Setelah semuanya pulang hanya ada Cia dan Zayyan di rumah itu. Sepi sunyi. Mereka tidak saling bicara. Cia dan Zayyan asik dengan handphonenya masing-masing. Tapi tiba-tiba Zayyan teringat sesuatu.
"Ci.." panggil Zayyan.
"Apaan?" Cia menjawab panggilan Zayyan, tetapi mata cewek itu tetap fokus pada handphonenya.
"Ciaaa..." panggil Zayyan lagi sambil menggoyang-goyangkan lengan Cia.
"Apa sih?" tanya Cia sambil menoleh ke arah Zayyan. Cewek itu terkejut bukan main melihat ekspresi wajah Zayyan yang menggemaskan. Ini adalah ekspresi wajah Zayyan ketika pertama kali minta di buatkan susu.
"Buatin susu.." pinta Zayyan.
"A.. itu..." Cia cengo sebentar melihat Zayyan. "Ini cowok yang tadi balapan bukan sih? Kok kayak beda orang?" batin Cia.
"Ciaaaa..." Zayyan merengek lagi.
"Iya iya. Disini? Atau di kamar?" tanya Cia.
"Di kamar. Bantuin naik.. Kaki gue sakit.." ucap Zayyan dengan ekspresi wajah yang sangat menggemaskan.
"Oh, iya ayo!"
Cia memapah Zayyan naik tangga menuju kamar mereka. Serius deh, saat ini jantung Cia sedang tidak baik-baik saja. Setiap Zayyan bertingkah imut, rasanya jantung Cia seperti mau lompat dari tempatnya.
"Kalau gini terus, bisa beneran suka gue sama nih orang." batin Cia.
Setelah Cia mengantarkan Zayyan ke kamar, Cewek itu turun lagi untuk membuatkan Zayyan susu. Ketika membuatkan susu untuk Zayyan tiba-tiba terlintas sesuatu di pikirannya.
"Zayyan tuh emang manja atau punya dua kepribadian?" gumam Cia sambil melihat botol susu bayi yang ada di tangannya.
"Semanja-manjanya cowok, kayaknya aneh deh kalau sampai minum susu pakai botol bayi." sambung Cia di dalam hatinya.
Cia menggelengkan kepalanya sendiri karena bingung dengan pikirannya. Cewek itu segera kembali ke kamar.
"Nih susu Lo." ucap Cia sambil memberikan susu Zayyan.
Cia duduk di kursi belajarnya menghadap Zayyan. Cewek itu melihat suaminya yang minum susu persis seperti bayi. Rasa gemas? Sudah tentu ada. Tapi Cia lebih penasaran dengan sikap Zayyan yang berbanding terbalik saat di dalam rumah dan di luar rumah. Dari awal Zayyan meminum susunya sampai habis, Cia tidak memalingkan pandangannya dari Zayyan.
"Baby Zaa." panggil Cia.
"Hah? Apa Lo bilang?" Zayyan langsung menoleh ke arah Cia.
"Baby Zaa. " jawab Cia mengulangi kalimat yang dia ucapkan tadi.
Zayyan meletakkan botol susu yang sudah kosong ke meja kemudian menatap kesal Cia. "Jangan panggil baby!" cetus Zayyan.
Cia tertawa kecil. "Dih, kenapa? Sikap Lo kayak bayi. Masa ketua geng motor minum susu. Mana pakai botol bayi lagi." ucap Cia meledek Zayyan.
"Cia!"
"Apa baby Zaa?" tanya Cia sambil tertawa.
Zayyan mendengus kesal.
Cia suka sekali meledek Zayyan seperti ini. Kalau cewek-cewek kan kebanyakan suka cowok yang dingin dan misterius gitu. Beda nih sama Cia, Cia lebih suka Zayyan yang bertingkah seperti bayi daripada Zayyan si kanebo kering.
"Ehh, nggak deh! Baby Ayy aja." ucap Cia sambil tertawa.
"Serah Lo anjr!"
"Duh, baby gue ngambek. Baby Ayy jangan ngambek dong." Cia masih saja meledek Zayyan.
"Cia!!!"
"Hahaha!" Cia tertawa puas melihat wajah Zayyan yang merah padam akibat ulahnya. "Haha, iya deh gue berhenti. Tapi gue bakal tetap panggil Lo Baby Ay!" ujar Cia.
Zayyan menghela napasnya, cowok itu hanya bisa pasrah.
"Kalau di rumah aja. Di sekolah jangan panggil gue baby!" ucap Zayyan.
"Siap komandan!"
Di tengah-tengah candaan mereka tiba-tiba ada sebuah notifikasi masuk di handphone Zayyan. Cowok itu langsung mengerutkan keningnya ketika membaca pesan singkat tersebut.
