Suasana Hati Yang Buruk

Suasana kantor yang biasa sangat ceria dan penuh semangat berubah menjadi sangat sunyi dan sepi, ditambah hujan deras serta gemuruh gluduk semakin menambah mencekam suasana kantor.

"Apa yang kalian berikan padaku ini? tidak Bisakah kalian melakukan sesuatu yang benar?"

Belum ada 3 jam Setelah semua masuk kerja hampir semua karyawan mendapatkan amarah dari Hero, mereka yang hanya berpapasan atau yang hanya didatanginya tanpa sengaja dimarahi habis-habisan tanpa tahu apa sebenarnya kesalahan mereka.

Di jam istirahat semua karyawan yang ingin makan siang terlihat sangat murung, hampir semua karyawan bertanya-tanya Siapa yang sudah membuat suasana hati pak Hero menjadi buruk seperti saat ini.

"Beruntungnya Melinda tidak masuk hari ini," ucap Lara teman kantor Melinda.

Melinda yang supel memiliki cukup banyak teman di kantornya, mereka semua merasa Melinda sangat beruntung karena tidak masuk di saat yang sangat tepat.

"Nan apa kamu tahu kenapa Melinda tidak masuk?" tanya Lara lagi.

"Melinda masuk rumah sakit, aku tadi malam baru menjenguknya," ucap Nanda.

" Jadi bagaimana keadaannya saat ini?" tanya Lara lagi.

"Sudah cukup membaik tapi mungkin masih membutuhkan satu atau dua hari untuknya masuk kerja lagi," ucap Nanda.

"Haruskah kami menjenguknya juga?" tanya Lara lagi.

"Benar, kita izin saja sekarang bilang kalau mau menjenguk Melinda," sahut Rani.

"Heeeh, Bilang saja kalau kalian sebenarnya ingin melarikan diri dari amarah Pak Hero," ucap Nanda disambut wajah sedih para karyawan lainnya.

"Kamu ini, tapi hari ini sepertinya hanya beberapa karyawan yang tidak terkenal amarahnya Bukankah kamu salah satunya," ucap Lara.

"Karena kamu mengatakan itu Aku juga berpikiran hal yang sama, beritahu kami apa rahasia mu," sahut Rani.

"Hahahaha, Aku sama sekali tidak memiliki rahasia apapun," ucap Nanda.

Deg.

ketiganya yang masih sibuk berbicara beberapa saat lalu seketika terdiam, mereka yang baru saja selesai makan merasa sangat apes karena Hero sudah menunggu mereka di depan pintu.

"Aku sangat yakin dia makan siang belum berakhir," ucap Lara.

"Aku juga sama," sahut Rani.

"Kamu Nanda, ikut aku ke ruangan ku," ucap Hero membuat Rani dan Lara yang mendengarnya langsung menutup mulut

Padahal baru saja mereka mengira anda tidak mendapatkan kesialan Siapa yang mengira Nanda malah dipanggil ke dalam ruangannya, yang berarti nanda akan lebih parah lagi terkena amarah seorang Hero.

"Baik," ucap Nanda.

"Semangat," sahut Rani dan Lara mengangkat tangannya memberi semangat nanda.

Nanda yang tadinya tersenyum mulai memasang wajah serius, Nanda setelah mengetahui semuanya tidak berbeda jauh dengan Melinda dia juga membenci Hero, jika Hero akan memecatnya hari ini dengan senang hati dirinya juga akan pergi.

"Permisi Pak," ucap nanda.

"Masuklah," sahut Hero.

"Duduk," sambung Hero.

"Aku sudah melihat rekaman CCTV kalau kamu yang memberitahu Melinda tentang semuanya," ucap Hero.

"Benar, aku yang sudah melakukannya," sahut Nanda.

"Sebagai seorang teman aku tidak bisa membiarkan temanku di bohongi dan sebagai seorang teman aku juga tidak bisa melihat temanku terus sakit-sakitan," sambung Nanda.

"Aku tidak mau mendengar apapun perkataan Anda, aku juga tidak akan meminta maaf jika anda memintaku untuk keluar aku akan mengundurkan diri dari perusahaan ini," ucap Nanda lagi.

