Camping - Satu Kelompok

Setelah sesi absensi. Semua murid kelas 3-2 dan 3-4 dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Satu kelompok membangun tenda. Dan satu kelompok bertugas mencari kayu bakar dan buah-buahan di hutan yang ada didekat lokasinya.

Cia mendapatkan kelompok yang mencari kayu bakar dan buah-buahan. Sayangnya dia berbeda kelompok dengan Vinna dan Vanno. Mereka mendapatkan kelompok yang membangun tenda.

"Bu! Saya pindah kelompok aja ya Bu?" pinta Cia kepada Bu Sari yang merupakan wali kelasnya.

"Ya, nggak bisa dong."

"Ih di bisain dong Bu! Ibu kan tahu saya pertama kalinya ikut kemah. Saya itu gak pernah masuk hutan loh Bu. Gimana kalau saya tersesat? Gimana kalau ada hewan buas? Gimana kalau saya jatuh? Patah tulang? Amnesia? Ibu mau tanggung jawab?" tanya Cia nyerocos. Cewek itu benar-benar malas jika harus masuk hutan mencari kayu bakar. Sedangkan sahabatnya tinggal dan membuat tenda.

"Nggak-nggak. Sana gabung ke kelompok kamu!" perintah Bu Sari.

"Tapi bu--" sebelum Cia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba seorang cewek yang penampilannya kayak cabe-cabean menyela.

"Halah Bu, dia kan emang gitu manja." ucap cewek itu.

"Paling Lo sendiri juga kalau udah di hutan cuma ngeluh!" timpal Cia.

Terjadi perdebatan kecil di antara mereka. Tiga lawan satu. Vannesa bersama sahabatnya Raya dan Bunga. Sedangkan Cia tidak bersama Vinna dan Vanno karena si kembar itu sudah berbaris bersama kelompoknya. Mereka bertiga adalah musuh Cia sejak kelas 10. Mereka iri dengan Cia yang selalu masuk 3 besar. Selalu mendapatkan perhatian lebih dari guru. Dan disukai banyak orang. Karena itu mereka bertiga selalu mengganggu Cia jika ada kesempatan.

"Sudah-sudah! Cepat ke kelompok kalian!" perintah Bu Sari.

"Bu! Saya nggak--" dan lagi-lagi seseorang menggagalkan Cia mengucapkan kalimatnya. Tiba-tiba seorang cowok menarik Cia menuju kelompok masyarakat yang sudah berbaris.

"Anj! Lepasin gue!" ucap Cia.

Tapi cowok itu tidak bergeming, dia terus menarik Cia. Dan baru melepaskan gadis itu ketika sudah sampai dibarisan kelompok yang akan pergi ke hutan.

"Apaan sih Lo?! Main tarik-tarik aja!"

"Kelamaan." ucap cowok dengan tatapan datar dan dingin.

"Tapi kan nggak usah main tarik! Mana kasar banget lagi!" semprot Cia. Cewek itu sudah kesal dengan dirinya masuk kelompok ke hutan. Ditambah di ganggu cowok yang menjengkelkan. Yap, itu adalah Zayyan.

"Lebay." sahut Zayyan dengan cuek.

"Gue timpuk juga Lo anjg!" ancam Cia.

"Gak takut."

Plak!

"Akh! Gila Lo?!" Zayyan memelototi Cia, setelah keningnya di geplak oleh cewek di depannya itu.

"Kata Lo nggak takut?!"

Zayyan langsung membuang muka. Cowok itu malas meladeni Cia yang emosian. Tadi sebenarnya dia tidak ingin menarik Cia dari sana. Tetapi guru olahraga yang mendampingi kelompoknya menyuruhnya menghampiri Cia dan mengajaknya kemari.

"Emang benar, nyusahin." batin Zayyan.

"Baik anak-anak. Agar lebih seru kelompok ini kita bagi lagi menjadi berpasangan. Agar kelas kita lebih akrab lagi." ujar guru PJOK yang diketahui bernama Arif.

Jadi kelas 3-4 akan berpasangan dengan kelas 3-2 dengan mencari pasangannya masing-masing. Terserah mau berpasangan cewek-cewek cowok-cowok atau cewek-cowok.

Semua sudah mendapatkan pasangannya masing-masing. Andra berpasangan dengan pacarnya. Sedangkan Gebi dengan ketua kelas kelas 3-4. Diantara semua siswa tersisa Zayyan dan Cia yang tidak memiliki pasangan. Zayyan yang malas mencari pasangan untuk pergi. Sedangkan Cia menolak yang ingin menjadi pasangan kelompoknya.

"Sudah dapat kelompok semua?" tanya Pak Arif.

"Sudah pak!" jawab seluruh murid.

Tapi di sela-sela jawaban itu. Cia berteriak dengan lantang. "Saya belum dapat kelompok pak!" ucap Cia.