"Kenapa?" tanya Cia penasaran. Cia berjalan mendekati Zayyan dan duduk di samping Zayyan. Dia ikut melihat pesan yang baru saja masuk di handphone Zayyan.
Pesan itu adalah pesan yang dikirim oleh Arion. Di dalam pesan itu aa fotonya yang mengenakan seragam sekolah. Dan isi pesannya adalah. 'Ini cewek Lo kan? Sekaligus adiknya Digeo. Lihat aja dia bakal jadi sasaran gue sekarang.'
"Fuckk..." umpat Zayyan lirih. Tangan cowok itu mengepal erat.
"Tenang aja, gue bisa beladiri kok." ucap Cia sambil menepuk pundak Zayyan.
Zayyan langsung menatap Cia. "Tapi Lo cewek. Tenaga Lo kalah jauh dibanding Arion."
"Ngeremehin gue Lo?" Cia bangkit dari duduknya dan mencari sesuatu di lemari pakaian. Setelah apa yang di carinya ketemu Dia menunjukkannya kepada Zayyan.
"Masih ngeremehin gue Lo?" tanya Cia dengan percaya diri.
Melihat benda yang ditunjukkan Zayyan tersenyum tipis. Benda itu adalah sabuk taekwondo berwarna merah. Hampir saja cowok itu tertawa. Zayyan menggelengkan kepalanya pelan sambil terkekeh. Cowok itu mengambil sesuatu dari laci dan meletakkannya ke telapak tangan Cia.
"Belajar lagi." ucap Zayyan.
Cia langsung melongo melihat sabuk hitam Zayyan. "Lo.. Lo udah sabuk hitam?! Njir diam-diam meresahkan juga Lo." cetus Cia sambil mengamati sabuk hitam kepunyaan Zayyan. Cia masih tidak bisa berkata-kata.
"Serius, muka dan kebiasaan Lo sama sekali gak sinkron dengan semua ini." ucap Cia sambil mengembalikan sabuk kepunyaan Zayyan tersebut.
Zayyan menyimpan lagi sabuk miliknya kemudian menyuruh Cia agar duduk di sampingnya.
"Kenapa Lo belajar beladiri?" tanya Zayyan.
"Nggak ada alasan sih, cuma dulu iseng aja ikut-ikutan tetangga. Lama-lama jadi suka." jawab Cia.
Zayyan mengambil sabuk yang di pegang Cia. Di amatinya sabuk tersebut. Sebenarnya jika di banding Cia, Zayyan lebih terkejut ternyata Cia punya sabuk taekwondo. Padahal di sekolah Cia itu cewek barbar yang terkenal galak.
"Lo sendiri? Kenapa belajar beladiri? Sejak kapan juga? Kok bisa dapat sabuk hitam?" Cia langsung melemparkan banyak pertanyaan kepada Zayyan.
"Gak ada jawaban." Setelah mengatakan itu Zayyan berjalan keluar kamar.
Cia langsung melotot melihat Zayyan yang berjalan tanpa kesakitan, bahkan cowok itu sama sekali tidak terlihat pincang saat berjalan. Padahal tadi cowok itu begitu manja dan bilang kalau lututnya sakit untuk berjalan, sampai minta dibantu.
"Dia tadi pura-pura sakit, atau sekarang pura-pura gak sakit sih?" gumam Cia.
Drrttt... drrttt...
Cia melihat handphonenya. Terlihat nama Duit di layar handphonenya. Sudah pasti itu Diego.
"Apaan?" tanya Cia setelah mengangkat teleponnya.
"Benar identitas Lo ketahuan?" tanya Diego dibalik telepon.
"Kok Lo tahu?" tanya Cia sambil mengerutkan keningnya.
"Suami Lo kirim screenshot-an chat dari Arion ke Grup. Dan Arion juga Chat gue." jawab Diego. "Mereka gak main-main kak, gue cuma bilang hati-hati. Kalau keluar rumah suruh aja Zayyan nemanin. Gue takut Lo kenapa-kenapa." ujar Diego.
Cia tersenyum tipis. Terlepas dari sikap Diego yang menjengkelkan ataupun mereka yang sering bertengkar mereka saling menyayangi.
...***...
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
miyura
lanjut othor ..tetap semangat...figthing..
2023-01-31
1
Rika Khoiriyah
makasih akak othor udah ngabubulin permintaanku, bikin Cia jago beladiri 😁😁😁👍👍👍👍
2023-01-30
1
Fadiylah19
kok brsa dikit sih,,apa gegara terlalu asyik baca ampe g nyadar 🙄🙄🙄ga mau doble up kah ☹️☹️☹️✌️✌️✌️
2023-01-30
4