" Sepertinya kamu terlalu berlebihan, aku memang kesal karena dia mengatakan banyak hal padaku tapi Sesungguhnya aku senang karena dia sudah kembali mendapatkan ingatannya, Aku memanggilmu kemarin hanya untuk bertanya Bagaimana keadaannya setelah aku pergi," sahut Hero.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Hero Nanda mengernyitkan dahinya, Nanda masih tidak habis pikir setelah membohongi melinda orang sepertinya berani ngomong aja katanya Bagaimana keadaan sahabatnya itu.

"Pak Hero tenang saja, Melinda sudah sembuh hanya perlu memulihkan diri saja," ucap Nanda.

"Baguslah, sudah sembuh," sahut Hero.

" Apa aku boleh mengatakan satu hal," ucap Nanda.

"Katakan saja," sahut Hero.

"Yang anda lakukan itu sangat tidak benar, pak Hero jangan lagi mengganggunya," ucap Nanda.

"Hanya itu yang ingin aku katakan kalau begitu aku pergi dulu," sambung Nanda yang langsung berjalan pergi tanpa menunggu jawaban dari Hero.

Nanda merasa sangat lega karena sudah mengutarakan apa yang ada di pikirannya, Pak Hero memang tampan tapi ketampanannya saja tidak cukup untuk membuat Melinda bahagia dan lebih baik orang seperti itu tidak mendekati sahabatnya lagi selamanya.

Rani dan Lara yang melihat Nanda sudah keluar dari ruangan Hero langsung Mengayunkan tangan memanggilnya, keduanya ingin bertanya Seberapa jauh Nanda kena marah.

"Kalian berpikir berlebihan Emangnya siapa yang berani memarahi ku," ucap Nanda.

"Mantab memang teman kita yang satu ini, kalau begitu mulai sekarang kami harus berada di sekitar agar tidak terkena marah," sahut Rani.

"Sudahlah keberuntunganku hanya milikku dan tidak akan berguna untuk kalian, aku masih harus menyelesaikan pekerjaanku juga," ucap Nanda yang langsung berjalan pergi ke mejanya.

Selesai pulang kerja Nanda langsung berjalan pergi ke rumah sakit, Nanda tidak sabar ingin menceritakan pada Melinda apa yang terjadi di kantor hari ini.

"Sayang ku, mama mu ini datang!" ucap Nanda yang masuk ke dalam ruangan Melinda.

Tepat setelah membuka pintu Nanda menutup mulutnya, Nanda tidak menyangka di dalam ruangan ada ayah Melinda yang juga mendengar ucapannya.

"Om tidak tahu kalau punya istri masih muda," ucap ayah Melinda.

"Maafkan aku Om, aku tidak bermaksud," sahut Nanda.

"Hahahaha, Om hanya menggoda mu saja, ya sudah kamu bantu Om menggantikan menjaga Melinda, Om mau pulang dulu," ucap ayah Melinda.

"Baik Om," sahut Nanda sambil menundukkan kepalanya melihat ayaj Melinda berjalan melewatinya.

"Ehem, aku tidak keberatan kalau kamu mau menjadi ibu tiri ku," ucap Melinda.

"Yang benar Mel," sahut Nanda.

"Kalau begitu restui aku ya," sambung Nanda.

"Tunggu, kamu tidak mungkin benar-benar menyukai ayah ku kan?" tanya Melinda.

"Lagi pula kamu memiliki pacar," sambung Melinda.

"Aku bisa memutuskannya," ucap Melinda.

"Aku pikir ayah mu lebih gagah, dan mapan pula, nanti kita sama sama keluar dari perusahaan itu dan bekerja di perusahaan ayah mu saja," sahut Nanda.

"Hais kamu ini," ucap Melinda menggelengkan kepalanya.

"Ahhhhh, aku hampir lupa, aku mau memberitahu kalau di kantor hari ini terdapat banyak masalah, hampir semua karyawan habis-habisan dimarahi oleh Hero," sahut Nanda.

"Biarkan saja, apa kamu juga menjadi salah satunya?" tanya Melinda.

"Tidak, tapi sebenarnya dia mengetahui kalau aku yang memberitahumu dan membuat ingatanmu pulih," ucap Nanda membuat Melinda bergegas duduk.

"Lalu apa dia memecat mu?" tanya Melinda.

"Tidak, dia tidak memecahku dia malah merasa senang karena ingatanmu pulih, bukankah itu aneh," ucap Nanda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!