"Cia? Ada lagi yang belum dapat kelompok?" tanya Pak Arif.

Zayyan tidak mengangkat tangannya. Cowok itu bersandar di pohon dan asik dengan handphonenya. Masa bodoh dengan pembagian kelompok. Dapat kelompok ya mau. Gak dapat yaudah I don't care.

"Zayyan pak!" ucap Gebi sambil menunjuk Zayyan yang bersandar di pohon sendirian.

Cia langsung mengerutkan keningnya melihat Zayyan. "Hah? Gue satu kelompok sama dia pak? Nggak pak! Saya Gak mau!" tolak Cia.

"Gak peduli." jawab Zayyan acuh tak acuh.

"Dih! Siapa juga yang nyuruh Lo peduli?!" semprot Cia.

Semua siswa dan siswi disana diam menyaksikan perdebatan kedua orang itu. Sampai Vannesa mengucapkan kalimat yang tidak enak di dengar.

"Bilang aja Lo malas ikut kan?" tanya Vannesa.

"Mulut Lo perlu di lem G." sahut Cia dengan wajah judesnya.

"Sudah-sudah. Jangan bertengkar. Cia kamu satu kelompok dengan Zayyan." ucap pak Arif.

Akhirnya dengan terpaksa Cia harus satu kelompok dengan Zayyan pergi mencari buah dan kayu bakar di hutan yang sangat luas tersebut.

Sepanjang jalan Cia terus mengomel. Hal itu membuat Zayyan kesal.

"Lo kalau mau ngoceh mending balik ke tenda." ucap Zayyan.

"Lo kenapa sih mau sekelompok?! Naksir Lo sama gue?" tanya Cia dengan percaya dirinya.

Zayyan seketika menghentikan langkahnya. Kemudian berbalik menatap Cia yang ada di belakangnya dari atas sampai bawah. Cowok itu kemudian memutar bola matanya malas.

"Gak tertarik gue sama cewek tepos." ucap Zayyan tanpa ragu.

"Asu! Mulut Lo saring dikit anj!" sahut Cia dengan emosi.

"Diam Lo! Tuh pungut ranting disana!" perintah Zayyan.

"Ogah!"

Zayyan menghela napas panjang. Cowok itu terlihat sangat lelah dengan sikap Cia. Dulu mereka sudah pernah terlihat perdebatan seperti ini. Penyebabnya Zayyan tidak sengaja merusakkan tugas Kesenian saat kelas 11. Hari itu Cia mengomeli Zayyan habis-habisan hingga telinga cowok itu terasa berdengung.

"Terserah." ucap Zayyan memilih mengalah. Cowok itu mendongak melihat pohon-pohon yang ada disekitarnya. Terdapat buah-buahan yang memang sudah di tanam oleh pemilik tempat perkemahan di hutan tersebut. Tapi walaupun sudah disediakan buah mereka harus mencari karena hanya ada 15 pohon buah-buahan yang ada disana.

"Pegang!" perintah Zayyan sambil memberikan handphone dan headset-nya kepada Cia.

"Apaan--" Cia tidak melanjutkan kalimatnya ketika melihat apa yang dilakukan Zayyan.

Cowok itu menggulung lengan baju seragamnya dan memanjat pohon jambu yang ada disana. Pohonnya cukup tinggi karena tumbuh subur di hutan tersebut.

"Tangkap!" ucap Zayyan sambil melemparkan buah jambu dari atas pohon.

Tak.

"Si anjr!" Cia mengumpat ketika buah jambu yang dilempar Zayyan jatuh tepat mengenai keningnya.

"Sukurin!"

"Gue balas juga Lo!"

Cia mengambil buah jambu yang jatuh tadi dan melemparkannya mengenai punggung Zayyan.

"Hahh... gue suruh Lo pungut! Bukan lempar."

Cia mendengus kesal akhirnya mau tidak mau cewek itu memungut jambu yang berserakan setelah di petik Zayyan. Sesekali cewek itu melihat Zayyan yang ada di atas sambil ngedumel.

"Ganteng sih, tapi nyebelin." gumamnya lalu lanjut memungut jambu lagi.

Disisi lain ada dua orang cewek yang menatap mereka dengan tatapan benci. Mereka adalah Vannesa dan Raya. Mereka begitu membenci Cia dan Zayyan. Alasannya juga hampir mirip. Mereka membenci Zayyan karena guru selalu memaafkan ulahnya hanya karena dia anak pemilik sekolah.

"Lihat aja, malam ini kita beri pelajaran mereka berdua." ucap Vannesa.

"Bunga di ajak juga?" tanya Raya.

"Tentu saja, bukannya dia juga benci Cia?"

Raya hanya mengangguk mengerti. Tetapi ada sesuatu yang sedikit mengganjal di hatinya.

...***...

...Bersambung......

...Diego Cassien Cakrawala...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!