya itu berulang kali kau minta maaf dan menyebut kata ayah.
Saat itu juga melinda menyadari kalau pria paruh baya itu adalah ayahnya dan namanya sendiri adalah Melinda, Sejak saat itu Melinda tidak pernah mau tahu seperti apa kehidupannya sebelumnya tersedia itu juga ibu tirinya dan Heru tidak pernah menampakkan batang hidung mereka lagi.
"Kamu sudah sadar," ucap Hero membuat Melinda kembali tersadar dari ingatan masa lalunya.
Melihat Hero Melinda mengernyitkan dahinya tidak senang, karena dirinya sudah mengetahui semuanya Melinda merasa dirinya tidak menyukai Hero, Hero yang dulu tidak menolongnya maupun hero yang sekarang yang berpura-pura mencintainya dan memintanya menjadi kekasih membuat Melinda benar-benar membenci Hero untuk saat ini.
"Tentu saja, apa Pak Hero yang terhormat tidak menginginkan aku sadar selamanya," ucapan Melinda mengejutkan Hero.
"Kenapa kamu berbicara seperti itu, apa aku memiliki salah pada mu?" tanya Hero.
"Seorang CEO besar seperti Pak Hero tentu saja tidak akan memiliki salah, jangan khawatir," ucap Melinda lagi.
"Sebenarnya ada apa? Kenapa kamu sampai berkata seperti itu?" tanya Hero.
"Ingatan Melinda sudah pulih," ucap Nanda.
"Biarkan aku saja yang menjelaskannya," sahut Melinda.
"Pak Hero yang terhormat, aku berterima kasih atas rasa tanggung jawabmu walau padahal itu tidak perlu kamu lakukan," sambung Melinda.
"Aku baik-baik saja," ucap Melinda.
"Jadi aku juga sudah memutuskan untuk mengakhiri hubungan tidak jelas di antara kita, mulai sekarang anda adalah atasanku dan tidak lebih dari itu mohon jangan menyebutkan aku Temanku dan juga orang-orang kantor lainnya," sambung Melinda.
"Anda juga tidak perlu khawatir aku akan menyebarkan berita tentang ibu anda, mulai sekarang Aku mohon jangan menggangguku lagi," ucap Melinda tidak membiarkan Hero berbicara satu kata pun.
"Tunggu, tidak Bisakah kamu mendengarkan lebih dulu penjelasanku," sahut Hero.
"Penjelasan apa lagi, Aku juga merasa yang dikatakan Putri ku semua sudah benar dan jelas, memang seperti itu kenyataannya dan hubungan yang tidak didasari oleh cinta lebih baik berakhir dengan cepat sebelum mengecewakan satu sama lain," ucap ayah Melinda dari belakang Hero.
"Kenapa anda mengatakan semua padanya?" tanya Hero.
"Jangan menyalahkan ayahku, aku yang mengingatnya sendiri, jika aku tidak mengIngat kembali sampai sekarang aku pasti akan mengira kalau Pak Hero yang terhormat mencintai ku," ucap Melinda membuat Hero terdiam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments